Celine sangat muak sehingga dia melontarkan satu kata dengan ketus, "Enyahlah!""Enyah?"Reza mencibir.Melihat Celine hendak melepaskan diri, dia menarik Celine ke dalam pelukannya dengan kuat secara tiba-tiba dan membantunya masuk ke dalam mobil yang kebetulan diparkir di sebelahnya.Saat James bergegas ke bar, dia mencari-cari dan tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Celine sebelum langsung menelepon Hansen.Akan tetapi, telepon langsung dimatikan.James semakin merasa ada yang tidak beres dan dia hanya bisa menelepon Andreas dalam keputusasaan....Di bangsal, Andreas mendengar Celine hilang dan langsung melepaskan infus di tangannya tanpa memedulikan hal lain."Tuan, apa yang terjadi?" Owen baru saja berkeliling memeriksa rumah sakit.Begitu memasuki bangsal, dia melihat Andreas bangun dari ranjang."Celine hilang." Andreas meluncur ke bawah dan sudah berada di pintu.Owen tahu apa yang akan Andreas lakukan dan bergegas mengadang pria itu. "Tuan, orang-orang di luar belum pergi.
Celine menganggapnya lucu."Kamu mencintai Lily-mu dan aku telah mewujudkannya untukmu sejak lama. Bukankah kalian sudah menjadi pasangan? Lagi pula, aku punya suami dan sudah menikah. Omong kosong apa yang kamu bicarakan tentang menikah denganku?"Celine melirik kamera dengan lampu indikator merah berkedip dan merasakan firasat buruk.Reza menyadari tatapannya dan memikirkan rencananya dengan raut wajah bangga bercampur kegilaan."Sudah begitu lama, siapa suamimu? Aku belum menemukan kesempatan untuk bertemu dengannya, tapi nggak masalah ...."Reza tersenyum sinis dan mengambil foto dari kamera yang ditempatkan, "Apa menurutmu dia akan menceraikanmu kalau melihat sesuatu yang memalukan tentangmu?"Celine mengerti maksudnya."Reza, jangan mimpi!"Celine berusaha untuk bangun. Biasanya Reza sama sekali tidak bisa menyentuhnya, tetapi sekarang dia dibius dan seluruh tubuhnya terasa lemah hingga kesulitan untuk berdiri.Melihatnya seperti ini, Reza pun sama sekali tidak terburu-buru menye
"Mau mati?"Reza mencibir dengan sinis. Dia tidak percaya Celine akan benar-benar mati dan hanya ingin menakutinya.Jadi dia sama sekali tidak takut. Kalau bukan khawatir akan mengirimkan video itu agar semua orang mengira keduanya sedang jatuh cinta, dia ingin menyumbat mulutnya dengan sesuatu.Akan tetapi demi menciptakan efek romantis, Reza terpaksa memegang dagunya dengan satu tangan dan mencoba menarik roknya dengan tangan lain."Reza, kalau kamu berani, aku nggak akan pernah mengampunimu!" Celine memelototi Reza dengan mata merah.Reza tersenyum jahat."Nggak mengampuniku? Celine, lihatlah dengan jelas. Sekarang aku nggak akan melepaskanmu!" Tangan Reza mencubit dagu Celine dengan kuat dan hampir mengubah bentuk wajah Celine.Reza menjadi semakin sombong melihat Celine tidak mampu melawan.Sepertinya semua rasa frustrasi dan kebencian telah menghilang dalam waktu singkat.Dia diam-diam berencana melakukan hubungan intim dengan Celine sebelum mempublikasikan videonya untuk mencipt
Tendangan ini membuat dada Reza sakit dan dia hampir memuntahkan seteguk darah."Celine, kamu ...." Meski begitu, dia tidak lupa meyakinkan Celine untuk mengambil alih tanggung jawab.Akan tetapi kali ini sebelum dia bisa menyelesaikan kata-katanya, Owen menginjak dadanya. Wajah Owen sudah terlihat marah dan tatapan penuh amarah itu membuatnya terlihat semakin menakutkan.Hanya dengan satu pandangan saja sudah membuat Reza ketakutan untuk mengucapkan sepatah kata pun.Tatapan Celine tertuju pada kamera untuk waktu yang lama. Akhirnya dia mengulurkan tangan dan meraih kamera seolah baru saja dilecehkan.Saat itulah Owen dan James menyadari keberadaan kamera.Dengan kecerdasan keduanya, mereka langsung bisa mengerti fungsi dari kamera tersebut.Setelah Celine menjauh dari ruangan, Owen meninju wajah Reza dengan kuat. Seketika itu juga Reza dipukul sampai kepalanya berkunang-kunang dan telinganya berdengung. Sebuah suara pun terdengar."Reza, dasar jahanam!"Owen menunjukkan tatapan tajam
"Kamu pikir aku suka Reza?"Suara Lily penuh dengan nada merendahkan.Irina tertegun sejenak lalu berkata, "Memangnya ... memangnya nggak?""Apanya yang iya? Kalau Reza yang dulu, aku memang suka, karena waktu itu dia tunangannya Celine dan punya identitas Tuan Muda Reza, termasuk pewaris Keluarga Linoa. Kalau aku menikah dengannya, kehidupanku pasti akan sangat baik, sayangnya ...."Lily menyesap sedikit arak.Setelah berhenti sejenak, tatapan merendahkan di wajahnya semakin jelas. "Belakangan aku baru tahu kalau status tuan mudanya itu hanya nama belaka. Bisnis yang dia pegang sudah rugi, ayahnya juga punya rencana mendukung anak haramnya. Reza belum tentu bisa jadi pewaris Keluarga Linoa.""Seorang tuan muda yang nggak punya kekuasaan bahkan lebih parah dari anjing, apalagi kalau dibandingkan dengan seseorang."Teringat dengan Tuan Andreas, Lily memasang ekspresi memuja.Reza bahkan tidak pantas menjadi budak Tuan Andreas.Irina menyadari Lily mengatakan "seseorang", kemudian dia me
Andreas turun dari mobil.Ketika Marco yang tadi membanting setirnya dan baru saja sadar kembali, Andreas sudah mengetuk jendela mobilnya.Muncul kilatan canggung di mata Marco, dia menurunkan jendelanya dan melihat Andreas tersenyum sinis. "Aku pikir siapa, ternyata kamu? Untuk apa kamu membuntutiku?""Aku ...." Marco baru saja mau beralasan kalau dia tidak membuntuti Andreas.Namun tiba-tiba, terdengar suara mobil-mobil melaju kencang. Tak lama kemudian, beberapa mobil minivan mengepung mereka berdua. Dari mobil itu turun banyak orang yang memegang tongkat.Itu adalah orang-orang Marco.Marco tahu, dengan kepintaran Andreas, Andreas kemungkinan besar sengaja memancingnya keluar.Kalau saat ini Marco mengelak, Andreas juga tidak akan percaya.Oleh karena itu, daripada mengelak untuk melepaskan diri, dia lebih baik selesaikan Andreas malam ini dan menyelesaikan misinya."Kenapa?" tanya Andreas sambil melihat orang-orang yang mengepungnya, matanya juga semakin serius.Marco mengangkat a
Tangan Andreas perlahan-lahan mengepal.Dia tidak bisa menunggu lagi, begitu dia membuka pintu, di dalam hanya ada kegelapan.Andreas juga tidak menyalakan lampu, melainkan langsung menuju ke kamar Celine. Namun, pintunya terkunci rapat dan terdengar suara air mengalir dari dalam.Di dalam kamar mandi,Celine terus menyiram tubuhnya dengan air.Reza memang tidak berhasil memerkosa dia, tapi dia tetap merasa sangat jijik.Dia sangat ingin melepaskan selapis kulitnya agar noda di seluruh tubuhnya hilang.Kalau tadi James terlambat datang sedikit saja, dia mungkin sudah diperkosa oleh Reza sialan itu."Sialan!" Celine menggertakkan giginya. Namun, karena lidahnya yang terluka tertarik, Celine kesakitan sampai giginya gemetar.Karena barusan dia mengumpat, dia lagi-lagi merasakan darah di mulutnya.Lukanya harus diurus!Setelah kira-kira satu jam, Celine baru mematikan keran.Di luar, begitu mendengar sudah tidak ada suara air, Andreas tertegun sejenak lalu hendak mengetuk pintu, tapi dia
Maksud dari kata-katanya adalah menyuruh Andreas jangan mengganggunya, lebih baik lagi kalau dia keluar.Andreas tiba-tiba menghentikan langkahnya, lalu tangannya gemetar sejenak. Dia merasa hatinya seakan-akan diremas, rasanya sangat sakit.Dia tidak ingin keluar, ingin menemaninya, tapi juga takut gerakannya akan membuat Celine marah."Kamu tidur saja, aku ada di pintu, kamu tidur dengan tenang." Andreas diam-diam menghirup napas dalam sambil terus melihat Celine yang ada di atas kasur, tidak ingin mengalihkan tatapannya.Setelah beberapa saat, dia baru berjalan ke pintu.Andreas tidak keluar, melainkan duduk di kursi yang ada di samping pintu.Celine juga tidak mengatakan apa-apa lagi.Tidak mau keluar ya sudah.Dia benar-benar sudah mau tidur!Dia tidak ingin berpikiran jernih memikirkan adegan yang menjijikkan itu.Mungkin karena kelelahan, tak lama kemudian, Celine sudah terlelap.Mendengar napas Celine yang perlahan-lahan jadi ringan, Andreas tetap duduk sangat lama di dalam kam