Itu bukan luka pisau, melainkan seperti luka tembak.Namun, orang biasa kenapa bisa mengalami luka tembak?Seakan-akan merasakan kecurigaan Celine, Andreas menekan kening Celine dan mengalihkan perhatiannya. "Aku lapar."Celine terdiam.Lapar?Celine berhenti memikirkan hal itu dan berkata, "Aku pergi beli sarapan."Tadi dia bisa tidur di kasur pasti karena digendong suaminya.Dia menempati kasur suaminya, sudah pasti memengaruhi tidur suaminya.Sebelum keluar kamar, Celine berkata kepada Andreas, "Aku bukan sengaja mengusirmu dari kasur, kamu cepat berbaring lagi di kasur."Andreas menatap Celine lalu berkata tanpa takut didengar oleh dokter dan perawat yang masih ada di kamar, "Kapan kamu mengusirku dari kasur? Kasurnya sebesar itu, cukup untuk kita tidur berdua."Celine langsung terdiam.Apa maksudnya?Seketika, tatapan dokter dan perawat yang melihat mereka langsung penuh dengan maksud menggoda.Bahkan ada satu perawat muda yang menjawab, "Benar, benar. Kasurnya cukup besar untuk T
"Nyonya Ratna, aku nggak bisa membantumu."Begitu mendengar kata-kata Celine, ekspresi Ratna langsung mengeras. Dia ingin berusaha mengingatkan kebaikan Keluarga Linoa kepada Celine.Namun, setelah berpikir sekian lama, Ratna sama sekali tidak kepikiran.Melihat Celine mau pergi, Ratna semakin panik.Tiba-tiba, dia berteriak kepada Celine, "Bagaimanapun juga, Keluarga Linoa sudah kasih kamu kesempatan untuk bertemu dengan Tuan Andreas. Kalau bukan karena ada acara ulang tahunku, kamu pakai cara apa pun juga nggak bakal bisa ketemu Tuan Andreas. Celine, sekarang kamu bisa berhubungan dengan Tuan Andreas, kamu mana boleh nggak berterima kasih begini?"Berhubungan?Celine tahu jelas apa maksud Nyonya Ratna dengan "berhubungan".Mendapatkan posisinya dengan menggunakan tubuhnya serta menggoda dengan cara rendahan.Celine tersenyum sinis, orang dari Keluarga Linoa tidak pernah membuatnya kecewa."Nyonya Ratna, aku nggak berani nggak berterima kasih. Aku seharusnya berterima kasih nggak terj
Lily agak tidak senang mendengar kata-kata Susi.Namun, dia menenangkan dirinya lalu menatap Susi seakan-akan dia bisa melihat isi hati Susi. "Sebenarnya Tante Susi begini bukan hanya demi uang, 'kan?"Susi mengernyit, tapi tidak mengatakan apa-apa.Namun, Lily tahu tebakannya benar."Sebelumnya Tante setuju waktu ayahku memintamu menjebak Celine. Meski Ayah kasih uang, tapi aku merasa kamu seharusnya nggak suka Celine, makanya bisa setuju melakukannya."Susi melihat Lily sekilas dan berkata, "Kamu merasa diri sendiri sangat pintar? Aku ada alasan apa nggak suka sama Celine?""Karena Aurora Nadine." Lily sama sekali tidak berbelit-belit.Seperti dugaannya, begitu mendengar nama ini, ekspresi Susi berubah sedikit."Kamu benci Aurora .... Coba kutebak, dia sangat hebat, seperti bintang yang bersinar di langit malam. Siapa pun yang melihatnya pasti menyukainya, 'kan? Orang yang menyukainya mungkin kebetulan adalah orang yang Tante sukai ...."Melihat Susi menggertakkan giginya, Lily tahu
Lily sudah menanti-nantikan pertanyaan ini.Asalkan Susi bertanya, dia sudah berhasil setengah."Aku bisa membuat Celine diusir dari Keluarga Nadine. Tuan Besar bisa memberinya kedudukan yang tinggi, aku juga bisa membuat Tuan Besar mempermalukannya."Lily sangat percaya diri bisa mendapatkan hati satu orang tua, apalagi dengan identitas darah daging satu-satunya.Bahkan ...."Aku bisa membuat Tuan Andreas membuang Celine!" Ini tujuan utama Lily.Dia tahu bahwa ini juga yang diinginkan Susi.Seperti dugaannya, Susi menatap Lily dan tiba-tiba tertawa. "Heh, oke, aku bantu kamu."Susi seakan-akan melihat dirinya yang dulu saat melihat Lily.Saat ini, muncul sosok Aurora di benak Susi.Aurora ....Kalau kamu masih ada, kamu pasti tidak bisa mati tenang saat tahu putrimu dibuang oleh Keluarga Nadine.Dia memang maunya Aurora mati tidak tenang!"Oke, senang bekerja sama denganmu, Tante ... Susi!" ujar Lily sambil mengulurkan tangannya ke Susi.Mereka berdua berjabat tangan sambil bertatapan
Celine tiba di kafe yang sudah ditentukan.Begitu melihat Celine, Hansen yang sudah menunggu dari tadi berdiri menyambutnya.Namun, ketika Celine mendekat, rasa bersalah di hati Hansen semakin besar."Celly ...." Hansen ingin meminta maaf.Namun, baru saja dia memanggil nama Celine, Celine sudah tahu apa yang ingin dia katakan.Dia tidak yakin Hansen tahu seberapa banyak soal kejadian malam itu, tapi dengan kepintaran Hansen, melihat perbuatan Perusahaan Jayadi terhadap Keluarga Linoa, dia seharusnya sudah bisa menebak garis besarnya."Kak." Celine menyela Hansen lalu tersenyum cerah seperti biasanya. "Aku nggak apa-apa, lihat ...."Celine berputar sekali sambil berkata, "Aku baik banget."Benar, dia sangat baik!Keluarga Linoa bangkrut, Reza masuk rumah sakit jiwa. Dia tentu saja senang.Rasa bersalah Hansen semakin besar. Belakangan ini, dia sibuk mengurus masalah obat Kakek. Setelah diam sejenak, dia akhirnya mengungkit kondisi Tuan Richard ke Celine."Penyakit Kakek nggak bisa diul
Celine tertegun sejenak lalu jongkok di samping Tuan Richard. "Kakek, aku Celly ....""Celly itu ... Loli ... " ujar Tuan Richard sambil tersenyum.Melihat ekspresinya yang bahagia, Celine tidak mengoreksinya lagi.Anggap dia Loli juga tidak apa-apa.Dia tidak bisa menemukan putri Kakek yang hilang, Kakek melihat sosok putrinya di dirinya, ini satu-satunya makna dirinya bagi Kakek."Kakek, aku Loli ... " ujar Celine sambil tertawa.Namun, Tuan Richard malah tiba-tiba mengernyit dan memperbaiki kata-kata Celine. "Kenapa panggil Kakek? Aku ayahmu .... Hari itu Ayah nggak seharusnya memukulmu dan mengatakan hal-hal seperti itu, memaksamu pergi dari Mastika dan keluarga ini. Kamu pasti sangat membenciku, 'kan?"Tuan Richard seakan-akan benar-benar menganggap Celine sebagai putrinya yang hilang.Dia mengelus kepala Celine, tatapannya penuh dengan penyesalan dan rasa bersalah.Celine merasa hatinya seperti diremas, dia refleks berkata, "Nggak, aku nggak membencimu."Seakan-akan ingin meyakin
"Cucu angkat Tuan Richard harusnya posisinya bakal lumayan tinggi. Kalaupun mau masuk perusahaan kita, mungkin hanya perlu formalitas saja. Dengar-dengar kondisi kesehatan Tuan Richard ...."Ada yang mulai berbisik-bisik.Tiba-tiba, Carla berdeham.Melihat ekspresi Carla yang suram, orang-orang langsung bubar dan kembali ke pekerjaan masing-masing, tidak berani berdiskusi lagi.Namun, kata-kata mereka tadi sudah masuk ke benak Carla.Melihat sosok Hansen dan Celine dari jauh, Carla tersenyum sinis.Ketika Celine ke toilet, Carla baru menghampiri Hansen."Kak, Kakek mau Celine masuk Perusahaan Perhiasan Nadine?" tanya Carla.Hansen tidak menjawab, dia bahkan tidak melirik Carla.Diabaikan seperti ini, Carla langsung marah. "Hansen, hari ini Perusahaan Perhiasan Nadine, siapa tahu besok usaha yang mana? Kamu nggak takut milikmu direbut orang?"Hansen melirik Carla dengan ekspresi datar dan berkata, "Apanya yang milikku? Aku dan kamu sama, kita diadopsi dari rumah yatim piatu. Kita bisa h
Sementara Celine sebagai orang yang bersangkutan malah tidak tahu apa-apa.Namun, ada orang yang langsung tidak bisa diam.Carla sudah memperkirakan hal ini, tapi dia tidak menyangka akan secepat ini.Apalagi jabatannya direktur bagian desain ....Dulu demi masuk Perusahaan Perhiasan Nadine, Carla menggunakan banyak cara untuk mendapatkan izin dari Kakek. Sementara Celine .... Baru saja jadi cucu sudah bisa jadi direktur, benar-benar pintar mengambil hati orang.Carla merasa amarahnya terperangkap di hatinya, butuh pelampiasan.Kebetulan asistennya datang membawa kabar. "Nona, Albert dari Perusahaan Angkasa sudah menginap di Hotel Binara."Albert dari Perusahaan Angkasa adalah pemilik berlian merah yang dicari-cari Carla."Bantu aku bikin .... Nggak jadi, aku pergi cari dia!" Carla mengambil tasnya dan langsung keluar.Dia tidak bisa mengatur keputusan Kakek, hanya bisa menggunakan cara lain untuk memotong jalur Celine.Sementara saat ini, di vila Keluarga Maira,Lily melihat diskusi d
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s