Andreas menatap wajah tidur Celine lalu tersenyum penuh kasih sayang.Karena takut Celine akan menolak, Andreas mengeluarkan cincin itu lalu memakaikannya ke jari manis Celine.Ketika Celine bangun, matahari baru mulai terbit dari atas laut.Begitu membuka matanya, Celine langsung bengong melihat pemandangan di depannya.Waktu seakan-akan terhenti. Setelah sekian lama, Celine baru melihat suami yang ada di sampingnya. Di cahaya matahari ini, wajah sampingnya yang tampan seakan-akan bersatu dengan pemandangan indah ini.Jantung Celine berdetak kencang.Mungkin karena takut ketahuan sedang menatap suaminya, Celine memalingkan pandangannya. Namun, meski begitu, jantungnya masih tetap berdetak kencang.Tiba-tiba dia seakan-akan menyentuh sesuatu dan tertegun, kemudian menunduk.Celine langsung mengenali cincin yang ada di jari manisnya."Ini ...." Celine membelalak.Dia berulang kali memeriksa cincin itu, lalu yakin kalau itu adalah cincin yang dia desain di Perlombaan Desain Perhiasan. Na
Keselamatan suaminya jauh lebih penting.Celine segera memakai sabuk pengaman, tapi tiba-tiba tangannya digenggam oleh tangan yang jauh lebih besar.Celine perlahan-lahan menoleh dan bertatapan dengan mata Andreas yang tersenyum.Celine langsung bengong."Kamu kenapa masih tersenyum? Aku panik begini kamu malah tertawa!" ujar Celine kesal."Aku senang."Suara Andreas sangat menggoda. Saat ini, dia seakan-akan tidak bisa menekan kegembiraannya. Gemetar di dadanya membuat suaranya semakin menggoda.Celine tertegun sejenak.Senang? Apa yang bisa disenangi?Ketika dia sadar kembali, dia melihat tatapan suaminya semakin mendalam."Kamu mengkhawatirkanku," ujar Andreas secara perlahan.Perasaan depresi gara-gara sikap Celine yang dingin semalam seketika hilang.Andreas bahkan seperti sudah lupa dengan sikap Celine terhadap Tuan Andreas.Untuk apa dia memedulikan Tuan Andreas?Saat ini, Celine mengkhawatirkan dia. Ini yang paling penting!Celine terdiam.Kemudian, dalam hati diam-diam memutar
Di dalam mobil mewah, Carla melambaikan tangannya ke Celine. "Celine, cepat naik."Celine tersenyum membalas keramahan Carla. Setelah naik mobil, Carla melihat cincin di jari Celine.Dia hanya melihat sekilas lalu mengalihkan pandangannya, juga tidak bertanya karena dia tahu cincin itu pasti dari Andreas.Melihat Celine datang, Tuan Richard langsung tersenyum berseri-seri.Setelah makan malam, Celine dan Hansen mengukur berbagai ukuran tubuh Tuan Richard.Saat itu, Hansen menyadari cincin di tangan Celine.Dalam sekejap dia langsung mengenali kalau itu adalah cincin yang dibeli Andreas di pelelangan setelah Perlombaan Desain Perhiasan.Muncul kilatan aneh di mata Hansen.Waktu mereka mengukur tubuh Tuan Richard, Carla juga sudah mendapatkan gambar desain cincin itu."Satu triliun ...."Dia sudah pernah dengar kalau Andreas membeli cincin karya Celine ini dengan harga satu triliun, tapi dia tidak menyangka cincin itu akan dipakai Celine.Dia pernah melihat berlian merah itu.Ketika Kelu
Namun, baru saja dia duduk, dia mendengar suara yang familier."Celine?" Irina tidak menyangka akan bertemu Celine di sini.Yang namanya ketemu musuh, pasti membuat emosi bergejolak.Irina mengamati Celine lalu mencibir, "Kamu ngapain ke sini? Ini acara Keluarga Sugito, mereka nggak mengundang orang lain, kamu kenapa bisa masuk?"Sikapnya seakan-akan dia sangat akrab dengan Keluarga Sugito.Celine sama sekali tidak memedulikan Irina. Dia mengalihkan pandangannya, seakan-akan tidak melihat Irina.Reaksinya ini membuat Irina semakin marah."Celine, kamu pikir kamu siapa? Beraninya bersikap angkuh di sini?" ujar Irina marah.Namun, dia seakan-akan teringat sesuatu lalu menatap Celine sejenak. Kemudian, dia mengubah sikapnya. "Baik, Kak Celly, kamu nikmati waktumu di sini."Setelah itu, Irina pun pergi.Celine merasa suasana kembali tenang, dia pun mengambil segelas arak dari seorang pelayan.Teringat janji yang dikatakan Carla tadi pagi, Celine melihat cincin di tangannya dan akhirnya tid
Celine menatap cincin itu.Berlian merah sebesar ini, imitasinya juga sangat bagus. Sangat langka ada imitasi sebagus ini, memang sayang sekali kalau dibuang.Baiklah, pakai saja!Celine mengambil cincin itu lalu memakainya dengan ekspresi marah. Setelah itu, dia mengabaikan Alvin dan kembali berjalan maju.Senyum di wajah Alvin membeku sejenak.Dia sudah mengantarkan cincin itu sampai ke depan wanita ini, apa wanita ini tidak melupakan sesuatu?Namun, melihat ekspresi marah wanita itu, Alvin merasa wanita itu pasti sedang memikirkan orang yang membuatnya marah itu.Alvin langsung mengejar Celine lalu berjalan berdampingan dengannya. "Kalau memang dia membuatmu marah, untuk apa kamu memikirkannya? Lebih baik lupakan saja dia?"
Makanya bagi Alvin, hadiah bukanlah hal yang penting.Hanya saja, sekarang Alvin menginginkan hadiah dari Celine.Alvin lantas menghela napas. Pria itu pura-pura berlapang dada dan berkata, "Baiklah! Kamu berutang sebuah kado ulang tahun untukku."Tidak jauh dari tempat itu ada Irina yang sudah menyaksikan mereka. Wanita itu kesal sekali sampai wajahnya sudah berubah masam.Bagaimana Celine dan Alvin bisa berbicara?Mereka berdua juga terlihat sangat gembira.Irina menatap Celine dengan kesal. Dia tiba-tiba mendengar suara seorang pelayan di belakangnya yang memanggilnya, "Nona Irina, ternyata Nona ada di sini. Nona kami sedang mencari Nona Irina. Beliau mengatakan akan memperkenalkan teman-temannya kepada Nona."Irina langsung mengubah ekspresinya. Wanita itu mengendalikan emosinya dan berbalik mengatakan, "Baiklah! Kalau begitu tolong antarkan aku untuk menemui Angel."Angel adalah saudara kembar Alvin Sugito. Dia adalah bintang utama di pesta dansa hari ini.Dia dan Angel bisa salin
Melihat wajah mereka yang kelihatan tidak senang, Irina segera menambahkan."Angel, hari ini adalah hari ulang tahunmu. Nggak seharusnya aku mengatakan hal yang bisa memengaruhi suasana hatimu. Hanya saja, kita adalah teman dan ada hal yang nggak bisa aku sembunyikan darimu."Ekspresi wajah Angel terlihat lebih baik.Selanjutnya, Angel mengangkat sudut bibirnya dan berkata, "Nggak masalah. Aku tahu kamu mengatakannya demi kebaikanku. Hanya saja ...."Angel sudah menyukai Hansen sejak kecil. Setelah bertahun-tahun, perasaannya kepada Hansen tetap tidak berubah.Para wanita lain yang melihat Angel jadi tidak bersemangat segera menjadikan kakak sepupu yang di ungkit Irina sebagai target sasaran mereka."Siapa kakak sepupumu itu? Apa dia secantik Angel? Apa dia juga memiliki latar belakang yang hebat seperti Angel?""Benar! Angel, kamu jangan khawatir! Irina, beri tahu aku nama kakak sepupumu itu. Aku akan memberikan pelajaran padanya supaya dia tahu bahwa nggak semua pria bisa digoda oleh
Saat itu, langit sudah berubah gelap.Sepuluh menit yang lalu, ada yang sudah memanggil Alvin. Celine jadi menunggu sendirian selama beberapa saat. Dia mendengar suara musik dari dalam ruangan. Celine tahu bahwa pesta dansanya sudah dimulai.Ketika dia bersiap-siap untuk masuk, sebelum tiba di pintu, seorang pelayan tiba-tiba saja datang dan menyampaikan pesan, "Nona Celine, tuan muda memanggilmu."Tuan muda?Alvin?Celine sama sekali tidak curiga. Dia pun mengikuti pelayan tersebut.Celine sangat asing dengan lingkungan vila ini. Akan tetapi, setelah berjalan beberapa langkah, dia merasa lokasi yang ditujunya semakin lama semakin terpencil. Muncul perasaan curiga di dalam hati Celine ketika bertanya, "Di mana Alvin?"Begitu Celine bertanya, tiba-tiba saja ada yang mendorongnya dengan sangat kuat.Di samping terdapat sebuah kolam renang. Celine yang tidak waspada langsung terjun ke dalam kolam tersebut.Air kolam pun terciprat ke mana-mana. Celine tersedak dan akhirnya kepalanya keluar
Benar ada Tuan Andreas!Dia tahu, suami istri biasanya pasti baikan, apalagi Tuan Andreas dan istrinya.Meski dia sudah sering melihat orang-orang yang suka selingkuh, Tuan Andreas dan istrinya benar-benar saling mencintai.Seperti yang dia duga, baru beberapa saat saja Tuan Andreas sudah menemukan lokasi Nyonya dan datang ke sini untuk berbaikan.Manajer itu berlari menghampiri Andreas dan berkata, "Tuan Andreas kenapa ada di sini?"Bukannya harusnya pergi ke kamar?Melihat Andreas mengernyit, dia akhirnya mengerti. "Tuan nggak bawa kartu kamar? Tuan, ini ...."Manajer itu menyerahkan sebuah kartu kepada Andreas dengan penuh hormat.Andreas melihat kartu itu, tapi tidak mengambilnya.Manajer pun terdiam.Kemudian, tiba-tiba dia terpikirkan sesuatu. "Tuan jangan salah paham, kartu ini biasanya hanya dipakai waktu keadaan darurat. Tuan tenang saja, staf hotel kami nggak akan masuk ke kamar tamu sembarangan."Andreas bingung.Namun, orang ini memanggilnya "Tuan Andreas".Dilihat dari eks
Mata Celine bergetar.Orang-orang bisa melihat betapa Andreas mencintainya. Teringat dengan kenangan-kenangan masa lalu, Andreas memang sangat mencintai dia."Aku mana mungkin marah padanya." Dia juga sangat mencintai Andreas!Dia ingin sekali Andreas bisa langsung muncul di hadapannya.Manajer tidak mengerti dengan ekspresi di wajah Celine, dia pun segera turun untuk meminta orang mengantarkan buah-buahan untuk Celine.Langit perlahan-lahan berubah gelap.Di luar Hotel Binara.Di sebuah mobil biasa yang berhenti di tepi jalan, Lala sedang mencengkeram setir mobil sambil melihat Andreas turun dari sebuah mobil lalu berjalan masuk ke hotel.Melihat sosok Andreas yang tidak terlihat lagi, cengkeraman Lala semakin kuat.Andreas ....Dia jelas-jelas tidak suka dengan acara seperti ini, tapi hari ini dia malah menghadiri pesta ini.Selama dua hari ini, Lala memperhatikan semua gerak-gerik Andreas. Dia yakin kalau Celine tidak tahu Andreas ada di Binara, sementara Andreas kalaupun melihat Ce
Perasaan itu terus berputar di hati Celine untuk sekian lama.Sampai waktu Dylan dan Albert datang lalu melihat raut wajahnya yang pucat."Celly, kamu kenapa? Nggak enak badan?" Albert segera maju dan mengamati Celine dengan ekspresi khawatir.Sejak Celine datang ke Binara, meski mereka selalu menjaganya dengan hati-hati dan biasanya juga tidak ada yang aneh, Celine sedang hamil, mereka tetap tidak boleh lengah."Aku nggak apa-apa, mungkin semalam tidurnya nggak nyenyak."Celine berusaha tersenyum, rasa depresi dan tidak berdaya di dalam mimpi masih terasa, jadi senyumannya terlihat sangat terpaksa.Dylan dan Albert langsung menyadarinya.Mana mungkin tidak apa-apa?Albert juga tahu jelas alasannya. Sampai sekarang masih belum ada kabar tentang Andreas, dia tidak tega bertanya lagi."Celly, hari ini kamu istirahat saja di rumah."Begitu Albert selesai bicara, Celine langsung teringat dengan babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional. "Nggak bisa, aku harus ke kantor.""Di kantor m
"Bantu aku!"Nadanya sudah tidak memohon seperti tadi, malah terdengar seperti memerintah.Suasana seketika hening.Ekspresi "Master Gion" berubah-ubah, sementara wajah Lala terlihat dingin dan bertekad, seakan-akan sedang menekan seorang bawahannya.Dia sebenarnya harus langsung setuju, tapi dia akhirnya bertanya lagi. "Apakah kamu sudah memikirkannya baik-baik?"Mata Lala pun bergetar.Setelah terdiam beberapa saat, Lala mengangguk dengan tegas. "Aku hanya punya pilihan ini, aku nggak bisa kehilangan dia. Cuma sekali ini saja, hari ke luar negerinya sudah ditentukan. Setelah keluar negeri, semuanya akan baik-baik saja."Dia tidak percaya Celine bisa mencari sampai ke luar negeri.Kalaupun pusat bisnis Keluarga Tjangnaka ada di luar negeri, tapi dunia ini sangat luas, dia pasti bisa menghindari mereka. Selain itu, orang-orang dia juga di luar negeri."Nona, aku mengerti. Ini terakhir kalinya, setelah ini, aku benar-benar mau pensiun. Aku sudah tua, sudah nggak bisa kerja keras."Pangg
Pengemis itu tidak marah dengan sikap Lala yang jijik padanya.Di bawah rambut berantakan dan bau, pengemis itu tersenyum puas lalu berbalik pergi.Waktu dia menabrak Lala, dia sudah memberikan kertas itu padanya.Sekarang, dia tinggal menunggu Lala melihatnya.Muncul kilatan sinar di mata Lily, lalu segera berjalan kembali ke tempatnya.Lala ditabrak lumayan kuat.Waktu dia berdiri, hatinya tetap kesal. Melihat pengemis yang sudah pergi itu, Lala bahkan merasa jijik mau memarahinya.Andreas sudah pergi.Lala segera memanggil sebuah taksi untuk pulang.Lampu di kamar Andreas menyala. Lala berdiri lama di depan pintu, tapi akhirnya tidak masuk. Waktu dia kembali ke kamarnya untuk ganti baju, tiba-tiba di sakunya keluar sebuah kertas yang diremas.Kertas itu sangat berantakan, bahkan sedikit bau busuk.Ini bukan miliknya!Lala refleks teringat dengan pengemis yang menabraknya tadi.Ini dari pengemis itu!Kenapa pengemis itu menaruh kertas ini di sakunya?Lala membuka kertas itu, waktu di
Di kegelapan malam, sosok pengemis itu terlihat kotor dan bau. Orang-orang yang melihatnya refleks menghindar.Dia berjalan terhuyung-huyung ke satu arah.Di benaknya terus terngiang-ngiang informasi yang baru saja dia dengar. Hamil .... Celine hamil .... Hamil anak Andreas.Kenapa .... Kenapa dia seberuntung itu?Pantas saja Albert dan Dylan juga datang ke sini.Terus Andreas dan ....Bukan, ada yang salah.Lily tiba-tiba teringat dengan sosok itu.Orang itu jelas-jelas sedang mengikuti Tuan Andreas.Lala ... sedang menguntit Tuan Andreas?Seakan-akan mengetahui sesuatu, Lily langsung berjalan dengan terburu-buru. Tatapannya yang tadinya tidak fokus jadi cerah, dia mencari-cari ke sekitar sambil terus berjalan maju.Dia mencari-cari ingin menemukan orang itu.Namun, setelah sekian lama, dia tetap tidak menemukannya.Sampai dia melihat bar yang tidak jauh di depannya.Bar Artemis.Ada ingatan-ingatan yang muncul di benaknya, membuatnya menghentikan langkahnya.Sebelum dia sempat berpik
Selama beberapa hari, Andreas terus mengingat ulang adegan yang tiba-tiba muncul di benaknya waktu itu.Namun, tidak peduli seberusaha apa pun dia, adegan yang rusak itu tetap tidak bisa disatukan sampai sempurna.Akan tetapi, semakin hancur adegan itu, dia semakin ingin mencari tahu apa itu.Semakin dia memikirkannya, kepalanya semakin sakit.Kepalanya seperti mau meledak, tapi satu-satunya hasil adalah gambar yang dia gambar di kertas.Lebih tepatnya, gambar desain sepasang cincin.Dia teringat dengan telepon hari itu, sepertinya ada sebuah kekuatan yang mendorongnya, di otaknya ada sebuah pikiran yang terus menjadi semakin jelas.Dia mau mengikuti babak final dengan desain ini!Andreas pergi ke Perusahaan Perhiasan Nadine untuk mengumpulkan gambar desain ini.Setelah itu, dia jalan-jalan tanpa tujuan sampai malam. Tanpa dia sadari, dia lagi-lagi tiba di Bar Artemis.Lala terus mengikutinya.Namun, dia tidak tahu, waktu dia melewati alun-alun yang paling ramai di Binara, ada seseoran
Semakin Andreas tidak menjawab, Lala semakin menginginkan sebuah jawaban.Andreas mulai merasa kesal, teringat dengan suara di telepon tadi, tanpa dia sadari dia berkata, "Undangan babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional."Lala jelas terlihat terkejut. "Kamu ... lolos babak awal?"Andreas tidak menjawab.Lala tetap merasa gelisah. "Kak, kamu mana ada waktu ikut final? Katanya babak final kompetisi ini nggak hanya harus desain, tapi harus merealisasikan desain itu lalu membawanya ke babak final. Kak, kamu nggak pernah membuat perhiasan ...."Lala ingin membujuknya untuk menyerah.Tiba-tiba, sebuah adegan muncul di benak Andreas.Dia ingin menangkapnya, tapi adegan itu bagaikan sebuah gelembung busa, seketika hilang tanpa jejak. Setelah itu, Andreas merasa kepalanya nyeri."Kak, kalau nggak kita pergi lebih cepat saja. Aku dengar di luar negeri ...."Suara Lala masih terdengar di kamar, Andreas berusaha menahan kekesalannya, tapi akhirnya dia menyela, "Keluar."Lala tertegun.Dia
Di Perusahaan Perhiasan Nadine.Celine sudah berkali-kali menelepon nomor yang sama, tapi tidak diangkat.Dia melihat data peserta yang masuk ke babak final di depannya.Tuvin Sarwen.Celine sudah melihat karya peserta ini.Meski gambarnya agak kasar seperti digambar dengan buru-buru, desainnya adalah yang paling bagus di antara yang lainnya.Dia ingin orang ini berpartisipasi di babak final.Namun, orang ini hanya mengisi satu nomor telepon.Kalau telepon ini tidak terhubung, berarti tidak ada cara lain untuk menghubunginya.Karena tidak ingin melewatkan orang yang berbakat, Celine mencoba untuk terakhir kalinya.Kali ini, akhirnya panggilan terhubung.Saat panggilan terhubung, dia tidak bicara. Samar-samar, dia bisa mendengar suara napas yang entah kenapa membuat jantung Celine berdebar. Dia sadar kembali dan berkata, "Halo, apakah ini Tuan Tuvin Sarwen?"Suara itu membuat Andreas tertegun.Suara ini .... Kenapa terasa familier? Seakan-akan pernah dengar di mana, seakan-akan dia sang