Tiba-tiba saja ada dua orang yang masuk dan semua orang pun tersentak kaget.Ketika Lily melihat Tuan Jayadi, sorot matanya berubah panik.Kenapa pria ini ada di sini?Bukankah Kak Celine datang ke sini bersama dengan Tuan Hansen?Hanya saja sekarang dia juga tidak peduli akan banyak hal. Wanita itu berusaha menunduk dan tidak membiarkan Tuan Jayadi melihat wajahnya.Ketika melihat kemunculan suami nomor satunya ini, mata Celine terlihat kaget.Ternyata pria ini ada di sini.Dia pasti datang bersama dengan Nona Carla.Sponsor barunya ada di belakang. Celine tiba-tiba saja merasa suasananya berubah sangat aneh.Akan tetapi dengan situasi sekarang, dia tidak punya banyak kesempatan untuk berpikir. Lily segera menggertakkan giginya dan mengirimkan pesan kepada Irina. "Lapor polisi dan hubungi Tuan Reza."Irina tertegun sejenak dan akhirnya mengangguk sambil membalas: "Baiklah!"Irina dan Fiona sama-sama melakukan panggilan telepon.Ketika ambulans tiba, mobil polisi juga sudah tiba di san
Carla merasa sangat lucu.Dia adalah nona Keluarga Nadine dari Kota Mastika. Sejak sosok itu menghilang, dia adalah tuan putri satu-satunya di keluarganya.Pertama kalinya dia melihat ada seseorang yang ingin memberinya uang."Berapa banyak yang bisa kamu berikan?"Irina melihatnya sejenak. Meskipun dia memang ingin menyogok wanita ini, dia merasa sayang harus menghabiskan begitu banyak uang. Jadi, dia pun berkata, "40 juta. Kamu nggak perlu masuk. Kalau ada yang datang dan bertanya padamu, katakan saja bahwa kamu juga sudah melihat kakakku didorong jatuh oleh wanita itu. Hanya berkata seperti itu, kamu sudah bisa mendapatkan 40 juta."Carla hanya mendengarnya dan tidak mengatakan apa pun.Karena Carla tidak menolak, Irina menganggap Carla sudah menerima tawarannya.Bagaimanapun juga tidak ada siapa pun yang akan menolak 40 juta yang datang begitu saja, bukan?"Aku berikan ini padamu. Setelah kamu melakukan apa yang kukatakan tadi, aku akan memberikan 40 juta kepadamu."Irina menuliska
Setelah Reza selesai marah, giliran Hansen yang mengangkat tangannya dan menghantamkannya ke wajah Reza.Sudut bibir Reza sampai berdarah. Matanya juga memancarkan api kemarahan.Akan tetapi, dia tidak berani melawan Hansen dan berkata, "Tuan Hansen, kamu jangan mau ditipu dia! Dia pasti sudah merayumu. Tapi aku sudah pernah memberitahumu bahwa dia dan Tuan Jayadi ....""Reza!"Hansen yang terbiasa bersikap anggun sudah marah.Pria ini benar-benar keterlaluan karena sudah menghina Celine.Ketika dia hendak membuat Reza menutup mulutnya, Celine sudah melancarkan sebuah tamparan ke wajah Reza sebelum Hansen sempat menyelesaikan ucapannya.Suara tamparan itu sangat keras dan orang-orang di sekitar juga kaget mendengarnya."Celine, kamu!"Ekspresi Reza terlihat sangat galak ketika pria itu menggertakkan giginya. Dia ingin maju, tapi Hansen menariknya sehingga Reza tidak bisa bergerak.Celine lantas menyambut tatapan galaknya dan berkata, "Reza, kamu bilang aku pembunuh? Kamu sudah salah or
Celine segera menyalakan ponsel itu dan sebuah rekaman video telah menarik perhatiannya.Rekaman itu dimulai ketika Irina maju dan menghalangi Celine. Selain gambar, suara rekamannya juga sangatlah jelas.Dari ponsel terdengar suara yang mengatakan:"Fiona, Kak Lily, cepat bantu aku! Aku nggak percaya kita bertiga nggak bisa mengalahkannya."Saat itu, ekspresi wajah Irina juga sudah berubah.Celine tahu bahwa rekaman video ini adalah rekaman kejadian sebelumnya.Celine melihat suami nomor satunya, Andreas pun langsung memahami maksud Celine. Pria itu memanggil dua orang polisi yang ada di samping untuk menyaksikan rekaman tersebut.Saat itu, Hansen juga menarik Reza supaya mendekat agar pria itu bisa menyaksikan apa yang telah terjadi.Di dalam video itu, mereka melihat tiga orang bersama-sama mengeroyok Celine dan Celine hanya melindungi diri.Irina tiba-tiba saja tergelincir. Sebelum wanita itu terjatuh, dia menarik Lily yang berada di sampingnya sehingga keduanya pun terjatuh bersam
Lily tertegun sejenak. Setelah itu, dia pun bertanya dengan tidak berdosa, "Kak Reza, apa maksud pertanyaanmu ini?"Muncul firasat buruk di dalam hati wanita itu.Reza ragu-ragu sejenak. Pria itu akhirnya menceritakan kejadian tadi."Entah siapa yang sudah mengirimkan sebuah video. Di dalam video itu, Irina menarikmu sehingga kamu terjatuh."Ketika Lily mendengarnya, wajahnya pun berubah semakin pucat.Akan tetapi, masih ada begitu banyak kecurigaan di dalam hati Reza.Pria itu pun bertanya, "Lily, kenapa kamu ingin ribut dengan Celine? Kamu juga mengatakan bahwa Celine yang sudah mendorongmu. Tapi jelas-jelas ...."Hati Lily sangat panik. Dia segera memotong Reza, "Kak Reza ...."Selesai mengatakannya, Lily pun merasa nadanya seperti agak dingin.Meskipun Reza tidak memiliki kemampuan, dia masih ingin dilindungi oleh pria ini.Lily diam-diam menarik napas dalam dan kembali berpura-pura sedih, lalu berkata, "Kak Reza, kamu juga tahu bahwa Kak Celine pernah belajar taijutsu. Irina dan K
Celine hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa pun.Dia seperti sengaja ingin melihat mereka mempermalukan diri mereka sendiri dengan mengumpat padanya.Sekarang, mereka boleh mengumpat sepuasnya. Nanti ketika mereka harus meminta maaf, pasti akan sangat menarik.Melihat senyuman yang ada di wajah Celine, Sarah tiba-tiba saja merasa kepalanya kebas.Akan tetapi, dia tahu bahwa Bastian juga sangat membenci Celine. Jadi, dia pun langsung menarik Bastian untuk bertempur bersama dengannya, "Bastian, kamu harus membantu Lily."Bastian maju dengan gaya yang sangat galak. Sebelum dia sempat mengatakan apa pun, Hansen yang ikut datang juga sudah berdiri di hadapannya.Pria itu memakai pakaian kasual dan terlihat anggun. Gaya elegannya membuat Bastian merasa sedikit tidak enak hati.Celine langsung berjalan menuju ke sofa ruang pasien dan duduk di sana.Tindakannya itu telah memicu reaksi Bastian dan Sarah."Huh! Mau meminta maaf juga nggak menunjukkan sikap tulus hendak meminta maaf. Polisi,
Lily juga sudah menyadari sesuatu. Tubuhnya langsung berubah kaku.Polisi yang ada di samping juga sudah mengetahui taktik Lily. Salah satu polisi yang tidak bisa menahan diri sampai tertawa terbahak-bahak.Meskipun suara tawa itu hanya bertahan satu detik, bagi Lily rasanya sudah sangat memalukan.Wajahnya yang pucat itu langsung berubah merah padam.Saat itu, semua kemarahan yang ada di dalam hatinya pun difokuskan pada Celine.Celine yang sudah membuatnya dipermalukan."Nona Lily, meminta maaf haruslah tulus. Aku setuju dengan pernyataanmu itu. Kalau begitu, meminta maaflah sambil bersujud." Hansen yang dari tadi diam saja pun berbicara.Dia ikut datang karena khawatir Celine akan diusik.Akan tetapi, terlihat jelas bahwa Celine bukan sosok yang mudah diusik.Sorot mata Hansen ketika melihat Celine menunjukkan sedikit rasa sayang.Celine melihat ke dalam mata pria itu. Dia merasa kaget karena Hansen ikut membantunya. Wanita itu pun tersenyum pada Hansen untuk menunjukkan rasa terima
Reaksi yang diberikan oleh Hansen membuat Celine benar-benar kaget.Untuk pertama kalinya, Celine melihat pria yang biasanya bersikap sangat sopan dan anggun ini, kehilangan kesopanannya.Sesaat, suasana di tempat itu menjadi sangat aneh.Akan tetapi, Carla sudah menduga reaksinya akan seperti itu.Carla mengatupkan bibirnya dengan sedih. Setelah itu, dia pun melihat Hansen dengan sedih, "Kakak, hanya panggilan lho? Kalau Kakak nggak suka, jangan panggil aku Lala!"Setelah mengatakannya, Carla pun berkata pada Celine, "Nona Celine, kakakku nggak suka. Kamu hanya bisa memanggilku Carla."Di nadanya terdengar kekecewaan.Wanita itu sepertinya berharap bisa menggunakan nama Lala. Akan tetapi, dia tidak pantas menggunakannya.Celine pun merasa kebingungan.Dia kira Lala adalah Carla.Sekarang kalau diperhatikan lagi, Lala adalah orang lain?Celine tiba-tiba saja merasa sangat penasaran pada sosok yang bernama "Lala" ini. Akan tetapi, dia tidak enak hati banyak bertanya mengenai privasi ora
Perasaan itu terus berputar di hati Celine untuk sekian lama.Sampai waktu Dylan dan Albert datang lalu melihat raut wajahnya yang pucat."Celly, kamu kenapa? Nggak enak badan?" Albert segera maju dan mengamati Celine dengan ekspresi khawatir.Sejak Celine datang ke Binara, meski mereka selalu menjaganya dengan hati-hati dan biasanya juga tidak ada yang aneh, Celine sedang hamil, mereka tetap tidak boleh lengah."Aku nggak apa-apa, mungkin semalam tidurnya nggak nyenyak."Celine berusaha tersenyum, rasa depresi dan tidak berdaya di dalam mimpi masih terasa, jadi senyumannya terlihat sangat terpaksa.Dylan dan Albert langsung menyadarinya.Mana mungkin tidak apa-apa?Albert juga tahu jelas alasannya. Sampai sekarang masih belum ada kabar tentang Andreas, dia tidak tega bertanya lagi."Celly, hari ini kamu istirahat saja di rumah."Begitu Albert selesai bicara, Celine langsung teringat dengan babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional. "Nggak bisa, aku harus ke kantor.""Di kantor m
"Bantu aku!"Nadanya sudah tidak memohon seperti tadi, malah terdengar seperti memerintah.Suasana seketika hening.Ekspresi "Master Gion" berubah-ubah, sementara wajah Lala terlihat dingin dan bertekad, seakan-akan sedang menekan seorang bawahannya.Dia sebenarnya harus langsung setuju, tapi dia akhirnya bertanya lagi. "Apakah kamu sudah memikirkannya baik-baik?"Mata Lala pun bergetar.Setelah terdiam beberapa saat, Lala mengangguk dengan tegas. "Aku hanya punya pilihan ini, aku nggak bisa kehilangan dia. Cuma sekali ini saja, hari ke luar negerinya sudah ditentukan. Setelah keluar negeri, semuanya akan baik-baik saja."Dia tidak percaya Celine bisa mencari sampai ke luar negeri.Kalaupun pusat bisnis Keluarga Tjangnaka ada di luar negeri, tapi dunia ini sangat luas, dia pasti bisa menghindari mereka. Selain itu, orang-orang dia juga di luar negeri."Nona, aku mengerti. Ini terakhir kalinya, setelah ini, aku benar-benar mau pensiun. Aku sudah tua, sudah nggak bisa kerja keras."Pangg
Pengemis itu tidak marah dengan sikap Lala yang jijik padanya.Di bawah rambut berantakan dan bau, pengemis itu tersenyum puas lalu berbalik pergi.Waktu dia menabrak Lala, dia sudah memberikan kertas itu padanya.Sekarang, dia tinggal menunggu Lala melihatnya.Muncul kilatan sinar di mata Lily, lalu segera berjalan kembali ke tempatnya.Lala ditabrak lumayan kuat.Waktu dia berdiri, hatinya tetap kesal. Melihat pengemis yang sudah pergi itu, Lala bahkan merasa jijik mau memarahinya.Andreas sudah pergi.Lala segera memanggil sebuah taksi untuk pulang.Lampu di kamar Andreas menyala. Lala berdiri lama di depan pintu, tapi akhirnya tidak masuk. Waktu dia kembali ke kamarnya untuk ganti baju, tiba-tiba di sakunya keluar sebuah kertas yang diremas.Kertas itu sangat berantakan, bahkan sedikit bau busuk.Ini bukan miliknya!Lala refleks teringat dengan pengemis yang menabraknya tadi.Ini dari pengemis itu!Kenapa pengemis itu menaruh kertas ini di sakunya?Lala membuka kertas itu, waktu di
Di kegelapan malam, sosok pengemis itu terlihat kotor dan bau. Orang-orang yang melihatnya refleks menghindar.Dia berjalan terhuyung-huyung ke satu arah.Di benaknya terus terngiang-ngiang informasi yang baru saja dia dengar. Hamil .... Celine hamil .... Hamil anak Andreas.Kenapa .... Kenapa dia seberuntung itu?Pantas saja Albert dan Dylan juga datang ke sini.Terus Andreas dan ....Bukan, ada yang salah.Lily tiba-tiba teringat dengan sosok itu.Orang itu jelas-jelas sedang mengikuti Tuan Andreas.Lala ... sedang menguntit Tuan Andreas?Seakan-akan mengetahui sesuatu, Lily langsung berjalan dengan terburu-buru. Tatapannya yang tadinya tidak fokus jadi cerah, dia mencari-cari ke sekitar sambil terus berjalan maju.Dia mencari-cari ingin menemukan orang itu.Namun, setelah sekian lama, dia tetap tidak menemukannya.Sampai dia melihat bar yang tidak jauh di depannya.Bar Artemis.Ada ingatan-ingatan yang muncul di benaknya, membuatnya menghentikan langkahnya.Sebelum dia sempat berpik
Selama beberapa hari, Andreas terus mengingat ulang adegan yang tiba-tiba muncul di benaknya waktu itu.Namun, tidak peduli seberusaha apa pun dia, adegan yang rusak itu tetap tidak bisa disatukan sampai sempurna.Akan tetapi, semakin hancur adegan itu, dia semakin ingin mencari tahu apa itu.Semakin dia memikirkannya, kepalanya semakin sakit.Kepalanya seperti mau meledak, tapi satu-satunya hasil adalah gambar yang dia gambar di kertas.Lebih tepatnya, gambar desain sepasang cincin.Dia teringat dengan telepon hari itu, sepertinya ada sebuah kekuatan yang mendorongnya, di otaknya ada sebuah pikiran yang terus menjadi semakin jelas.Dia mau mengikuti babak final dengan desain ini!Andreas pergi ke Perusahaan Perhiasan Nadine untuk mengumpulkan gambar desain ini.Setelah itu, dia jalan-jalan tanpa tujuan sampai malam. Tanpa dia sadari, dia lagi-lagi tiba di Bar Artemis.Lala terus mengikutinya.Namun, dia tidak tahu, waktu dia melewati alun-alun yang paling ramai di Binara, ada seseoran
Semakin Andreas tidak menjawab, Lala semakin menginginkan sebuah jawaban.Andreas mulai merasa kesal, teringat dengan suara di telepon tadi, tanpa dia sadari dia berkata, "Undangan babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional."Lala jelas terlihat terkejut. "Kamu ... lolos babak awal?"Andreas tidak menjawab.Lala tetap merasa gelisah. "Kak, kamu mana ada waktu ikut final? Katanya babak final kompetisi ini nggak hanya harus desain, tapi harus merealisasikan desain itu lalu membawanya ke babak final. Kak, kamu nggak pernah membuat perhiasan ...."Lala ingin membujuknya untuk menyerah.Tiba-tiba, sebuah adegan muncul di benak Andreas.Dia ingin menangkapnya, tapi adegan itu bagaikan sebuah gelembung busa, seketika hilang tanpa jejak. Setelah itu, Andreas merasa kepalanya nyeri."Kak, kalau nggak kita pergi lebih cepat saja. Aku dengar di luar negeri ...."Suara Lala masih terdengar di kamar, Andreas berusaha menahan kekesalannya, tapi akhirnya dia menyela, "Keluar."Lala tertegun.Dia
Di Perusahaan Perhiasan Nadine.Celine sudah berkali-kali menelepon nomor yang sama, tapi tidak diangkat.Dia melihat data peserta yang masuk ke babak final di depannya.Tuvin Sarwen.Celine sudah melihat karya peserta ini.Meski gambarnya agak kasar seperti digambar dengan buru-buru, desainnya adalah yang paling bagus di antara yang lainnya.Dia ingin orang ini berpartisipasi di babak final.Namun, orang ini hanya mengisi satu nomor telepon.Kalau telepon ini tidak terhubung, berarti tidak ada cara lain untuk menghubunginya.Karena tidak ingin melewatkan orang yang berbakat, Celine mencoba untuk terakhir kalinya.Kali ini, akhirnya panggilan terhubung.Saat panggilan terhubung, dia tidak bicara. Samar-samar, dia bisa mendengar suara napas yang entah kenapa membuat jantung Celine berdebar. Dia sadar kembali dan berkata, "Halo, apakah ini Tuan Tuvin Sarwen?"Suara itu membuat Andreas tertegun.Suara ini .... Kenapa terasa familier? Seakan-akan pernah dengar di mana, seakan-akan dia sang
Orang di depannya ....Begitu Celine memanggil nama itu, dia sudah tahu kalau dia salah panggil.Bukan Andreas, itu Dylan.Celine merasa kecewa, lalu melihat kekecewaan di wajah Dylan, dia juga merasa bersalah. "Dylan, maaf, aku ....""Nggak apa-apa ...."Tanpa menunggu Celine selesai minta maaf, Dylan sudah tersenyum cerah.Dia mana mungkin tidak tahu serindu apa Celine pada kakaknya!Namun, mereka sudah cari selama ini, tetap tidak ada kabar apa pun, Dylan juga merasa bersalah. Dia pun mendorong buket bunganya ke Celine sambil berkata, "Kak Celine, aku dan kakakku memang mirip. Ini untukmu, anggap saja aku ini kakakku. Aku juga menggantikan kakakku memberimu bunga ini."Menggantikan kakaknya memberinya bunga ....Celine pun menerima bunga itu. "Terima kasih, Dylan."Dia melihat-lihat bunga itu, lalu melihat orang itu. Namun, sosok yang muncul di benaknya adalah Andreas."Ah, bunganya sudah dikasih ...."Para wanita di sekitar refleks berteriak.Bisa menerima bunga dari pria tampan me
Mata para wanita pun berbinar-binar.Andreas seakan-akan tidak melihat tatapan mereka.Tiba-tiba, dia melihat seorang gadis kecil yang jualan bunga dan tanpa dia sadari, dia berjalan menghampirinya."Kak, mau beli bunga?" tanya gadis kecil itu.Andreas tiba-tiba sadar lalu tersenyum pahit. Apa yang sedang dia lakukan?Dia benar-benar menuruti kata-kata sopir itu?Wanita itu jelas-jelas tidak kenal dia."Pacar Kakak pasti bakal suka." Gadis kecil itu mengeluarkan sebuket bunga mawar.Warna merah yang mencolok itu membuat Andreas melamun sejenak. Di benaknya bisa-bisanya muncul seseorang yang memakai gaun merah. Dia ingin menangkap ingatan itu, tapi terlambat.Hatinya penuh dengan kekecewaan seakan-akan kehilangan sesuatu."Kakak ...."Gadis kecil itu mengulurkan bunga itu ke depan Andreas.Andreas sadar kembali, lalu akhirnya dia mengambil buket bunga itu dan bayar.Melihat bunga merah di tangannya, sebuah gejolak muncul di hatinya, di benaknya muncul adegan dia memberikan bunga ini ke