"Kamu pikir aku suka Reza?"Suara Lily penuh dengan nada merendahkan.Irina tertegun sejenak lalu berkata, "Memangnya ... memangnya nggak?""Apanya yang iya? Kalau Reza yang dulu, aku memang suka, karena waktu itu dia tunangannya Celine dan punya identitas Tuan Muda Reza, termasuk pewaris Keluarga Linoa. Kalau aku menikah dengannya, kehidupanku pasti akan sangat baik, sayangnya ...."Lily menyesap sedikit arak.Setelah berhenti sejenak, tatapan merendahkan di wajahnya semakin jelas. "Belakangan aku baru tahu kalau status tuan mudanya itu hanya nama belaka. Bisnis yang dia pegang sudah rugi, ayahnya juga punya rencana mendukung anak haramnya. Reza belum tentu bisa jadi pewaris Keluarga Linoa.""Seorang tuan muda yang nggak punya kekuasaan bahkan lebih parah dari anjing, apalagi kalau dibandingkan dengan seseorang."Teringat dengan Tuan Andreas, Lily memasang ekspresi memuja.Reza bahkan tidak pantas menjadi budak Tuan Andreas.Irina menyadari Lily mengatakan "seseorang", kemudian dia me
Andreas turun dari mobil.Ketika Marco yang tadi membanting setirnya dan baru saja sadar kembali, Andreas sudah mengetuk jendela mobilnya.Muncul kilatan canggung di mata Marco, dia menurunkan jendelanya dan melihat Andreas tersenyum sinis. "Aku pikir siapa, ternyata kamu? Untuk apa kamu membuntutiku?""Aku ...." Marco baru saja mau beralasan kalau dia tidak membuntuti Andreas.Namun tiba-tiba, terdengar suara mobil-mobil melaju kencang. Tak lama kemudian, beberapa mobil minivan mengepung mereka berdua. Dari mobil itu turun banyak orang yang memegang tongkat.Itu adalah orang-orang Marco.Marco tahu, dengan kepintaran Andreas, Andreas kemungkinan besar sengaja memancingnya keluar.Kalau saat ini Marco mengelak, Andreas juga tidak akan percaya.Oleh karena itu, daripada mengelak untuk melepaskan diri, dia lebih baik selesaikan Andreas malam ini dan menyelesaikan misinya."Kenapa?" tanya Andreas sambil melihat orang-orang yang mengepungnya, matanya juga semakin serius.Marco mengangkat a
Tangan Andreas perlahan-lahan mengepal.Dia tidak bisa menunggu lagi, begitu dia membuka pintu, di dalam hanya ada kegelapan.Andreas juga tidak menyalakan lampu, melainkan langsung menuju ke kamar Celine. Namun, pintunya terkunci rapat dan terdengar suara air mengalir dari dalam.Di dalam kamar mandi,Celine terus menyiram tubuhnya dengan air.Reza memang tidak berhasil memerkosa dia, tapi dia tetap merasa sangat jijik.Dia sangat ingin melepaskan selapis kulitnya agar noda di seluruh tubuhnya hilang.Kalau tadi James terlambat datang sedikit saja, dia mungkin sudah diperkosa oleh Reza sialan itu."Sialan!" Celine menggertakkan giginya. Namun, karena lidahnya yang terluka tertarik, Celine kesakitan sampai giginya gemetar.Karena barusan dia mengumpat, dia lagi-lagi merasakan darah di mulutnya.Lukanya harus diurus!Setelah kira-kira satu jam, Celine baru mematikan keran.Di luar, begitu mendengar sudah tidak ada suara air, Andreas tertegun sejenak lalu hendak mengetuk pintu, tapi dia
Maksud dari kata-katanya adalah menyuruh Andreas jangan mengganggunya, lebih baik lagi kalau dia keluar.Andreas tiba-tiba menghentikan langkahnya, lalu tangannya gemetar sejenak. Dia merasa hatinya seakan-akan diremas, rasanya sangat sakit.Dia tidak ingin keluar, ingin menemaninya, tapi juga takut gerakannya akan membuat Celine marah."Kamu tidur saja, aku ada di pintu, kamu tidur dengan tenang." Andreas diam-diam menghirup napas dalam sambil terus melihat Celine yang ada di atas kasur, tidak ingin mengalihkan tatapannya.Setelah beberapa saat, dia baru berjalan ke pintu.Andreas tidak keluar, melainkan duduk di kursi yang ada di samping pintu.Celine juga tidak mengatakan apa-apa lagi.Tidak mau keluar ya sudah.Dia benar-benar sudah mau tidur!Dia tidak ingin berpikiran jernih memikirkan adegan yang menjijikkan itu.Mungkin karena kelelahan, tak lama kemudian, Celine sudah terlelap.Mendengar napas Celine yang perlahan-lahan jadi ringan, Andreas tetap duduk sangat lama di dalam kam
Reza menghirup napas dalam-dalam, merasa dia baru saja selamat dari kematian.Namun, kesenangan mendapatkan hidup baru hanya berlangsung beberapa detik sebelum Reza dilempar ke lantai yang keras."Ah ...." Reza merasa tulangnya bahkan bergeser.Namun, dia tidak sempat memikirkan kesakitannya. Dia langsung berlutut dan menghadap ke arah orang yang datang tadi berdiri. Kemudian, dia langsung bersujud berkali-kali."Tolong ampuni aku, tolong sampaikan kata-kataku ke Paman Andreas."Meski takut, Reza tahu kalau di belakang orang-orang ini pasti adalah Tuan Andreas.Setelah dia selesai bicara, tiba-tiba terdengar seseorang berkata dengan nada dingin, "Kamu mau bilang apa?"Meski sudah lewat beberapa bulan, Reza masih ingat kalau ini adalah suara Tuan Andreas."Paman, Paman ...." Andreas pun merangkak ke arah Andreas. Begitu dia tiba di sisi kaki Andreas, tangannya langsung diinjak.Tangannya kesakitan, tapi Reza sama sekali tidak berani menghindar.Andreas menatap Reza, di kamera itu, Reza
Bahkan sampai sekarang, Reza masih keras kepala.Namun kenyataannya memang begitu, dia keras kepala juga tidak ada gunanya.Andreas hanya tertawa sinis. Saat ini kepala Reza dibungkus, dia bahkan tidak bisa melihat ekspresi Andreas sekarang, tapi keheningan setelah tawa sinis itu membuat ketakutannya meningkat sampai ke batas tertinggi.Dia tiba-tiba teringat, di sistem KUA, di kolom pasangan Celine tertulis "Tidak diketahui".Siapa yang bisa menyuruh pihak KUA menyembunyikan informasi itu?Mungkin hanya Tuan Andreas!Teringat dengan perbuatannya terhadap Celine, Reza seketika merasa ada pisau besar yang tergantung di atas kepalanya dan kapan pun mungkin akan jatuh memenggal kepalanya."Paman ... maafkan aku, aku salah, aku nggak seharusnya mengganggu Ce ...."Awalnya Reza ingin langsung menyebut nama Celine, tapi dia tiba-tiba teringat sesuatu dan langsung mengubah panggilannya. "Tante .... Benar, aku tidak seharusnya mempunyai niat seperti itu kepada Tante."Reza diam-diam mengingatk
Reza ingin bertanya, tapi dia merasa aliran listrik melalui tubuhnya dan seketika dia pun pingsan....Ketika Andreas pulang ke Kompleks Tiara, Celine masih tertidur.Di rumah Keluarga Maira.Irina pagi-pagi sudah bangun. Setelah selesai mandi, dia langsung masuk ke kamar Lily tanpa sarapan."Kak Lily, sudah ada kabar dari Tuan Muda Reza, belum?" tanya Irina sambil membangunkan Lily.Lily awalnya mau lanjut tidur, tapi teringat hari ini akan ada pertunjukan seru, dia langsung semangat.Lily mengambil ponselnya dan menelepon Reza.Di sebuah kamar hotel, sebuah ponsel terus berbunyi, tapi tidak ada yang mengangkat."Ada apa ini?" Lily mengernyit, tapi seketika dia mengangkat alisnya dan tertawa. Dalam hati dia berpikir pasti karena semalam Reza terlalu lelah, jadi sekarang masih tidur."Kak Lily? Jangan-jangan ada yang salah?" Muncul kekhawatiran di mata Irina.Selama ini Celine selalu pintar dan beruntung, jangan-jangan ....Sebelum dia sempat berpikir kemungkinan yang terjadi, Lily sud
Tenaganya bahkan membuat Lily terhuyung. Kalau bukan Sarah bereaksi cepat menahan Lily, Lily pasti sudah terjatuh ke lantai.Lily sama sekali tidak menyangka Nyonya Ratna bakal menamparnya. Tamparan ini membuatnya bengong."Nyonya Ratna, kamu kenapa main pukul ...." Sarah sangat sakit hati.Teringat dengan kabar yang dibawa Fabian tadi pagi, Nyonya Ratna mana peduli siapa sakit hati.Melihat Lily tertegun, dia langsung maju dan mencengkeram pergelangan tangan Lily. "Lily, Reza sebenarnya ada di mana?"Lily merasa wajahnya masih terasa nyeri.Dia langsung mengibaskan tangan Nyonya Ratna dan berkata, "Aku nggak tahu!"Balasan yang ketus ini sudah termasuk sungkan terhadap Nyonya Ratna.Namun, Nyonya Ratna yang menatapnya selama setengah menit. Menghadapi tatapan itu, Lily merasa kepalanya mati rasa. Tiba-tiba, Nyonya Ratna berlutut di depan Lily.Suasana seketika hening.Lily, Irina dan Sarah pun terkejut.Tepat ketika Sarah mau bertanya, Nyonya Ratna tiba-tiba menangis meraung-raung. "L
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s