Share

Bab 135

Penulis: Matahari
"Kakakku ...."

Mata Dylan bertemu dengan mata Celine. Pria itu yakin bahwa sekarang yang muncul di dalam benak Celine adalah Andreas.

Akan tetapi, dia sama sekali tidak bermaksud membongkar hubungan mereka.

Setelah terdiam sejenak, Dylan pun berbicara sambil menghela napas di hadapan Celine yang sudah menantikan jawabannya, "Kakakku nggak menyukaiku dan sangat membenci aku menjadi selebriti. Jadi, dia nggak suka aku mengungkit hubungan kami."

Dylan mengerutkan alisnya. Nadanya terdengar sangat sedih seperti hewan kecil yang terluka.

Ketika dia mengatakannya, dia mengangkat gelas anggurnya dan menghabiskan anggur tersebut.

Celine berusaha menyingkirkan rasa penasarannya dan menghiburnya, "Kamu punya banyak penggemar. Kamu juga senang membantu orang lain. Suatu hari kakakmu pasti bisa melihat keunggulanmu."

Dylan pun tertegun.

Suatu hari Andreas bisa melihat keunggulannya?

Sejak kecil, Dylan selalu berusaha untuk mendapatkan perhatiannya dan bahkan ketika Dylan bergabung dengan industri
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Ternyata Suamiku Miliarder   Bab 136

    "Hei! Bangun!"Celine pun mendorongnya beberapa kali. Dia berusaha menyingkirkan tubuh beserta lengan yang menahan bagian bawah tubuhnya. Akan tetapi, setiap usahanya berakhir sia-sia.Celine sempat merasa bahwa Andreas memang sengaja. Akan tetapi, pria itu memejamkan matanya dan aroma alkohol juga tercium oleh Celine. Pria ini sepertinya memang mabuk dan pingsan.Setelah beberapa usaha itu, Celine akhirnya menyerah.Jadi dia pun memutuskan untuk memejamkan matanya. Tidak lama kemudian Celine pun tertidur.Begitu mendengar suara napas teratur Celine, Andreas baru membuka matanya.Matanya terlihat sangat jernih dan tidak seperti orang mabuk.Tadi, Andreas sudah pura-pura mabuk.Sepertinya hanya cara ini yang bisa dia gunakan supaya dia bisa berada di sisi Celine untuk sementara waktu....Pagi hari keesokannya, Celine terbangun. Suami nomor satunya sedang berbaring di sisinya. Lalu dia sendiri juga menggunakan lengan pria itu sebagai bantalnya. Sesaat, Celine sempat salah kaprah dan men

  • Ternyata Suamiku Miliarder   Bab 137

    Ketika Celine masuk, dia tahu bahwa hari ini mereka menyuruhnya datang karena ingin mengeroyoknya.Kalau Celine tidak bisa menahan diri, dia hanya bisa melawan.Celine pun memilih untuk melawan.Karena sudah memilih akan melawan, Celine tidak akan segan-segan.Benar saja! Begitu dia menyerang dengan kalimat itu, wajah semua orang yang ada di sana sudah berubah geram.Reza adalah orang pertama yang mengamuk dan berkata, "Celine, siapa yang kamu bilang sampah?"Sarah diam-diam mengepalkan tinjunya dan menarik lengan baju Bastian."Bastian, lihatlah dia! Lily sangat baik. Berani sekali dia mengatai Lily seperti itu. Sekarang Lily sedang berada di lantai atas. Lily baru saja mengalami trauma yang sangat berat. Kalau dia sampai mendengar orang lain merendahkannya seperti ini, dia pasti akan sangat sedih."Bastian sangat tidak tahan melihat putri kesayangannya terluka.Ingin sekali rasanya pria itu menampar wajah Celine.Hanya saja setelah mengingat tujuan mereka hari ini, Bastian sementara

  • Ternyata Suamiku Miliarder   Bab 138

    "Nenek Ratna ...."Lily yang lemah melihat Nyonya Ratna.Melihat tatapan merendahkan Nyonya Ratna, Lily tiba-tiba saja merasa menyesal.Hari ini pagi-pagi sekali Nyonya Ratna dan Reza sudah datang untuk menjenguknya.Setelah mengetahui Lily keguguran, sikap Nyonya Ratna padanya pun menjadi semakin dingin. Ketika mengingat bagaimana Nyonya Ratna tidak pernah menganggapnya ketika berada di kediaman Linoa, Lily tidak bisa terima.Meskipun dia tidak ingin menikah dengan Reza, dia ingin membuat Nyonya Ratna tahu bahwa dia sangat baik.Makanya, dia pun meminta ayahnya untuk mendatangkan Celine.Dia memang ingin bersandiwara di hadapan Celine untuk menunjukkan bahwa dirinya sangat baik dan pengertian.Hanya saja, dia tidak menyangka Celine malah bicara sembarangan.Menyebalkan sekali!"Lily, anak itu sudah nggak ada. Kamu harus menjaga kesehatanmu. Kamu masih muda. Kelak kamu masih punya banyak kesempatan untuk memiliki anak." Perkataan Nyonya Ratna memiliki maksud tertentu.Selain Reza, semu

  • Ternyata Suamiku Miliarder   Bab 139

    Pemakaman.Celine berdiri di depan batu nisan.Begitu langit berubah gelap, hujan pun turun.Andreas yang diam-diam menunggu di luar pemakaman juga tidak peduli lagi. Pria itu langsung memayungi Celine.Hujan yang turun menerpa tubuh Celine. Sebelum rambut Celine basah, Andreas langsung memayunginya.Celine memalingkan wajahnya dan menemukan suami nomor satunya. Dia kaget, tapi tidak banyak bicara.Hujan semakin deras. Air yang menetes ke payung menimbulkan suara. Di udara hanya terdengar suara rintik air hujan.Setelah tengah malam, hujan sudah berhenti dan Celine pun meninggalkan tempat itu.Dia tetap tidak kembali ke kota, tapi memesan dua kamar di hotel terdekat di sana.Celine masuk ke dalam kamar tanpa mengatakan apa pun, lalu menutup pintunya. Dari tadi, Andreas terus mengikutinya seperti dia adalah istri wanita itu.Setelah Celine dan dia berpisah, Andreas pun menghubungi Owen."Suruh Organisasi Swastamita untuk menyelidiki kematian Aurora Nadine ...." Andreas hampir melupakan

  • Ternyata Suamiku Miliarder   Bab 140

    Ada banyak orang di sampingnya yang langsung melihat ke arah Celine.Akan tetapi, sekarang Celine tidak peduli pada sekelompok orang itu. Dia kembali menghitung angka nol yang ada di dalam layar tersebut dan menutup mulutnya dengan kaget.Dua triliun!Jumlahnya benar-benar dua triliun!Dari mana uang sebanyak ini berasal?Reaksi kaget wanita itu berubah menjadi rasa terkejut."Telah terjadi sesuatu!" Celine menyimpan ponselnya dan memberi tahu suami nomor satu yang duduk di depannya, "Aku ada urusan. Aku pergi dulu."Celine ingin pergi ke bank untuk mencari tahu tentang bagaimana uang ini bisa muncul.Ketika Celine hendak pergi, Andreas langsung menariknya.Tadi, dia sudah menyaksikan semua reaksi Celine. Sekarang, dia pun tersenyum.Andreas membawa Celine duduk dan bertanya, "Ada masalah apa sampai kamu begitu panik? Bukankah hari ini adalah hari peringatan kematian mendiang ibu? Kita sarapan dulu. Setelah itu, kita beli bunga untuk mengunjungi makam ibu kita."Celine, "..."Ibu kita?

  • Ternyata Suamiku Miliarder   Bab 141

    "Kamu yang mengatakannya dan aku menuliskannya. Kamu sendiri yang membubuhkan cap jarimu di atas sana. Apa kamu curiga bahwa aku memalsukan kesepakatan ini?"Ketika berbicara, sorot mata Andreas terlihat gelap, "Sudah kubilang! Tunggu dulu sampai kamu sadar untuk membicarakan masalah kesepakatan. Siapa sangka kamu malah mencurigaiku. Sudahlah! Karena kamu nggak mau mengakuinya, kalau begitu koyak saja kesepakatan itu. Tanpa kesepakatan itu aku juga bisa membantumu."Andreas pun segera mengambil kesepakatan yang ada di tangan Celine.Wajah tampan pria itu terlihat sangat terluka.Rasanya seperti Celine sudah memfitnah dirinya.Menyaksikannya, rasa bersalah pun merayap di dalam hati Celine. Saat itu, dia merasa seperti sudah melakukan sebuah dosa yang sangat besar.Padahal, Andreas hanya ingin membantunya. Dia malah mencurigai Andreas.Apalagi, dia juga harus membayar 1 triliun yang diminta oleh Lily. Sekarang, dia benar-benar membutuhkan uang.Mungkin kenyataannya memang seperti yang di

  • Ternyata Suamiku Miliarder   Bab 142

    Setelah memberikan perintah tersebut, wajah Andreas sudah kembali normal ketika dia berjalan ke arah Celine."Ayo! Kita beli bunga untuk ibu kita!" Andreas segera menggandeng tangan Celine.Celine pun tertegun sejenak.Ibu kita?"Dia ibuku!" suara Celine sangat tegas ketika mengoreksinya.Andreas hanya tersenyum dan membalas, "Benar! Ibumu ...."Bukankah ibu wanita ini adalah ibunya juga?Jadi, dia tidak salah menggunakan panggilan ibu kita.Mereka berdua sudah tiba di pemakaman. Andreas meletakkan bunga di depan batu nisan. Ada foto wanita yang sangat cantik di batu nisan tersebut.Lalu mata Celine sangat persis dengan mata wanita itu.Lebih tepatnya lagi, Andreas pernah bertemu dengan beberapa orang yang memiliki mata yang sama dengan wanita di dalam foto tersebut selain Celine.Akan tetapi, Andreas tidak berpikir terlalu jauh.Kedua orang itu pun berdiam di sana untuk waktu yang sangat lama. Begitu senja tiba, mereka baru kembali ke kota.Andreas mengantarkan Celine kembali ke Kompl

  • Ternyata Suamiku Miliarder   Bab 143

    Tuan Richard lantas bergumam, "Marganya Nadine. Nadine ...."Mata Tuan Richard pun berubah sedikit lebih gelap.Bukan dia.Putrinya itu dulu pernah bersumpah bahwa seumur hidupnya, namanya adalah Linda Marni. Meskipun dia disambar petir, dia tidak akan menggunakan marga Nadine.Jadi, ibu anak ini jelas bukanlah Linda.Tuan Richard lantas menarik napas dan menyingkirkan kekecewaan yang ada di dalam hatinya. Pria itu melihat Celine dan berkata, "Di mana ibumu?"Sudut bibir Celine pun bergerak-gerak ketika menjawab, "Dia sudah meninggal."Tuan Richard pun tertegun sejenak. Dia sepertinya tidak menyangka jawabannya seperti itu.Pria itu menatap Celine dengan sorot mata sedih. Setelah itu, dia menarik pergelangan tangan Celine dan berkata, "Sini! Ayo duduk!""Putriku dan ibumu punya tanggal lahir yang sama. Ini disebut jodoh. Mungkin kita bisa berjumpa juga karena jodoh. Bagaimana kalau kita bersama-sama merayakan ulang tahun mereka? Pas sekali kita punya kue." Tuan Richard pun mengusulkan

Bab terbaru

  • Ternyata Suamiku Miliarder   Bab 1184

    Perasaan itu terus berputar di hati Celine untuk sekian lama.Sampai waktu Dylan dan Albert datang lalu melihat raut wajahnya yang pucat."Celly, kamu kenapa? Nggak enak badan?" Albert segera maju dan mengamati Celine dengan ekspresi khawatir.Sejak Celine datang ke Binara, meski mereka selalu menjaganya dengan hati-hati dan biasanya juga tidak ada yang aneh, Celine sedang hamil, mereka tetap tidak boleh lengah."Aku nggak apa-apa, mungkin semalam tidurnya nggak nyenyak."Celine berusaha tersenyum, rasa depresi dan tidak berdaya di dalam mimpi masih terasa, jadi senyumannya terlihat sangat terpaksa.Dylan dan Albert langsung menyadarinya.Mana mungkin tidak apa-apa?Albert juga tahu jelas alasannya. Sampai sekarang masih belum ada kabar tentang Andreas, dia tidak tega bertanya lagi."Celly, hari ini kamu istirahat saja di rumah."Begitu Albert selesai bicara, Celine langsung teringat dengan babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional. "Nggak bisa, aku harus ke kantor.""Di kantor m

  • Ternyata Suamiku Miliarder   Bab 1183

    "Bantu aku!"Nadanya sudah tidak memohon seperti tadi, malah terdengar seperti memerintah.Suasana seketika hening.Ekspresi "Master Gion" berubah-ubah, sementara wajah Lala terlihat dingin dan bertekad, seakan-akan sedang menekan seorang bawahannya.Dia sebenarnya harus langsung setuju, tapi dia akhirnya bertanya lagi. "Apakah kamu sudah memikirkannya baik-baik?"Mata Lala pun bergetar.Setelah terdiam beberapa saat, Lala mengangguk dengan tegas. "Aku hanya punya pilihan ini, aku nggak bisa kehilangan dia. Cuma sekali ini saja, hari ke luar negerinya sudah ditentukan. Setelah keluar negeri, semuanya akan baik-baik saja."Dia tidak percaya Celine bisa mencari sampai ke luar negeri.Kalaupun pusat bisnis Keluarga Tjangnaka ada di luar negeri, tapi dunia ini sangat luas, dia pasti bisa menghindari mereka. Selain itu, orang-orang dia juga di luar negeri."Nona, aku mengerti. Ini terakhir kalinya, setelah ini, aku benar-benar mau pensiun. Aku sudah tua, sudah nggak bisa kerja keras."Pangg

  • Ternyata Suamiku Miliarder   Bab 1182

    Pengemis itu tidak marah dengan sikap Lala yang jijik padanya.Di bawah rambut berantakan dan bau, pengemis itu tersenyum puas lalu berbalik pergi.Waktu dia menabrak Lala, dia sudah memberikan kertas itu padanya.Sekarang, dia tinggal menunggu Lala melihatnya.Muncul kilatan sinar di mata Lily, lalu segera berjalan kembali ke tempatnya.Lala ditabrak lumayan kuat.Waktu dia berdiri, hatinya tetap kesal. Melihat pengemis yang sudah pergi itu, Lala bahkan merasa jijik mau memarahinya.Andreas sudah pergi.Lala segera memanggil sebuah taksi untuk pulang.Lampu di kamar Andreas menyala. Lala berdiri lama di depan pintu, tapi akhirnya tidak masuk. Waktu dia kembali ke kamarnya untuk ganti baju, tiba-tiba di sakunya keluar sebuah kertas yang diremas.Kertas itu sangat berantakan, bahkan sedikit bau busuk.Ini bukan miliknya!Lala refleks teringat dengan pengemis yang menabraknya tadi.Ini dari pengemis itu!Kenapa pengemis itu menaruh kertas ini di sakunya?Lala membuka kertas itu, waktu di

  • Ternyata Suamiku Miliarder   Bab 1181

    Di kegelapan malam, sosok pengemis itu terlihat kotor dan bau. Orang-orang yang melihatnya refleks menghindar.Dia berjalan terhuyung-huyung ke satu arah.Di benaknya terus terngiang-ngiang informasi yang baru saja dia dengar. Hamil .... Celine hamil .... Hamil anak Andreas.Kenapa .... Kenapa dia seberuntung itu?Pantas saja Albert dan Dylan juga datang ke sini.Terus Andreas dan ....Bukan, ada yang salah.Lily tiba-tiba teringat dengan sosok itu.Orang itu jelas-jelas sedang mengikuti Tuan Andreas.Lala ... sedang menguntit Tuan Andreas?Seakan-akan mengetahui sesuatu, Lily langsung berjalan dengan terburu-buru. Tatapannya yang tadinya tidak fokus jadi cerah, dia mencari-cari ke sekitar sambil terus berjalan maju.Dia mencari-cari ingin menemukan orang itu.Namun, setelah sekian lama, dia tetap tidak menemukannya.Sampai dia melihat bar yang tidak jauh di depannya.Bar Artemis.Ada ingatan-ingatan yang muncul di benaknya, membuatnya menghentikan langkahnya.Sebelum dia sempat berpik

  • Ternyata Suamiku Miliarder   Bab 1180

    Selama beberapa hari, Andreas terus mengingat ulang adegan yang tiba-tiba muncul di benaknya waktu itu.Namun, tidak peduli seberusaha apa pun dia, adegan yang rusak itu tetap tidak bisa disatukan sampai sempurna.Akan tetapi, semakin hancur adegan itu, dia semakin ingin mencari tahu apa itu.Semakin dia memikirkannya, kepalanya semakin sakit.Kepalanya seperti mau meledak, tapi satu-satunya hasil adalah gambar yang dia gambar di kertas.Lebih tepatnya, gambar desain sepasang cincin.Dia teringat dengan telepon hari itu, sepertinya ada sebuah kekuatan yang mendorongnya, di otaknya ada sebuah pikiran yang terus menjadi semakin jelas.Dia mau mengikuti babak final dengan desain ini!Andreas pergi ke Perusahaan Perhiasan Nadine untuk mengumpulkan gambar desain ini.Setelah itu, dia jalan-jalan tanpa tujuan sampai malam. Tanpa dia sadari, dia lagi-lagi tiba di Bar Artemis.Lala terus mengikutinya.Namun, dia tidak tahu, waktu dia melewati alun-alun yang paling ramai di Binara, ada seseoran

  • Ternyata Suamiku Miliarder   Bab 1179

    Semakin Andreas tidak menjawab, Lala semakin menginginkan sebuah jawaban.Andreas mulai merasa kesal, teringat dengan suara di telepon tadi, tanpa dia sadari dia berkata, "Undangan babak final Kompetisi Desain Perhiasan Nasional."Lala jelas terlihat terkejut. "Kamu ... lolos babak awal?"Andreas tidak menjawab.Lala tetap merasa gelisah. "Kak, kamu mana ada waktu ikut final? Katanya babak final kompetisi ini nggak hanya harus desain, tapi harus merealisasikan desain itu lalu membawanya ke babak final. Kak, kamu nggak pernah membuat perhiasan ...."Lala ingin membujuknya untuk menyerah.Tiba-tiba, sebuah adegan muncul di benak Andreas.Dia ingin menangkapnya, tapi adegan itu bagaikan sebuah gelembung busa, seketika hilang tanpa jejak. Setelah itu, Andreas merasa kepalanya nyeri."Kak, kalau nggak kita pergi lebih cepat saja. Aku dengar di luar negeri ...."Suara Lala masih terdengar di kamar, Andreas berusaha menahan kekesalannya, tapi akhirnya dia menyela, "Keluar."Lala tertegun.Dia

  • Ternyata Suamiku Miliarder   Bab 1178

    Di Perusahaan Perhiasan Nadine.Celine sudah berkali-kali menelepon nomor yang sama, tapi tidak diangkat.Dia melihat data peserta yang masuk ke babak final di depannya.Tuvin Sarwen.Celine sudah melihat karya peserta ini.Meski gambarnya agak kasar seperti digambar dengan buru-buru, desainnya adalah yang paling bagus di antara yang lainnya.Dia ingin orang ini berpartisipasi di babak final.Namun, orang ini hanya mengisi satu nomor telepon.Kalau telepon ini tidak terhubung, berarti tidak ada cara lain untuk menghubunginya.Karena tidak ingin melewatkan orang yang berbakat, Celine mencoba untuk terakhir kalinya.Kali ini, akhirnya panggilan terhubung.Saat panggilan terhubung, dia tidak bicara. Samar-samar, dia bisa mendengar suara napas yang entah kenapa membuat jantung Celine berdebar. Dia sadar kembali dan berkata, "Halo, apakah ini Tuan Tuvin Sarwen?"Suara itu membuat Andreas tertegun.Suara ini .... Kenapa terasa familier? Seakan-akan pernah dengar di mana, seakan-akan dia sang

  • Ternyata Suamiku Miliarder   Bab 1177

    Orang di depannya ....Begitu Celine memanggil nama itu, dia sudah tahu kalau dia salah panggil.Bukan Andreas, itu Dylan.Celine merasa kecewa, lalu melihat kekecewaan di wajah Dylan, dia juga merasa bersalah. "Dylan, maaf, aku ....""Nggak apa-apa ...."Tanpa menunggu Celine selesai minta maaf, Dylan sudah tersenyum cerah.Dia mana mungkin tidak tahu serindu apa Celine pada kakaknya!Namun, mereka sudah cari selama ini, tetap tidak ada kabar apa pun, Dylan juga merasa bersalah. Dia pun mendorong buket bunganya ke Celine sambil berkata, "Kak Celine, aku dan kakakku memang mirip. Ini untukmu, anggap saja aku ini kakakku. Aku juga menggantikan kakakku memberimu bunga ini."Menggantikan kakaknya memberinya bunga ....Celine pun menerima bunga itu. "Terima kasih, Dylan."Dia melihat-lihat bunga itu, lalu melihat orang itu. Namun, sosok yang muncul di benaknya adalah Andreas."Ah, bunganya sudah dikasih ...."Para wanita di sekitar refleks berteriak.Bisa menerima bunga dari pria tampan me

  • Ternyata Suamiku Miliarder   Bab 1176

    Mata para wanita pun berbinar-binar.Andreas seakan-akan tidak melihat tatapan mereka.Tiba-tiba, dia melihat seorang gadis kecil yang jualan bunga dan tanpa dia sadari, dia berjalan menghampirinya."Kak, mau beli bunga?" tanya gadis kecil itu.Andreas tiba-tiba sadar lalu tersenyum pahit. Apa yang sedang dia lakukan?Dia benar-benar menuruti kata-kata sopir itu?Wanita itu jelas-jelas tidak kenal dia."Pacar Kakak pasti bakal suka." Gadis kecil itu mengeluarkan sebuket bunga mawar.Warna merah yang mencolok itu membuat Andreas melamun sejenak. Di benaknya bisa-bisanya muncul seseorang yang memakai gaun merah. Dia ingin menangkap ingatan itu, tapi terlambat.Hatinya penuh dengan kekecewaan seakan-akan kehilangan sesuatu."Kakak ...."Gadis kecil itu mengulurkan bunga itu ke depan Andreas.Andreas sadar kembali, lalu akhirnya dia mengambil buket bunga itu dan bayar.Melihat bunga merah di tangannya, sebuah gejolak muncul di hatinya, di benaknya muncul adegan dia memberikan bunga ini ke

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status