"Semoga nggak luka." Saat itu, Celine hanya bisa berdoa dalam hati. Ketika dia sudah bersiap-siap merasa sakit karena jatuh, seseorang merangkul pinggangnya.Dia merasa dia ditarik lalu masuk ke pelukan yang familier.Saat kesadarannya masih sisa sedikit, dia sepertinya melihat wajah yang familier."Suami ... andalan ... " panggil Celine dengan suara kecil.Setelah memastikan Celine sudah ada di pelukannya, Andreas baru menghela napas lega.Namun, ketika melihat bekas air mata di wajah Celine yang pucat, Andreas merasa hatinya sakit. Dia langsung menggendong Celine dengan kerutan di dahinya."Suami ya suami saja, apanya suami andalan," gumam Andreas kesal.Dia tahu namanya di ponsel Celine, tapi tidak pernah dia ungkit.Setelah memastikan kalau Celine hanya pingsan karena terpukul, dia baru menggendong Celine ke mobil lalu memakaikan sabuk pengaman. Kemudian, dia mengemudi menuju Kompleks Tiara.Setelah tiba di Kompleks Tiara, Celine masih belum bangun.Andreas tahu apa yang terjadi di
Owen terdiam.Gaji dua kali lipat?Apa maksud Tuan?Owen masih tidak mengerti, lalu terdengar suara Andreas lagi. "Tadi bukan sengaja mau meneriaki kamu, Celine tadi ... pingsan."Baru saja sadar dari kagetnya mendengar Andreas memberinya penjelasan, Owen langsung memasang ekspresi serius saat mendengar Celine pingsan."Nyonya nggak kenapa-kenapa, 'kan?" tanya Owen dengan sangat khawatir.Andreas terkejut mendengar Owen begitu mengkhawatirkan Celine, matanya pun langsung menyipit. Namun, Owen langsung menjelaskan, "Nyonya adalah orang yang ada di hati Tuan, saya nggak bakal mengampuni satu pun orang yang mencelakai Nyonya!"Kilatan mengancam di mata Andreas pun menghilang. "Bagus kalau gitu, mulai dari orang-orang yang ikutan menindas Perusahaan Perhiasan Aurora dulu.""Baik, Tuan."Owen langsung menjawab, seolah-olah kejadian mengambek tadi tidak pernah terjadi.Sekarang dia sangat semangat.Orang-orang itu beraninya menyusahkan Nyonya, dia tentu saja tidak akan sungkan-sungkan.Bagi
Kepalanya basah oleh keringat, dia masih tenggelam dalam mimpinya tadi.Tepat ketika dia sedang ketakutan, sebuah tangan memegang keningnya.Celine terkejut dan refleks meringkuk lalu mengibaskan tangannya.Terdengar suara tamparan yang sangat nyaring.Andreas merasa wajahnya sakit, tapi dia sama sekali tidak marah. Merasakan ketakutan Celine, dia menggenggam pergelangan tangan Celine sambil menenangkannya. "Celly, ini aku."Suara yang familier itu membuat Celine tertegun.Suami Andalan?Tadi dia memukul suaminya?"Maaf." Celine refleks minta maaf, tadi dia tidak mengontrol kekuatannya. Sekarang mengingat suara nyaring tadi, seharusnya tamparannya lumayan kuat.Di kegelapan, Celine mengulurkan tangannya untuk mengelus wajah Andreas. "Aku nggak tahu ....""Aku nggak apa-apa, nggak sakit." Andreas menenangkan Celine sambil merapikan rambut Celine yang berantakan di wajahnya. "Kamu mimpi buruk, nggak peduli apa yang ada di mimpimu, itu hanya mimpi."Celine bingung.Apakah itu hanya mimpi?
Namun dalam sekejap, Celine menyesal menggunakan cara ini.Setelah semuanya selesai, Celine merasa tulang-tulangnya seakan-akan lepas dari sendinya.Sementara suaminya terlihat sangat segar. Celine memelototinya lalu bersikeras mengusirnya keluar. Tidak peduli bagaimana Andreas memohon dari luar, dia tetap tidak memedulikannya.Ketika Celine berbaring sendirian di kamar, dia memikirkan kata-kata Andreas tadi.Dia mau pesta pernikahan yang bagaimana?Dia tidak pernah memikirkan ingin pesta pernikahan yang seperti apa. Namun, saat ini dia mulai sedikit menantikan hal ini.Sementara Andreas yang diusir keluar tersenyum berseri-seri di depan pintu. Saat ini, kalau Owen dan James melihat senyumannya ini, pasti bakal terperangah.Di kepalanya muncul sosok Celine yang sangat memesona tadi, dia pun semakin tidak sabar ingin memberi Celine sebuah pesta pernikahan.Celine yang memakai gaun pengantin pasti sangat cantik!Berpikir seperti itu, Andreas semakin tidak sabar.Dia langsung menghubungi
Sampai keesokan paginya, begitu Owen menyalakan ponselnya, telepon dari Gian langsung masuk.Bahkan tidak sampai sedetik.Owen mengernyit sambil menerima panggilan. Gian pun langsung bertanya, "Tuan sudah mau menikah, siapa pengantinnya? Kamu pasti tahu, 'kan? Kasih tahu aku! Cepat kasih tahu aku!"Owen mengernyit.Apa maksudnya mau menikah?Tuan sudah menikah!Informasi Gian ini telat banget, memang dia yang paling hebat, termasuk orang pertama yang tahu kalau Tuan sudah menikah!Seperti dugaannya, di antara dia dan Gian, Tuan lebih dekat dengannya!Selama Owen diam memikirkan semua ini, Gian sudah tersiksa dengan rasa penasarannya."Owen, aku mohon, kasih tahu aku siapa sebenarnya pengantin Tuan? Kalau nggak, aku pasti sangat menderita menyiapkan pesta ini. Kalau kamu masih anggap aku sahabat, cepat kasih tahu aku ...."Owen sama sekali tidak berencana memberi tahu Gian.Namun, dia tiba-tiba menyadari sesuatu. "Apa katamu? Pesta? Pesta apa? Tuan sama Nyonya mau mengadakan pesta perni
"Benar, tanda tangan."Mereka semua tersenyum menyanjung lalu menyerahkan kontrak yang sudah disiapkan secara bersamaan.Celine melihat sekilas kontrak itu lalu tersenyum sopan sambil berkata, "Tanda tangan apa?"Senyuman di wajah mereka langsung berubah canggung.Salah satu dari mereka langsung berdiri dan berjalan ke sisi Celine. "Nona Celine sudah lupa, ya? Tentu saja tanda tangan kontrak kerja sama. Kali ini, kontrak kita nggak cuma dua tahun, kita tanda tangan sepuluh tahun. Dalam sepuluh tahun, perusahaan kami adalah rekan kerja sama paling setia Perusahaan Perhiasan Aurora."Celine hanya diam saja.Orang itu langsung panik mengingat pesan bosnya. Hari ini kalau dia tidak berhasil tanda tangan kontrak dengan Celine, dia bakal dipecat. Tidak hanya dia, tadi pas menunggu di luar Perusahaan Perhiasan Aurora, mereka sempat mengobrol.Semua yang datang hari ini sudah diberi perintah yang harus dilaksanakan.Kalau tidak berhasil, mereka bakal dipecat.Celine masih saja diam, ada yang m
Daripada di masa depan mungkin terpengaruh orang lain, dia lebih baik putus hubungan sepenuhnya.Sementara masalah yang dihadapi Perusahaan Perhiasan Aurora sekarang, bertahan sebentar saja pasti bakal lewat.Melvin mengerti maksud Celine. "Aku mengerti, Bu Celine, serahkan saja padaku!"Melvin meninggalkan kantor Celine lalu mengusir pada direktur yang ada di depan pintu dengan "lembut". Ketika mereka pergi, wajah mereka sangat pucat, seakan-akan diberi hukuman mati.Bahkan ada salah satu direktur yang pingsan setelah meninggalkan Menara Sailendra.Ambulans pun datang dan mengantar direktur itu ke rumah sakit. Kejadian ini lumayan heboh, tidak sampai sejam, berita tentang ini sudah tersebar sampai ke Perusahaan Perhiasan Nadine.Beberapa orang yang tahu informasi ini diam-diam membicarakannya."Jangan-jangan Tuan Muda Hansen mengancam perusahaan-perusahaan itu?"Direktur bagian desain Perusahaan Perhiasan Nadine yang baru ini baru kerja beberapa hari, tapi sudah tidak datang. Mereka s
"Keluar!"Carla terkejut sekian lama.Baik dari penampilan luar maupun karakternya, Hansen adalah seorang tuan muda yang sopan dan lembut, sangat jarang memarahi orang lain.Namun, Hansen malah menyuruhnya keluar?Carla menggertakkan giginya lalu keluar dari kantor Hansen dengan enggan.Setelah pintu tertutup, Hansen baru menutup matanya.Carla dan orang-orang di kantor mengira dia yang mengancam perusahaan-perusahaan itu, tapi sebenarnya bukan.Dia memang sudah melakukan persiapan, tapi tetap saja telat selangkah.Sementara orang yang mendahuluinya itu sudah pasti Andreas.Andreas ....Kepeduliannya terhadap Celine sudah jauh di luar perkiraan Hansen....Setelah meninggalkan Perusahaan Perhiasan Nadine, Carla tetap merasa tidak senang.Dia pun mengemudi pulang ke vila Keluarga Nadine.Tak lama kemudian, dia tiba di vila dan memarkirkan mobilnya. Di bangunan utama, Richard keluar dengan kursi roda sambil melihat ke arah pintu dengan tatapan penuh harap, seakan-akan sedang menantikan s
Nyonya Keluarga Jayadi bernama Fera itu mau membunuh Celine, terus Nyonya Yuni ini mau memanfaatkan Celine untuk memancing pamannya menghadiri pesta ulang tahun ini.Dari tadi sikap baiknya semua ada tujuannya.Namun hadiah balasan ini ....Albert mencibir.Yuni tidak bisa berkata-kata.Sebentar, dia bilang biasa saja itu hanya merendah, merendah!Bukan serius bilang benda ini biasa saja!Hadiah ini harganya ratusan miliar!"He ... hehehe ...."Ekspresi Yuni sangat canggung, dulu selalu dia yang menyusahkan orang, otaknya berputar mencari cara agar bisa menunjukkan nilai dari hadiah ini.Suara Albert kembali terdengar, kata-katanya bagaikan petir yang menyambar semua orang."Sebuah barang palsu ...."Donny menyela, "Albert Tjangnaka!"Albert hanya sempat mengatakan beberapa kata sebelum ditegur oleh Donny. Donny memasang ekspresi tegas untuk memberi keponakannya pelajaran. "Kamu nggak sopan!""Paman!" Albert agak kesal, bergumam dengan kesal, "Aku juga nggak salah, ini memang palsu!"P
Andreas melamun melihat Celine.Melihat tuannya yang dimabuk cinta, Owen diam-diam mengangkat alisnya. Namun, dia mau tidak mau harus mengganggu pikiran tuannya."Apakah perlu perketat perlindungan Nyonya malam ini?" ujar Owen.Lucen sudah mulai beraksi, kalau dilihat secara kasar, targetnya adalah Dylan.Namun, target Fera selama ini adalah Celine!Apa yang mau Nyonya Fera lakukan pada Nyonya?Owen teringat pada Dylan, dalam hatinya samar-samar ada sebuah tebakan, membuat ekspresinya ikut suram. Kalau tebakannya benar, Nyonya Fera benar-benar ... kejam!Owen melihat Andreas lalu terkejut dengan ekspresi di wajah Andreas.Andreas tidak mengatakan apa-apa, tapi seluruh tubuhnya memancarkan aura dingin yang mengutarakan semuanya.Tak lama kemudian, Andreas mengambil kotak yang berisi "Seri Lastu" di ruang baca Yuni.Ketika dia kembali ke hall utama, perhatian semua orang tertuju pada kotak yang dia bawa. Hampir semua orang samar-samar merasa kalau benda yang ada di dalam kotak ini pasti
Matanya yang melihat Donny berbinar-binar, membuat Donny merasa sangat bangga."Ayah ternyata ...."Begitu Celine berbicara, Donny akhirnya tidak tahan lagi. "Waktu merindukan ibumu, aku melatih tulisanku, membayangkan sosoknya waktu menulis ...."Saat berbicara, wajah Donny penuh dengan senyuman yang bangga dan juga lembut.Celine merasa kehangatan di hatinya.Dia membayangkan sepasang pria dan wanita muda. Wanita itu menulis dengan serius, lalu pria itu melihat wanita itu dengan mata penuh cinta. Celine pun tanpa sadar berkata, "Seandainya Ibu masih ada."Kalau Ibu masih ada, mereka bisa bertemu kembali, pasti sangat bahagia.Donny tertegun sejenak, lalu di matanya terlihat kekecewaan.Mereka berdua berbicara dengan suara kecil, ditutupi oleh suara-suara pujian. Senyuman terpaksa di wajah Yuni akhirnya tidak bisa dipertahankan lagi.Tulisan Donny sebagus ini, membuatnya tidak bisa menyerahkan karya asli yang sudah dia siapkan itu.Namun, hadiah yang sudah disiapkan mana bisa tidak di
Senyuman di wajah Andreas membuat orang-orang tidak bisa menebak tujuan dari kata-katanya itu.Namun, setelah berpikir sejenak, semuanya mengerti.Orang Keluarga Jayadi tentu saja membantu Keluarga Jayadi.Seketika, semua orang di sana menahan napas, tapi dalam hati mereka sangat semangat.Situasi apa ini?Keluarga Jayadi dan Keluarga Tjangnaka yang merupakan dua keluarga terbesar ... bermusuhan?Mereka mengira hari ini datang untuk menghadiri pesta ulang tahun, tapi ternyata mau menyaksikan permusuhan antara dua keluarga besar.Begitu Andreas membuka mulut, bahkan "sikap baik" Yuni terhadap Keluarga Tjangnaka tadi seketika dilupakan semua orang.Tuan Andreas mewakili seluruh Grup Jayadi!Namun, senyuman Andreas itu malah membuat Omar dan Fera gelisah.Andreas memang anggota Keluarga Jayadi, tapi dia tidak pernah suka dengan Fera, juga tidak pernah menganggap Fera sebagai keluarganya. Dia mana mungkin melindungi Fera?"Andreas ... " panggil Omar.Namun, suaranya yang memanggil Andreas
Tapi?Bagus ya bagus saja, kenapa masih ada tapi?Yuni berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan senyumannya. Dia mendongak dan melihat wajah Donny yang tadinya tersenyum sekarang sudah mengernyit.Yuni semakin berusaha untuk mempertahankan senyumannya.Kemudian, dia mendengar Donny berkata, "Nyonya Yuni memang ahli, tulisannya memang biasa saja, sayang sekali. Tulisannya nggak pantas untuk menulis "Seri Lastu"!"Setelah itu, Donny tidak melihat karya Fera lagi, seakan-akan sangat tidak suka dengan karya itu.Para tamu langsung membelalak.Sebentar, kalau begitu, bagaimana dengan mereka yang tadi memuji?Semua orang melihat Donny, lalu melihat tulisan kaligrafi itu, seketika merasa pujian mereka tadi hanyalah pujian terhadap status Keluarga Jayadi.Memang benar mereka terlalu mementingkan kekuasaan dan status.Bos Keluarga Tjangnaka memang pemberani.Albert juga menambahkan di saat yang tepat. "Tulisan ini memang biasa saja, kalian semua hebat bisa memuji sampai seperti itu!"Orang-o
Fera diam-diam melirik Celine sekilas dengan ekspresi sombong seorang pemenang.Dalam sedetik, dia sudah mengalihkan tatapannya. Ekspresi sombong itu juga tidak terlihat lama, tapi Celine tetap menangkapnya.Celine kebingungan.Tatapan Nyonya Fera terhadapnya ini sangat aneh.Tepat ketika Celine mau memikirkan makna dari tatapan itu, Fera sudah berdiri tegak.Dia sudah selesai menulis!Menghadapi karya lengkap yang sudah selesai ditulis, semua orang menjadi semakin rajin memuji.Mereka semua saling bergantian, pujian terus terdengar, seakan-akan ini adalah karya seorang master."Terima kasih, terima kasih atas pujian kalian terhadap menantuku, maaf kalau ada yang kurang." Yuni tersenyum berseri-seri.Meski dia suka melihat kaligrafi, tapi kalau diteliti lagi, dia sebenarnya tidak mengerti apa-apa.Dia pernah melihat "Seri Lastu" yang asli, dibandingkan dengan tulisan Fera ini, sepertinya tidak jauh berbeda.Mendengar begitu banyak pujian, Yuni juga merasa tulisan ini pasti bagus.Namun
Saat ini, Ayah, Kakak selalu memanjakannya, ingin sekali setiap saat bisa melihatnya.Kalau tahu hari ini dia akan datang ke kediaman Jayadi, mereka pasti akan datang.Inilah yang Yuni inginkan.Celine merasa sedikit bersalah.Yuni mencari kesempatan menyanjung Donny, maka permintaan yang datang bersamanya pasti akan semakin besar.Donny tahu apa maksud Celine.Dia tidak peduli dengan permintaan Yuni, dia cuma mau melihat putrinya. Donny pun menepuk tangan Celine dan menenangkannya. "Nggak apa-apa, nggak repot."Melihat mereka berdua terus mengobrol dengan kepala menunduk, Yuni jadi gelisah.Dia mau Donny melihat ke sini! Melihat Fera menulis!"Fera, sudah siap? Tulis baik-baik!" ujar Yuni dengan suara keras.Suara ini menarik kembali perhatian Celine dan Donny. Mereka berdua bertatapan lalu melihat ke pusat kerumunan. Di depan meja, ada Fera yang sudah siap memulai karyanya.Memang terlihat pernah berlatih dalam seni.Fera pada dasarnya sudah punya aura yang lembut. Saat ini, sosoknya
Master Yasha adalah ahli kaligrafi yang paling terkenal di Mastika.Pencapaiannya dalam kaligrafi sangat tinggi. Sebelum meninggal, karya kaligrafi yang dia tinggalkan sangat sedikit, tapi semuanya adalah mahakarya, harganya sangat tinggi.Tidak disangka, nyonya Keluarga Jayadi ini adalah muridnya Master Yasha. Asal tahu saja, Master Yasha tidak menerima murid sembarangan, kecuali kalau orang itu sangat berbakat.Seketika, semua orang yang ada di sana melihat Fera dengan tatapan kagum.Bagaimanapun juga, Fera adalah Nyonya Keluarga Jayadi, juga tokoh utama dari pesta ulang tahun hari ini. Meski dia menjadi tidak terlalu penting karena ada Celine yang belakangan ini sangat mencolok dan juga ada orang Grup Angkasa,orang-orang tetap harus menunjukkan sikap yang sopan terhadap anggota Keluarga Jayadi.Semua tamu yang datang hari ini adalah orang-orang pintar, Yuni sengaja mengungkit hal ini pasti ada alasannya.Ada beberapa orang yang terlihat menanti-nanti."Nggak kusangka ternyata Nyony
Kalaupun dia ganti gaun, atau menambah syal di lehernya untuk menutupinya, malamnya tetap akan ketahuan Omar.Oleh karena itu, Fera menahan sakit dan sengaja menggores tempat itu dengan ranting pohon.Meski hanya luka kecil, Lucen tetap merasa sakit hati."Fera, semua ini salahku, nggak berhasil meminta Nona C dari K&K untuk mendesain sebuah gaun untukmu." Omar merasa sangat bersalah.Fera suka desain Nona C itu.Omar sudah mencari bos K&K, bahkan meminta bos itu yang mengajukannya, tapi tetap tidak berhasil mendapat persetujuan dari Nona C itu.Dia hanya mendapat satu balasan. "Nona C sedang sibuk, tidak ada waktu untuk mendesain gaun."Sibuk?Seorang desainer baju memangnya bisa sesibuk apa?Omar bahkan sudah menunjukkan identitasnya, tapi jawabannya tetap sama, yaitu "Nona C sibuk."Waktu tahu hal ini, Fera terlihat sedikit kecewa.Untungnya Fera orangnya pengertian, kalaupun kecewa, dia tidak akan menunjukkannya, malah menghibur Omar. "Nggak apa-apa, aku pakai gaun yang dulu didesa