Celine kembali ke perusahaannya, sedangkan Andreas tetap duduk seharian di ruang tamu Perusahaan Aurora seperti seorang pengangguran.Carla mengikuti mereka sampai ke Menara Sailendra lalu terus memperhatikan pintu keluar.Akhirnya setelah semua orang di menara pulang kerja, Celine dan Andreas berjalan keluar sambil bergandengan tangan.Tatapan Andreas seakan-akan menempel di Celine.Melihat mereka masuk ke mobil, tangan Carla menggenggam setir mobilnya dengan kencang sampai bergetar.Dia terus mengikuti mereka sampai ke Kompleks Tiara.Mereka berdua seperti pasangan suami istri biasa yang pulang bersama. Kalau bukan karena dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, Carla tidak akan percaya kalau Andreas yang biasanya sangat benci didekati wanita sekarang terlihat berinisiatif mendekati Celine.Akhirnya, Carla pulang ke vila tempat Tuan Richard tinggal.Melihat Carla, Richard mengernyit dan bertanya, "Mana Celine? Kenapa masih belum pulang?"Carla mengepal erat tangannya.Namun, dia se
Celine agak tidak fokus, tanpa sadar masuk ke mobil.Mobil melaju dengan stabil. Di dalam mobil yang luas, Richard tidak pernah mengalihkan tatapannya dari Celine.Sampai ketika sudah tiba di vila Keluarga Nadine, Richard baru menggandeng tangan Celine.Begitu Celine masuk rumah, para bawahan di vila langsung membungkuk hormat. "Nona Celine."Celine tidak terbiasa dengan sikap seperti ini, dia mengatur napasnya lalu tersenyum sopan.Begitu masuk ruang makan, Carla sudah menunggu di sana. Dia langsung menyambut Celine sambil berkata, "Celine, sini duduk. Untung Kakak tahu kamu suka makan apa, jadi hari ini koki kita masak semua yang kamu sukai."Carla menarik Celine ke tempat duduknya dengan sangat ramah.Pas di depan Hansen."Kak Hansen ...."Melihat Hansen, Celine tertegun sejenak.Dulu setiap melihat Hansen, Hansen selalu tersenyum lembut. Namun hari ini meski dia tersenyum, tapi dia tidak melihat Celine.Carla melirik Hansen lalu sengaja berkata, "Apanya yang Kak Hansen? Kamu panggi
Ketika Andreas baru saja mau bertanya, Celine sudah menutup teleponnya.Andreas terdiam.Dia menatap ponselnya sambil bertanya-tanya dalam hati.Malam-malam begini, Celine menyapa siapa?Tiba-tiba dia kepikiran satu orang. Karena perlu jawaban secepat mungkin, Andreas menelepon Hansen.Setelah berdering dua kali, panggilannya terhubung."Halo?" Suara Hansen terdengar santai dan malas.Meski lewat telepon, Andreas seakan-akan bisa melihat senyuman sombong di wajah Hansen."Mana Celine?" tanya Andreas dengan suara gelisah dan juga dingin.Hansen melirik Celine, tadi dia pikir Celine sedang berbicara dengan suaminya, tapi ternyata dengan Andreas.Malam-malam begini menelepon Celine, Andreas benar-benar tidak memedulikan suaminya Celine!"Dia adalah cucu baru Kakek, juga anggota Keluarga Nadine. Sangat normal kalau malamnya pulang ke rumah Keluarga Nadine."Senyuman di wajah Hansen semakin lebar.Sementara ekspresi Andreas semakin jelek.Dugaannya benar!Andreas langsung menutup panggilann
Setiap kali melihat Tuan Richard, Celine selalu merasa tidak tega.Celine merasa hal ini karena malam itu, dia tahu kalau ulang tahun anak perempuan Tuan Richard dan ibunya sama, jadi dia tanpa sadar punya perasaan senasib dengan Tuan Richard.Celine merasa Tuan Richard juga sama sepertinya.Dia mengenang ibunya melalui Tuan Richard.Sementara Tuan Richard juga mengenang anak perempuannya yang hilang melalui dia.Begitu mengingat ibunya, Celine meneguk sesuap arak.Begitu menelan araknya, Celine mendongak dan kebetulan melihat tatapan Hansen yang kebingungan."Kak Hansen, kamu kenapa?" Jelas-jelas tadi masih tertawa, tapi kenapa sekarang tiba-tiba sudah mengernyit? Tatapannya juga aneh.Hansen tertegun sejenak lalu buru-buru mengalihkan tatapannya seperti ingin menyembunyikan sesuatu."Kak Hansen ...." Celine terus mencari tahu.Namun, Hansen tiba-tiba masuk ke kamarnya.Celine melihat sosok Hansen menghilang, lalu lampu di dalam kamar juga dimatikan.Celine mengernyit, lalu dia menden
"Aku ada beberapa teman kuliah di Binara. Tahu aku ada di sini, mereka memesan sebuah kapal pesiar untuk menyambutku. Nanti aku kenalin mereka ke kamu."Kemudian, Carla membawa Celine naik ke salah satu kapal pesiar.Masih pagi saja orang-orang di kapal pesiar itu sudah mulai heboh.Ada beberapa orang yang datang begitu melihat Carla."Carla, sudah berapa hari kita mengajakmu keluar? Kamu selalu bilang nggak bisa, hari ini akhirnya berhasil ketemu kamu."Orang yang bicara ini bernama Ronny Rianto.Dia adalah seorang tuan muda dari keluarga cabang Keluarga Rianto.Keluarga Rianto adalah keluarga terkaya di Kota Binara, jadi keluarga cabang mereka juga pasti tidak jauh beda.Ronny tipe yang suka main-main, dia terkenal sebagai tuan muda tak berguna di Kota Binara. Teman-temannya juga tuan muda atau nona dari keluarga kaya yang suka main-main.Kumpul-kumpul hari ini bertema teman bawa teman.Di antara kerumunan, Celine melihat seseorang yang dia kenal.Fiona juga melihat Celine."Hei, ini
"Tuan Muda Ronny! Ronny! Ronny!"Tatapan semua orang tertuju pada Ronny dan Celine. Mereka semua sangat bersemangat melihat keberuntungan Ronny.Celine tersenyum tipis.Ronny pun berdiri di depan Celine dan berkata, "Cantik, kamu mau kasih tahu aku dengan cara apa?""Dengan cara apa? Coba kupikir dulu ... " ujar Celine sambil menaruh tangannya di dada Ronny.Di bawah baju yang tipis, hanya ada lemak, berbeda 180 derajat dengan suami andalannya.Namun, sentuhan Celine malah membuat Ronny semakin bernafsu.Tepat ketika dia masih gembira karena keberuntungannya kali ini, tiba-tiba senyuman di wajah wanita cantik di depannya menghilang.Ronny masih belum sadar apa yang terjadi ketika Celine tiba-tiba mencengkeram kerah bajunya dan menariknya, lalu menendang bagian bawah Ronny dengan sekuat tenaga."Ukh ...."Terdengar suara erangan kesakitan.Celine tahu, tenaganya ini sudah cukup membuat pria di depannya ini kesakitan lumayan lama.Celine pun melepaskan cengkeramannya di kerah baju Ronny.
Dalam waktu singkat itu kapal pesiar sudah meninggalkan dermaga."Bagaimana ini?" Carla terlihat merasa bersalah. "Aku tadinya mau mengajakmu jalan-jalan, tapi nggak kusangka mereka ternyata seperti itu. Dulu pas kuliah, mereka nggak kayak gitu ....""Celine, kamu tunggu bentar, aku pergi minta mereka bawa kapalnya balik."Carla segera kembali ke dalam. Setelah beberapa menit, ketika dia keluar, dia menggandeng tangan Celine dan berkata dengan rasa bersalah, "Celine, kapalnya dalam mode pelayaran otomatis, kalau sudah berangkat, besok baru bisa balik ke dermaga, jadi untuk sementara nggak bisa balik. Kamu ...."Carla seakan-akan juga tidak tahu harus melakukan apa.Celine melihat permukaan air tanpa batas di sekitarnya dengan kening berkerut."Celine, kapal ini sangat besar. Bagaimana kalau kita main sendiri saja di sini, nggak usah kumpul sama mereka.""Aku janji bakal pergi memperingatkan mereka. Kalau sampai membuatmu marah, Keluarga Nadine pasti akan menghancurkan usaha keluarga me
"Ada urusan apa yang perlu saya lakukan, Tuan Muda?" tanya Wahyu.Muncul kecanggungan di mata Hansen. "Bagaimana kondisi Kakek hari ini?"Wahyu terdiam.Biasanya kalau Tuan Muda mau tahu kondisi Tuan, pasti langsung tanya ke dokter, tapi hari ini kenapa ...."Suasana hati Tuan hari ini sangat bagus, pasti karena Nona Celine ....""Celine lagi menemani Kakek?" Hansen bertanya dengan sangat alami, ekspresinya juga jadi lebih santai.Namun sedetik kemudian, Wahyu malah berkata, "Nona Celine nggak di rumah."Hansen langsung duduk tegak lalu mendengar Wahyu berkata, "Pagi ini, Nona Carla dan Nona Celine keluar bersama, katanya mau pergi jalan-jalan, ke mananya ...."Wahyu berpikir sejenak, lalu teringat sesuatu."Oh iya, semalam dengar Nona Carla bilang hari ini ada janji sama beberapa teman kuliahnya dulu, katanya mau berlayar di laut. Seharusnya Nona Carla membawa Nona Celine bersamanya."Carla ....Hansen seketika jadi was-was.Carla bukanlah orang yang baik. Sekarang dia fokus mau menda