Lily juga sudah menyadari sesuatu. Tubuhnya langsung berubah kaku.Polisi yang ada di samping juga sudah mengetahui taktik Lily. Salah satu polisi yang tidak bisa menahan diri sampai tertawa terbahak-bahak.Meskipun suara tawa itu hanya bertahan satu detik, bagi Lily rasanya sudah sangat memalukan.Wajahnya yang pucat itu langsung berubah merah padam.Saat itu, semua kemarahan yang ada di dalam hatinya pun difokuskan pada Celine.Celine yang sudah membuatnya dipermalukan."Nona Lily, meminta maaf haruslah tulus. Aku setuju dengan pernyataanmu itu. Kalau begitu, meminta maaflah sambil bersujud." Hansen yang dari tadi diam saja pun berbicara.Dia ikut datang karena khawatir Celine akan diusik.Akan tetapi, terlihat jelas bahwa Celine bukan sosok yang mudah diusik.Sorot mata Hansen ketika melihat Celine menunjukkan sedikit rasa sayang.Celine melihat ke dalam mata pria itu. Dia merasa kaget karena Hansen ikut membantunya. Wanita itu pun tersenyum pada Hansen untuk menunjukkan rasa terima
Reaksi yang diberikan oleh Hansen membuat Celine benar-benar kaget.Untuk pertama kalinya, Celine melihat pria yang biasanya bersikap sangat sopan dan anggun ini, kehilangan kesopanannya.Sesaat, suasana di tempat itu menjadi sangat aneh.Akan tetapi, Carla sudah menduga reaksinya akan seperti itu.Carla mengatupkan bibirnya dengan sedih. Setelah itu, dia pun melihat Hansen dengan sedih, "Kakak, hanya panggilan lho? Kalau Kakak nggak suka, jangan panggil aku Lala!"Setelah mengatakannya, Carla pun berkata pada Celine, "Nona Celine, kakakku nggak suka. Kamu hanya bisa memanggilku Carla."Di nadanya terdengar kekecewaan.Wanita itu sepertinya berharap bisa menggunakan nama Lala. Akan tetapi, dia tidak pantas menggunakannya.Celine pun merasa kebingungan.Dia kira Lala adalah Carla.Sekarang kalau diperhatikan lagi, Lala adalah orang lain?Celine tiba-tiba saja merasa sangat penasaran pada sosok yang bernama "Lala" ini. Akan tetapi, dia tidak enak hati banyak bertanya mengenai privasi ora
Andreas berdiri di depan pintu dan tatapannya terus memperhatikan Celine.Sepasang matanya itu seperti memiliki banyak tekanan.Tekanan-tekanan itu sangat kuat dan menerjang ke arah Celine. Celine sampai salah kaprah dan teringat pada kejadian semalam.Wajahnya langsung berubah merah padam."Untuk apa lagi kamu datang?" tanya Celine dengan ekspresi tidak natural.Wanita itu tiba-tiba teringat pada Carla yang merupakan sponsor barunya. Sorot mata Celine langsung berubah menjadi lebih dingin.Andreas lantas mengerutkan dahinya.Padahal tadi Andreas menemukan ekspresi malu-malu di wajah wanita ini. Akan tetapi, kenapa ekspresinya tiba-tiba berubah menjadi sangat dingin seperti tidak menyambut kedatangannya?Tidak menyambutnya?Andreas merasa agak gagal.Akan tetapi, dia sepertinya sudah bisa menerimanya.Meskipun wanita ini tidak menyambut kedatangannya, dia tidak akan peduli.Andreas menyunggingkan senyuman dan berjalan mendekati Celine. Celine tidak mengerti kenapa seorang pekerja khusu
Di perjalanan, Celine mengendalikan perasaannya dan kabur sampai ke lantai atas.Di sekeliling itu tidak ada seorang pun. Saat itu, Celine baru sadar bahwa sekarang hatinya terasa sakit.Angin meniup wajah Celine. Rasa sakitnya masih belum menghilang juga.Entah berapa lama Celine berada di atap sampai ponsel seseorang berbunyi dan Celine akhirnya tersadar.Ponsel yang berdering bukan ponsel milik Celine. Akan tetapi, suaranya malah berasal dari kantong bajunya.Wanita itu jadi teringat pada video yang dikirimkan oleh petugas museum semalam.Celine segera mengeluarkan ponsel tersebut dan melihat sebuah nomor asing. Tanpa ragu-ragu, dia pun langsung menerima panggilan telepon itu."Halo?" Suara Celine terdengar agak panik.Dia ingin tahu siapa sebenarnya pemilik ponsel ini. Semalam, sosok ini yang sudah membantunya."Apa kabar!" Dari ujung sana terdengar suara pria yang sangat merdu.Celine pun tertegun sejenak dan berkata, "Apakah kamu adalah pemilik ponsel ini? Maaf, aku menemukan pon
Di waktu yang bersamaan, Andreas juga menghentikan langkah kakinya."Celine ...." Andreas pun tersenyum.Entah kenapa dia mengabaikan Celine yang melotot padanya. Pria itu merasa gembira karena Celine akhirnya bersedia berbicara dengannya.Akan tetapi pada detik berikutnya, rasanya ada seember air dingin yang disiramkan padanya."Jangan ikuti aku lagi! Kalau nggak ... aku akan lapor polisi!"Setelah mengatakan kalimat tersebut, wanita itu pun langsung memanggil taksi.Senyuman yang ada di wajah Andreas langsung berubah kaku. Setelah tersadar, taksi itu sudah meninggalkan tempat tersebut.Sementara itu, Dylan yang berada tidak jauh di tempat itu pun mengalihkan tatapannya dengan puas dari Andreas. Pria itu pun menyalakan mesin mobil dan segera menuju ke tempat perjanjiannya dengan Celine.Beberapa menit kemudian, Owen yang datang untuk menjemput Andreas pun menghentikan mobilnya di hadapan pria itu."Tuan, kamu kenapa?" Owen turun dari mobil dan memperhatikan ekspresi tuannya. Pria itu
"Kakakku ...."Mata Dylan bertemu dengan mata Celine. Pria itu yakin bahwa sekarang yang muncul di dalam benak Celine adalah Andreas.Akan tetapi, dia sama sekali tidak bermaksud membongkar hubungan mereka.Setelah terdiam sejenak, Dylan pun berbicara sambil menghela napas di hadapan Celine yang sudah menantikan jawabannya, "Kakakku nggak menyukaiku dan sangat membenci aku menjadi selebriti. Jadi, dia nggak suka aku mengungkit hubungan kami."Dylan mengerutkan alisnya. Nadanya terdengar sangat sedih seperti hewan kecil yang terluka.Ketika dia mengatakannya, dia mengangkat gelas anggurnya dan menghabiskan anggur tersebut.Celine berusaha menyingkirkan rasa penasarannya dan menghiburnya, "Kamu punya banyak penggemar. Kamu juga senang membantu orang lain. Suatu hari kakakmu pasti bisa melihat keunggulanmu."Dylan pun tertegun.Suatu hari Andreas bisa melihat keunggulannya?Sejak kecil, Dylan selalu berusaha untuk mendapatkan perhatiannya dan bahkan ketika Dylan bergabung dengan industri
"Hei! Bangun!"Celine pun mendorongnya beberapa kali. Dia berusaha menyingkirkan tubuh beserta lengan yang menahan bagian bawah tubuhnya. Akan tetapi, setiap usahanya berakhir sia-sia.Celine sempat merasa bahwa Andreas memang sengaja. Akan tetapi, pria itu memejamkan matanya dan aroma alkohol juga tercium oleh Celine. Pria ini sepertinya memang mabuk dan pingsan.Setelah beberapa usaha itu, Celine akhirnya menyerah.Jadi dia pun memutuskan untuk memejamkan matanya. Tidak lama kemudian Celine pun tertidur.Begitu mendengar suara napas teratur Celine, Andreas baru membuka matanya.Matanya terlihat sangat jernih dan tidak seperti orang mabuk.Tadi, Andreas sudah pura-pura mabuk.Sepertinya hanya cara ini yang bisa dia gunakan supaya dia bisa berada di sisi Celine untuk sementara waktu....Pagi hari keesokannya, Celine terbangun. Suami nomor satunya sedang berbaring di sisinya. Lalu dia sendiri juga menggunakan lengan pria itu sebagai bantalnya. Sesaat, Celine sempat salah kaprah dan men
Ketika Celine masuk, dia tahu bahwa hari ini mereka menyuruhnya datang karena ingin mengeroyoknya.Kalau Celine tidak bisa menahan diri, dia hanya bisa melawan.Celine pun memilih untuk melawan.Karena sudah memilih akan melawan, Celine tidak akan segan-segan.Benar saja! Begitu dia menyerang dengan kalimat itu, wajah semua orang yang ada di sana sudah berubah geram.Reza adalah orang pertama yang mengamuk dan berkata, "Celine, siapa yang kamu bilang sampah?"Sarah diam-diam mengepalkan tinjunya dan menarik lengan baju Bastian."Bastian, lihatlah dia! Lily sangat baik. Berani sekali dia mengatai Lily seperti itu. Sekarang Lily sedang berada di lantai atas. Lily baru saja mengalami trauma yang sangat berat. Kalau dia sampai mendengar orang lain merendahkannya seperti ini, dia pasti akan sangat sedih."Bastian sangat tidak tahan melihat putri kesayangannya terluka.Ingin sekali rasanya pria itu menampar wajah Celine.Hanya saja setelah mengingat tujuan mereka hari ini, Bastian sementara
Di pesta malam, nona-nona yang datang tidak berani mendekati Celine lagi selain untuk menyapanya. Mereka takut tidak sengaja melakukan sesuatu dan menyakiti Nyonya Jayadi ini.Mereka pun semakin kagum dengan Nyonya Jayadi dan semakin berusaha menyanjung Nyonya Yuni.Semua orang sibuk mengelilingi Nyonya Yuni, Gisela bahkan tidak bisa berbaur.Bertha juga berada di luar kerumunan itu, dia sama sekali tidak ada niat untuk menyanjung Nyonya Yuni.Di benaknya masih terus ada bayangan adegan yang terjadi di taman tadi, dia bahkan masih ingat jelas tekstur bibir pria itu.Bertha merasa otaknya sangat berantakan.Ada apa dengannya?Menyadari kondisinya yang aneh, Bertha berusaha untuk menyingkirkan pikiran-pikiran itu. Namun, ingatan itu seperti kutukan yang tertanam di benaknya.Semakin dia pikirkan, wajahnya semakin merah.Dia pun memutuskan untuk diam-diam pergi. Dia ingin mencari tempat yang lebih sepi untuk meredakan panas di wajahnya.Karena terlalu buru-buru, dia menabrak dada seseoran
Gisela mengalihkan pandangannya dan kebetulan melihat Bertha dan Alvin berdiri bersama, sedang membicarakan sesuatu.Bertha mau mendekati Alvin?Muncul tebakan ini di benak Gisela.Kalau Bertha berhasil mendekati Alvin ....Waktu dia sedang berpikir, Evan menghampirinya dengan terburu-buru, terdengar maksud menyalahkan di suaranya. "Tadi kamu kenapa? Kenapa kamu sampai melewatkan kesempatan sebagus itu?""Kamu tahu, nggak? Dia bukan hanya istri Tuan Andreas, dia itu pemegang saham terbesar di Grup Nadine, juga putri Keluarga Tjangnaka ....""Kalau bisa berteman dengannya, Keluarga Wisma pasti bakal sukses, tapi ...."Evan sangat kecewa. Semakin dia memikirkan manfaat yang bisa didapatkan kalau bisa membangun koneksi dengan Nyonya Jayadi, dia semakin merasa kalau Gisela telah melewatkan kesempatan yang sangat bagus."Kenapa kamu ...."Gisela memutar bola matanya di dalam hati.Kalau dia menunjukkan bakatnya di depan Nyonya Jayadi dan disukai Nyonya Jayadi, manfaatnya tentu saja jadi mil
Celine tersenyum ke Yuni untuk menenangkannya. "Nenek, aku benar-benar nggak apa-apa.""Nggak apa-apa juga harus diperiksa."Yuni sangat teguh.Namun, Celine tidak mungkin tenang membiarkan wanita licik seperti ini menyentuhnya. Dia akhirnya terpaksa melihat Gisela."Kamu profesional?""Iya, benar."Gisela segera mengangguk. Entah kenapa, Nyonya Jayadi di depannya ini jelas-jelas terlihat sangat lembut, tapi dia merasa tekanan yang membuatnya susah bernapas.Gisela tersenyum lembut, berusaha sekuat tenaga untuk menunjukkan niat baiknya pada Nyonya Jayadi.Sementara Celine juga bisa melihat "niat baik" Gisela.Dia hanyalah berpura-pura.Celine melihatnya dan berkata secara perlahan, "Kamu dokter?"Gisela tertegun sejenak lalu menggeleng. "Bukan."Celine bertanya lagi, "Perawat?"Gisela terdiam sejenak."Bukan, tapi aku ...."Sebelum Gisela selesai bicara, Celine tidak memberinya kesempatan lagi. "Kamu bukan dokter, juga bukan perawat, mananya yang profesional?"Celine berkata penuh makn
Yuni segera menyuruh orang memanggil dokter pribadi.Saat ini, Gisela juga langsung sadar kembali dan segera mengajukan diri. "Aku ... aku pernah belajar keperawatan ...."Hal yang terjadi tadi ....Gisela merasa dia sudah mau meledak saking kesalnya.Jelas-jelas dia melihat Bertha sudah mau menabrak Nyonya Jayadi, tapi di luar dugaannya .... Teringat dengan kejadian tadi, Gisela tidak hanya merasa kecewa karena rencananya gagal.Pria yang ditimpa Bertha tadi adalah tuan muda pertama Keluarga Sugito.Mereka ... berciuman.Namun, Bertha mana layak?Gisela tidak pernah menyangka akan jadi seperti ini. Mendengar Yuni meminta orang memanggil dokter pribadi, Gisela langsung sadar kembali.Rencananya mencelakai Bertha sudah gagal, dia tidak boleh melewatkan kesempatan untuk menunjukkan kehebatannya.Oleh karena itu, dia pun segera menawarkan diri.Baru saja dia selesai bicara, semua orang pun melihatnya.Termasuk Nyonya Yuni dan juga Nyonya Jayadi itu."Kamu bisa ilmu keperawatan?" Yuni meli
Melihat gadis baju hitam itu sudah mau menabraknya, Celine refleks berteriak, "Andreas ...."Saat ini, di bandara Kota Binara.Seorang pria memegang dadanya, keningnya juga berkerut. Kegelisahan yang tiba-tiba muncul di hatinya membuat kepalanya pusing."Tuan, kamu kenapa?"Orang yang lewat menyadari keanehannya dan segera bertanya.Pria itu berusaha untuk menenangkan dirinya, tapi hatinya seperti diremas oleh sebuah tangan. Dia tidak pernah merasakan rasa sakit seperti itu.Di hatinya bahkan muncul ketakutan, lalu perlahan-lahan ketakutan itu menyelimutinya.Dia bahkan bisa mendengar suara detak jantungnya."Tuan, kamu kenapa?"Melihat kondisinya, orang yang lewat tadi bertanya lagi.Pria itu menghirup napas dalam-dalam lalu mengibaskan tangannya, tapi ketakutan itu masih mengikutinya.Sebenarnya ... ada apa dengannya?Sementara saat ini, Celine menutup matanya, suasana sekitarnya seakan-akan menjadi hening. Dia berusaha melindungi perutnya, berdoa hal yang dia takutkan tidak akan ter
Semakin Evan menyukai rasa puas ini, dia semakin tidak menyukai Bertha yang angkuh."Kalau begitu, aku ke sana?"Gisela memasuki area dansa dengan hati-hati tapi semangat seakan-akan sudah mendapat dukungan.Dia mengikuti tempo dan irama lalu mulai membaur dengan orang-orang.Di tempat yang tidak diperhatikan orang, Gisela diam-diam mengamati sekelilingnya, mencari kesempatan. Akhirnya, dia melihat Bertha sedang berputar mendekati Celine.Gisela tahu kalau kesempatannya sudah datang."Siapa gadis baju hitam itu? Tariannya lumayan bagus ...."Yuni juga memerhatikan Bertha.Nada pujiannya kebetulan didengar oleh Gisela, Gisela pun semakin yakin dengan rencananya.Nyonya Yuni sedang memuji Bertha? Nanti, takutnya dia baru akan puas setelah membunuh Bertha!Gisela berpikir sambil menunggu waktu yang pas, kemudian dia diam-diam mendorong gadis yang sedang menari membelakanginya ...."Aduh ...."Seiring dengan seruan kaget, gadis itu menabrak orang di depannya."Ah ....""Aduh ...."Suara te
Alvin kenal dengan Nyonya Jayadi ini?Gisela melihat Alvin berjalan kemari bersama Celine, jarak di antara mereka seperti sengaja untuk menghindari rumor.Apakah hubungan mereka tidak biasa?Gisela memutar matanya, otaknya juga ikut berputar.Waktu melihat Nyonya Jayadi sudah mendekati kerumunan orang, Alvin berhenti mengikutinya, tapi matanya tetap tertuju pada Nyonya Jayadi.Gisela pun melihat wanita yang meski sedang hamil, tetap sangat cantik itu. Dalam hati muncul perasaan yang aneh, bahkan dia juga tidak bisa membedakan apakah itu kagum atau iri.Nyonya Jayadi ini benar-benar beruntung.Sedangkan dia ....Gisela mencari Bertha di sekitar, lalu segera menemukannya yang terlihat sangat mencolok di antara kerumunan.Bertha ada di antara kerumunan orang yang menari, sepertinya dia terbawa suasana, terlihat sangat gembira, sama sekali tidak sedih karena Evan mau membatalkan pernikahan mereka.Kenapa dia tidak sedih?Gisela merasa kesal.Bertha harusnya sedih, karena bagaimanapun juga
Celine terus menunggu Andreas, merindukannya setiap hari. Sejak babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional di mana dia menerima cincin "Penantian", dia tidak menemukan petunjuk apa pun lagi tentang Andreas.Dia terjebak dalam penantian yang tidak terlihat ujungnya, seakan-akan mengerti maksud dari orang yang mengirim cincin itu.Penantian ....Orang itu memberi tahu dia kalau dia akan terus menunggu.Alvin bisa melihat kepahitan di mata Celine. Di kalangan para orang kaya di Binara ada sangat banyak rumor tentang Celine dan Andreas.Ada yang bilang Celine sedang hamil, tapi Tuan Andreas tidak pernah muncul di sisinya sekalipun, hubungan mereka sudah renggang.Ada yang bilang Celine hanya diakui karena hamil dengan keturunan Keluarga Jayadi, Yuni juga hanya mementingkan cicitnya yang ada di kandungan Celine.Di luar ada banyak rumor seperti ini, tapi karena identitas Celine yang merupakan pewaris Grup Nadine dan juga putri Keluarga Tjangnaka, tidak ada yang berani meremehkannya.Al
Di bawah tatapan semua orang, seorang wanita berpakaian putih memegang wajahnya, jelas terlihat dia baru saja ditampar.Wanita itu memasang ekspresi bingung, lalu sibuk meminta maaf pada orang yang menamparnya seakan-akan tidak peduli dengan rasa sakit di wajahnya. "Maaf, Kak, aku ...."Sebelum dia selesai, seorang pria maju dan melindungi wanita baju putih itu di belakangnya sambil memelototi wanita baju hitam di depan wanita baju putih itu. "Kenapa kamu memukulnya?""Kak Evan, jangan salahkan Kakak, aku yang salah, membuatnya marah."Wanita baju putih itu terlihat sangat lemah seperti bunga yang mudah rusak.Alasan dia terlihat lemah,adalah karena kekejaman "Kakak" yang disebut olehnya itu. Semakin dia terlihat lemah, semakin bisa merangsang keinginan pria untuk melindunginya.Namun, di mata wanita baju hitam itu ....Celine melihat wanita baju hitam itu dengan tatapan penasaran. Wanita itu terlihat sangat tenang, seakan-akan sudah biasa dengan kelemahan wanita baju putih dan juga s