"Lily punya keberuntungannya sendiri. Bastian, beberapa hari ini aku selalu mimpi buruk. Mimpi soal kecelakaan Aurora terus dengar suara Celine bilang mau balas dendam ...."Selama ini, Aurora adalah topik terlarang di antara mereka berdua.Sarah tidak pernah berinisiatif mengungkit Aurora. Begitu dia ungkit, Bastian langsung memasang wajah serius dan memotong kata-kata Sarah. "Balas dendam apa? Kematian Aurora itu kecelakaan, Celine mau balas dendam ke siapa?"Suaranya sangat keras sampai mengagetkan Sarah.Bastian sadar dan langsung mengecilkan suaranya dan menenangkan Sarah dengan suara lembut, "Jangan pikirin yang aneh-aneh terus, itu hanya kecelakaan. Apalagi kejadiannya juga sudah lewat bertahun-tahun.""Tapi ...." Sarah masih tetap tidak tenang.Dia mengernyit, seakan-akan hatinya ikut sakit karena khawatir dan takut.Sarah menekan dadanya dan berkata, "Tapi dulu .... Kamu lupa waktu itu Celine berteriak tanya kecelakaan ibunya itu sebenarnya kecelakaan atau nggak?""Celine sela
Semua orang mencari tahu kabar tentang alasan kenapa Celine dan Perusahaan Perhiasan Aurora diserang. Semua orang penasaran kenapa dalam waktu semalam Celine bisa jatuh sejauh ini.Namun, siapa pun tidak tahu alasan pastinya.Hanya ada satu informasi yang tersebar di bidang perhiasan, yaitu kalau ada yang bekerja sama dengan Perusahaan Perhiasan Aurora, berarti orang itu tidak mau kerja sama dengan Keluarga Nadine.Siapa yang berani menyinggung perusahaan sebesar Perusahaan Perhiasan Nadine?Oleh karena itu, semua orang tahu apa pilihan mereka.Saat ini, suasana di dalam Perusahaan Perhiasan Aurora sangat suram.Melvin dan Cindy berusaha sekuat tenaga untuk mengontrol gosip di perusahaan. Di depan Celine, mereka juga berusaha bersikap seperti biasa.Hari ini, Celine menerima sebuah panggilan.Panggilan itu dari Bastian.Celine awalnya tidak mau terima, tapi Bastian terus meneleponnya.Akhirnya Celine pun menerima panggilan itu.Begitu terhubung, langsung terdengar suara mengejek Bastia
Setelah melangkah beberapa langkah dengan susah payah, Celine membatalkan niatnya.Tuan Andreas sedang berenang, hanya pakai celana renang. Kalau dia ke sana, yang ada hanya canggung.Lebih baik dia tidak bergerak sebelum Tuan Andreas bergerak.Di dalam kolam renang, Andreas sengaja membelakangi Celine. Dia sedang bertaruh apakah Celine bakal menghampirinya. Namun, setelah sekian lama, sama sekali tidak ada suara di belakang.Andreas tersenyum pahit.Kelihatannya Celine masih tetap waspada pada identitasnya sebagai Tuan Andreas.Andreas teringat tujuannya memanggil Celine kemari hari ini, dia pun mengambil ponsel yang ada di pelampung lalu menelepon Owen berpesan beberapa hal.Tak lama kemudian, Owen menyuruh seorang pegawai untuk membawa masuk sebuah dokumen yang tersegel."Nona Celine, Tuan Andreas meminta Anda melihat dokumen ini," ujar pegawai itu dengan penuh hormat.Semua orang yang ada di kantor paling atas sudah pernah melihat Celine.Kantor lantai paling atas di Menara Jayadi
Bahkan ada satu transaksi jumlah besar yang ditransfer beberapa kali ke orang yang berbeda dari rekening Perusahaan Perhiasan Aurora sampai akhirnya masuk ke sebuah rekening. Pemilik rekening itu adalah pria asing yang ada di foto.Bastian ....Celine menggigit bibirnya, tangannya sudah gemetar hebat, bahkan dokumennya juga ikut bergetar.Di kolam renang yang tak jauh dari Celine, Andreas berbalik.Dia sudah pernah melihat dokumen itu.Dia juga sudah menebak Celine akan bereaksi seperti itu. Saat ini, dia ingin banget pergi memeluk Celine dan menenangkannya.Namun, tiba-tiba Celine mendongak.Andreas refleks berbalik untuk menghindari tatapan Celine. Dia tetap tidak yakin menghadapi Celine sebagai Tuan Andreas.Dia bahkan takut Celine melihatnya pas dia berbalik tadi."Tuan Andreas, terima kasih sudah membantuku menyelidiki kebenarannya."Tiba-tiba, terdengar suara Celine yang bergetar. Meski dia berusaha menahannya, tetap terdengar kalau dia menangis.Celine menangis?Saat ini, Andrea
"Semoga nggak luka." Saat itu, Celine hanya bisa berdoa dalam hati. Ketika dia sudah bersiap-siap merasa sakit karena jatuh, seseorang merangkul pinggangnya.Dia merasa dia ditarik lalu masuk ke pelukan yang familier.Saat kesadarannya masih sisa sedikit, dia sepertinya melihat wajah yang familier."Suami ... andalan ... " panggil Celine dengan suara kecil.Setelah memastikan Celine sudah ada di pelukannya, Andreas baru menghela napas lega.Namun, ketika melihat bekas air mata di wajah Celine yang pucat, Andreas merasa hatinya sakit. Dia langsung menggendong Celine dengan kerutan di dahinya."Suami ya suami saja, apanya suami andalan," gumam Andreas kesal.Dia tahu namanya di ponsel Celine, tapi tidak pernah dia ungkit.Setelah memastikan kalau Celine hanya pingsan karena terpukul, dia baru menggendong Celine ke mobil lalu memakaikan sabuk pengaman. Kemudian, dia mengemudi menuju Kompleks Tiara.Setelah tiba di Kompleks Tiara, Celine masih belum bangun.Andreas tahu apa yang terjadi di
Owen terdiam.Gaji dua kali lipat?Apa maksud Tuan?Owen masih tidak mengerti, lalu terdengar suara Andreas lagi. "Tadi bukan sengaja mau meneriaki kamu, Celine tadi ... pingsan."Baru saja sadar dari kagetnya mendengar Andreas memberinya penjelasan, Owen langsung memasang ekspresi serius saat mendengar Celine pingsan."Nyonya nggak kenapa-kenapa, 'kan?" tanya Owen dengan sangat khawatir.Andreas terkejut mendengar Owen begitu mengkhawatirkan Celine, matanya pun langsung menyipit. Namun, Owen langsung menjelaskan, "Nyonya adalah orang yang ada di hati Tuan, saya nggak bakal mengampuni satu pun orang yang mencelakai Nyonya!"Kilatan mengancam di mata Andreas pun menghilang. "Bagus kalau gitu, mulai dari orang-orang yang ikutan menindas Perusahaan Perhiasan Aurora dulu.""Baik, Tuan."Owen langsung menjawab, seolah-olah kejadian mengambek tadi tidak pernah terjadi.Sekarang dia sangat semangat.Orang-orang itu beraninya menyusahkan Nyonya, dia tentu saja tidak akan sungkan-sungkan.Bagi
Kepalanya basah oleh keringat, dia masih tenggelam dalam mimpinya tadi.Tepat ketika dia sedang ketakutan, sebuah tangan memegang keningnya.Celine terkejut dan refleks meringkuk lalu mengibaskan tangannya.Terdengar suara tamparan yang sangat nyaring.Andreas merasa wajahnya sakit, tapi dia sama sekali tidak marah. Merasakan ketakutan Celine, dia menggenggam pergelangan tangan Celine sambil menenangkannya. "Celly, ini aku."Suara yang familier itu membuat Celine tertegun.Suami Andalan?Tadi dia memukul suaminya?"Maaf." Celine refleks minta maaf, tadi dia tidak mengontrol kekuatannya. Sekarang mengingat suara nyaring tadi, seharusnya tamparannya lumayan kuat.Di kegelapan, Celine mengulurkan tangannya untuk mengelus wajah Andreas. "Aku nggak tahu ....""Aku nggak apa-apa, nggak sakit." Andreas menenangkan Celine sambil merapikan rambut Celine yang berantakan di wajahnya. "Kamu mimpi buruk, nggak peduli apa yang ada di mimpimu, itu hanya mimpi."Celine bingung.Apakah itu hanya mimpi?
Namun dalam sekejap, Celine menyesal menggunakan cara ini.Setelah semuanya selesai, Celine merasa tulang-tulangnya seakan-akan lepas dari sendinya.Sementara suaminya terlihat sangat segar. Celine memelototinya lalu bersikeras mengusirnya keluar. Tidak peduli bagaimana Andreas memohon dari luar, dia tetap tidak memedulikannya.Ketika Celine berbaring sendirian di kamar, dia memikirkan kata-kata Andreas tadi.Dia mau pesta pernikahan yang bagaimana?Dia tidak pernah memikirkan ingin pesta pernikahan yang seperti apa. Namun, saat ini dia mulai sedikit menantikan hal ini.Sementara Andreas yang diusir keluar tersenyum berseri-seri di depan pintu. Saat ini, kalau Owen dan James melihat senyumannya ini, pasti bakal terperangah.Di kepalanya muncul sosok Celine yang sangat memesona tadi, dia pun semakin tidak sabar ingin memberi Celine sebuah pesta pernikahan.Celine yang memakai gaun pengantin pasti sangat cantik!Berpikir seperti itu, Andreas semakin tidak sabar.Dia langsung menghubungi
Tubuh mereka hanya terpisah oleh dua lapis pakaian.Andreas seharusnya segera melepaskan diri, tapi saat itu, tubuh Andreas membeku, dia bahkan berhenti bernapas.Di telinganya terngiang kata-kata wanita ini tadi, yaitu "Akhirnya pulang juga".Dia bisa merasakan dengan jelas penantian dan kerinduan wanita ini. Teringat dengan kata-kata staf hotel tadi, muncul kilatan di mata Andreas.Wanita ini sedang bertengkar dengan suaminya.Orang yang dia tunggu dan rindukan juga sudah pasti adalah suaminya.Kenapa dia bisa-bisanya merasa kalau itu dia? Seakan-akan yang ditunggu wanita ini adalah dia.Namun, mana mungkin?Andreas tertawa pahit, dia menekan rasa cemburu yang muncul di hatinya. Dia ingin melepas lengan yang memeluk pinggangnya, tapi lengan itu malah memeluknya semakin erat.Seakan-akan takut dia menghilang.Suaranya seperti kucing kecil menangis, terdengar sangat sedih. "Jangan tinggalkan aku lagi, Andreas ...."Hati Andreas seketika melunak.Meski tahu orang yang dimaksud wanita in
Andreas menggelengkan kepala untuk menyingkirkan perasaan aneh itu.Setelah mengurus pria yang pingsan itu, dia hendak menutup pintu, tapi malah kembali mendengar suara wanita itu."Andreas, tolong ...."Suaranya terdengar sangat menderita.Andreas mengira wanita itu dalam bahaya, jadi dia yang tadinya mau menutup pintu akhirnya merasa khawatir.Dia memberi tahu dirinya sendiri, dia akan pergi setelah memastikan wanita itu baik-baik saja.Andreas pun membuka lampu di kamar dan memastikan tidak ada orang lain, dia hanya melihat samar-samar ada orang yang berbaring di sofa.[Tuan Andreas ambil saja, Nyonya ada di kamar.]Kata-kata staf hotel tadi terngiang-ngiang di benaknya.Orang yang berbaring di sofa harusnya adalah "nyonya" yang dia maksud.Pada akhirnya, rasa penasaran Andreas menang dan dia pun berjalan ke sofa.Selangkah, dua langkah, tiga langkah ....Langkahnya sangat ringan, tapi detak jantungnya malah semakin cepat.Sampai waktu dia melihat wajah orang yang berbaring di sofa
Benar ada Tuan Andreas!Dia tahu, suami istri biasanya pasti baikan, apalagi Tuan Andreas dan istrinya.Meski dia sudah sering melihat orang-orang yang suka selingkuh, Tuan Andreas dan istrinya benar-benar saling mencintai.Seperti yang dia duga, baru beberapa saat saja Tuan Andreas sudah menemukan lokasi Nyonya dan datang ke sini untuk berbaikan.Manajer itu berlari menghampiri Andreas dan berkata, "Tuan Andreas kenapa ada di sini?"Bukannya harusnya pergi ke kamar?Melihat Andreas mengernyit, dia akhirnya mengerti. "Tuan nggak bawa kartu kamar? Tuan, ini ...."Manajer itu menyerahkan sebuah kartu kepada Andreas dengan penuh hormat.Andreas melihat kartu itu, tapi tidak mengambilnya.Manajer pun terdiam.Kemudian, tiba-tiba dia terpikirkan sesuatu. "Tuan jangan salah paham, kartu ini biasanya hanya dipakai waktu keadaan darurat. Tuan tenang saja, staf hotel kami nggak akan masuk ke kamar tamu sembarangan."Andreas bingung.Namun, orang ini memanggilnya "Tuan Andreas".Dilihat dari eks
Mata Celine bergetar.Orang-orang bisa melihat betapa Andreas mencintainya. Teringat dengan kenangan-kenangan masa lalu, Andreas memang sangat mencintai dia."Aku mana mungkin marah padanya." Dia juga sangat mencintai Andreas!Dia ingin sekali Andreas bisa langsung muncul di hadapannya.Manajer tidak mengerti dengan ekspresi di wajah Celine, dia pun segera turun untuk meminta orang mengantarkan buah-buahan untuk Celine.Langit perlahan-lahan berubah gelap.Di luar Hotel Binara.Di sebuah mobil biasa yang berhenti di tepi jalan, Lala sedang mencengkeram setir mobil sambil melihat Andreas turun dari sebuah mobil lalu berjalan masuk ke hotel.Melihat sosok Andreas yang tidak terlihat lagi, cengkeraman Lala semakin kuat.Andreas ....Dia jelas-jelas tidak suka dengan acara seperti ini, tapi hari ini dia malah menghadiri pesta ini.Selama dua hari ini, Lala memperhatikan semua gerak-gerik Andreas. Dia yakin kalau Celine tidak tahu Andreas ada di Binara, sementara Andreas kalaupun melihat Ce
Perasaan itu terus berputar di hati Celine untuk sekian lama.Sampai waktu Dylan dan Albert datang lalu melihat raut wajahnya yang pucat."Celly, kamu kenapa? Nggak enak badan?" Albert segera maju dan mengamati Celine dengan ekspresi khawatir.Sejak Celine datang ke Binara, meski mereka selalu menjaganya dengan hati-hati dan biasanya juga tidak ada yang aneh, Celine sedang hamil, mereka tetap tidak boleh lengah."Aku nggak apa-apa, mungkin semalam tidurnya nggak nyenyak."Celine berusaha tersenyum, rasa depresi dan tidak berdaya di dalam mimpi masih terasa, jadi senyumannya terlihat sangat terpaksa.Dylan dan Albert langsung menyadarinya.Mana mungkin tidak apa-apa?Albert juga tahu jelas alasannya. Sampai sekarang masih belum ada kabar tentang Andreas, dia tidak tega bertanya lagi."Celly, hari ini kamu istirahat saja di rumah."Begitu Albert selesai bicara, Celine langsung teringat dengan babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional. "Nggak bisa, aku harus ke kantor.""Di kantor m
"Bantu aku!"Nadanya sudah tidak memohon seperti tadi, malah terdengar seperti memerintah.Suasana seketika hening.Ekspresi "Master Gion" berubah-ubah, sementara wajah Lala terlihat dingin dan bertekad, seakan-akan sedang menekan seorang bawahannya.Dia sebenarnya harus langsung setuju, tapi dia akhirnya bertanya lagi. "Apakah kamu sudah memikirkannya baik-baik?"Mata Lala pun bergetar.Setelah terdiam beberapa saat, Lala mengangguk dengan tegas. "Aku hanya punya pilihan ini, aku nggak bisa kehilangan dia. Cuma sekali ini saja, hari ke luar negerinya sudah ditentukan. Setelah keluar negeri, semuanya akan baik-baik saja."Dia tidak percaya Celine bisa mencari sampai ke luar negeri.Kalaupun pusat bisnis Keluarga Tjangnaka ada di luar negeri, tapi dunia ini sangat luas, dia pasti bisa menghindari mereka. Selain itu, orang-orang dia juga di luar negeri."Nona, aku mengerti. Ini terakhir kalinya, setelah ini, aku benar-benar mau pensiun. Aku sudah tua, sudah nggak bisa kerja keras."Pangg
Pengemis itu tidak marah dengan sikap Lala yang jijik padanya.Di bawah rambut berantakan dan bau, pengemis itu tersenyum puas lalu berbalik pergi.Waktu dia menabrak Lala, dia sudah memberikan kertas itu padanya.Sekarang, dia tinggal menunggu Lala melihatnya.Muncul kilatan sinar di mata Lily, lalu segera berjalan kembali ke tempatnya.Lala ditabrak lumayan kuat.Waktu dia berdiri, hatinya tetap kesal. Melihat pengemis yang sudah pergi itu, Lala bahkan merasa jijik mau memarahinya.Andreas sudah pergi.Lala segera memanggil sebuah taksi untuk pulang.Lampu di kamar Andreas menyala. Lala berdiri lama di depan pintu, tapi akhirnya tidak masuk. Waktu dia kembali ke kamarnya untuk ganti baju, tiba-tiba di sakunya keluar sebuah kertas yang diremas.Kertas itu sangat berantakan, bahkan sedikit bau busuk.Ini bukan miliknya!Lala refleks teringat dengan pengemis yang menabraknya tadi.Ini dari pengemis itu!Kenapa pengemis itu menaruh kertas ini di sakunya?Lala membuka kertas itu, waktu di
Di kegelapan malam, sosok pengemis itu terlihat kotor dan bau. Orang-orang yang melihatnya refleks menghindar.Dia berjalan terhuyung-huyung ke satu arah.Di benaknya terus terngiang-ngiang informasi yang baru saja dia dengar. Hamil .... Celine hamil .... Hamil anak Andreas.Kenapa .... Kenapa dia seberuntung itu?Pantas saja Albert dan Dylan juga datang ke sini.Terus Andreas dan ....Bukan, ada yang salah.Lily tiba-tiba teringat dengan sosok itu.Orang itu jelas-jelas sedang mengikuti Tuan Andreas.Lala ... sedang menguntit Tuan Andreas?Seakan-akan mengetahui sesuatu, Lily langsung berjalan dengan terburu-buru. Tatapannya yang tadinya tidak fokus jadi cerah, dia mencari-cari ke sekitar sambil terus berjalan maju.Dia mencari-cari ingin menemukan orang itu.Namun, setelah sekian lama, dia tetap tidak menemukannya.Sampai dia melihat bar yang tidak jauh di depannya.Bar Artemis.Ada ingatan-ingatan yang muncul di benaknya, membuatnya menghentikan langkahnya.Sebelum dia sempat berpik
Selama beberapa hari, Andreas terus mengingat ulang adegan yang tiba-tiba muncul di benaknya waktu itu.Namun, tidak peduli seberusaha apa pun dia, adegan yang rusak itu tetap tidak bisa disatukan sampai sempurna.Akan tetapi, semakin hancur adegan itu, dia semakin ingin mencari tahu apa itu.Semakin dia memikirkannya, kepalanya semakin sakit.Kepalanya seperti mau meledak, tapi satu-satunya hasil adalah gambar yang dia gambar di kertas.Lebih tepatnya, gambar desain sepasang cincin.Dia teringat dengan telepon hari itu, sepertinya ada sebuah kekuatan yang mendorongnya, di otaknya ada sebuah pikiran yang terus menjadi semakin jelas.Dia mau mengikuti babak final dengan desain ini!Andreas pergi ke Perusahaan Perhiasan Nadine untuk mengumpulkan gambar desain ini.Setelah itu, dia jalan-jalan tanpa tujuan sampai malam. Tanpa dia sadari, dia lagi-lagi tiba di Bar Artemis.Lala terus mengikutinya.Namun, dia tidak tahu, waktu dia melewati alun-alun yang paling ramai di Binara, ada seseoran