Celine ....Kenapa dia keluar?Celine sedang melihat ke arahnya saat ini, tatapan matanya seolah-olah bisa melihat semuanya.Lily tiba-tiba merasa malu saat teringat bahwa dia baru saja keluar dari kamar Jeremy, tapi dia dengan cepat menyembunyikan rasa malunya."Aku hanya mengatur kamar untuk Kakak sepupu."Lily berusaha menjelaskan dengan seyakin mungkin.Terdapat tatapan jijik di mata Celine.Celine menarik kembali pandangannya dan berbalik untuk kembali ke kamar, bahkan sama sekali tidak melirik Lily.Lily tiba-tiba merasa dirinya seperti baru saja ditampar dengan keras.Apa maksudnya?Terdapat amarah di dalam hati Lily, Lily ingin mendatangi Celine dan berdebat dengannya, atas dasar apa menatapnya dengan tatapan seperti itu dan atas dasar apa Celine meremehkan Lily.Hanya saja, Lily tetap menahan dirinya setelah melangkah maju beberapa langkah.Jeremy berada di ruang tamu, sedangkan Hansen, Carla, bahkan Tuan Richard berada di dalam kamarnya.Keributan sekecil apa pun akan mengeju
Celine menghentikan langkahnya, "..."Siapa yang mengatakannya?Celine melirik Lily dan melihat tatapannya yang menegang, jelas dia tidak menyangka bahwa Jeremy akan langsung bertanya pada Celine."Benar, aku memang sudah menikah, nasihat apa yang ingin dikatakan Tuan Muda Jeremy padaku?" Celine sama sekali tidak menghindar."Kudengar, kamu juga memiliki seorang tunangan?"Tunangan?"Benar, aku memang memiliki tunangan, hanya saja, kebetulan sekali tunanganku memiliki hubungan dengan ...."Celine menyesap kopinya dengan perlahan.Lily tampak sangat panik, dia dengan cemas menarik lengan Jeremy sebelum Celine selesai bicara. "Kakak sepupu, aku lapar, kita pergi sarapan dulu, ya?"Jeremy merasa tertarik dengan ucapan Celine.Dia menatap Celine dan ingin dia terus mengatakannya.Sedangkan Celine menatap Lily sambil setengah tersenyum, Celine ingin menunjukkan topeng munafik Lily, hanya saja ponsel Celine berdering pada saat ini.Alis Celine berkerut saat melihat orang yang meneleponnya.P
Celine datang karena masalah penting yang dia ucapkan sebelumnya!Andreas seperti terluka, dia mengingat rasa benci Celine pada 'Tuan Andreas' dan rasa sakit muncul di dalam hatinya.Andreas tidak bisa menahan kerinduannya saat melihat Celine, tapi Andreas lupa bahwa Celine tidak menyukai Tuan Andreas, Celine bahkan pernah bersembunyi saat bertemu dengannya.Celine bisa datang untuk menemuinya karena kecelakaan Aurora!"Maaf."Andreas menahan rasa sakit di dalam hatinya dan melepaskan tangannya,Telapak tangannya kehilangan suhu hangat tubuh Celine dan hati Andreas seolah-olah terasa kosong.Sebaliknya Celine malah menghela napas lega, hanya saja, dia terkejut saat tidak sengaja bertemu dengan tatapan rumit Andreas dan detak jantungnya melambat.Celine mengalihkan pandangannya dengan rasa bersalah saat menyadari keanehan pada dirinya, Celine melangkah mundur dan dengan cepat berjalan ke ruang tamu.Ruang tamunya sangat bersih sampai tidak ada debu.Dia ... selalu tinggal di sini?Celin
"Terima kasih," kata Celine.Nada bicaranya menjadi lebih lembut.Andreas merasa sangat senang seperti anak kecil yang akan mendapatkan permen setelah mendengar ucapan terima kasih, wajah tampannya penuh dengan senyuman, Andreas tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya dan mendekati Celine.Mengangkat tangan untuk menggenggam tangan Celine, tapi Andreas menghilangkan niat ini saat melihat tatapan asing di mata Celine, dia bertindak dengan hati-hati. "Nggak perlu mengucapkan terima kasih, kamu sama sekali nggak perlu mengucapkan terima kasih padaku."Dia bersedia melakukan apa saja untuknya.Hati Celine bergetar.Tatapan membara Andreas sama sekali tidak disembunyikan, Celine seolah-olah akan tenggelam ke dalamnya jika melihat lebih lama.Celine mengalihkan pandangannya dan kembali ke kamar seperti sedang melarikan diri.Celine dengan terkejut menyadari bahwa kamar ini dipenuhi dengan aroma Andreas.Meski tempat tidurnya bersih dan rapi, tapi tidak terlihat seperti tidak pernah ditiduri
Terdengar suara dari ujung lain panggilan terdengar suram dan tidak sabar sebelum Owen menyelesaikan ucapannya. "Nggak usah bicara omong kosong, keluarga mana yang mengadakan perjamuan?"Terlihat sangat jelas bahwa tebakan Owen benar.Tuan Andreas dengan buru-buru mencari perjamuan sosial pasti ada hubungannya dengan Nyonya!Sepertinya mereka akan berkencan di perjamuan itu.Owen sama sekali tidak ingin menunda waktu setelah mengetahui betapa pentingnya masalah ini. "Tuan, tolong beri aku waktu satu menit."Setelah itu panggilan langsung terputus.Satu menit kemudian, Owen kembali menelepon Andreas setelah mendapatkan kabar.Owen langsung melapor sebelum Andreas sempat berbicara, "Tuan, tidak ada perjamuan sosial malam ini, tapi ada perjamuan 100 hari untuk bayi yang baru lahir ....""Alamat."Andreas dengan tidak sabar bertanya tanpa menunggu Owen selesai bicara.Seolah-olah apa yang Andreas inginkan hanyalah alasan untuk bertemu dengan Celine, sama sekali tidak memedulikan keluarga m
Celine hanya menatap Lily lekat-lekat, seolah ingin melihat ke dalam dirinya.Celine baru menanyakan pertanyaan di dalam hatinya setelah beberapa saat, "Kenapa?"Kenapa Sarah ingin Bastian meninggal?Celine memiliki firasat bahwa Lily pasti mengetahui alasannya.Lily kebingungan karena pertanyaan Celine, "Kak ... Kak Celyn, apa maksud dari kenapa?"Celine tidak menjawab pertanyaannya.Tidak menjawab karena khawatir akan mengejutkannya.Meski Celine memiliki firasat bahwa Lily mengetahui alasannya, Lily tidak akan memberi tahu Celine meski dia bertanya secara langsung seperti ini.Jadi, Celine hanya bisa diam-diam memeriksanya jika ingin mengetahui alasannya.Hanya dalam sekejap, Celine langsung mengganti ekspresi seriusnya dengan senyum lebar sambil menilai kedua orang di depannya."Hubungan kalian ... sangat baik."Celine seperti memiliki maksud lain, tapi terdengar seperti tidak sengaja diucapkan, tatapannya tertuju pada mereka berdua. Terdengar suara Richard dari lantai atas pada sa
Lily segera menyadari bahwa dia sudah kehilangan kendali saat melihat Jeremy sedikit mengerutkan keningnya.Lily dengan cepat menekan rasa bersalah di dalam hatinya dan pura-pura berkata dengan tenang, "Kakek hanya lupa ingatan, aku nggak menyalahkan Kakek karena nggak mengenalku, aku yakin Kakek pasti akan membaik dan bisa mengenaliku, serta mengingat putri kandungnya."Bukannya salah menganggap Celine sebagai Linda.Rasa bersalah Lily tidak lepas dari mata Jeremy.Jeremy semakin merasa aneh di dalam hatinya.Terutama Lily.Hanya saja, Jeremy tidak mengatakan apa-apa, dia dengan cepat menyingkirkan rasa bingung di dalam hatinya dan tersenyum menghibur pada Lily, "Ingatan Kakek pasti akan kembali."Apakah ingatannya benar-benar bisa kembali?Bulu mata Lily bergetar, rasa bersalah yang tersembunyi di dalam hatinya masih belum menghilang.Bagi Lily, kembalinya ingatan Richard bukanlah sebuah akhir yang baik, akhir yang terbaik adalah ....Sebuah pikiran terlintas di dalam benak Lily, dia
"Siapa itu?"Punggungnya terlihat berenergi dan temperamennya terlihat sangat luar biasa, Jeremy merasa seperti pernah melihat orang itu di suatu tempat.Lily bisa langsung mengenal orang itu meski hanya melihat punggungnya.Tuan Andreas ....Apakah dia datang ke sini untuk mencari Celine?Lily mengira Tuan Andreas sudah mencampakkan Celine karena Celine tinggal di vila selama beberapa hari ini.Kecemburuan muncul di dalam hati Lily, Lily takut Jeremy akan mengetahui hubungan antara Tuan Andreas dengan Celine saat mendengar Jeremy bertanya seperti ini dan akan mempengaruhi rencananya.Lily buru-buru berkata, "Hanya pejalan kaki."Benarkah hanya pejalan kaki?Jeremy malah merasa orang ini sangat mirip dengan orang dari Keluarga Jayadi, dia mendengar kabar bahwa orang itu juga datang ke Kota Binara.Tatapan Jeremy terjatuh ke mobil di samping pria itu saat baru saja memikirkan hal ini dan tiba-tiba mengerutkan keningnya sambil melihat lagi ke arah pria itu, lalu menarik kembali pandangan
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s