Situasi ini ... benar-benar aneh!Tepat ketika Celine masih bingung, Carla tersenyum sambil berkata, "Terima saja, orang-orang sendiri juga.""Orang sendiri" ini membuat Celine merasa semakin aneh.Namun, dia tidak berpikir terlalu banyak dan langsung menekan tombol terima panggilan. "Halo?""Aku mau ketemu kamu." Suara suaminya sangat rendah dan menggoda.Celine baru saja minum air, awalnya untuk menutupi kecanggungannya. Namun, kata-kata suaminya ini langsung mengagetkannya. Air yang belum dia telan langsung disemprot keluar.Air itu memercik ke meja di depan dan juga pakaiannya."Celine ... bajumu basah." Carla segera bangun untuk membantunya.Andreas juga mendengar keributan di seberang telepon, tepat ketika dia mau bertanya apa, teleponnya tiba-tiba mati."Maaf, tadi nggak sengaja ...."Celine menggenggam erat ponselnya, takut Carla menyadari orang yang meneleponnya adalah suaminya.Namun, Carla tetap berhasil melirik nama yang ada di ponsel Celine.Suami Andalan ....Teringat And
"He ... he .... Nggak perlu sampai segitunya, deh."Celine tersenyum, menyesal tidak menutup mulutnya lebih cepat.Dia kenapa bisa-bisanya mengucapkan permintaan seperti ini?Celine melihat sekitar untuk mengingatkan Andreas kalau mereka sedang di area umum. Dia bisa saja menyuap makan di tempat umum seperti ini, tapi apakah suaminya ini tidak malu menerimanya?Namun, dia sama sekali tidak mengerti apa yang dipikirkan Andreas.Memangnya kenapa kalau tempat umum? Dia makan suapan istrinya, bukan suapan orang lain!Andreas melihat ke bawah seakan-akan kecewa sambil berkata, "Aku sudah membantumu, dua triliun aku nggak minta bunga ...."Celine terdiam, dia hampir saja mengatakan, "Tolong hitung bunga, aku nggak mau menyuapmu!"Namun begitu teringat berapa banyak bunga dari dua triliun, Celine tiba-tiba merasa sebenarnya menyuap suaminya makan juga bukan hal yang susah.Setelah menghirup napas dalam-dalam, Celine segera memotong satu potongan kecil dari steik sapinya lalu langsung memasukk
"Kamu jangan bicara sembarangan, aku ini sudah menikah," cibir Carla.Lily mengambil risiko besar. "Nona Carla bukannya sudah sedang mengurus perceraian? Dulu Nona Carla menikah juga pasti karena ada alasannya. Asalkan Nona Carla sudah cerai, berarti masih ada banyak kemungkinan dengan Tuan Andreas."Kata-kata ini jelas terlihat membuat Carla senang.Namun dia tetap was-was dengan Lily.Setelah diam sejenak, Carla tiba-tiba berkata, "Kamu mau apa?"Mata Lily langsung berbinar, dia tahu Carla sedang mengujinya apakah berhak jadi sekutunya. Jadi, Lily menjawab jujur, "Aku nggak suka Celine, bukan, aku benci dia. Jadi, aku nggak mau dia mendapatkan apa pun yang bagus. Dia mana pantas mendapatkan Tuan Andreas?"Lily mengatakan hal ini dengan menggebu-gebu, seakan-akan setiap kata penuh dengan kebenciannya terhadap Celine.Melihat Lily, Carla tiba-tiba teringat dengan seseorang.Lala ....Dulu dia juga benci Lala, iri dengan Lala karena punya segalanya, sampai akhirnya Lala hilang ....Meli
Celine kembali ke perusahaannya, sedangkan Andreas tetap duduk seharian di ruang tamu Perusahaan Aurora seperti seorang pengangguran.Carla mengikuti mereka sampai ke Menara Sailendra lalu terus memperhatikan pintu keluar.Akhirnya setelah semua orang di menara pulang kerja, Celine dan Andreas berjalan keluar sambil bergandengan tangan.Tatapan Andreas seakan-akan menempel di Celine.Melihat mereka masuk ke mobil, tangan Carla menggenggam setir mobilnya dengan kencang sampai bergetar.Dia terus mengikuti mereka sampai ke Kompleks Tiara.Mereka berdua seperti pasangan suami istri biasa yang pulang bersama. Kalau bukan karena dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, Carla tidak akan percaya kalau Andreas yang biasanya sangat benci didekati wanita sekarang terlihat berinisiatif mendekati Celine.Akhirnya, Carla pulang ke vila tempat Tuan Richard tinggal.Melihat Carla, Richard mengernyit dan bertanya, "Mana Celine? Kenapa masih belum pulang?"Carla mengepal erat tangannya.Namun, dia se
Celine agak tidak fokus, tanpa sadar masuk ke mobil.Mobil melaju dengan stabil. Di dalam mobil yang luas, Richard tidak pernah mengalihkan tatapannya dari Celine.Sampai ketika sudah tiba di vila Keluarga Nadine, Richard baru menggandeng tangan Celine.Begitu Celine masuk rumah, para bawahan di vila langsung membungkuk hormat. "Nona Celine."Celine tidak terbiasa dengan sikap seperti ini, dia mengatur napasnya lalu tersenyum sopan.Begitu masuk ruang makan, Carla sudah menunggu di sana. Dia langsung menyambut Celine sambil berkata, "Celine, sini duduk. Untung Kakak tahu kamu suka makan apa, jadi hari ini koki kita masak semua yang kamu sukai."Carla menarik Celine ke tempat duduknya dengan sangat ramah.Pas di depan Hansen."Kak Hansen ...."Melihat Hansen, Celine tertegun sejenak.Dulu setiap melihat Hansen, Hansen selalu tersenyum lembut. Namun hari ini meski dia tersenyum, tapi dia tidak melihat Celine.Carla melirik Hansen lalu sengaja berkata, "Apanya yang Kak Hansen? Kamu panggi
Ketika Andreas baru saja mau bertanya, Celine sudah menutup teleponnya.Andreas terdiam.Dia menatap ponselnya sambil bertanya-tanya dalam hati.Malam-malam begini, Celine menyapa siapa?Tiba-tiba dia kepikiran satu orang. Karena perlu jawaban secepat mungkin, Andreas menelepon Hansen.Setelah berdering dua kali, panggilannya terhubung."Halo?" Suara Hansen terdengar santai dan malas.Meski lewat telepon, Andreas seakan-akan bisa melihat senyuman sombong di wajah Hansen."Mana Celine?" tanya Andreas dengan suara gelisah dan juga dingin.Hansen melirik Celine, tadi dia pikir Celine sedang berbicara dengan suaminya, tapi ternyata dengan Andreas.Malam-malam begini menelepon Celine, Andreas benar-benar tidak memedulikan suaminya Celine!"Dia adalah cucu baru Kakek, juga anggota Keluarga Nadine. Sangat normal kalau malamnya pulang ke rumah Keluarga Nadine."Senyuman di wajah Hansen semakin lebar.Sementara ekspresi Andreas semakin jelek.Dugaannya benar!Andreas langsung menutup panggilann
Setiap kali melihat Tuan Richard, Celine selalu merasa tidak tega.Celine merasa hal ini karena malam itu, dia tahu kalau ulang tahun anak perempuan Tuan Richard dan ibunya sama, jadi dia tanpa sadar punya perasaan senasib dengan Tuan Richard.Celine merasa Tuan Richard juga sama sepertinya.Dia mengenang ibunya melalui Tuan Richard.Sementara Tuan Richard juga mengenang anak perempuannya yang hilang melalui dia.Begitu mengingat ibunya, Celine meneguk sesuap arak.Begitu menelan araknya, Celine mendongak dan kebetulan melihat tatapan Hansen yang kebingungan."Kak Hansen, kamu kenapa?" Jelas-jelas tadi masih tertawa, tapi kenapa sekarang tiba-tiba sudah mengernyit? Tatapannya juga aneh.Hansen tertegun sejenak lalu buru-buru mengalihkan tatapannya seperti ingin menyembunyikan sesuatu."Kak Hansen ...." Celine terus mencari tahu.Namun, Hansen tiba-tiba masuk ke kamarnya.Celine melihat sosok Hansen menghilang, lalu lampu di dalam kamar juga dimatikan.Celine mengernyit, lalu dia menden
"Aku ada beberapa teman kuliah di Binara. Tahu aku ada di sini, mereka memesan sebuah kapal pesiar untuk menyambutku. Nanti aku kenalin mereka ke kamu."Kemudian, Carla membawa Celine naik ke salah satu kapal pesiar.Masih pagi saja orang-orang di kapal pesiar itu sudah mulai heboh.Ada beberapa orang yang datang begitu melihat Carla."Carla, sudah berapa hari kita mengajakmu keluar? Kamu selalu bilang nggak bisa, hari ini akhirnya berhasil ketemu kamu."Orang yang bicara ini bernama Ronny Rianto.Dia adalah seorang tuan muda dari keluarga cabang Keluarga Rianto.Keluarga Rianto adalah keluarga terkaya di Kota Binara, jadi keluarga cabang mereka juga pasti tidak jauh beda.Ronny tipe yang suka main-main, dia terkenal sebagai tuan muda tak berguna di Kota Binara. Teman-temannya juga tuan muda atau nona dari keluarga kaya yang suka main-main.Kumpul-kumpul hari ini bertema teman bawa teman.Di antara kerumunan, Celine melihat seseorang yang dia kenal.Fiona juga melihat Celine."Hei, ini