"Celine!"Begitu Hansen menyebut nama Celine, pria itu langsung melihat Tuan Richard untuk sekilas.Tatapan mata pria tua itu terlihat sedikit tertegun.Hansen kembali melanjutkan, "Demi merancang baju ini, Celine sudah berusaha sangat keras. Celine mengambil ukuran tubuhmu sendiri agar dia bisa membuatkan ukuran yang sesuai untukmu. Sebenarnya, baju pesta ini adalah hadiah ulang tahunku untuk Kakek. Tapi kalau ditilik kembali, baju ini sebenarnya dibuat Celine untuk Kakek."Ketika Hansen mengungkit Celine, sorot mata pria itu menunjukkan kasih sayang yang tak terbendung.Pria itu mengira bahwa Tuan Richard bisa merasakan ketulusan hati Celine.Dia sama sekali tidak menyangka bahwa tatapan Tuan Richard berubah gelap dan berkata, "Aku sudah lelah. Bantu aku untuk melepaskannya!"Hansen juga merasa sangat kaget. Akan tetapi, dia tetap membantu sang kakek untuk melepaskan baju tersebut.Hansen sebenarnya masih ingin mengatakan sesuatu pada sang kakek. Akan tetapi, Tuan Richard malah berka
Gunting tersebut memancarkan cahaya dingin di bawah sinar rembulan. Permukaan yang tajam pun bersentuhan dengan bahan kain yang mahal. Kain tersebut terpotong dengan mudahnya.Suara potongannya juga terdengar sangat renyah di telinga.Namun entah kenapa, setelah Tuan Richard memotong sudut tersebut, rasa penyesalan langsung menyelubunginya.Pria tua itu pun berhenti dan mengamatinya dengan saksama. Baju pesta itu sudah rusak.Perasaan yang sangat rumit telah muncul di dalam hati pria itu. Tuan Richard samar-samar merasakan sedikit penyesalan. Pria tua itu pun menghela napas dan membuang guntingnya, lalu bergumam."Celine oh Celine! Tolong menurutlah! Untuk apa harus seperti ini?"Meskipun pertemuan mereka terbilang singkat, Tuan Richard sangat memahami karakter Celine.Gadis itu selalu bersikap terus terang dan tidak gila nama besar. Dia juga tidak selalu mengikuti arus.Wanita itu tidak lantas merubah tindak tanduknya karena sudah menjadi cucu angkat Keluarga Nadine.Tuan Richard sang
"Kakek, aku nggak ingin membangunkanmu. Aku nggak ingin membangunkan orang lain. Aku ... aku hanya merindukan ibu."Lily pun menggigit bibirnya.Wanita itu sadar bahwa perkataannya pasti bisa menyentuh sisi terlemah dari hati sang kakek.Benar saja! Ketidaksenangan yang ada di wajah pria tua itu pun perlahan-lahan menghilang dan berubah lembut ketika berkata, "Ibumu ... dia masih hidup. Kenapa kamu bisa seperti ini?"Tuan Richard menunjuk kertas sembahyang yang ada di dalam baskom. Di dalam matanya terlihat penolakan yang sangat kuat.Reaksi dari Richard memang sesuai dengan pemikiran Lily. Dia tahu bahwa Tuan Richard tidak bisa menerima kematian putrinya.Akan tetapi, Aurora memang sudah mati.Hahaha!Lily tidak akan memberitahu kenyataannya kepada pria ini. Akan tetapi, dia bisa memanfaatkan kematian putri Richard untuk memicu Tuan Richard."Kakek, aku ...." Sambil mengatakannya, Lily tidak tahan dan akhirnya menangis.Sambil menangis, Lily menambahkan sesuatu."Aku juga nggak percay
"Loli, aku nggak akan membiarkan Lily bersedih. Semua yang seharusnya menjadi milikmu akan kuberikan kepada Lily."Perkataan pria ini membuat Lily ingin berteriak kegirangan.Akan tetapi, dia masih sanggup menahan diri.Wanita ini tahu bahwa Aurora adalah kelemahan utama sang kakek. Kelemahan merupakan deraan mental seseorang.Asalkan dia bisa membangkitkan perasaan menyesal Tuan Richard, pria tua itu akan berusaha keras untuk menebus masa lalunya.Lily menghapus air matanya. Wanita itu melihat Tuan Richard dengan ragu-ragu dan berkata, "Kakek, apa yang ingin kamu berikan padaku?"Sepasang mata jernih Lily yang terlihat polos dan tidak berdosa seperti tidak dikotori oleh apa pun. Wanita ini seolah-olah sama sekali tidak tertarik pada hal-hal berbau duniawi.Tuan Richard menjadi senang dan berkata, "Besok kamu juga akan mengetahuinya."Di pesta ulang tahunnya besok, pria ini bukan hanya akan mengganti marga Lily menjadi marga Nadine. Pria ini juga akan buat surat wasiat dan mengumumkan
Rasa tidak senang kakek ini tetap jauh lebih baik daripada memasukkan Celine ke bahaya yang tidak diketahui."Oh! Nggak datang, ya?"Lily pun menunjukkan kekecewaannya dan cemberut. Namun, di dalam hatinya wanita itu tersenyum dingin.Dia telah menggunakan sebuah email asing untuk mengirimkan undangan kepada Celine. Lalu di dalam email itu dia sengaja menambahkan sebuah informasi. Tidak jelas apakah informasi itu bisa membangkitkan rasa penasarannya.Kalau Celine penasaran, wanita itu bisa datang ke pesta ini.Kakek akan mengumumkan ahli warisnya, sekaligus memastikan siapa yang akan menjadi pemilik dari Perusahaan Perhiasan Nadine. Bagaimana mungkin Celine boleh tidak hadir?Lalu di hari yang sangat baik ini, dia ingin Celine melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa sesuatu yang seharusnya menjadi milik Celine, pada akhirnya jatuh ke tangan Lily walaupun Celine menyaksikannya tanpa mengetahui kenyataan yang sesungguhnya.Membayangkannya saja sudah membuat hati Lily senang bukan mai
Karena dia sebelumnya tidak pernah bertemu dengan Celine, pekerja itu pun tidak mengetahui statusnya."Oh! Baiklah! Ini!"Celine tidak memutus panggilan teleponnya. Dia hanya keluar dari layar pembicaraan. Wanita itu pun mencari undangan yang ada di dalam email dan memperlihatkannya kepada pekerja tersebut."Baiklah! Silakan!"Celine sudah masuk ke dalam mansion. Dia kembali terhubung dengan Albert. "Halo, Kak Albert kamu masih tersambung? Untuk apa kamu mencariku? Ada masalah?""Nggak apa-apa. Aku hanya merindukanmu."Albert yang berada di ujung telepon tersenyum hangat. Kehangatan dari ucapannya seperti api yang menggelora.Celine lantas berpikir bahwa Albert pasti adalah seseorang yang sangat ahli dalam urusan cinta.Celine lantas merasa sedikit bersimpati. Setelah berbasa-basi, Albert juga tidak mengatakan hal yang lainnya lagi.Begitu telepon itu terputus, Celine langsung memperhatikan ponselnya dengan kebingungan.Pria ini menghubunginya karena ingin memberitahunya bahwa dia meri
Tante Noni pun tertegun.Selain wanita yang ada di hadapannya ini, siapa lagi yang merupakan Nona Celine?Hanya saja pagi ini dia mendengar Tuan Hansen mengatakan bahwa Nona Celine tidak akan datang.Ketika sedang dilanda keraguan, dia mendengar suara seseorang yang memanggilnya melalui alat komunikasi.Hari ini adalah ulang tahun Tuan Richard. Meskipun mereka mendatangkan pembantu dari luar, pembantu yang ada di dalam mansion tetap bekerja.Tante Noni tidak berani membuang waktu. Saat teringat bahwa Tuan Richard sudah lama tidak melihat Nona Celine, sebelum Tante Noni pergi, wanita itu pun memberitahu Celine sesuatu."Nona Celine, Tuan seharusnya berada di kamar."Celine lantas melihat punggung wanita itu dan mengerutkan dahinya.Tuan?Maksudnya Tuan Richard?Dilihat dari dandanan wanita tadi, dia sudah pasti adalah pelayan dari mansion ini.Wanita itu mengenalinya dan memberitahunya bahwa Tuan Richard berada di kamar. Apa dia ingin Celine pergi menemui tuan tersebut?Sepertinya, buka
Ekspresi kesedihan itu muncul dan tertangkap oleh sorot mata Tuan Richard sehingga rasa menyesalnya pun bangkit.Tuan Richard langsung mengalihkan tatapannya."Baju itu ... nggak sengaja rusak."Tuan Richard tidak berani menatap mata Celine.Di dalam mata Tuan Richard pun muncul kekecewaan. Celine yang tidak tega langsung berkata, "Bolehkah aku mencoba untuk memperbaikinya?"Tuan Richard tertegun sejenak. Segera pria itu pun berkata, "Boleh! Tentu saja boleh!"Setelah menanyakan bahan yang dibutuhkan oleh Celine untuk memperbaikinya, Tuan Richard langsung memanggil Tante Noni.Dalam waktu singkat, jarum dan benang sudah disiapkan dan diantarkan untuk Celine.Celine mengambil jarum dan benang tersebut. Dia tahu bahwa dia bisa merancang baju pesta. Akan tetapi, dia sama sekali tidak yakin dalam hal menjahit dan memperbaiki. Ketika dia memegang jarum dan benang tersebut, di dalam benaknya seperti sudah muncul sebuah rancangan untuk memperbaiki.Celine melepaskan baju pesta itu dari gantun
Namun ....Dia berhasil merebut Reza Linoa, tunangan Celine, tapi tidak bisa merebut Andreas.Awalnya dia bisa merebut identitas Celine, tapi ketahuan oleh Richard.Kali ini, dia bahkan merubah wajah dan identitasnya, mengorbankan begitu banyak, dia jelas-jelas sudah hampir berhasil, tapi baru tahu kalau dia dibohongi Celine!Lily memelototi Celine dengan penuh kebencian.Sementara Celine semakin marah mendengar kata-katanya.Dia menatap Lily dan berkata dengan tegas, "Jadi kamu membohongi kakekku, menyakiti kakekku dan bahkan ... membunuh kakekku?"Begitu teringat dengan hari itu, waktu kakeknya jatuh ke pelukannya, hatinya berdenyut kesakitan."Membunuh kakekmu?" Lily tidak setuju.Waktu itu, pas Richard tumbang, dia memang terkejut, juga merasa bersalah. Namun, rasa bersalah itu hanya sebentar, dia sudah melempar tanggung jawab itu ke orang lain."Yang mau aku bunuh itu kamu, bukan dia, dia sendiri yang mau melindungimu. Apa hubungannya denganku?""Celine, pada akhirnya, semuanya ga
Celine itu bukanlah orang lemah yang mudah ditindas.Namun Lily selalu mau mencari masalah dengannya!"Kamu ...." Lily semakin merasa tidak rela, berkali-kali dia mengerahkan tenaganya, ingin mencakar Celine, tapi dia tetap tidak bisa mengalahkan tenaga Celine.Sampai akhirnya, Celine sudah malas dan langsung mendorong Lily.Lily tersandung lalu mundur beberapa langkah, tapi tetap tidak bisa stabil dan jatuh terduduk di tanah."Lily ...."Sarah segera maju karena khawatir.Lily malah melampiaskan amarahnya ke Sarah. "Siapa Lily? Dasar bodoh!""Lily, sudah jadi begini, lebih baik kamu langsung mengaku saja kalau kamu itu Lily. Apanya yang susah?"Meski Sarah bukan orang baik, dia benar-benar menyayangi Lily.Celine tidak suka Sarah, tapi lebih tidak suka lagi melihat sikap Lily ke Sarah. Namun, dia juga tidak peduli, dia hanya tahu malam ini urusan ini harus selesai!Dia mau mengungkapkan wujud asli Lily.Seperti yang diduga, mendengar kata-kata Celine, Lily semakin mirip dengan dia yan
"Ce ... Ce ...."Mata Sarah membelalak, bahkan suaranya juga bergetar.Sarah setakut itu padanya?Celine tidak tahu apakah dia harus senang.Namun, sebagai orang yang hidup bersama selama bertahun-tahun, sekarang bertemu setelah berpisah sekian lama, Celine tersenyum sopan dan menyambutnya. "Aku Celine, kamu nggak salah lihat."Celine!Sarah menelan ludahnya tanpa sadar.Dia segera menunduk dengan panik, sama sekali tidak berani melihat Celine.Sebelumnya di Binara, Andreas menangkapnya lalu "menjaganya" selama beberapa saat. Setelah itu, setiap memikirkan pengalamannya itu, dia seakan-akan bermimpi buruk.Andreas sengaja "menjaganya" secara khusus karena Celine.Celine adalah wanita yang dicintai Andreas!Meski Sarah tidak rela putrinya Aurora mendapatkan cinta pria sehebat itu, Andreas orangnya terlalu kejam.Dia bahkan tidak berani merasa iri lagi terhadap Celine.Setelah Andreas pulang ke Mastika, Sarah tetap sangat hati-hati, selalu meringkuk di rumahnya, takut menarik perhatian A
Kalau Lily benar-benar ada kesempatan menyakiti Celine ....Beberapa saat ini, setiap kali terpikirkan hal ini, Hansen selalu merasa takut.Amarahnya terhadap Lala palsu pun semakin besar."Kamu sudah berusaha keras untuk wajah ini."Hansen menarik kembali pandangannya, waktu dia melihat Lily, tatapannya kembali dingin dan tajam, lalu dia memanggil sebuah nama. "Lily Maira!"Lily Maira ....Di saat dia kembali mendengar nama ini dari mulut orang lain, sebuah bagian di hati Lily seketika runtuh.Hansen ... sudah tahu.Mereka ... sudah tahu!Namun, dia tidak mau jadi Lily!"Aku bukan Lily." Mata Lily berkilau, perlahan-lahan muncul kegilaan di matanya yang menatap Hansen dengan tatapan memohon."Kakak, aku Lala, aku bukan Lily. Aku Lala!"Di akhir, nada suaranya sangat yakin.Seakan-akan kalau dia sendiri percaya dia itu Lala, berarti dia itu Lala.Saat ini, di benaknya hanya ada satu pikiran, yaitu dia tidak boleh mengaku kalau dia itu Lily, tidak boleh!Namun tiba-tiba, terdengar suara
Hansen kembali berkata.Berulang kali, hampir setiap tahun ada satu masalah.Lily tentu saja menjawab dia ingat, dia juga cuma bisa jawab ingat. Semakin lama, Lily bahkan tidak berani menjawab lebih dari satu kata.Karena setiap kali dia menjawab, Hansen selalu mencibir.Sampai akhirnya, Lily merasa dia hampir menggila, kepalanya sampai berkeringat.Bahkan dia sampai takut mendengar "kamu ingat, nggak?" dari mulut Hansen. Dia itu sebenarnya harusnya ingat atau tidak?Akhirnya, Hansen berhenti bertanya.Namun, dia melihat lurus ke Lily dengan tatapan yang membuat Lily gelisah."Kak, Kakak ...." Lily memanggilnya dengan canggung.Kebencian di mata Hansen sudah sangat jelas. "Aku bukan kakakmu, kalau aku itu kakakmu, kamu mana mungkin nggak ingat kalau aku sama sekali nggak pernah kasih Lala kalung mutiara. Pas dia umur sepuluh tahun, yang hilang itu adalah gelang mutiara."Wajah Lily langsung memucat, dia menghindari tatapan Hansen sambil sibuk menjelaskan, "Benar, itu gelang, aku salah
Tak lama kemudian, semua tamu sudah pergi.Seluruh vila ini hanya tersisa anggota Keluarga Nadine dan juga dua orang luar.Dua orang itu memakai topeng, tadi mereka bersembunyi di kerumunan. Lily ingat mereka, tapi dia tidak memperhatikan mereka. Namun sekarang, waktu melihat mereka, dia baru terkejut.Itu Donny dan Albert!Mereka bukannya sudah pergi membawa abu Celine ....Tidak, bukan.Celine saja masih hidup, mereka mana mungkin pergi membawa abu Celine?Meski Lily tidak ingin percaya apa yang ada di depannya, dia tetap harus menerima sebuah kenyataan.Ini hanyalah sebuah pertunjukan ....Sejak kapan pertunjukan ini dimulai?Lily teringat dengan ledakan di gudang rumah sakit jiwa itu, apakah dimulai dari waktu itu?Tidak, bukan.Mungkin lebih awal lagi."Kamu lagi berpikir kamu salahnya di bagian mana?" Celine menatap Lily dengan tatapan seolah-olah mau melihat pikirannya.Lily langsung sadar kembali lalu berusaha untuk tersenyum. "Apa maksudmu? Aku nggak mengerti. Celly, Kakak, ay
Semua orang yang hadir setuju dengan kata-kata Celine ini.Sebagai tokoh utama acara hari ini, semua orang memperhatikan Lala. Hari ini dia memang terlihat sangat senang, bahkan sampai rela mengeluarkan properti seharga 20 miliar sebagai hadiah.Namun sekarang, Bu Celine masih hidup, 69% saham itu sudah tidak ada. Entah properti 20 miliar itu jadi diberikan atau tidak.Tidak ada yang berani bertanya.Juga tidak ada yang tahu kalau saat ini Lily sangat marah.Dia menyesal.Dari kapan situasinya jadi makin parah begini? Sejak melepas topeng .... Nggak!Melihat gaun Celine yang sempurna, Lily baru sadar kalau dia ditipu. Dia ditipu oleh Celine dan Lina!Bahkan Hansen ....Lily tidak berani berpikir lebih panjang, karena dia tidak bisa menanggung akibatnya.Apa yang harus dia lakukan sekarang?Di benak Lily ada begitu banyak pertanyaan, banyak ketidakpastian, juga sangat banyak ketakutan yang terus bertambah. Dia ingin kabur, ingin segera meninggalkan situasi ini lalu menganalisa kondisiny
Bu Celine ... sepertinya tidak tahu tentang ini?Tadi meski memakai topeng, mereka sepertinya pernah melihat wanita yang memakai gaun merah ini. Kalau dia adalah Bu Celine, berarti dari tadi sudah ada di sini.Di acara ini, ada begitu banyak orang yang membicarakan pembagian saham hari ini, kalaupun tadinya tidak tahu, sekarang juga harusnya sudah tahu!Seketika, suasananya sangat aneh.Semua orang hening, mereka melihat Celine lalu melihat Lala yang masih duduk di tanah dengan wajah pucat. Akhirnya, mereka melihat Hansen yang dari tadi tidak bersuara.Saat ini, Hansen yang sudah melihat Celine tetap tenang.Sama sekali tidak seperti orang yang baru tahu kalau Celine masih hidup, malah seperti orang yang sudah tahu dari awal.Kemudian, Hansen tersenyum tipis dan berkata, "Pembagian saham apa?"Beberapa kata itu membuat semua orang tertegun.Terutama Lily.Dia yang pikirannya sangat berantakan tiba-tiba jernih gara-gara kata-kata Hansen itu."Kak, hari ini di kantor, kamu memimpin rapat
Lily benar-benar panik, juga benar-benar takut.Kalaupun sudah melepas tangan Celine, dia tetap bisa merasakan suhu badan Celine. Wajah Lily pun sangat pucat."Kamu ... kenapa?" tanya Celine sambil tersenyum, seperti sedang mengkhawatirkannya.Namun saat ini, Lily tidak bisa mendengar suara apa pun. Dia hanya bisa melihat senyuman di wajah Celine, dan dia semakin yakin kalau itu adalah Celine! Celine yang masih hidup!Namun ... kenapa Celine masih hidup?Dia lihat dengan mata kepalanya sendiri gudang itu meledak, dia sendiri yang menekan tombol bomnya. Saat ini, dia masih ingat kekuatan ledakan itu, satu bom diikuti dengan satu bom, meledak secara berurutan. Kekuatan ledakan itu sudah cukup untuk membuat tubuh orang meledak berkeping-keping.Dia juga melihat sendiri sisa mayat Celine yang bahkan wajahnya tidak terlihat.Lalu kalung itu ....Celine jelas-jelas sudah mati, kenapa bisa masih hidup?Di benak Lily, berbagai ingatan muncul, dia sedang mencari petunjuk.Sementara saat ini, ad