Share

Bab 2

Satu jam kemudian, Andreas bangun.

Di bawah selimut, tidak ada apa-apa selain pakaian dalam.

Tidak hanya itu, wanita itu bahkan mencuri bajunya!

Wajah Andreas langsung gusar.

Begitu masuk, James Rianto langsung melihat Andreas yang berbaring di kasur berantakan dengan wajah gusar. Kemudian, dia melihat ada gaun merah yang sudah robek di lantai dan langsung sadar apa yang terjadi.

"Kamu ini ... sudah berubah?"

Semua orang tahu Tuan Muda Ketiga Keluarga Jayadi ini tidak suka wanita. Meski begitu, tetap ada banyak wanita yang ingin tidur dengannya.

Selama ini, Andreas selalu bersikap dingin dan tidak berperasaan pada wanita. Tidak pernah ada wanita yang berhasil tidur seranjang dengannya.

Namun, jelas terlihat semalam olahraganya sangat ekstrem!

Kemarin malam, ketika James mendapat panggilan dari Andreas, dia sedang mabuk. Sampai tadi pagi sudah sadar, dia baru ingat Andreas menyuruhnya mengirimkan dokter pribadi.

Satu bulan sebelumnya, Andreas membersihkan para keluarga-keluarga cabang dan menjadi kepala keluarga baru Keluarga Jayadi yang memiliki aset triliunan. Setelah itu, dia sering didatangi pembunuh-pembunuh bayaran.

Kali ini, ketika dia baru saja sampai di Kota Binara, dia sudah bertemu satu pembunuh bayaran.

Pinggang Andreas disayat dan terluka, akhirnya lukanya dijahit beberapa jahitan. Oleh karena itu, James mengira semalam luka Andreas robek lagi.

James melihat noda merah di seprai yang putih itu. "Ck, sudah luka masih sesemangat itu!"

"Keluar!"

Andreas melirik James dengan mata penuh aura membunuh.

James menyentuh hidungnya dan seketika takut. "Oke, masih bisa olahraga seekstrem itu, harusnya kamu baik-baik saja. Kotak obat aku taruh sini, lukamu ... kamu urus sendiri."

Setelah James pergi, satu set pakaian bersih pun diantar ke kamar.

Luka Andreas memang robek.

Darah yang menodai selimut memang punya dia, tapi yang di seprai ....

Dia ingat dengan jelas hambatan yang terasa semalam.

Andreas tertegun sejenak.

Namun, ketika dia melihat sebuah koin yang ada di meja seberang kasur, wajahnya langsung mengeras.

"Aku sewa kamu semalam, harganya terserah kamu."

Wanita itu benar-benar menganggapnya sebagai orang yang menjual tubuhnya?

Sebuah koin ....

"Bagus!"

Andreas tidak pernah dipermalukan seperti ini. Dia mengepal koin itu dan tubuhnya mengeluarkan aura menakutkan. Ketika keluar dari kamar, dia berkata pada James yang menunggunya di luar, "Carikan aku satu orang, seorang wanita ...."

Seorang wanita yang bernyali besar dan menyebalkan!

...

Di Helvetia, Rumah Keluarga Maira.

Celine yang baru saja mau masuk ke rumah tiba-tiba bersin.

Selama perjalanan pulang, dia terus memikirkan masalah minumannya yang diberi obat. Di hatinya ada sebuah kecurigaan yang harus dia pastikan secepatnya.

Irina adalah anak bibinya, dari kecil mereka tumbuh besar bersama, hubungan mereka sangat baik.

Semalam mereka pergi ke Bar Artemis bersama, tapi baru saja minum segelas, Irina sudah bilang mau ke toilet lalu menghilang.

Celine curiga Irina-lah pelakunya, tapi dia tidak ingin memercayainya.

"Tuan Muda Reza, Paman .... Celine yang memaksaku pergi ke Bar Artemis. Aku sudah menasihatinya jangan pergi ke tempat macam itu, tapi dia bilang mau main-main sebelum menikah dengan Tuan Muda Reza. Aku takut dia kenapa-kenapa pergi sendirian, jadi aku ikut."

"Tapi waktu aku pergi ke toilet sebentar, Celine sudah hilang. Ini salahku, aku seharusnya berusaha keras menahannya biar dia nggak pergi .... Huhuhu ...."

Begitu masuk, Celine pun mendengar suara tangisan Irina yang menyalahkan dirinya sendiri.

Di ruang tamu, ada ayahnya, Bastian Maira, lalu ada ibu tirinya, Sarah Renata. Selain itu, ada Lily dan Reza, pasangan berengsek itu.

Di meja depan sofa, ada beberapa lembar foto.

Melihat Celine masuk, Bastian langsung mengambil foto-foto itu dan melemparnya ke Celine. "Kamu masih berani pulang? Lihat kelakuanmu itu!"

Di foto itu, terlihat Celine yang memakai terusan pendek berwarna merah sedang memeluk seorang pria dengan sangat mesra.

Pria itu memunggungi kamera, tubuhnya tegak dan besar, tidak terlihat wajah. Namun, wajah Celine malah terlihat dengan sangat jelas.

Kepala Celine langsung berdengung, seperti ada sesuatu yang meledak.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Dince Lahea
Lanjut ceritanya
goodnovel comment avatar
Sintya
ceritanya menarik dan seru
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status