Celine menyingkirkan pikirannya lalu pergi ke kamar mandi untuk menaruh obat di lukanya. Dia merasa agak kesal.Tepat ketika dia mau keluar kamar untuk menenangkan hatinya, begitu buka pintu dia langsung melihat sosok yang tinggi dan besar.Suami Andalan?Dia masih memakai pakaian semalam dan rambutnya berantakan. Mungkin karena tidak tidur semalam, kumisnya bertumbuh sangat cepat.Ada seketika di mana Celine pikir dia salah lihat.Sampai ketika suara Andreas terdengar. "Celine, sudah bangun? Semalam aku lihat kamu taruh obat ke mulutmu, kurasa aku lebih baik membawamu ke rumah sakit."Andreas bicara dengan sangat hati-hati.Dia melihat Celine dengan tatapan tulus, seperti seekor anjing yang menunggu balasan dari pemiliknya.Ujung bibir Celine berkedut, dia tidak ingin berbicara.Setiap mulutnya bergerak pasti akan membuat lukanya sakit.Celine mengangkat tangannya dan meminta Andreas menyingkir.Andreas langsung menyamping, membuka jalan untuk Celine. Celine pun melewatinya dan dia la
Namun, Keluarga Linoa mana mungkin bisa melawan serangan Perusahaan Jayadi.Ratna kembali menelepon Celine.Saat ini, dia sudah tidak sempat memikirkan keselamatan Reza. Dia hanya ingin memohon, baik kepada Celine atau pun kepada Tuan Andreas untuk mengampuni Keluarga Linoa!Namun kali ini, teleponnya tidak diangkat.Seketika, Ratna langsung gelisah dan panik.Sampai malam, Ratna sibuk mencari tahu di mana lokasi Celine dan Andreas, tapi tetap tidak berhasil.Lily juga terus memperhatikan berita gosip tentang Keluarga Nadine, tapi setelah menunggu seharian, tetap tidak ada video yang dia tunggu-tunggu, membuatnya sangat kecewa.Seperti dugaannya, Reza lagi-lagi gagal!"Dasar nggak berguna!" seru Lily dengan ekspresi kesal.Sementara saat ini, Reza sudah dikurung seharian di sebuah ruangan asing. Setelah entah berapa lama, akhirnya ada orang yang masuk."Paman?" Reaksi pertama Reza adalah mencari tahu apakah Andreas yang datang?Dia berencana kembali memohon ampun.Namun, orang yang mas
Ekspresi Ratna sangat jelek.Setelah setengah jam, Reza sudah dimandikan sampai bersih dan sudah berpakaian, tapi dia tetap tidak sadarkan diri.Di ruang tamu yang sangat besar,semua orang memasang ekspresi suram.Bima berjalan keluar dengan terburu-buru dari kamar Reza dan langsung berjalan ke sisi Ratna. Dia melihat Ratna dan terlihat ragu-ragu ingin mengatakan sesuatu."Bagaimana kondisi Reza?" tanya Ratna.Tadi dilihat sekilas, Ratna pikir Reza hanya ditelanjangi.Namun, mata Bima terlihat menghindar tatapan."Cepat bicara!" desak Ratna.Bima menunduk lalu melaporkan apa yang dia lihat secara terus terang, "Ada luka di tubuh Tuan Muda, juga ada memar-memar, bagaimana kalau memanggil dokter ....""Cuma luka ringan saja nggak perlu serepot itu." Ratna tidak terlalu khawatir.Namun, kata-kata Bima selanjutnya langsung membuat wajah Ratna memucat."Satu bagian tubuh Tuan Muda robek, seperti dibuka secara paksa ...."Sebelum Bima menyelesaikan kata-katanya, orang-orang di sana sudah me
Setelah itu, ada orang yang mengenali kalau dia adalah Reza Linoa, tuan muda Keluarga Linoa.Setelah itu, Perusahaan Linoa tiba-tiba mengumumkan kalau mereka sudah putus hubungan dengan Reza Linoa.Ketika melihat berita-berita ini, ekspresi Lily sangat suram.Beberapa hari ini Reza tidak memberi kabar, akhirnya malah muncul lagi dengan kondisi seperti ini. Hal ini menandakan Tuan Andreas sangat marah.Semakin besar amarah Tuan Andreas, semakin penting juga Celine di hatinya."Sial!" Lily sangat kesal.Teringat hari janjiannya dengan Susi, Lily menggertakkan giginya. Di pertemuan kali ini, dia harus membujuk Susi berbohong dengannya.Di Kompleks Tiara.Selama beberapa hari ini Celine tidak keluar rumah. Karena bosan, dia pun melihat-lihat media sosial dan melihat berita-berita itu.Perusahaan Jayadi sedang menghancurkan Perusahaan Linoa ....Celine tahu kalau ini adalah perbuatan suaminya.Dia tidak menyangka suaminya yang hanya saudara jauh Keluarga Jayadi bisa-bisanya membuat Perusaha
Celine terus menatap wajah Andreas, tidak ingin melewatkan sedikit pun ekspresi suaminya.Kata-kata "Tuan Andreas" ini membuat Andreas tegang sampai berhenti bernapas.Saat ini, dia bahkan sudah berpikir akan langsung jujur kalau sampai Celine berhasil menebak identitasnya.Andreas dalam hati terus memikirkan harus bagaimana menjelaskan kesan buruk "Tuan Andreas" di hati Celine.Namun, kata-kata Celine berikutnya langsung memotong pemikirannya."Adalah ... saudara sepupu?"Celine mengernyit, seakan-akan merasa tebakannya ini sangat tidak bisa diandalkan."Nggak mungkin, nggak mungkin." Saudara sepupu Tuan Andreas juga pasti dari keluarga kaya dan berkedudukan tinggi. Tampang suaminya memang seperti tuan muda, tapi Keluarga Jayadi ... terlalu jauh!Celine menggeleng berkali-kali.Melihat ini, Andreas pun tertawa tak berdaya.Melihat Celine tidak terus menanyainya, Andreas juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Namun, beberapa saat kemudian, Celine tiba-tiba berkata, "Nanti aku mau ke Menar
"Tampangnya lumayan, bentuk tubuhnya juga oke, mungkin saja ada yang suka. Bisa jual ... badan?"Semua orang pun tertawa mendengar ini.Begitu mendengar kata "jual badan", Reza langsung menggila ....Dia berteriak seperti orang gila, ketakutan di matanya berubah menjadi kegilaan ....Ada orang yang menyadari keanehannya dan langsung menelepon rumah sakit. Begitu ambulans datang dan ingin membawanya ke rumah sakit, dia malah menolak dan bahkan memukul petugas kesehatan.Melihat kelakuannya, orang-orang pun curiga. "Jangan-jangan dia sudah gila?"Kemudian, ada orang baik hati yang menelepon rumah sakit jiwa. Orang-orang dari rumah sakit jiwa datang dengan persiapan dan akhirnya membawa Reza pergi.Celine mau ke Menara Jayadi sudah pasti harus melewati jalan ini.Ketika Celine lewat, mobil yang membawa Reza kebetulan lewat dari sampingnya. Ada satu saat Celine seakan-akan mendengar ada orang yang memanggilnya. Namun, ketika dia melihat ke asal suara, dia tidak melihat apa-apa.Di mobil ru
"Memohon ampun?" Celine tertawa dan berkata, "Maaf, aku nggak sebaik itu."Orang yang baik hati itu Lily, bukan dia!Andreas juga terkekeh. Beberapa saat kemudian, dia kembali berkata dengan serius, "Dia berani melukaimu, berarti dia sudah bosan hidup!"Celine tertegun.Dia menatap sosok di balik pembatas itu, tiba-tiba merasa seakan-akan dirinya sangat penting bagi orang ini.Namun, Tuan Andreas membantunya menghancurkan Keluarga Linoa hanya karena permintaan suaminya ....Ketika dia masih berpikir, pria di balik pembatas kembali berkata, "Reza sudah masuk rumah sakit jiwa, saham Perusahaan Linoa juga turun drastis, mereka tidak akan bisa bertahan lama. Nantinya, aset Keluarga Linoa akan dilelang untuk membayar utang mereka kepada bank. Setelah Keluarga Linoa jatuh, nggak akan ada yang mengganggumu lagi."Kata-kata "Reza sudah masuk rumah sakit jiwa" terngiang-ngiang di benak Celine. "Tunggu, Reza jadi gila?"Andreas tidak menjawab.Namun, Celine mengerti maksudnya. Asalkan Reza masuk
Asalkan Nyonya ingat dengan kebaikannya, kalaupun nantinya dia berbuat salah di depan Tuan, kalau ada Nyonya yang membantunya bicara, Tuan pasti akan memaafkannya.Mungkin karena tenggelam dalam imajinasinya, Owen sama sekali tidak merasakan Andreas sudah berdiri di sampingnya sambil melipat lengannya di depan dada dan melihat ke arah yang sama."Sama suaminya?" tanyanya lagi.Owen mengangguk lagi. "Iya."Andreas pun tersenyum sinis. "Makan apa?"Owen menjawab, "Aku mana tahu? Nyonya mau makan apa, aku makan apa, aku suka semuanya."Tepat pada saat ini, Andreas menerima sebuah pesan.Dari Celine.Aku ingin traktir Owen dan Tuan Muda James makan sebagai tanda terima kasih sudah menolongku waktu itu. Kamu juga ikut.Andreas mengernyit, pesan ini seakan-akan Owen dan James adalah tokoh utamanya, sedangkan dia hanya menemani.Kemudian, Celine mengirimkan sebuah alamat.Andreas awalnya mau protes, tapi dia tiba-tiba merasa daripada protes, lebih baik dia menggunakan otaknya."Oke." Setelah
Matanya yang melihat Donny berbinar-binar, membuat Donny merasa sangat bangga."Ayah ternyata ...."Begitu Celine berbicara, Donny akhirnya tidak tahan lagi. "Waktu merindukan ibumu, aku melatih tulisanku, membayangkan sosoknya waktu menulis ...."Saat berbicara, wajah Donny penuh dengan senyuman yang bangga dan juga lembut.Celine merasa kehangatan di hatinya.Dia membayangkan sepasang pria dan wanita muda. Wanita itu menulis dengan serius, lalu pria itu melihat wanita itu dengan mata penuh cinta. Celine pun tanpa sadar berkata, "Seandainya Ibu masih ada."Kalau Ibu masih ada, mereka bisa bertemu kembali, pasti sangat bahagia.Donny tertegun sejenak, lalu di matanya terlihat kekecewaan.Mereka berdua berbicara dengan suara kecil, ditutupi oleh suara-suara pujian. Senyuman terpaksa di wajah Yuni akhirnya tidak bisa dipertahankan lagi.Tulisan Donny sebagus ini, membuatnya tidak bisa menyerahkan karya asli yang sudah dia siapkan itu.Namun, hadiah yang sudah disiapkan mana bisa tidak di
Senyuman di wajah Andreas membuat orang-orang tidak bisa menebak tujuan dari kata-katanya itu.Namun, setelah berpikir sejenak, semuanya mengerti.Orang Keluarga Jayadi tentu saja membantu Keluarga Jayadi.Seketika, semua orang di sana menahan napas, tapi dalam hati mereka sangat semangat.Situasi apa ini?Keluarga Jayadi dan Keluarga Tjangnaka yang merupakan dua keluarga terbesar ... bermusuhan?Mereka mengira hari ini datang untuk menghadiri pesta ulang tahun, tapi ternyata mau menyaksikan permusuhan antara dua keluarga besar.Begitu Andreas membuka mulut, bahkan "sikap baik" Yuni terhadap Keluarga Tjangnaka tadi seketika dilupakan semua orang.Tuan Andreas mewakili seluruh Grup Jayadi!Namun, senyuman Andreas itu malah membuat Omar dan Fera gelisah.Andreas memang anggota Keluarga Jayadi, tapi dia tidak pernah suka dengan Fera, juga tidak pernah menganggap Fera sebagai keluarganya. Dia mana mungkin melindungi Fera?"Andreas ... " panggil Omar.Namun, suaranya yang memanggil Andreas
Tapi?Bagus ya bagus saja, kenapa masih ada tapi?Yuni berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan senyumannya. Dia mendongak dan melihat wajah Donny yang tadinya tersenyum sekarang sudah mengernyit.Yuni semakin berusaha untuk mempertahankan senyumannya.Kemudian, dia mendengar Donny berkata, "Nyonya Yuni memang ahli, tulisannya memang biasa saja, sayang sekali. Tulisannya nggak pantas untuk menulis "Seri Lastu"!"Setelah itu, Donny tidak melihat karya Fera lagi, seakan-akan sangat tidak suka dengan karya itu.Para tamu langsung membelalak.Sebentar, kalau begitu, bagaimana dengan mereka yang tadi memuji?Semua orang melihat Donny, lalu melihat tulisan kaligrafi itu, seketika merasa pujian mereka tadi hanyalah pujian terhadap status Keluarga Jayadi.Memang benar mereka terlalu mementingkan kekuasaan dan status.Bos Keluarga Tjangnaka memang pemberani.Albert juga menambahkan di saat yang tepat. "Tulisan ini memang biasa saja, kalian semua hebat bisa memuji sampai seperti itu!"Orang-o
Fera diam-diam melirik Celine sekilas dengan ekspresi sombong seorang pemenang.Dalam sedetik, dia sudah mengalihkan tatapannya. Ekspresi sombong itu juga tidak terlihat lama, tapi Celine tetap menangkapnya.Celine kebingungan.Tatapan Nyonya Fera terhadapnya ini sangat aneh.Tepat ketika Celine mau memikirkan makna dari tatapan itu, Fera sudah berdiri tegak.Dia sudah selesai menulis!Menghadapi karya lengkap yang sudah selesai ditulis, semua orang menjadi semakin rajin memuji.Mereka semua saling bergantian, pujian terus terdengar, seakan-akan ini adalah karya seorang master."Terima kasih, terima kasih atas pujian kalian terhadap menantuku, maaf kalau ada yang kurang." Yuni tersenyum berseri-seri.Meski dia suka melihat kaligrafi, tapi kalau diteliti lagi, dia sebenarnya tidak mengerti apa-apa.Dia pernah melihat "Seri Lastu" yang asli, dibandingkan dengan tulisan Fera ini, sepertinya tidak jauh berbeda.Mendengar begitu banyak pujian, Yuni juga merasa tulisan ini pasti bagus.Namun
Saat ini, Ayah, Kakak selalu memanjakannya, ingin sekali setiap saat bisa melihatnya.Kalau tahu hari ini dia akan datang ke kediaman Jayadi, mereka pasti akan datang.Inilah yang Yuni inginkan.Celine merasa sedikit bersalah.Yuni mencari kesempatan menyanjung Donny, maka permintaan yang datang bersamanya pasti akan semakin besar.Donny tahu apa maksud Celine.Dia tidak peduli dengan permintaan Yuni, dia cuma mau melihat putrinya. Donny pun menepuk tangan Celine dan menenangkannya. "Nggak apa-apa, nggak repot."Melihat mereka berdua terus mengobrol dengan kepala menunduk, Yuni jadi gelisah.Dia mau Donny melihat ke sini! Melihat Fera menulis!"Fera, sudah siap? Tulis baik-baik!" ujar Yuni dengan suara keras.Suara ini menarik kembali perhatian Celine dan Donny. Mereka berdua bertatapan lalu melihat ke pusat kerumunan. Di depan meja, ada Fera yang sudah siap memulai karyanya.Memang terlihat pernah berlatih dalam seni.Fera pada dasarnya sudah punya aura yang lembut. Saat ini, sosoknya
Master Yasha adalah ahli kaligrafi yang paling terkenal di Mastika.Pencapaiannya dalam kaligrafi sangat tinggi. Sebelum meninggal, karya kaligrafi yang dia tinggalkan sangat sedikit, tapi semuanya adalah mahakarya, harganya sangat tinggi.Tidak disangka, nyonya Keluarga Jayadi ini adalah muridnya Master Yasha. Asal tahu saja, Master Yasha tidak menerima murid sembarangan, kecuali kalau orang itu sangat berbakat.Seketika, semua orang yang ada di sana melihat Fera dengan tatapan kagum.Bagaimanapun juga, Fera adalah Nyonya Keluarga Jayadi, juga tokoh utama dari pesta ulang tahun hari ini. Meski dia menjadi tidak terlalu penting karena ada Celine yang belakangan ini sangat mencolok dan juga ada orang Grup Angkasa,orang-orang tetap harus menunjukkan sikap yang sopan terhadap anggota Keluarga Jayadi.Semua tamu yang datang hari ini adalah orang-orang pintar, Yuni sengaja mengungkit hal ini pasti ada alasannya.Ada beberapa orang yang terlihat menanti-nanti."Nggak kusangka ternyata Nyony
Kalaupun dia ganti gaun, atau menambah syal di lehernya untuk menutupinya, malamnya tetap akan ketahuan Omar.Oleh karena itu, Fera menahan sakit dan sengaja menggores tempat itu dengan ranting pohon.Meski hanya luka kecil, Lucen tetap merasa sakit hati."Fera, semua ini salahku, nggak berhasil meminta Nona C dari K&K untuk mendesain sebuah gaun untukmu." Omar merasa sangat bersalah.Fera suka desain Nona C itu.Omar sudah mencari bos K&K, bahkan meminta bos itu yang mengajukannya, tapi tetap tidak berhasil mendapat persetujuan dari Nona C itu.Dia hanya mendapat satu balasan. "Nona C sedang sibuk, tidak ada waktu untuk mendesain gaun."Sibuk?Seorang desainer baju memangnya bisa sesibuk apa?Omar bahkan sudah menunjukkan identitasnya, tapi jawabannya tetap sama, yaitu "Nona C sibuk."Waktu tahu hal ini, Fera terlihat sedikit kecewa.Untungnya Fera orangnya pengertian, kalaupun kecewa, dia tidak akan menunjukkannya, malah menghibur Omar. "Nggak apa-apa, aku pakai gaun yang dulu didesa
Orang yang berbicara itu adalah tukang kebun di kediaman Jayadi.Gedung medis?Gedung medis lumayan jauh dari sini, untuk apa Fera ke sana?Omar tersenyum pada para tamu lalu segera pergi ke gedung medis.Langit sudah gelap.Saat ini, para tamu sudah berkumpul di dalam hall utama, jadi meski di luar ada lampu jalan, tapi kosong, tidak ada orang.Semakin mendekati gedung medis, jantung Omar berdetak semakin kencang, seakan-akan firasatnya mengatakan akan terjadi hal buruk.Ketika masuk ke gedung medis, dia melihat seseorang."Tuan Omar." Lucen berdiri di depan pintu gedung medis, memakai jas hitam, kacamata hitam. Tubuhnya tegap dan berotot.Meski anggota Swastamita sangat banyak,sebagai mantan kepala keluarga, seluruh anggota Swastamita pernah ada di bawah perintahnya.Omar mengenali Lucen.Sangat kompeten, keahlian bela dirinya bagus, pintar membaca suasana, setia, pendiam, ada banyak kelebihan yang disukai Omar di Lucen.Hanya saja ...."Kamu nggak menjaga keamanan di gedung utama,
Lucen ingin memastikan maksud Fera. "Maksudmu biarkan dia menikah dengan Tuan Muda Dylan?"Fera berpikir sejenak lalu berkata, "Kalau dia menikah dengan Dylan, ancamannya memang jauh lebih kecil. Tapi ... dia dan Andreas saling mencintai, mana mungkin mau menikah dengan Dylan?"Fera mengernyit.Lucen tidak ingin melihat wanita yang dia cintai mengernyit, juga tidak ingin kedudukan Fera di keluarga Jayadi terancam.Oleh karena itu, dia tidak peduli Celine adalah kekasihnya Andreas dan langsung berkata dengan gegabah, "Aku ... mungkin punya cara.""Cara apa?"Mata Fera langsung berbinar.Lucen menggenggam tangan Fera. "Aku lihat Tuan Omar pergi, katanya mau menjemput Tuan Muda Dylan, berarti Tuan Muda Dylan akan pulang hari ini, jadi aku mungkin bisa ...."Lucen menceritakan rencananya.Mendengar rencana Lucen, Fera sangat puas.Namun, meski begitu, dia tetap merasa khawatir. "Celine itu putrinya Keluarga Tjangnaka, juga penanggung jawab Grup Nadine yang sekarang, terus Andreas .... Kala