Celine lagi-lagi hanya bisa terdiam.Reza mengernyit, seakan-akan tidak tahan lagi, dia melihat ke arah Lily.Lily mengepal tangannya erat-erat, merasa sangat tidak adil.Namun, teringat dia masih mau memanfaatkan Reza untuk menghadapi Celine, dia terpaksa menahan diri lalu ikut berlutut di samping Reza."Hhh ...." Celine tanpa sadar berseru kaget.Lily merasa suaranya sangat menusuk telinga.Dia menggertakkan giginya diam-diam, tapi suaranya terdengar sedih dan tulus. "Kakak, aku yang salah, aku yang menggoda Kak Reza duluan. Kamu maafkan dia, dia hanya bingung sesaat, aku yang salah."Kalau bukan karena Celine cukup memahami adiknya ini, dia pasti hampir mengira ketulusan di mata Lily itu asli.Namun, Celine tahu Lily, Lily adalah orang yang tidak percaya diri, sombong dan angkuh.Oleh karena itu, pasti ada alasannya dia rela mengakui kalau dia yang menggoda Reza.Celine langsung mulai was-was.Dia melihat Reza dan Lily dengan ekspresi bingung. "Kalian ini ... apa maksudnya?"Reza te
Celine pergi sambil tersenyum. Reza juga sudah melihat dengan jelas tulisan di layar ponsel Celine.Kemudian, terdengar suara Celine setelah menekan telepon terima panggilan."Sayang ...." Suaranya sangat manis dan manja.Seakan-akan memberi tahu Reza dan yang lainnya kalau kehidupan pernikahannya sekarang sangat indah dan bahagia, jangan datang mengganggunya.Reza mengernyit lalu melihat Nyonya Ratna dengan tatapan memohon bantuan.Nyonya Ratna memasang ekspresi kesal tanpa mengatakan apa-apa, tapi tatapannya mengarah ke Lily, seakan-akan mengarahkan seluruh kekesalan dan kebenciannya kepada Lily.Ketika Celine sudah berjalan jauh, Nyonya Ratna baru berkata dengan nada menyindir, "Dulu kalau bukan karena seseorang, Reza sudah menikah dengan Celine. Kalau saja seseorang tahu diri, harusnya tahu harus menjauhkan diri dan jangan muncul di depan anggota Keluarga Linoa lagi."Nyonya Ratna sudah lupa kalau dulu dia yang ingin menyerahkan Celine ke Andreas agar bisa mendekatkan hubungan Kelu
Situasi ini ... benar-benar aneh!Tepat ketika Celine masih bingung, Carla tersenyum sambil berkata, "Terima saja, orang-orang sendiri juga.""Orang sendiri" ini membuat Celine merasa semakin aneh.Namun, dia tidak berpikir terlalu banyak dan langsung menekan tombol terima panggilan. "Halo?""Aku mau ketemu kamu." Suara suaminya sangat rendah dan menggoda.Celine baru saja minum air, awalnya untuk menutupi kecanggungannya. Namun, kata-kata suaminya ini langsung mengagetkannya. Air yang belum dia telan langsung disemprot keluar.Air itu memercik ke meja di depan dan juga pakaiannya."Celine ... bajumu basah." Carla segera bangun untuk membantunya.Andreas juga mendengar keributan di seberang telepon, tepat ketika dia mau bertanya apa, teleponnya tiba-tiba mati."Maaf, tadi nggak sengaja ...."Celine menggenggam erat ponselnya, takut Carla menyadari orang yang meneleponnya adalah suaminya.Namun, Carla tetap berhasil melirik nama yang ada di ponsel Celine.Suami Andalan ....Teringat And
"He ... he .... Nggak perlu sampai segitunya, deh."Celine tersenyum, menyesal tidak menutup mulutnya lebih cepat.Dia kenapa bisa-bisanya mengucapkan permintaan seperti ini?Celine melihat sekitar untuk mengingatkan Andreas kalau mereka sedang di area umum. Dia bisa saja menyuap makan di tempat umum seperti ini, tapi apakah suaminya ini tidak malu menerimanya?Namun, dia sama sekali tidak mengerti apa yang dipikirkan Andreas.Memangnya kenapa kalau tempat umum? Dia makan suapan istrinya, bukan suapan orang lain!Andreas melihat ke bawah seakan-akan kecewa sambil berkata, "Aku sudah membantumu, dua triliun aku nggak minta bunga ...."Celine terdiam, dia hampir saja mengatakan, "Tolong hitung bunga, aku nggak mau menyuapmu!"Namun begitu teringat berapa banyak bunga dari dua triliun, Celine tiba-tiba merasa sebenarnya menyuap suaminya makan juga bukan hal yang susah.Setelah menghirup napas dalam-dalam, Celine segera memotong satu potongan kecil dari steik sapinya lalu langsung memasukk
"Kamu jangan bicara sembarangan, aku ini sudah menikah," cibir Carla.Lily mengambil risiko besar. "Nona Carla bukannya sudah sedang mengurus perceraian? Dulu Nona Carla menikah juga pasti karena ada alasannya. Asalkan Nona Carla sudah cerai, berarti masih ada banyak kemungkinan dengan Tuan Andreas."Kata-kata ini jelas terlihat membuat Carla senang.Namun dia tetap was-was dengan Lily.Setelah diam sejenak, Carla tiba-tiba berkata, "Kamu mau apa?"Mata Lily langsung berbinar, dia tahu Carla sedang mengujinya apakah berhak jadi sekutunya. Jadi, Lily menjawab jujur, "Aku nggak suka Celine, bukan, aku benci dia. Jadi, aku nggak mau dia mendapatkan apa pun yang bagus. Dia mana pantas mendapatkan Tuan Andreas?"Lily mengatakan hal ini dengan menggebu-gebu, seakan-akan setiap kata penuh dengan kebenciannya terhadap Celine.Melihat Lily, Carla tiba-tiba teringat dengan seseorang.Lala ....Dulu dia juga benci Lala, iri dengan Lala karena punya segalanya, sampai akhirnya Lala hilang ....Meli
Celine kembali ke perusahaannya, sedangkan Andreas tetap duduk seharian di ruang tamu Perusahaan Aurora seperti seorang pengangguran.Carla mengikuti mereka sampai ke Menara Sailendra lalu terus memperhatikan pintu keluar.Akhirnya setelah semua orang di menara pulang kerja, Celine dan Andreas berjalan keluar sambil bergandengan tangan.Tatapan Andreas seakan-akan menempel di Celine.Melihat mereka masuk ke mobil, tangan Carla menggenggam setir mobilnya dengan kencang sampai bergetar.Dia terus mengikuti mereka sampai ke Kompleks Tiara.Mereka berdua seperti pasangan suami istri biasa yang pulang bersama. Kalau bukan karena dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, Carla tidak akan percaya kalau Andreas yang biasanya sangat benci didekati wanita sekarang terlihat berinisiatif mendekati Celine.Akhirnya, Carla pulang ke vila tempat Tuan Richard tinggal.Melihat Carla, Richard mengernyit dan bertanya, "Mana Celine? Kenapa masih belum pulang?"Carla mengepal erat tangannya.Namun, dia se
Celine agak tidak fokus, tanpa sadar masuk ke mobil.Mobil melaju dengan stabil. Di dalam mobil yang luas, Richard tidak pernah mengalihkan tatapannya dari Celine.Sampai ketika sudah tiba di vila Keluarga Nadine, Richard baru menggandeng tangan Celine.Begitu Celine masuk rumah, para bawahan di vila langsung membungkuk hormat. "Nona Celine."Celine tidak terbiasa dengan sikap seperti ini, dia mengatur napasnya lalu tersenyum sopan.Begitu masuk ruang makan, Carla sudah menunggu di sana. Dia langsung menyambut Celine sambil berkata, "Celine, sini duduk. Untung Kakak tahu kamu suka makan apa, jadi hari ini koki kita masak semua yang kamu sukai."Carla menarik Celine ke tempat duduknya dengan sangat ramah.Pas di depan Hansen."Kak Hansen ...."Melihat Hansen, Celine tertegun sejenak.Dulu setiap melihat Hansen, Hansen selalu tersenyum lembut. Namun hari ini meski dia tersenyum, tapi dia tidak melihat Celine.Carla melirik Hansen lalu sengaja berkata, "Apanya yang Kak Hansen? Kamu panggi
Ketika Andreas baru saja mau bertanya, Celine sudah menutup teleponnya.Andreas terdiam.Dia menatap ponselnya sambil bertanya-tanya dalam hati.Malam-malam begini, Celine menyapa siapa?Tiba-tiba dia kepikiran satu orang. Karena perlu jawaban secepat mungkin, Andreas menelepon Hansen.Setelah berdering dua kali, panggilannya terhubung."Halo?" Suara Hansen terdengar santai dan malas.Meski lewat telepon, Andreas seakan-akan bisa melihat senyuman sombong di wajah Hansen."Mana Celine?" tanya Andreas dengan suara gelisah dan juga dingin.Hansen melirik Celine, tadi dia pikir Celine sedang berbicara dengan suaminya, tapi ternyata dengan Andreas.Malam-malam begini menelepon Celine, Andreas benar-benar tidak memedulikan suaminya Celine!"Dia adalah cucu baru Kakek, juga anggota Keluarga Nadine. Sangat normal kalau malamnya pulang ke rumah Keluarga Nadine."Senyuman di wajah Hansen semakin lebar.Sementara ekspresi Andreas semakin jelek.Dugaannya benar!Andreas langsung menutup panggilann