"Keluar!"Carla terkejut sekian lama.Baik dari penampilan luar maupun karakternya, Hansen adalah seorang tuan muda yang sopan dan lembut, sangat jarang memarahi orang lain.Namun, Hansen malah menyuruhnya keluar?Carla menggertakkan giginya lalu keluar dari kantor Hansen dengan enggan.Setelah pintu tertutup, Hansen baru menutup matanya.Carla dan orang-orang di kantor mengira dia yang mengancam perusahaan-perusahaan itu, tapi sebenarnya bukan.Dia memang sudah melakukan persiapan, tapi tetap saja telat selangkah.Sementara orang yang mendahuluinya itu sudah pasti Andreas.Andreas ....Kepeduliannya terhadap Celine sudah jauh di luar perkiraan Hansen....Setelah meninggalkan Perusahaan Perhiasan Nadine, Carla tetap merasa tidak senang.Dia pun mengemudi pulang ke vila Keluarga Nadine.Tak lama kemudian, dia tiba di vila dan memarkirkan mobilnya. Di bangunan utama, Richard keluar dengan kursi roda sambil melihat ke arah pintu dengan tatapan penuh harap, seakan-akan sedang menantikan s
Seperti dugaannya, begitu mendengar ada yang melindungi Celine, Lily langsung terlihat tidak senang.Orang yang bisa melindungi Celine seperti itu seharusnya adalah Hansen.Lily menghirup napas dalam-dalam. Kalau Hansen masih lebih baik, takutnya Tuan Andreas yang melakukannya!"Terima kasih Kak Carla, aku pasti ingat kebaikanmu."Di permukaan, Lily tetap berusaha menjalin hubungan baik dengan Carla."Untuk apa bilang terima kasih? Kita 'kan kakak adik."Mereka berdua tersenyum palsu.Namun tiba-tiba, Carla seperti teringat sesuatu lalu mengingatkan Lily dengan penuh makna."Kakek bisa-bisanya ingin Celine pulang. Kakek sudah tua, takutnya lupa kejadian malam itu di rumah sakit. Kalau lupa yang lain masih nggak apa-apa, tapi kalau dia lupa identitas kamu ...."Carla tidak melanjutkan kata-katanya lagi.Ada hal-hal yang hanya perlu dikatakan intinya.Menurut pemahamannya terhadap Lily, dia hanya perlu mengingatkannya sampai sini, Lily pasti sudah tahu apa yang harus dia lakukan.Meski K
Andreas menyebut "istriku" dengan sangat lancar dan senang.Owen pun dalam hati mengejek.Istri, istri .... Nyonya saja masih tidak tahu Anda itu Tuan Andreas. Kalau tahu, mungkin saja Anda bakal ditendang keluar ....Memikirkan ini, Owen diam-diam mencibir.Namun, Andreas yang tadinya masih tersenyum puas tiba-tiba memasang ekspresi tajam.Kemudian, dia menatap Owen dengan mata menyipit.Owen tertegun sejenak lalu sedikit panik. Dia langsung tersenyum menyanjung. "Tuan baik sekali ke Nyonya, kalau Nyonya tahu, dia pasti terharu."Begitu dia selesai berbicara, Andreas membalasnya dengan kesal, "Apa Nyonya? Dia bukannya nggak tahu aku itu Tuan Andreas? Kalau tahu ...."Andreas tidak menyelesaikan kata-katanya, tapi tatapannya seperti pisau tajam yang tertuju ke Owen.Owen tiba-tiba kaget, dia bisa-bisanya mengucapkan kata-kata di benaknya tadi!Merasakan tatapan tajam dari tuannya, Owen merasa hari ini adalah hari kematiannya.Dia menelan ludahnya, tidak tahu harus bagaimana. Tiba-tiba,
"Dari dulu sampai sekarang, yang aku mau hanya kamu."Ini adalah isi hati Andreas, tapi begitu mendengar ini, Celine refleks menelan ludah lalu langsung mengakhiri panggilan.Andreas sengaja.Kata-kata Owen tadi jelas memengaruhi dia.Meski Celine suka padanya, yang Celine suka adalah suaminya.Namun, dia adalah Andreas Jayadi. Dia mau menggunakan identitasnya sebagai Tuan Andreas untuk menjadikan Celine sebagai Nyonya Keluarga Jayadi. Jadi, dia ingin mengungkapkan perasaannya sebagai Tuan Andreas.Dia juga sudah memperkirakan reaksi Celine ini.Lagi pula Celine akhirnya akan tahu, mungkin perlahan-lahan Celine bisa menerima Tuan Andreas.Andreas terus memikirkan rencananya ini.Sementara saat ini, detak jantung Celine berdetak kencang, dia bahkan mulai menyesal menanyakan pertanyaan tadi.Dari dulu, yang Tuan Andreas inginkan hanya dia???Kalau tidak ada suaminya, dia mungkin bisa memaksakan diri menerima perasaan Tuan Andreas ini, tapi sekarang dia dan suaminya ....Teringat pesta pe
Selama ini, Lily selalu berniat buruk terhadap Celine.Namun, Lily kebetulan adalah cucu kandung Kakek.Mengingat krisis yang dihadapi Celine beberapa hari ini, Hansen berkata dengan suara berat, "Celly, maaf ...."Permintaan maaf ini membuat Celine terkejut."Kak Hansen kenapa minta maaf? Aku baru saja mau berterima kasih padamu sudah menolongku dua kali berturut-turut. Tapi Kak Hansen, aku nggak mau menyusahkanmu. Aku bisa cari cara sendiri untuk menyelesaikan masalah rekan bisnis."Celine sangat mengerti kesusahan Hansen sekarang.Tuan Richard membesarkan Hansen dari kecil. Di hati Hansen, Tuan Richard adalah orang paling penting. Karena Tuan Richard penting baginya, cucu kandung yang disayangi Tuan Richard otomatis juga penting.Hansen tahu Celine salah paham. Dia merasa hatinya berdenyut sakit, rasa bersalahnya pun semakin besar.Akhirnya, Hansen tersenyum pahit dan berkata, "Bukan aku."Celine terdiam."Aku nggak membantumu, ada orang lain yang membantumu mencari rekan bisnis." H
Owen melihat Andreas lalu menebak dengan hati-hati, "Mungkin ... Nyonya ... tahu Tuan yang membantunya?""Dia tahu aku yang bantu, tapi dia tolak!"Andreas menggertakkan giginya, ekspresinya juga sangat gusar.Dia sudah menyuruh orang mempersiapkan pesta pernikahan, tapi dia masih belum mendapatkan Celine.Dia mulai panik dan akhirnya membuat keputusan."Sini!" Andreas mengulurkan tangannya ke arah Owen dengan telapak tangan menghadap ke atas.Owen bingung.Apanya?"HP!" seru Andreas sambil menggertakkan giginya.Owen langsung menyerahkan ponsel yang ada nomor Celine ke tangan tuannya.Saat ini, di Perusahaan Perhiasan Aurora.
"Bastian, terjadi sesuatu di rumah." Suara Sarah disertai isakan dan kegelisahan membuat Bastian terkejut."Apa yang terjadi? Kamu jelaskan perlahan ...."Bastian melirik ke arah mobil mewah itu dengan enggan dan membatalkan niatnya, lalu bergegas ke rumah.Vila Keluarga Maira.Saat Bastian tiba, polisi sedang menanyakan situasi kondisi.Saat melihat Bastian, Sarah segera berlari ke arahnya sambil menangis dan menerkam ke pelukannya.Bastian melirik situasi di dalam vila dan menemukan rumahnya dihancurkan orang dan tiada benda yang utuh.Setelah polisi pulang, barulah Sarah berkata sambil menangis,"Celine, pasti Celine. Meskipun mereka merusakkan CCTV, aku yakin dia adalah dalangnya. Bastian, apa dia mengetahui sesuatu dan mau membalas dendam untuk ibunya?"Bastian melihat satu-satunya adegan yang tertangkap CCTV, di mana beberapa pria dengan setelan jas hitam yang tegap.Beberapa pria yang dia lihat di bawah gedung Menara Sailendra barusan tadi muncul dalam benaknya. Lambat daun, dia
Pengawal itu menyetel suhu AC dengan perhatian. Setengah jam kemudian, mobil tiba di luar hotel.Celine menatap hotel di depan mata dan tidak tahan mengerutkan kening.Apakah ini adalah tempat di mana Tuan Andreas ingin bertemu dengannya?Hotel?Apa yang ingin dia lakukan?Celine menelan air liur dan ingin melarikan diri secara refleks.Namun, dua pengawal di kiri kanannya agak membungkukkan badan dengan sopan dan mempersilakannya.Celine mengerutkan kening. Kedua pengawal Andreas ini adalah gagah dan tegap, juga jago bertarung, sedangkan dirinya hanyalah seorang wanita lemah, sehingga mustahil untuk melarikan diri.Celine memejamkan mata. Saat membuka mata kembali, dalam hatinya sudah menyerah.Dia membusungkan dada, lalu masuk ke hotel bagaikan seorang pahlawan yang akan bertempur di medan perang.Andreas tiba-tiba teringat sesuatu di tengah jalan dan tertunda, sehingga tiba di hotel setelah Celine.Saat melihat hotel di depan mata, ekspresi wajah Andreas sangat muram."Apa ... apa m
Nyonya Keluarga Jayadi bernama Fera itu mau membunuh Celine, terus Nyonya Yuni ini mau memanfaatkan Celine untuk memancing pamannya menghadiri pesta ulang tahun ini.Dari tadi sikap baiknya semua ada tujuannya.Namun hadiah balasan ini ....Albert mencibir.Yuni tidak bisa berkata-kata.Sebentar, dia bilang biasa saja itu hanya merendah, merendah!Bukan serius bilang benda ini biasa saja!Hadiah ini harganya ratusan miliar!"He ... hehehe ...."Ekspresi Yuni sangat canggung, dulu selalu dia yang menyusahkan orang, otaknya berputar mencari cara agar bisa menunjukkan nilai dari hadiah ini.Suara Albert kembali terdengar, kata-katanya bagaikan petir yang menyambar semua orang."Sebuah barang palsu ...."Donny menyela, "Albert Tjangnaka!"Albert hanya sempat mengatakan beberapa kata sebelum ditegur oleh Donny. Donny memasang ekspresi tegas untuk memberi keponakannya pelajaran. "Kamu nggak sopan!""Paman!" Albert agak kesal, bergumam dengan kesal, "Aku juga nggak salah, ini memang palsu!"P
Andreas melamun melihat Celine.Melihat tuannya yang dimabuk cinta, Owen diam-diam mengangkat alisnya. Namun, dia mau tidak mau harus mengganggu pikiran tuannya."Apakah perlu perketat perlindungan Nyonya malam ini?" ujar Owen.Lucen sudah mulai beraksi, kalau dilihat secara kasar, targetnya adalah Dylan.Namun, target Fera selama ini adalah Celine!Apa yang mau Nyonya Fera lakukan pada Nyonya?Owen teringat pada Dylan, dalam hatinya samar-samar ada sebuah tebakan, membuat ekspresinya ikut suram. Kalau tebakannya benar, Nyonya Fera benar-benar ... kejam!Owen melihat Andreas lalu terkejut dengan ekspresi di wajah Andreas.Andreas tidak mengatakan apa-apa, tapi seluruh tubuhnya memancarkan aura dingin yang mengutarakan semuanya.Tak lama kemudian, Andreas mengambil kotak yang berisi "Seri Lastu" di ruang baca Yuni.Ketika dia kembali ke hall utama, perhatian semua orang tertuju pada kotak yang dia bawa. Hampir semua orang samar-samar merasa kalau benda yang ada di dalam kotak ini pasti
Matanya yang melihat Donny berbinar-binar, membuat Donny merasa sangat bangga."Ayah ternyata ...."Begitu Celine berbicara, Donny akhirnya tidak tahan lagi. "Waktu merindukan ibumu, aku melatih tulisanku, membayangkan sosoknya waktu menulis ...."Saat berbicara, wajah Donny penuh dengan senyuman yang bangga dan juga lembut.Celine merasa kehangatan di hatinya.Dia membayangkan sepasang pria dan wanita muda. Wanita itu menulis dengan serius, lalu pria itu melihat wanita itu dengan mata penuh cinta. Celine pun tanpa sadar berkata, "Seandainya Ibu masih ada."Kalau Ibu masih ada, mereka bisa bertemu kembali, pasti sangat bahagia.Donny tertegun sejenak, lalu di matanya terlihat kekecewaan.Mereka berdua berbicara dengan suara kecil, ditutupi oleh suara-suara pujian. Senyuman terpaksa di wajah Yuni akhirnya tidak bisa dipertahankan lagi.Tulisan Donny sebagus ini, membuatnya tidak bisa menyerahkan karya asli yang sudah dia siapkan itu.Namun, hadiah yang sudah disiapkan mana bisa tidak di
Senyuman di wajah Andreas membuat orang-orang tidak bisa menebak tujuan dari kata-katanya itu.Namun, setelah berpikir sejenak, semuanya mengerti.Orang Keluarga Jayadi tentu saja membantu Keluarga Jayadi.Seketika, semua orang di sana menahan napas, tapi dalam hati mereka sangat semangat.Situasi apa ini?Keluarga Jayadi dan Keluarga Tjangnaka yang merupakan dua keluarga terbesar ... bermusuhan?Mereka mengira hari ini datang untuk menghadiri pesta ulang tahun, tapi ternyata mau menyaksikan permusuhan antara dua keluarga besar.Begitu Andreas membuka mulut, bahkan "sikap baik" Yuni terhadap Keluarga Tjangnaka tadi seketika dilupakan semua orang.Tuan Andreas mewakili seluruh Grup Jayadi!Namun, senyuman Andreas itu malah membuat Omar dan Fera gelisah.Andreas memang anggota Keluarga Jayadi, tapi dia tidak pernah suka dengan Fera, juga tidak pernah menganggap Fera sebagai keluarganya. Dia mana mungkin melindungi Fera?"Andreas ... " panggil Omar.Namun, suaranya yang memanggil Andreas
Tapi?Bagus ya bagus saja, kenapa masih ada tapi?Yuni berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan senyumannya. Dia mendongak dan melihat wajah Donny yang tadinya tersenyum sekarang sudah mengernyit.Yuni semakin berusaha untuk mempertahankan senyumannya.Kemudian, dia mendengar Donny berkata, "Nyonya Yuni memang ahli, tulisannya memang biasa saja, sayang sekali. Tulisannya nggak pantas untuk menulis "Seri Lastu"!"Setelah itu, Donny tidak melihat karya Fera lagi, seakan-akan sangat tidak suka dengan karya itu.Para tamu langsung membelalak.Sebentar, kalau begitu, bagaimana dengan mereka yang tadi memuji?Semua orang melihat Donny, lalu melihat tulisan kaligrafi itu, seketika merasa pujian mereka tadi hanyalah pujian terhadap status Keluarga Jayadi.Memang benar mereka terlalu mementingkan kekuasaan dan status.Bos Keluarga Tjangnaka memang pemberani.Albert juga menambahkan di saat yang tepat. "Tulisan ini memang biasa saja, kalian semua hebat bisa memuji sampai seperti itu!"Orang-o
Fera diam-diam melirik Celine sekilas dengan ekspresi sombong seorang pemenang.Dalam sedetik, dia sudah mengalihkan tatapannya. Ekspresi sombong itu juga tidak terlihat lama, tapi Celine tetap menangkapnya.Celine kebingungan.Tatapan Nyonya Fera terhadapnya ini sangat aneh.Tepat ketika Celine mau memikirkan makna dari tatapan itu, Fera sudah berdiri tegak.Dia sudah selesai menulis!Menghadapi karya lengkap yang sudah selesai ditulis, semua orang menjadi semakin rajin memuji.Mereka semua saling bergantian, pujian terus terdengar, seakan-akan ini adalah karya seorang master."Terima kasih, terima kasih atas pujian kalian terhadap menantuku, maaf kalau ada yang kurang." Yuni tersenyum berseri-seri.Meski dia suka melihat kaligrafi, tapi kalau diteliti lagi, dia sebenarnya tidak mengerti apa-apa.Dia pernah melihat "Seri Lastu" yang asli, dibandingkan dengan tulisan Fera ini, sepertinya tidak jauh berbeda.Mendengar begitu banyak pujian, Yuni juga merasa tulisan ini pasti bagus.Namun
Saat ini, Ayah, Kakak selalu memanjakannya, ingin sekali setiap saat bisa melihatnya.Kalau tahu hari ini dia akan datang ke kediaman Jayadi, mereka pasti akan datang.Inilah yang Yuni inginkan.Celine merasa sedikit bersalah.Yuni mencari kesempatan menyanjung Donny, maka permintaan yang datang bersamanya pasti akan semakin besar.Donny tahu apa maksud Celine.Dia tidak peduli dengan permintaan Yuni, dia cuma mau melihat putrinya. Donny pun menepuk tangan Celine dan menenangkannya. "Nggak apa-apa, nggak repot."Melihat mereka berdua terus mengobrol dengan kepala menunduk, Yuni jadi gelisah.Dia mau Donny melihat ke sini! Melihat Fera menulis!"Fera, sudah siap? Tulis baik-baik!" ujar Yuni dengan suara keras.Suara ini menarik kembali perhatian Celine dan Donny. Mereka berdua bertatapan lalu melihat ke pusat kerumunan. Di depan meja, ada Fera yang sudah siap memulai karyanya.Memang terlihat pernah berlatih dalam seni.Fera pada dasarnya sudah punya aura yang lembut. Saat ini, sosoknya
Master Yasha adalah ahli kaligrafi yang paling terkenal di Mastika.Pencapaiannya dalam kaligrafi sangat tinggi. Sebelum meninggal, karya kaligrafi yang dia tinggalkan sangat sedikit, tapi semuanya adalah mahakarya, harganya sangat tinggi.Tidak disangka, nyonya Keluarga Jayadi ini adalah muridnya Master Yasha. Asal tahu saja, Master Yasha tidak menerima murid sembarangan, kecuali kalau orang itu sangat berbakat.Seketika, semua orang yang ada di sana melihat Fera dengan tatapan kagum.Bagaimanapun juga, Fera adalah Nyonya Keluarga Jayadi, juga tokoh utama dari pesta ulang tahun hari ini. Meski dia menjadi tidak terlalu penting karena ada Celine yang belakangan ini sangat mencolok dan juga ada orang Grup Angkasa,orang-orang tetap harus menunjukkan sikap yang sopan terhadap anggota Keluarga Jayadi.Semua tamu yang datang hari ini adalah orang-orang pintar, Yuni sengaja mengungkit hal ini pasti ada alasannya.Ada beberapa orang yang terlihat menanti-nanti."Nggak kusangka ternyata Nyony
Kalaupun dia ganti gaun, atau menambah syal di lehernya untuk menutupinya, malamnya tetap akan ketahuan Omar.Oleh karena itu, Fera menahan sakit dan sengaja menggores tempat itu dengan ranting pohon.Meski hanya luka kecil, Lucen tetap merasa sakit hati."Fera, semua ini salahku, nggak berhasil meminta Nona C dari K&K untuk mendesain sebuah gaun untukmu." Omar merasa sangat bersalah.Fera suka desain Nona C itu.Omar sudah mencari bos K&K, bahkan meminta bos itu yang mengajukannya, tapi tetap tidak berhasil mendapat persetujuan dari Nona C itu.Dia hanya mendapat satu balasan. "Nona C sedang sibuk, tidak ada waktu untuk mendesain gaun."Sibuk?Seorang desainer baju memangnya bisa sesibuk apa?Omar bahkan sudah menunjukkan identitasnya, tapi jawabannya tetap sama, yaitu "Nona C sibuk."Waktu tahu hal ini, Fera terlihat sedikit kecewa.Untungnya Fera orangnya pengertian, kalaupun kecewa, dia tidak akan menunjukkannya, malah menghibur Omar. "Nggak apa-apa, aku pakai gaun yang dulu didesa