"Cucu angkat Tuan Richard harusnya posisinya bakal lumayan tinggi. Kalaupun mau masuk perusahaan kita, mungkin hanya perlu formalitas saja. Dengar-dengar kondisi kesehatan Tuan Richard ...."Ada yang mulai berbisik-bisik.Tiba-tiba, Carla berdeham.Melihat ekspresi Carla yang suram, orang-orang langsung bubar dan kembali ke pekerjaan masing-masing, tidak berani berdiskusi lagi.Namun, kata-kata mereka tadi sudah masuk ke benak Carla.Melihat sosok Hansen dan Celine dari jauh, Carla tersenyum sinis.Ketika Celine ke toilet, Carla baru menghampiri Hansen."Kak, Kakek mau Celine masuk Perusahaan Perhiasan Nadine?" tanya Carla.Hansen tidak menjawab, dia bahkan tidak melirik Carla.Diabaikan seperti ini, Carla langsung marah. "Hansen, hari ini Perusahaan Perhiasan Nadine, siapa tahu besok usaha yang mana? Kamu nggak takut milikmu direbut orang?"Hansen melirik Carla dengan ekspresi datar dan berkata, "Apanya yang milikku? Aku dan kamu sama, kita diadopsi dari rumah yatim piatu. Kita bisa h
Sementara Celine sebagai orang yang bersangkutan malah tidak tahu apa-apa.Namun, ada orang yang langsung tidak bisa diam.Carla sudah memperkirakan hal ini, tapi dia tidak menyangka akan secepat ini.Apalagi jabatannya direktur bagian desain ....Dulu demi masuk Perusahaan Perhiasan Nadine, Carla menggunakan banyak cara untuk mendapatkan izin dari Kakek. Sementara Celine .... Baru saja jadi cucu sudah bisa jadi direktur, benar-benar pintar mengambil hati orang.Carla merasa amarahnya terperangkap di hatinya, butuh pelampiasan.Kebetulan asistennya datang membawa kabar. "Nona, Albert dari Perusahaan Angkasa sudah menginap di Hotel Binara."Albert dari Perusahaan Angkasa adalah pemilik berlian merah yang dicari-cari Carla."Bantu aku bikin .... Nggak jadi, aku pergi cari dia!" Carla mengambil tasnya dan langsung keluar.Dia tidak bisa mengatur keputusan Kakek, hanya bisa menggunakan cara lain untuk memotong jalur Celine.Sementara saat ini, di vila Keluarga Maira,Lily melihat diskusi d
Setelah keluar dari rumah sakit, tatapan suaminya masih tetap terbayang-bayang di benak Celine.Tiba-tiba, bunyi teleponnya menyadarkannya dari lamunan.Telepon dari Cindy.Celine pikir ada urusan darurat di perusahaan dan langsung menerima panggilan. Namun, tiba-tiba terdengar suara Cindy yang penuh semangat."Bu Celine, selamat ...."Selamat apanya?Celine merasa aneh, sementara saat ini Cindy sedang melihat pengumuman itu.Di samping Cindy, ada Melvin dan yang lainnya."Direktur bagian desain di Perusahaan Perhiasan Nadine, Bu Celine, aku umumkan kalau kamu adalah idolaku .... Bukan, salah, sebelumnya juga kamu sudah jadi idolaku. Aku sekarang semakin kagum denganmu."Alis Celine semakin berkerut.Apa maksudnya direktur bagian desain?"Bu Celine, kalau gitu, berarti mulai sekarang Aurora sudah bisa bergantung pada Perusahaan Perhiasan Nadine?""Bu Celine ...."Mereka seakan-akan punya ribuan pertanyaan.Tepat ketika mereka masih mau melanjutkan pertanyaan mereka, Celine langsung men
Celine tidak mau orang-orang salah paham padanya dan menganggapnya memiliki ambisi terhadap perusahaan Keluarga Nadine.Hansen juga bisa memahami maksud wanita itu.Bagaimanapun juga, bisnis yang dimiliki oleh Keluarga Nadine sangatlah besar. Celine sama sekali tidak berpikir untuk mendapatkan bagian apa pun dari bisnis mereka.Hansen jadi teringat pada perkataan Carla waktu itu dan merasa Celine benar-benar luar biasa.Dia jadi sangat berharap agar Celine bisa menjadi direktur perancang mereka."Kakek yang memutuskan untuk mengangkat kamu menjadi direktur perancang. Beliau mengakui kemampuanmu dalam membuat rancangan perhiasan." Hansen pun berusaha untuk membujuk wanita itu.Akan tetapi, Celine malah sangat merasa tertekan.Karena kakek yang membuat keputusan, kalau begitu dia akan mencari kakek supaya kakek menarik keputusan tersebut.Celine pun kembali ke mansion ke Keluarga Nadine.Tuan Richard sudah bangun. Pengurus rumah mendorongnya untuk berjalan-jalan di taman. Hari ini, sang
Muncul kekecewaan dan kesepian di dalam sorot mata Richard.Setelah tiba di Kota Binara, Richard lebih banyak dirawat di manson Keluarga Nadine.Celine bisa melihat bahwa pria tua itu merasa bosan dan tidak ada kerjaan.Kalau sang kakek menginginkan keramaian ...."Kakek, aku bukan nggak suka. Aku hanya ingin bertanya kapan pestanya akan dibuat?" Celine tidak tahan melihat kakeknya bersedih.Biarkan saja kalau dia menjadi pusat perhatian. Hari ini dia sudah viral di Instagram. Kalaupun dia tidak ingin menjadi pusat perhatian, sepertinya tidak mungkin lagi."Kalau Celine menyukainya, semakin cepat tentu semakin baik. Tenang saja! Aku akan meminta Hansen untuk mengaturnya." Sang kakek gembira sekali.Setelah Celine pergi.Pengurus rumah yang berada di belakang Richard langsung tersenyum penuh arti, "Di dalam hati Nona Celine jelas ada posisi Tuan. Nggak sia-sia Tuan sudah berusaha untuknya."Richard lantas mendengus dan berkata, "Bagaimana kamu bisa tahu kalau aku sudah berusaha keras un
Rumah sakit?Albert jadi bersemangat dan bertanya, "Bantu aku untuk mempersiapkan hadiah untuk menjenguk orang sakit. Aku ingin menjenguknya."Sang asisten merasa agak kaget, tapi dia sama sekali tidak mengatakan apa pun dan segera menyiapkan sebuah hadiah untuk menjenguk orang sakit.Rumah Sakit Gladius.Sebelum Celine pergi, wanita itu meletakkan sebuah undangan di atas meja.Celine sebenarnya tidak bermaksud untuk memberi tahu Andreas. Hanya saja, dia ingin memperkenalkan suami nomor satunya ini kepada sang kakek di pesta tersebut.Akan tetapi, dia merasa sungkan jika dia harus mengundang pria itu.Jadi, kalau Celine meninggalkan undangan tersebut, Andreas tentu sudah paham akan maksudnya, bukan?Apakah Andreas akan pergi ke pesta itu?Celine berpikir sejenak dan merasa bahwa pria ini pasti akan pergi ke pesta tersebut.Celine meninggalkan rumah sakit, lalu Albert turun dari sebuah mobil mewah. Pria itu kebetulan tidak bertemu dengan Celine.Andreas melihat surat undangan itu sampai
Hati sang asisten pun mencelus. Surat undangan itu masih ada di atas meja. Untung saja tadi dia belum sempat membuangnya.Hanya saja sebelum datang ke rumah sakit ini, sang CEO jelas-jelas tidak tertarik untuk menghadiri pesta tersebut. Kenapa sekarang beliau jadi begitu tertarik?Asisten itu pun melihat ke arah rumah sakit.Dia menebak bahwa semua ini pasti ada hubungannya dengan sosok yang berada di dalam rumah sakit itu....Setelah meninggalkan rumah sakit, Celine langsung pergi ke kantor cabang Perusahaan Perhiasan Nadine yang ada di Kota Binara.Hanya saja begitu dia tiba di lantai bawah, dia pun mendengar suara keributan.Ada sekelompok orang yang berkerumun dan seperti ingin melihat keramaian.Celine sama sekali tidak ingin ikut-ikutan. Hanya saja, ada sebuah suara di dalam kerumunan yang berkata, "Aku adalah ayah Celine. Berani sekali kalian menghentikanku. Apa kalian nggak takut kehilangan pekerjaan kalian?"Langkah kaki Celine langsung berhenti.Suara ini ....Pemiliknya ada
Bastian meledak marah.Celine sama sekali tidak memberi muka padanya. Pria itu merasa tidak rela tidak bisa mengecap kekayaan Keluarga Nadine yang sangat fantastis."Dasar Celine berengsek!" Bastian tidak tahan dan kembali mengumpat.Tidak bisa! Dia tidak boleh menyerah begitu saja.Bastian kembali ingin menyentuh Aurora. Dia merasa bahwa Celine bisa menyerahkan satu triliun untuk Aurora yang sudah mati. Kalau begitu, Celine akan kembali mengabulkan permintaannya demi Aurora.Hanya saja, apa yang bisa dia gunakan untuk mengancam Celine?Bastian sedang berpikir dan tiba-tiba saja terdengar suara teriakan di belakangnya, "Kamu memarahi adikku!"Suara wanita itu terdengar agak marah.Bastian langsung menoleh dan mengenal sosok tersebut, "Nona Carla ....""Kamu mengenalku?" Carla merasa agak kaget.Bastian langsung tersenyum dan berkata, "Tahu. Tentu saja tahu! Bisnis Perusahaan Perhiasan Nadine adalah bisnis yang sangat terkenal. Kamu dan Tuan Hansen adalah petinggi perusahaan tersebut. A
"Ce ... Ce ...."Mata Sarah membelalak, bahkan suaranya juga bergetar.Sarah setakut itu padanya?Celine tidak tahu apakah dia harus senang.Namun, sebagai orang yang hidup bersama selama bertahun-tahun, sekarang bertemu setelah berpisah sekian lama, Celine tersenyum sopan dan menyambutnya. "Aku Celine, kamu nggak salah lihat."Celine!Sarah menelan ludahnya tanpa sadar.Dia segera menunduk dengan panik, sama sekali tidak berani melihat Celine.Sebelumnya di Binara, Andreas menangkapnya lalu "menjaganya" selama beberapa saat. Setelah itu, setiap memikirkan pengalamannya itu, dia seakan-akan bermimpi buruk.Andreas sengaja "menjaganya" secara khusus karena Celine.Celine adalah wanita yang dicintai Andreas!Meski Sarah tidak rela putrinya Aurora mendapatkan cinta pria sehebat itu, Andreas orangnya terlalu kejam.Dia bahkan tidak berani merasa iri lagi terhadap Celine.Setelah Andreas pulang ke Mastika, Sarah tetap sangat hati-hati, selalu meringkuk di rumahnya, takut menarik perhatian A
Kalau Lily benar-benar ada kesempatan menyakiti Celine ....Beberapa saat ini, setiap kali terpikirkan hal ini, Hansen selalu merasa takut.Amarahnya terhadap Lala palsu pun semakin besar."Kamu sudah berusaha keras untuk wajah ini."Hansen menarik kembali pandangannya, waktu dia melihat Lily, tatapannya kembali dingin dan tajam, lalu dia memanggil sebuah nama. "Lily Maira!"Lily Maira ....Di saat dia kembali mendengar nama ini dari mulut orang lain, sebuah bagian di hati Lily seketika runtuh.Hansen ... sudah tahu.Mereka ... sudah tahu!Namun, dia tidak mau jadi Lily!"Aku bukan Lily." Mata Lily berkilau, perlahan-lahan muncul kegilaan di matanya yang menatap Hansen dengan tatapan memohon."Kakak, aku Lala, aku bukan Lily. Aku Lala!"Di akhir, nada suaranya sangat yakin.Seakan-akan kalau dia sendiri percaya dia itu Lala, berarti dia itu Lala.Saat ini, di benaknya hanya ada satu pikiran, yaitu dia tidak boleh mengaku kalau dia itu Lily, tidak boleh!Namun tiba-tiba, terdengar suara
Hansen kembali berkata.Berulang kali, hampir setiap tahun ada satu masalah.Lily tentu saja menjawab dia ingat, dia juga cuma bisa jawab ingat. Semakin lama, Lily bahkan tidak berani menjawab lebih dari satu kata.Karena setiap kali dia menjawab, Hansen selalu mencibir.Sampai akhirnya, Lily merasa dia hampir menggila, kepalanya sampai berkeringat.Bahkan dia sampai takut mendengar "kamu ingat, nggak?" dari mulut Hansen. Dia itu sebenarnya harusnya ingat atau tidak?Akhirnya, Hansen berhenti bertanya.Namun, dia melihat lurus ke Lily dengan tatapan yang membuat Lily gelisah."Kak, Kakak ...." Lily memanggilnya dengan canggung.Kebencian di mata Hansen sudah sangat jelas. "Aku bukan kakakmu, kalau aku itu kakakmu, kamu mana mungkin nggak ingat kalau aku sama sekali nggak pernah kasih Lala kalung mutiara. Pas dia umur sepuluh tahun, yang hilang itu adalah gelang mutiara."Wajah Lily langsung memucat, dia menghindari tatapan Hansen sambil sibuk menjelaskan, "Benar, itu gelang, aku salah
Tak lama kemudian, semua tamu sudah pergi.Seluruh vila ini hanya tersisa anggota Keluarga Nadine dan juga dua orang luar.Dua orang itu memakai topeng, tadi mereka bersembunyi di kerumunan. Lily ingat mereka, tapi dia tidak memperhatikan mereka. Namun sekarang, waktu melihat mereka, dia baru terkejut.Itu Donny dan Albert!Mereka bukannya sudah pergi membawa abu Celine ....Tidak, bukan.Celine saja masih hidup, mereka mana mungkin pergi membawa abu Celine?Meski Lily tidak ingin percaya apa yang ada di depannya, dia tetap harus menerima sebuah kenyataan.Ini hanyalah sebuah pertunjukan ....Sejak kapan pertunjukan ini dimulai?Lily teringat dengan ledakan di gudang rumah sakit jiwa itu, apakah dimulai dari waktu itu?Tidak, bukan.Mungkin lebih awal lagi."Kamu lagi berpikir kamu salahnya di bagian mana?" Celine menatap Lily dengan tatapan seolah-olah mau melihat pikirannya.Lily langsung sadar kembali lalu berusaha untuk tersenyum. "Apa maksudmu? Aku nggak mengerti. Celly, Kakak, ay
Semua orang yang hadir setuju dengan kata-kata Celine ini.Sebagai tokoh utama acara hari ini, semua orang memperhatikan Lala. Hari ini dia memang terlihat sangat senang, bahkan sampai rela mengeluarkan properti seharga 20 miliar sebagai hadiah.Namun sekarang, Bu Celine masih hidup, 69% saham itu sudah tidak ada. Entah properti 20 miliar itu jadi diberikan atau tidak.Tidak ada yang berani bertanya.Juga tidak ada yang tahu kalau saat ini Lily sangat marah.Dia menyesal.Dari kapan situasinya jadi makin parah begini? Sejak melepas topeng .... Nggak!Melihat gaun Celine yang sempurna, Lily baru sadar kalau dia ditipu. Dia ditipu oleh Celine dan Lina!Bahkan Hansen ....Lily tidak berani berpikir lebih panjang, karena dia tidak bisa menanggung akibatnya.Apa yang harus dia lakukan sekarang?Di benak Lily ada begitu banyak pertanyaan, banyak ketidakpastian, juga sangat banyak ketakutan yang terus bertambah. Dia ingin kabur, ingin segera meninggalkan situasi ini lalu menganalisa kondisiny
Bu Celine ... sepertinya tidak tahu tentang ini?Tadi meski memakai topeng, mereka sepertinya pernah melihat wanita yang memakai gaun merah ini. Kalau dia adalah Bu Celine, berarti dari tadi sudah ada di sini.Di acara ini, ada begitu banyak orang yang membicarakan pembagian saham hari ini, kalaupun tadinya tidak tahu, sekarang juga harusnya sudah tahu!Seketika, suasananya sangat aneh.Semua orang hening, mereka melihat Celine lalu melihat Lala yang masih duduk di tanah dengan wajah pucat. Akhirnya, mereka melihat Hansen yang dari tadi tidak bersuara.Saat ini, Hansen yang sudah melihat Celine tetap tenang.Sama sekali tidak seperti orang yang baru tahu kalau Celine masih hidup, malah seperti orang yang sudah tahu dari awal.Kemudian, Hansen tersenyum tipis dan berkata, "Pembagian saham apa?"Beberapa kata itu membuat semua orang tertegun.Terutama Lily.Dia yang pikirannya sangat berantakan tiba-tiba jernih gara-gara kata-kata Hansen itu."Kak, hari ini di kantor, kamu memimpin rapat
Lily benar-benar panik, juga benar-benar takut.Kalaupun sudah melepas tangan Celine, dia tetap bisa merasakan suhu badan Celine. Wajah Lily pun sangat pucat."Kamu ... kenapa?" tanya Celine sambil tersenyum, seperti sedang mengkhawatirkannya.Namun saat ini, Lily tidak bisa mendengar suara apa pun. Dia hanya bisa melihat senyuman di wajah Celine, dan dia semakin yakin kalau itu adalah Celine! Celine yang masih hidup!Namun ... kenapa Celine masih hidup?Dia lihat dengan mata kepalanya sendiri gudang itu meledak, dia sendiri yang menekan tombol bomnya. Saat ini, dia masih ingat kekuatan ledakan itu, satu bom diikuti dengan satu bom, meledak secara berurutan. Kekuatan ledakan itu sudah cukup untuk membuat tubuh orang meledak berkeping-keping.Dia juga melihat sendiri sisa mayat Celine yang bahkan wajahnya tidak terlihat.Lalu kalung itu ....Celine jelas-jelas sudah mati, kenapa bisa masih hidup?Di benak Lily, berbagai ingatan muncul, dia sedang mencari petunjuk.Sementara saat ini, ad
"Ah!"Lily langsung berdiri dengan panik dan ingin kabur, tapi karena sepatu hak tingginya terlilit seprai di bawah,sebelum dia berdiri, dia sudah terjatuh lagi dengan posisi duduk.Dia merasa sakit, tapi dia tidak peduli.Dia melihat wanita yang tadinya jongkok perlahan-lahan berdiri, wajahnya penuh dengan ketakutan.Celine!Itu hantu Celine!"Pergi, pergi kamu." Lily menutup matanya, seakan-akan tidak akan takut kalau tidak kelihatan.Namun, meski mata tertutup, telinga tetap bisa mendengar.Dia mendengar ada suara langkah kaki yang mendekat, suara Celine pun terdengar. "Aku datang untuk menghadiri pesta, sayang sekali kalau aku meninggalkan pesta seseru ini. Aku nggak mau pergi."Setelah itu, dia mendekati Lily dan berkata lagi, "Kamu nggak menyambutku?"Menyambutnya?Menyambut hantu?Lily tadinya merasa dia yang meledakkan gudang itu, kalaupun Celine mendatanginya dalam bentuk hantu, dia juga tidak takut. Dia bahkan akan memamerkan kemenangannya ke Celine.Namun, dia ternyata teta
Akan tetapi, setelah dia merengek kesakitan, tetap tidak ada jawaban.Mana Hansen?Tadi dia jelas-jelas melihat Hansen ada di belakangnya, tidak jauh darinya.Lily berusaha menahan sakit lalu menopang tubuhnya sendiri dan menoleh mencari Hansen.Dia langsung melihat ke arah terakhir dia melihat Hansen, Hansen ada di sana."Kakak ...." Lily melihatnya dengan ekspresi sedih, ingin mendapat kasih sayang darinya. Namun, Hansen .... Wajahnya datar ....Hansen hanya melihatnya. Melihat dia jatuh, kenapa Hansen tidak bereaksi?"Kakak ...." Lily tidak percaya.Namun, waktu dia memanggil Hansen lagi, dia malah melihat Hansen tersenyum sinis.Tersenyum sini ....Sejak dia pulang ke kediaman Nadine, dia tidak pernah melihat ekspresi ini di wajah Hansen.Dia adalah Lala yang disayangi Hansen, Hansen kenapa malah menunjukkan ekspresi seperti ini padanya?"Kakak, sakit ...." Lily kebingungan, dia sudah memanggil Hansen berkali-kali, Hansen tidak mungkin tidak dengar. Namun, Hansen seakan-akan tidak