Maksud dari kata-katanya adalah menyuruh Andreas jangan mengganggunya, lebih baik lagi kalau dia keluar.Andreas tiba-tiba menghentikan langkahnya, lalu tangannya gemetar sejenak. Dia merasa hatinya seakan-akan diremas, rasanya sangat sakit.Dia tidak ingin keluar, ingin menemaninya, tapi juga takut gerakannya akan membuat Celine marah."Kamu tidur saja, aku ada di pintu, kamu tidur dengan tenang." Andreas diam-diam menghirup napas dalam sambil terus melihat Celine yang ada di atas kasur, tidak ingin mengalihkan tatapannya.Setelah beberapa saat, dia baru berjalan ke pintu.Andreas tidak keluar, melainkan duduk di kursi yang ada di samping pintu.Celine juga tidak mengatakan apa-apa lagi.Tidak mau keluar ya sudah.Dia benar-benar sudah mau tidur!Dia tidak ingin berpikiran jernih memikirkan adegan yang menjijikkan itu.Mungkin karena kelelahan, tak lama kemudian, Celine sudah terlelap.Mendengar napas Celine yang perlahan-lahan jadi ringan, Andreas tetap duduk sangat lama di dalam kam
Reza menghirup napas dalam-dalam, merasa dia baru saja selamat dari kematian.Namun, kesenangan mendapatkan hidup baru hanya berlangsung beberapa detik sebelum Reza dilempar ke lantai yang keras."Ah ...." Reza merasa tulangnya bahkan bergeser.Namun, dia tidak sempat memikirkan kesakitannya. Dia langsung berlutut dan menghadap ke arah orang yang datang tadi berdiri. Kemudian, dia langsung bersujud berkali-kali."Tolong ampuni aku, tolong sampaikan kata-kataku ke Paman Andreas."Meski takut, Reza tahu kalau di belakang orang-orang ini pasti adalah Tuan Andreas.Setelah dia selesai bicara, tiba-tiba terdengar seseorang berkata dengan nada dingin, "Kamu mau bilang apa?"Meski sudah lewat beberapa bulan, Reza masih ingat kalau ini adalah suara Tuan Andreas."Paman, Paman ...." Andreas pun merangkak ke arah Andreas. Begitu dia tiba di sisi kaki Andreas, tangannya langsung diinjak.Tangannya kesakitan, tapi Reza sama sekali tidak berani menghindar.Andreas menatap Reza, di kamera itu, Reza
Bahkan sampai sekarang, Reza masih keras kepala.Namun kenyataannya memang begitu, dia keras kepala juga tidak ada gunanya.Andreas hanya tertawa sinis. Saat ini kepala Reza dibungkus, dia bahkan tidak bisa melihat ekspresi Andreas sekarang, tapi keheningan setelah tawa sinis itu membuat ketakutannya meningkat sampai ke batas tertinggi.Dia tiba-tiba teringat, di sistem KUA, di kolom pasangan Celine tertulis "Tidak diketahui".Siapa yang bisa menyuruh pihak KUA menyembunyikan informasi itu?Mungkin hanya Tuan Andreas!Teringat dengan perbuatannya terhadap Celine, Reza seketika merasa ada pisau besar yang tergantung di atas kepalanya dan kapan pun mungkin akan jatuh memenggal kepalanya."Paman ... maafkan aku, aku salah, aku nggak seharusnya mengganggu Ce ...."Awalnya Reza ingin langsung menyebut nama Celine, tapi dia tiba-tiba teringat sesuatu dan langsung mengubah panggilannya. "Tante .... Benar, aku tidak seharusnya mempunyai niat seperti itu kepada Tante."Reza diam-diam mengingatk
Reza ingin bertanya, tapi dia merasa aliran listrik melalui tubuhnya dan seketika dia pun pingsan....Ketika Andreas pulang ke Kompleks Tiara, Celine masih tertidur.Di rumah Keluarga Maira.Irina pagi-pagi sudah bangun. Setelah selesai mandi, dia langsung masuk ke kamar Lily tanpa sarapan."Kak Lily, sudah ada kabar dari Tuan Muda Reza, belum?" tanya Irina sambil membangunkan Lily.Lily awalnya mau lanjut tidur, tapi teringat hari ini akan ada pertunjukan seru, dia langsung semangat.Lily mengambil ponselnya dan menelepon Reza.Di sebuah kamar hotel, sebuah ponsel terus berbunyi, tapi tidak ada yang mengangkat."Ada apa ini?" Lily mengernyit, tapi seketika dia mengangkat alisnya dan tertawa. Dalam hati dia berpikir pasti karena semalam Reza terlalu lelah, jadi sekarang masih tidur."Kak Lily? Jangan-jangan ada yang salah?" Muncul kekhawatiran di mata Irina.Selama ini Celine selalu pintar dan beruntung, jangan-jangan ....Sebelum dia sempat berpikir kemungkinan yang terjadi, Lily sud
Tenaganya bahkan membuat Lily terhuyung. Kalau bukan Sarah bereaksi cepat menahan Lily, Lily pasti sudah terjatuh ke lantai.Lily sama sekali tidak menyangka Nyonya Ratna bakal menamparnya. Tamparan ini membuatnya bengong."Nyonya Ratna, kamu kenapa main pukul ...." Sarah sangat sakit hati.Teringat dengan kabar yang dibawa Fabian tadi pagi, Nyonya Ratna mana peduli siapa sakit hati.Melihat Lily tertegun, dia langsung maju dan mencengkeram pergelangan tangan Lily. "Lily, Reza sebenarnya ada di mana?"Lily merasa wajahnya masih terasa nyeri.Dia langsung mengibaskan tangan Nyonya Ratna dan berkata, "Aku nggak tahu!"Balasan yang ketus ini sudah termasuk sungkan terhadap Nyonya Ratna.Namun, Nyonya Ratna yang menatapnya selama setengah menit. Menghadapi tatapan itu, Lily merasa kepalanya mati rasa. Tiba-tiba, Nyonya Ratna berlutut di depan Lily.Suasana seketika hening.Lily, Irina dan Sarah pun terkejut.Tepat ketika Sarah mau bertanya, Nyonya Ratna tiba-tiba menangis meraung-raung. "L
Ketika sosok Nyonya Ratna sudah tak terlihat, Lily langsung menarik Irina naik ke kamarnya.Setelah menutup pintu kamar, Lily memperingatkan Irina, "Ingat, kejadian semalam nggak ada hubungannya dengan kita. Kalau sampai ketahuan, mampus kita ...."Kalau tebakannya benar, berarti Tuan Andreas tahu kejadian semalam.Tidak peduli apakah Reza berhasil atau tidak, kalau Tuan Andreas mau mempermasalahkannya, siapa pun pasti mampus.Namun untungnya Lily dari awal sudah terpikirkan Tuan Andreas mungkin akan tahu, jadi kemarin dia berhubungan dengan Reza menggunakan nomor telepon yang lain.Kalaupun Reza menuduhnya, dia juga bisa tidak mengakuinya.Sementara Irina ....Lily menatap Irina yang bengong dan berkata, "Irina, semalam kamu ada di bar, kalau sampai kamu masuk CCTV, mungkin bakal ketahuan. Kamu cepat beli tiket pesawat dan pergi dari sini untuk sementara."Irina merasa kepalanya berdengung, ada banyak pertanyaan di hatinya. "Kak Lily, nggak ... nggak perlu sampai segitunya kali?""Kal
Celine menyingkirkan pikirannya lalu pergi ke kamar mandi untuk menaruh obat di lukanya. Dia merasa agak kesal.Tepat ketika dia mau keluar kamar untuk menenangkan hatinya, begitu buka pintu dia langsung melihat sosok yang tinggi dan besar.Suami Andalan?Dia masih memakai pakaian semalam dan rambutnya berantakan. Mungkin karena tidak tidur semalam, kumisnya bertumbuh sangat cepat.Ada seketika di mana Celine pikir dia salah lihat.Sampai ketika suara Andreas terdengar. "Celine, sudah bangun? Semalam aku lihat kamu taruh obat ke mulutmu, kurasa aku lebih baik membawamu ke rumah sakit."Andreas bicara dengan sangat hati-hati.Dia melihat Celine dengan tatapan tulus, seperti seekor anjing yang menunggu balasan dari pemiliknya.Ujung bibir Celine berkedut, dia tidak ingin berbicara.Setiap mulutnya bergerak pasti akan membuat lukanya sakit.Celine mengangkat tangannya dan meminta Andreas menyingkir.Andreas langsung menyamping, membuka jalan untuk Celine. Celine pun melewatinya dan dia la
Namun, Keluarga Linoa mana mungkin bisa melawan serangan Perusahaan Jayadi.Ratna kembali menelepon Celine.Saat ini, dia sudah tidak sempat memikirkan keselamatan Reza. Dia hanya ingin memohon, baik kepada Celine atau pun kepada Tuan Andreas untuk mengampuni Keluarga Linoa!Namun kali ini, teleponnya tidak diangkat.Seketika, Ratna langsung gelisah dan panik.Sampai malam, Ratna sibuk mencari tahu di mana lokasi Celine dan Andreas, tapi tetap tidak berhasil.Lily juga terus memperhatikan berita gosip tentang Keluarga Nadine, tapi setelah menunggu seharian, tetap tidak ada video yang dia tunggu-tunggu, membuatnya sangat kecewa.Seperti dugaannya, Reza lagi-lagi gagal!"Dasar nggak berguna!" seru Lily dengan ekspresi kesal.Sementara saat ini, Reza sudah dikurung seharian di sebuah ruangan asing. Setelah entah berapa lama, akhirnya ada orang yang masuk."Paman?" Reaksi pertama Reza adalah mencari tahu apakah Andreas yang datang?Dia berencana kembali memohon ampun.Namun, orang yang mas
Matanya yang melihat Donny berbinar-binar, membuat Donny merasa sangat bangga."Ayah ternyata ...."Begitu Celine berbicara, Donny akhirnya tidak tahan lagi. "Waktu merindukan ibumu, aku melatih tulisanku, membayangkan sosoknya waktu menulis ...."Saat berbicara, wajah Donny penuh dengan senyuman yang bangga dan juga lembut.Celine merasa kehangatan di hatinya.Dia membayangkan sepasang pria dan wanita muda. Wanita itu menulis dengan serius, lalu pria itu melihat wanita itu dengan mata penuh cinta. Celine pun tanpa sadar berkata, "Seandainya Ibu masih ada."Kalau Ibu masih ada, mereka bisa bertemu kembali, pasti sangat bahagia.Donny tertegun sejenak, lalu di matanya terlihat kekecewaan.Mereka berdua berbicara dengan suara kecil, ditutupi oleh suara-suara pujian. Senyuman terpaksa di wajah Yuni akhirnya tidak bisa dipertahankan lagi.Tulisan Donny sebagus ini, membuatnya tidak bisa menyerahkan karya asli yang sudah dia siapkan itu.Namun, hadiah yang sudah disiapkan mana bisa tidak di
Senyuman di wajah Andreas membuat orang-orang tidak bisa menebak tujuan dari kata-katanya itu.Namun, setelah berpikir sejenak, semuanya mengerti.Orang Keluarga Jayadi tentu saja membantu Keluarga Jayadi.Seketika, semua orang di sana menahan napas, tapi dalam hati mereka sangat semangat.Situasi apa ini?Keluarga Jayadi dan Keluarga Tjangnaka yang merupakan dua keluarga terbesar ... bermusuhan?Mereka mengira hari ini datang untuk menghadiri pesta ulang tahun, tapi ternyata mau menyaksikan permusuhan antara dua keluarga besar.Begitu Andreas membuka mulut, bahkan "sikap baik" Yuni terhadap Keluarga Tjangnaka tadi seketika dilupakan semua orang.Tuan Andreas mewakili seluruh Grup Jayadi!Namun, senyuman Andreas itu malah membuat Omar dan Fera gelisah.Andreas memang anggota Keluarga Jayadi, tapi dia tidak pernah suka dengan Fera, juga tidak pernah menganggap Fera sebagai keluarganya. Dia mana mungkin melindungi Fera?"Andreas ... " panggil Omar.Namun, suaranya yang memanggil Andreas
Tapi?Bagus ya bagus saja, kenapa masih ada tapi?Yuni berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan senyumannya. Dia mendongak dan melihat wajah Donny yang tadinya tersenyum sekarang sudah mengernyit.Yuni semakin berusaha untuk mempertahankan senyumannya.Kemudian, dia mendengar Donny berkata, "Nyonya Yuni memang ahli, tulisannya memang biasa saja, sayang sekali. Tulisannya nggak pantas untuk menulis "Seri Lastu"!"Setelah itu, Donny tidak melihat karya Fera lagi, seakan-akan sangat tidak suka dengan karya itu.Para tamu langsung membelalak.Sebentar, kalau begitu, bagaimana dengan mereka yang tadi memuji?Semua orang melihat Donny, lalu melihat tulisan kaligrafi itu, seketika merasa pujian mereka tadi hanyalah pujian terhadap status Keluarga Jayadi.Memang benar mereka terlalu mementingkan kekuasaan dan status.Bos Keluarga Tjangnaka memang pemberani.Albert juga menambahkan di saat yang tepat. "Tulisan ini memang biasa saja, kalian semua hebat bisa memuji sampai seperti itu!"Orang-o
Fera diam-diam melirik Celine sekilas dengan ekspresi sombong seorang pemenang.Dalam sedetik, dia sudah mengalihkan tatapannya. Ekspresi sombong itu juga tidak terlihat lama, tapi Celine tetap menangkapnya.Celine kebingungan.Tatapan Nyonya Fera terhadapnya ini sangat aneh.Tepat ketika Celine mau memikirkan makna dari tatapan itu, Fera sudah berdiri tegak.Dia sudah selesai menulis!Menghadapi karya lengkap yang sudah selesai ditulis, semua orang menjadi semakin rajin memuji.Mereka semua saling bergantian, pujian terus terdengar, seakan-akan ini adalah karya seorang master."Terima kasih, terima kasih atas pujian kalian terhadap menantuku, maaf kalau ada yang kurang." Yuni tersenyum berseri-seri.Meski dia suka melihat kaligrafi, tapi kalau diteliti lagi, dia sebenarnya tidak mengerti apa-apa.Dia pernah melihat "Seri Lastu" yang asli, dibandingkan dengan tulisan Fera ini, sepertinya tidak jauh berbeda.Mendengar begitu banyak pujian, Yuni juga merasa tulisan ini pasti bagus.Namun
Saat ini, Ayah, Kakak selalu memanjakannya, ingin sekali setiap saat bisa melihatnya.Kalau tahu hari ini dia akan datang ke kediaman Jayadi, mereka pasti akan datang.Inilah yang Yuni inginkan.Celine merasa sedikit bersalah.Yuni mencari kesempatan menyanjung Donny, maka permintaan yang datang bersamanya pasti akan semakin besar.Donny tahu apa maksud Celine.Dia tidak peduli dengan permintaan Yuni, dia cuma mau melihat putrinya. Donny pun menepuk tangan Celine dan menenangkannya. "Nggak apa-apa, nggak repot."Melihat mereka berdua terus mengobrol dengan kepala menunduk, Yuni jadi gelisah.Dia mau Donny melihat ke sini! Melihat Fera menulis!"Fera, sudah siap? Tulis baik-baik!" ujar Yuni dengan suara keras.Suara ini menarik kembali perhatian Celine dan Donny. Mereka berdua bertatapan lalu melihat ke pusat kerumunan. Di depan meja, ada Fera yang sudah siap memulai karyanya.Memang terlihat pernah berlatih dalam seni.Fera pada dasarnya sudah punya aura yang lembut. Saat ini, sosoknya
Master Yasha adalah ahli kaligrafi yang paling terkenal di Mastika.Pencapaiannya dalam kaligrafi sangat tinggi. Sebelum meninggal, karya kaligrafi yang dia tinggalkan sangat sedikit, tapi semuanya adalah mahakarya, harganya sangat tinggi.Tidak disangka, nyonya Keluarga Jayadi ini adalah muridnya Master Yasha. Asal tahu saja, Master Yasha tidak menerima murid sembarangan, kecuali kalau orang itu sangat berbakat.Seketika, semua orang yang ada di sana melihat Fera dengan tatapan kagum.Bagaimanapun juga, Fera adalah Nyonya Keluarga Jayadi, juga tokoh utama dari pesta ulang tahun hari ini. Meski dia menjadi tidak terlalu penting karena ada Celine yang belakangan ini sangat mencolok dan juga ada orang Grup Angkasa,orang-orang tetap harus menunjukkan sikap yang sopan terhadap anggota Keluarga Jayadi.Semua tamu yang datang hari ini adalah orang-orang pintar, Yuni sengaja mengungkit hal ini pasti ada alasannya.Ada beberapa orang yang terlihat menanti-nanti."Nggak kusangka ternyata Nyony
Kalaupun dia ganti gaun, atau menambah syal di lehernya untuk menutupinya, malamnya tetap akan ketahuan Omar.Oleh karena itu, Fera menahan sakit dan sengaja menggores tempat itu dengan ranting pohon.Meski hanya luka kecil, Lucen tetap merasa sakit hati."Fera, semua ini salahku, nggak berhasil meminta Nona C dari K&K untuk mendesain sebuah gaun untukmu." Omar merasa sangat bersalah.Fera suka desain Nona C itu.Omar sudah mencari bos K&K, bahkan meminta bos itu yang mengajukannya, tapi tetap tidak berhasil mendapat persetujuan dari Nona C itu.Dia hanya mendapat satu balasan. "Nona C sedang sibuk, tidak ada waktu untuk mendesain gaun."Sibuk?Seorang desainer baju memangnya bisa sesibuk apa?Omar bahkan sudah menunjukkan identitasnya, tapi jawabannya tetap sama, yaitu "Nona C sibuk."Waktu tahu hal ini, Fera terlihat sedikit kecewa.Untungnya Fera orangnya pengertian, kalaupun kecewa, dia tidak akan menunjukkannya, malah menghibur Omar. "Nggak apa-apa, aku pakai gaun yang dulu didesa
Orang yang berbicara itu adalah tukang kebun di kediaman Jayadi.Gedung medis?Gedung medis lumayan jauh dari sini, untuk apa Fera ke sana?Omar tersenyum pada para tamu lalu segera pergi ke gedung medis.Langit sudah gelap.Saat ini, para tamu sudah berkumpul di dalam hall utama, jadi meski di luar ada lampu jalan, tapi kosong, tidak ada orang.Semakin mendekati gedung medis, jantung Omar berdetak semakin kencang, seakan-akan firasatnya mengatakan akan terjadi hal buruk.Ketika masuk ke gedung medis, dia melihat seseorang."Tuan Omar." Lucen berdiri di depan pintu gedung medis, memakai jas hitam, kacamata hitam. Tubuhnya tegap dan berotot.Meski anggota Swastamita sangat banyak,sebagai mantan kepala keluarga, seluruh anggota Swastamita pernah ada di bawah perintahnya.Omar mengenali Lucen.Sangat kompeten, keahlian bela dirinya bagus, pintar membaca suasana, setia, pendiam, ada banyak kelebihan yang disukai Omar di Lucen.Hanya saja ...."Kamu nggak menjaga keamanan di gedung utama,
Lucen ingin memastikan maksud Fera. "Maksudmu biarkan dia menikah dengan Tuan Muda Dylan?"Fera berpikir sejenak lalu berkata, "Kalau dia menikah dengan Dylan, ancamannya memang jauh lebih kecil. Tapi ... dia dan Andreas saling mencintai, mana mungkin mau menikah dengan Dylan?"Fera mengernyit.Lucen tidak ingin melihat wanita yang dia cintai mengernyit, juga tidak ingin kedudukan Fera di keluarga Jayadi terancam.Oleh karena itu, dia tidak peduli Celine adalah kekasihnya Andreas dan langsung berkata dengan gegabah, "Aku ... mungkin punya cara.""Cara apa?"Mata Fera langsung berbinar.Lucen menggenggam tangan Fera. "Aku lihat Tuan Omar pergi, katanya mau menjemput Tuan Muda Dylan, berarti Tuan Muda Dylan akan pulang hari ini, jadi aku mungkin bisa ...."Lucen menceritakan rencananya.Mendengar rencana Lucen, Fera sangat puas.Namun, meski begitu, dia tetap merasa khawatir. "Celine itu putrinya Keluarga Tjangnaka, juga penanggung jawab Grup Nadine yang sekarang, terus Andreas .... Kala