Namun dalam sekejap, Celine menyesal menggunakan cara ini.Setelah semuanya selesai, Celine merasa tulang-tulangnya seakan-akan lepas dari sendinya.Sementara suaminya terlihat sangat segar. Celine memelototinya lalu bersikeras mengusirnya keluar. Tidak peduli bagaimana Andreas memohon dari luar, dia tetap tidak memedulikannya.Ketika Celine berbaring sendirian di kamar, dia memikirkan kata-kata Andreas tadi.Dia mau pesta pernikahan yang bagaimana?Dia tidak pernah memikirkan ingin pesta pernikahan yang seperti apa. Namun, saat ini dia mulai sedikit menantikan hal ini.Sementara Andreas yang diusir keluar tersenyum berseri-seri di depan pintu. Saat ini, kalau Owen dan James melihat senyumannya ini, pasti bakal terperangah.Di kepalanya muncul sosok Celine yang sangat memesona tadi, dia pun semakin tidak sabar ingin memberi Celine sebuah pesta pernikahan.Celine yang memakai gaun pengantin pasti sangat cantik!Berpikir seperti itu, Andreas semakin tidak sabar.Dia langsung menghubungi
Sampai keesokan paginya, begitu Owen menyalakan ponselnya, telepon dari Gian langsung masuk.Bahkan tidak sampai sedetik.Owen mengernyit sambil menerima panggilan. Gian pun langsung bertanya, "Tuan sudah mau menikah, siapa pengantinnya? Kamu pasti tahu, 'kan? Kasih tahu aku! Cepat kasih tahu aku!"Owen mengernyit.Apa maksudnya mau menikah?Tuan sudah menikah!Informasi Gian ini telat banget, memang dia yang paling hebat, termasuk orang pertama yang tahu kalau Tuan sudah menikah!Seperti dugaannya, di antara dia dan Gian, Tuan lebih dekat dengannya!Selama Owen diam memikirkan semua ini, Gian sudah tersiksa dengan rasa penasarannya."Owen, aku mohon, kasih tahu aku siapa sebenarnya pengantin Tuan? Kalau nggak, aku pasti sangat menderita menyiapkan pesta ini. Kalau kamu masih anggap aku sahabat, cepat kasih tahu aku ...."Owen sama sekali tidak berencana memberi tahu Gian.Namun, dia tiba-tiba menyadari sesuatu. "Apa katamu? Pesta? Pesta apa? Tuan sama Nyonya mau mengadakan pesta perni
"Benar, tanda tangan."Mereka semua tersenyum menyanjung lalu menyerahkan kontrak yang sudah disiapkan secara bersamaan.Celine melihat sekilas kontrak itu lalu tersenyum sopan sambil berkata, "Tanda tangan apa?"Senyuman di wajah mereka langsung berubah canggung.Salah satu dari mereka langsung berdiri dan berjalan ke sisi Celine. "Nona Celine sudah lupa, ya? Tentu saja tanda tangan kontrak kerja sama. Kali ini, kontrak kita nggak cuma dua tahun, kita tanda tangan sepuluh tahun. Dalam sepuluh tahun, perusahaan kami adalah rekan kerja sama paling setia Perusahaan Perhiasan Aurora."Celine hanya diam saja.Orang itu langsung panik mengingat pesan bosnya. Hari ini kalau dia tidak berhasil tanda tangan kontrak dengan Celine, dia bakal dipecat. Tidak hanya dia, tadi pas menunggu di luar Perusahaan Perhiasan Aurora, mereka sempat mengobrol.Semua yang datang hari ini sudah diberi perintah yang harus dilaksanakan.Kalau tidak berhasil, mereka bakal dipecat.Celine masih saja diam, ada yang m
Daripada di masa depan mungkin terpengaruh orang lain, dia lebih baik putus hubungan sepenuhnya.Sementara masalah yang dihadapi Perusahaan Perhiasan Aurora sekarang, bertahan sebentar saja pasti bakal lewat.Melvin mengerti maksud Celine. "Aku mengerti, Bu Celine, serahkan saja padaku!"Melvin meninggalkan kantor Celine lalu mengusir pada direktur yang ada di depan pintu dengan "lembut". Ketika mereka pergi, wajah mereka sangat pucat, seakan-akan diberi hukuman mati.Bahkan ada salah satu direktur yang pingsan setelah meninggalkan Menara Sailendra.Ambulans pun datang dan mengantar direktur itu ke rumah sakit. Kejadian ini lumayan heboh, tidak sampai sejam, berita tentang ini sudah tersebar sampai ke Perusahaan Perhiasan Nadine.Beberapa orang yang tahu informasi ini diam-diam membicarakannya."Jangan-jangan Tuan Muda Hansen mengancam perusahaan-perusahaan itu?"Direktur bagian desain Perusahaan Perhiasan Nadine yang baru ini baru kerja beberapa hari, tapi sudah tidak datang. Mereka s
"Keluar!"Carla terkejut sekian lama.Baik dari penampilan luar maupun karakternya, Hansen adalah seorang tuan muda yang sopan dan lembut, sangat jarang memarahi orang lain.Namun, Hansen malah menyuruhnya keluar?Carla menggertakkan giginya lalu keluar dari kantor Hansen dengan enggan.Setelah pintu tertutup, Hansen baru menutup matanya.Carla dan orang-orang di kantor mengira dia yang mengancam perusahaan-perusahaan itu, tapi sebenarnya bukan.Dia memang sudah melakukan persiapan, tapi tetap saja telat selangkah.Sementara orang yang mendahuluinya itu sudah pasti Andreas.Andreas ....Kepeduliannya terhadap Celine sudah jauh di luar perkiraan Hansen....Setelah meninggalkan Perusahaan Perhiasan Nadine, Carla tetap merasa tidak senang.Dia pun mengemudi pulang ke vila Keluarga Nadine.Tak lama kemudian, dia tiba di vila dan memarkirkan mobilnya. Di bangunan utama, Richard keluar dengan kursi roda sambil melihat ke arah pintu dengan tatapan penuh harap, seakan-akan sedang menantikan s
Seperti dugaannya, begitu mendengar ada yang melindungi Celine, Lily langsung terlihat tidak senang.Orang yang bisa melindungi Celine seperti itu seharusnya adalah Hansen.Lily menghirup napas dalam-dalam. Kalau Hansen masih lebih baik, takutnya Tuan Andreas yang melakukannya!"Terima kasih Kak Carla, aku pasti ingat kebaikanmu."Di permukaan, Lily tetap berusaha menjalin hubungan baik dengan Carla."Untuk apa bilang terima kasih? Kita 'kan kakak adik."Mereka berdua tersenyum palsu.Namun tiba-tiba, Carla seperti teringat sesuatu lalu mengingatkan Lily dengan penuh makna."Kakek bisa-bisanya ingin Celine pulang. Kakek sudah tua, takutnya lupa kejadian malam itu di rumah sakit. Kalau lupa yang lain masih nggak apa-apa, tapi kalau dia lupa identitas kamu ...."Carla tidak melanjutkan kata-katanya lagi.Ada hal-hal yang hanya perlu dikatakan intinya.Menurut pemahamannya terhadap Lily, dia hanya perlu mengingatkannya sampai sini, Lily pasti sudah tahu apa yang harus dia lakukan.Meski K
Andreas menyebut "istriku" dengan sangat lancar dan senang.Owen pun dalam hati mengejek.Istri, istri .... Nyonya saja masih tidak tahu Anda itu Tuan Andreas. Kalau tahu, mungkin saja Anda bakal ditendang keluar ....Memikirkan ini, Owen diam-diam mencibir.Namun, Andreas yang tadinya masih tersenyum puas tiba-tiba memasang ekspresi tajam.Kemudian, dia menatap Owen dengan mata menyipit.Owen tertegun sejenak lalu sedikit panik. Dia langsung tersenyum menyanjung. "Tuan baik sekali ke Nyonya, kalau Nyonya tahu, dia pasti terharu."Begitu dia selesai berbicara, Andreas membalasnya dengan kesal, "Apa Nyonya? Dia bukannya nggak tahu aku itu Tuan Andreas? Kalau tahu ...."Andreas tidak menyelesaikan kata-katanya, tapi tatapannya seperti pisau tajam yang tertuju ke Owen.Owen tiba-tiba kaget, dia bisa-bisanya mengucapkan kata-kata di benaknya tadi!Merasakan tatapan tajam dari tuannya, Owen merasa hari ini adalah hari kematiannya.Dia menelan ludahnya, tidak tahu harus bagaimana. Tiba-tiba,
"Dari dulu sampai sekarang, yang aku mau hanya kamu."Ini adalah isi hati Andreas, tapi begitu mendengar ini, Celine refleks menelan ludah lalu langsung mengakhiri panggilan.Andreas sengaja.Kata-kata Owen tadi jelas memengaruhi dia.Meski Celine suka padanya, yang Celine suka adalah suaminya.Namun, dia adalah Andreas Jayadi. Dia mau menggunakan identitasnya sebagai Tuan Andreas untuk menjadikan Celine sebagai Nyonya Keluarga Jayadi. Jadi, dia ingin mengungkapkan perasaannya sebagai Tuan Andreas.Dia juga sudah memperkirakan reaksi Celine ini.Lagi pula Celine akhirnya akan tahu, mungkin perlahan-lahan Celine bisa menerima Tuan Andreas.Andreas terus memikirkan rencananya ini.Sementara saat ini, detak jantung Celine berdetak kencang, dia bahkan mulai menyesal menanyakan pertanyaan tadi.Dari dulu, yang Tuan Andreas inginkan hanya dia???Kalau tidak ada suaminya, dia mungkin bisa memaksakan diri menerima perasaan Tuan Andreas ini, tapi sekarang dia dan suaminya ....Teringat pesta pe
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s