Asalkan Nyonya ingat dengan kebaikannya, kalaupun nantinya dia berbuat salah di depan Tuan, kalau ada Nyonya yang membantunya bicara, Tuan pasti akan memaafkannya.Mungkin karena tenggelam dalam imajinasinya, Owen sama sekali tidak merasakan Andreas sudah berdiri di sampingnya sambil melipat lengannya di depan dada dan melihat ke arah yang sama."Sama suaminya?" tanyanya lagi.Owen mengangguk lagi. "Iya."Andreas pun tersenyum sinis. "Makan apa?"Owen menjawab, "Aku mana tahu? Nyonya mau makan apa, aku makan apa, aku suka semuanya."Tepat pada saat ini, Andreas menerima sebuah pesan.Dari Celine.Aku ingin traktir Owen dan Tuan Muda James makan sebagai tanda terima kasih sudah menolongku waktu itu. Kamu juga ikut.Andreas mengernyit, pesan ini seakan-akan Owen dan James adalah tokoh utamanya, sedangkan dia hanya menemani.Kemudian, Celine mengirimkan sebuah alamat.Andreas awalnya mau protes, tapi dia tiba-tiba merasa daripada protes, lebih baik dia menggunakan otaknya."Oke." Setelah
Melihat setumpuk dokumen di depannya, muncul keinginan untuk mati di tumpukan dokumen ini.Sekarang dia hanya bisa diam-diam meminta Tuan berbaik hati melepaskannya."Nona Celine, sebenarnya hari itu aku bisa ke sana karena perintah dari Tuan Andreas dan juga suamimu .... Aku hanya dimintai tolong, dia adalah orang yang paling mengkhawatirkanmu ...."Owen tahu tuannya bisa mendengarnya, jadi dia berusaha meminta ampun dengan cara seperti ini.Mendengar ini, Celine pun melihat suaminya dengan tatapan terkejut.Suasana hati Andreas jelas membaik.Mungkin karena tidak ingin terlalu menonjol, Andreas berdeham lalu berkata, "Karena kamu sibuk, kami nggak memaksa lagi, cepat pulang."Kata-kata "cepat pulang" langsung membuat Owen bersorak gembira.Dia hampir berlutut dan berterima kasih pada Andreas.Setelah menutup telepon, suasana mesra menyelimuti mereka. Andreas menyambut tatapan Celine, sama sekali tidak menghindar, malah Celine yang tiba-tiba menghindar dari tatapannya."Bagaimana deng
Namun, sebelum dia sempat pamit, tiba-tiba terdengar suara seseorang di belakangnya yang menarik perhatian mereka."Celly?"Suara itu terdengar agak kaget.Celine melihat ke arah suara itu dan melihat Carla, senyuman di wajahnya langsung membeku.Dia refleks melihat suaminya, tapi suaminya hanya mengernyit, seakan-akan juga terkejut melihat Carla."James, Andre, kalian .... Kebetulan banget, kalian juga makan malam di sini? Kalian nggak keberatan tambah aku seorang, 'kan?"Carla tersenyum berharap, dia langsung maju merangkul lengan Celine, tapi yang dia lihat adalah Andreas.Tatapannya ke Andreas sama sekali tidak menyembunyikan cintanya.Carla sengaja memanggil "Andre" dan bukan Andreas. Dia tidak tahu Andreas memakai nama apa di depan Celine, tapi dia juga tidak berharap Celine tahu identitas Andreas dari namanya.Karena Andreas ingin menyembunyikan identitasnya, dia akan membantunya.Namun, tidak ada yang menjawab.Seketika, muncul kecanggungan di mata Carla. Dia pun melihat ke ara
Ini mungkin panggilan sayang Celine yang paling manja.Begitu dia menyebutnya dan merasakan ekspresi suaminya yang membeku dan tatapan kaget James, Celine langsung menyesal.Namun, steiknya sudah di depan mulut suaminya, dia juga sudah memanggil suaminya dengan panggilan "sayang", tidak ada gunanya menyesal.Dia pun mengabaikan rasa malunya dan tersenyum manja lalu melihat Andreas dengan tatapan lembut dan penuh harap, seakan-akan kalau Andreas menolaknya dan membuatnya kalah dalam peperangan kali ini, Celine akan menghajarnya habis-habisan.Suasana hening sekian lama.Setelah kaget sejenak, Andreas pun mengerti apa yang dipikirkan Celine.Kemudian, dia pun senang karena Celine cemburu.Ini ... bagus banget!Andreas membuka mulutnya lalu menggigit steik yang disuapkan Celine lalu mengunyah dengan senang hati."Enak, nggak?" Celine juga sangat puas dengan reaksinya.Melihat suaminya sangat bekerja sama dan tidak membuatnya malu, Celine pun memotong sepotong steik lagi lalu menyuap Andre
Apa dia tidak tahu semenggoda apa ketika seorang wanita melepaskan pakaian seorang pria?Fokus Andreas semakin buram.Sementara Celine malah semakin fokus.Sejak tahu suaminya terluka, dia tidak pernah melihat lukanya, bahkan tidak tahu seberapa parah luka suaminya.Saat ini, melihat noda darah yang merembes di kain kasa, Celine merasa hatinya seakan-akan diremas."Kenapa bisa luka?" tanya Celine sambil menyentuh pinggiran kain.Menghitung hari saat Andreas terluka, Celine semakin kasihan padanya.Beberapa hari ini, suaminya terus berada di sisinya. Meski mereka tidak berinteraksi, suaminya selalu memberi tahu dia kalau dia ada di rumah menjaganya. Celine harus mengakui kalau beberapa hari ini dia merasa tenang karena ada suaminya.Andreas tidak ingin Celine tahu betapa bahayanya kejadian hari itu, jadi dia hanya menjawab secara santai, "Nggak sengaja jatuh ...."Jatuh?Celine tentu saja tidak percaya.Namun lukanya ditutup kain kasa, dia juga tidak bisa melihat dengan jelas luka itu.
Celine terdiam.Dia menatap suaminya dan memerintahkan, "Harus pergi!""Oke, tapi hanya kalau kamu janji kamu setuju dengan semua yang aku bilang tadi."Celine kembali terdiam.Setuju? Setuju apanya?Saat ini, Celine hanya berpikir tidak boleh menyia-nyiakan waktu lagi, takut otak suaminya benar-benar rusak karena demam tinggi. Dia pun tidak terlalu memikirkan kata-kata suaminya tadi, hanya menganggapnya sebagai ucapan asal karena demam dan merasa suaminya tidak akan ingat lagi nantinya."Iya, iya, aku setuju. Sekarang sudah boleh ke rumah sakit?"Andreas langsung menurut. "Baik."Celine menarik suaminya keluar dan langsung mengemudi mobil suaminya ke Gladius.Begitu masuk rumah sakit, langsung ada yang mengenali wajah Andreas. Sebelum Celine sempat mengambil nomor, segerombolan petugas kesehatan datang dan membawa Andreas ke UGD.Bahkan ketika suaminya sudah dapat kamar dan sedang diinfus, Celine masih bingung.Celine pergi mengurus prosedur rawat inap, tapi malah diberi tahu kalau Tu
Itu bukan luka pisau, melainkan seperti luka tembak.Namun, orang biasa kenapa bisa mengalami luka tembak?Seakan-akan merasakan kecurigaan Celine, Andreas menekan kening Celine dan mengalihkan perhatiannya. "Aku lapar."Celine terdiam.Lapar?Celine berhenti memikirkan hal itu dan berkata, "Aku pergi beli sarapan."Tadi dia bisa tidur di kasur pasti karena digendong suaminya.Dia menempati kasur suaminya, sudah pasti memengaruhi tidur suaminya.Sebelum keluar kamar, Celine berkata kepada Andreas, "Aku bukan sengaja mengusirmu dari kasur, kamu cepat berbaring lagi di kasur."Andreas menatap Celine lalu berkata tanpa takut didengar oleh dokter dan perawat yang masih ada di kamar, "Kapan kamu mengusirku dari kasur? Kasurnya sebesar itu, cukup untuk kita tidur berdua."Celine langsung terdiam.Apa maksudnya?Seketika, tatapan dokter dan perawat yang melihat mereka langsung penuh dengan maksud menggoda.Bahkan ada satu perawat muda yang menjawab, "Benar, benar. Kasurnya cukup besar untuk T
"Nyonya Ratna, aku nggak bisa membantumu."Begitu mendengar kata-kata Celine, ekspresi Ratna langsung mengeras. Dia ingin berusaha mengingatkan kebaikan Keluarga Linoa kepada Celine.Namun, setelah berpikir sekian lama, Ratna sama sekali tidak kepikiran.Melihat Celine mau pergi, Ratna semakin panik.Tiba-tiba, dia berteriak kepada Celine, "Bagaimanapun juga, Keluarga Linoa sudah kasih kamu kesempatan untuk bertemu dengan Tuan Andreas. Kalau bukan karena ada acara ulang tahunku, kamu pakai cara apa pun juga nggak bakal bisa ketemu Tuan Andreas. Celine, sekarang kamu bisa berhubungan dengan Tuan Andreas, kamu mana boleh nggak berterima kasih begini?"Berhubungan?Celine tahu jelas apa maksud Nyonya Ratna dengan "berhubungan".Mendapatkan posisinya dengan menggunakan tubuhnya serta menggoda dengan cara rendahan.Celine tersenyum sinis, orang dari Keluarga Linoa tidak pernah membuatnya kecewa."Nyonya Ratna, aku nggak berani nggak berterima kasih. Aku seharusnya berterima kasih nggak terj
Matanya yang melihat Donny berbinar-binar, membuat Donny merasa sangat bangga."Ayah ternyata ...."Begitu Celine berbicara, Donny akhirnya tidak tahan lagi. "Waktu merindukan ibumu, aku melatih tulisanku, membayangkan sosoknya waktu menulis ...."Saat berbicara, wajah Donny penuh dengan senyuman yang bangga dan juga lembut.Celine merasa kehangatan di hatinya.Dia membayangkan sepasang pria dan wanita muda. Wanita itu menulis dengan serius, lalu pria itu melihat wanita itu dengan mata penuh cinta. Celine pun tanpa sadar berkata, "Seandainya Ibu masih ada."Kalau Ibu masih ada, mereka bisa bertemu kembali, pasti sangat bahagia.Donny tertegun sejenak, lalu di matanya terlihat kekecewaan.Mereka berdua berbicara dengan suara kecil, ditutupi oleh suara-suara pujian. Senyuman terpaksa di wajah Yuni akhirnya tidak bisa dipertahankan lagi.Tulisan Donny sebagus ini, membuatnya tidak bisa menyerahkan karya asli yang sudah dia siapkan itu.Namun, hadiah yang sudah disiapkan mana bisa tidak di
Senyuman di wajah Andreas membuat orang-orang tidak bisa menebak tujuan dari kata-katanya itu.Namun, setelah berpikir sejenak, semuanya mengerti.Orang Keluarga Jayadi tentu saja membantu Keluarga Jayadi.Seketika, semua orang di sana menahan napas, tapi dalam hati mereka sangat semangat.Situasi apa ini?Keluarga Jayadi dan Keluarga Tjangnaka yang merupakan dua keluarga terbesar ... bermusuhan?Mereka mengira hari ini datang untuk menghadiri pesta ulang tahun, tapi ternyata mau menyaksikan permusuhan antara dua keluarga besar.Begitu Andreas membuka mulut, bahkan "sikap baik" Yuni terhadap Keluarga Tjangnaka tadi seketika dilupakan semua orang.Tuan Andreas mewakili seluruh Grup Jayadi!Namun, senyuman Andreas itu malah membuat Omar dan Fera gelisah.Andreas memang anggota Keluarga Jayadi, tapi dia tidak pernah suka dengan Fera, juga tidak pernah menganggap Fera sebagai keluarganya. Dia mana mungkin melindungi Fera?"Andreas ... " panggil Omar.Namun, suaranya yang memanggil Andreas
Tapi?Bagus ya bagus saja, kenapa masih ada tapi?Yuni berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan senyumannya. Dia mendongak dan melihat wajah Donny yang tadinya tersenyum sekarang sudah mengernyit.Yuni semakin berusaha untuk mempertahankan senyumannya.Kemudian, dia mendengar Donny berkata, "Nyonya Yuni memang ahli, tulisannya memang biasa saja, sayang sekali. Tulisannya nggak pantas untuk menulis "Seri Lastu"!"Setelah itu, Donny tidak melihat karya Fera lagi, seakan-akan sangat tidak suka dengan karya itu.Para tamu langsung membelalak.Sebentar, kalau begitu, bagaimana dengan mereka yang tadi memuji?Semua orang melihat Donny, lalu melihat tulisan kaligrafi itu, seketika merasa pujian mereka tadi hanyalah pujian terhadap status Keluarga Jayadi.Memang benar mereka terlalu mementingkan kekuasaan dan status.Bos Keluarga Tjangnaka memang pemberani.Albert juga menambahkan di saat yang tepat. "Tulisan ini memang biasa saja, kalian semua hebat bisa memuji sampai seperti itu!"Orang-o
Fera diam-diam melirik Celine sekilas dengan ekspresi sombong seorang pemenang.Dalam sedetik, dia sudah mengalihkan tatapannya. Ekspresi sombong itu juga tidak terlihat lama, tapi Celine tetap menangkapnya.Celine kebingungan.Tatapan Nyonya Fera terhadapnya ini sangat aneh.Tepat ketika Celine mau memikirkan makna dari tatapan itu, Fera sudah berdiri tegak.Dia sudah selesai menulis!Menghadapi karya lengkap yang sudah selesai ditulis, semua orang menjadi semakin rajin memuji.Mereka semua saling bergantian, pujian terus terdengar, seakan-akan ini adalah karya seorang master."Terima kasih, terima kasih atas pujian kalian terhadap menantuku, maaf kalau ada yang kurang." Yuni tersenyum berseri-seri.Meski dia suka melihat kaligrafi, tapi kalau diteliti lagi, dia sebenarnya tidak mengerti apa-apa.Dia pernah melihat "Seri Lastu" yang asli, dibandingkan dengan tulisan Fera ini, sepertinya tidak jauh berbeda.Mendengar begitu banyak pujian, Yuni juga merasa tulisan ini pasti bagus.Namun
Saat ini, Ayah, Kakak selalu memanjakannya, ingin sekali setiap saat bisa melihatnya.Kalau tahu hari ini dia akan datang ke kediaman Jayadi, mereka pasti akan datang.Inilah yang Yuni inginkan.Celine merasa sedikit bersalah.Yuni mencari kesempatan menyanjung Donny, maka permintaan yang datang bersamanya pasti akan semakin besar.Donny tahu apa maksud Celine.Dia tidak peduli dengan permintaan Yuni, dia cuma mau melihat putrinya. Donny pun menepuk tangan Celine dan menenangkannya. "Nggak apa-apa, nggak repot."Melihat mereka berdua terus mengobrol dengan kepala menunduk, Yuni jadi gelisah.Dia mau Donny melihat ke sini! Melihat Fera menulis!"Fera, sudah siap? Tulis baik-baik!" ujar Yuni dengan suara keras.Suara ini menarik kembali perhatian Celine dan Donny. Mereka berdua bertatapan lalu melihat ke pusat kerumunan. Di depan meja, ada Fera yang sudah siap memulai karyanya.Memang terlihat pernah berlatih dalam seni.Fera pada dasarnya sudah punya aura yang lembut. Saat ini, sosoknya
Master Yasha adalah ahli kaligrafi yang paling terkenal di Mastika.Pencapaiannya dalam kaligrafi sangat tinggi. Sebelum meninggal, karya kaligrafi yang dia tinggalkan sangat sedikit, tapi semuanya adalah mahakarya, harganya sangat tinggi.Tidak disangka, nyonya Keluarga Jayadi ini adalah muridnya Master Yasha. Asal tahu saja, Master Yasha tidak menerima murid sembarangan, kecuali kalau orang itu sangat berbakat.Seketika, semua orang yang ada di sana melihat Fera dengan tatapan kagum.Bagaimanapun juga, Fera adalah Nyonya Keluarga Jayadi, juga tokoh utama dari pesta ulang tahun hari ini. Meski dia menjadi tidak terlalu penting karena ada Celine yang belakangan ini sangat mencolok dan juga ada orang Grup Angkasa,orang-orang tetap harus menunjukkan sikap yang sopan terhadap anggota Keluarga Jayadi.Semua tamu yang datang hari ini adalah orang-orang pintar, Yuni sengaja mengungkit hal ini pasti ada alasannya.Ada beberapa orang yang terlihat menanti-nanti."Nggak kusangka ternyata Nyony
Kalaupun dia ganti gaun, atau menambah syal di lehernya untuk menutupinya, malamnya tetap akan ketahuan Omar.Oleh karena itu, Fera menahan sakit dan sengaja menggores tempat itu dengan ranting pohon.Meski hanya luka kecil, Lucen tetap merasa sakit hati."Fera, semua ini salahku, nggak berhasil meminta Nona C dari K&K untuk mendesain sebuah gaun untukmu." Omar merasa sangat bersalah.Fera suka desain Nona C itu.Omar sudah mencari bos K&K, bahkan meminta bos itu yang mengajukannya, tapi tetap tidak berhasil mendapat persetujuan dari Nona C itu.Dia hanya mendapat satu balasan. "Nona C sedang sibuk, tidak ada waktu untuk mendesain gaun."Sibuk?Seorang desainer baju memangnya bisa sesibuk apa?Omar bahkan sudah menunjukkan identitasnya, tapi jawabannya tetap sama, yaitu "Nona C sibuk."Waktu tahu hal ini, Fera terlihat sedikit kecewa.Untungnya Fera orangnya pengertian, kalaupun kecewa, dia tidak akan menunjukkannya, malah menghibur Omar. "Nggak apa-apa, aku pakai gaun yang dulu didesa
Orang yang berbicara itu adalah tukang kebun di kediaman Jayadi.Gedung medis?Gedung medis lumayan jauh dari sini, untuk apa Fera ke sana?Omar tersenyum pada para tamu lalu segera pergi ke gedung medis.Langit sudah gelap.Saat ini, para tamu sudah berkumpul di dalam hall utama, jadi meski di luar ada lampu jalan, tapi kosong, tidak ada orang.Semakin mendekati gedung medis, jantung Omar berdetak semakin kencang, seakan-akan firasatnya mengatakan akan terjadi hal buruk.Ketika masuk ke gedung medis, dia melihat seseorang."Tuan Omar." Lucen berdiri di depan pintu gedung medis, memakai jas hitam, kacamata hitam. Tubuhnya tegap dan berotot.Meski anggota Swastamita sangat banyak,sebagai mantan kepala keluarga, seluruh anggota Swastamita pernah ada di bawah perintahnya.Omar mengenali Lucen.Sangat kompeten, keahlian bela dirinya bagus, pintar membaca suasana, setia, pendiam, ada banyak kelebihan yang disukai Omar di Lucen.Hanya saja ...."Kamu nggak menjaga keamanan di gedung utama,
Lucen ingin memastikan maksud Fera. "Maksudmu biarkan dia menikah dengan Tuan Muda Dylan?"Fera berpikir sejenak lalu berkata, "Kalau dia menikah dengan Dylan, ancamannya memang jauh lebih kecil. Tapi ... dia dan Andreas saling mencintai, mana mungkin mau menikah dengan Dylan?"Fera mengernyit.Lucen tidak ingin melihat wanita yang dia cintai mengernyit, juga tidak ingin kedudukan Fera di keluarga Jayadi terancam.Oleh karena itu, dia tidak peduli Celine adalah kekasihnya Andreas dan langsung berkata dengan gegabah, "Aku ... mungkin punya cara.""Cara apa?"Mata Fera langsung berbinar.Lucen menggenggam tangan Fera. "Aku lihat Tuan Omar pergi, katanya mau menjemput Tuan Muda Dylan, berarti Tuan Muda Dylan akan pulang hari ini, jadi aku mungkin bisa ...."Lucen menceritakan rencananya.Mendengar rencana Lucen, Fera sangat puas.Namun, meski begitu, dia tetap merasa khawatir. "Celine itu putrinya Keluarga Tjangnaka, juga penanggung jawab Grup Nadine yang sekarang, terus Andreas .... Kala