Celine hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa pun.Dia seperti sengaja ingin melihat mereka mempermalukan diri mereka sendiri dengan mengumpat padanya.Sekarang, mereka boleh mengumpat sepuasnya. Nanti ketika mereka harus meminta maaf, pasti akan sangat menarik.Melihat senyuman yang ada di wajah Celine, Sarah tiba-tiba saja merasa kepalanya kebas.Akan tetapi, dia tahu bahwa Bastian juga sangat membenci Celine. Jadi, dia pun langsung menarik Bastian untuk bertempur bersama dengannya, "Bastian, kamu harus membantu Lily."Bastian maju dengan gaya yang sangat galak. Sebelum dia sempat mengatakan apa pun, Hansen yang ikut datang juga sudah berdiri di hadapannya.Pria itu memakai pakaian kasual dan terlihat anggun. Gaya elegannya membuat Bastian merasa sedikit tidak enak hati.Celine langsung berjalan menuju ke sofa ruang pasien dan duduk di sana.Tindakannya itu telah memicu reaksi Bastian dan Sarah."Huh! Mau meminta maaf juga nggak menunjukkan sikap tulus hendak meminta maaf. Polisi,
Lily juga sudah menyadari sesuatu. Tubuhnya langsung berubah kaku.Polisi yang ada di samping juga sudah mengetahui taktik Lily. Salah satu polisi yang tidak bisa menahan diri sampai tertawa terbahak-bahak.Meskipun suara tawa itu hanya bertahan satu detik, bagi Lily rasanya sudah sangat memalukan.Wajahnya yang pucat itu langsung berubah merah padam.Saat itu, semua kemarahan yang ada di dalam hatinya pun difokuskan pada Celine.Celine yang sudah membuatnya dipermalukan."Nona Lily, meminta maaf haruslah tulus. Aku setuju dengan pernyataanmu itu. Kalau begitu, meminta maaflah sambil bersujud." Hansen yang dari tadi diam saja pun berbicara.Dia ikut datang karena khawatir Celine akan diusik.Akan tetapi, terlihat jelas bahwa Celine bukan sosok yang mudah diusik.Sorot mata Hansen ketika melihat Celine menunjukkan sedikit rasa sayang.Celine melihat ke dalam mata pria itu. Dia merasa kaget karena Hansen ikut membantunya. Wanita itu pun tersenyum pada Hansen untuk menunjukkan rasa terima
Reaksi yang diberikan oleh Hansen membuat Celine benar-benar kaget.Untuk pertama kalinya, Celine melihat pria yang biasanya bersikap sangat sopan dan anggun ini, kehilangan kesopanannya.Sesaat, suasana di tempat itu menjadi sangat aneh.Akan tetapi, Carla sudah menduga reaksinya akan seperti itu.Carla mengatupkan bibirnya dengan sedih. Setelah itu, dia pun melihat Hansen dengan sedih, "Kakak, hanya panggilan lho? Kalau Kakak nggak suka, jangan panggil aku Lala!"Setelah mengatakannya, Carla pun berkata pada Celine, "Nona Celine, kakakku nggak suka. Kamu hanya bisa memanggilku Carla."Di nadanya terdengar kekecewaan.Wanita itu sepertinya berharap bisa menggunakan nama Lala. Akan tetapi, dia tidak pantas menggunakannya.Celine pun merasa kebingungan.Dia kira Lala adalah Carla.Sekarang kalau diperhatikan lagi, Lala adalah orang lain?Celine tiba-tiba saja merasa sangat penasaran pada sosok yang bernama "Lala" ini. Akan tetapi, dia tidak enak hati banyak bertanya mengenai privasi ora
Andreas berdiri di depan pintu dan tatapannya terus memperhatikan Celine.Sepasang matanya itu seperti memiliki banyak tekanan.Tekanan-tekanan itu sangat kuat dan menerjang ke arah Celine. Celine sampai salah kaprah dan teringat pada kejadian semalam.Wajahnya langsung berubah merah padam."Untuk apa lagi kamu datang?" tanya Celine dengan ekspresi tidak natural.Wanita itu tiba-tiba teringat pada Carla yang merupakan sponsor barunya. Sorot mata Celine langsung berubah menjadi lebih dingin.Andreas lantas mengerutkan dahinya.Padahal tadi Andreas menemukan ekspresi malu-malu di wajah wanita ini. Akan tetapi, kenapa ekspresinya tiba-tiba berubah menjadi sangat dingin seperti tidak menyambut kedatangannya?Tidak menyambutnya?Andreas merasa agak gagal.Akan tetapi, dia sepertinya sudah bisa menerimanya.Meskipun wanita ini tidak menyambut kedatangannya, dia tidak akan peduli.Andreas menyunggingkan senyuman dan berjalan mendekati Celine. Celine tidak mengerti kenapa seorang pekerja khusu
Di perjalanan, Celine mengendalikan perasaannya dan kabur sampai ke lantai atas.Di sekeliling itu tidak ada seorang pun. Saat itu, Celine baru sadar bahwa sekarang hatinya terasa sakit.Angin meniup wajah Celine. Rasa sakitnya masih belum menghilang juga.Entah berapa lama Celine berada di atap sampai ponsel seseorang berbunyi dan Celine akhirnya tersadar.Ponsel yang berdering bukan ponsel milik Celine. Akan tetapi, suaranya malah berasal dari kantong bajunya.Wanita itu jadi teringat pada video yang dikirimkan oleh petugas museum semalam.Celine segera mengeluarkan ponsel tersebut dan melihat sebuah nomor asing. Tanpa ragu-ragu, dia pun langsung menerima panggilan telepon itu."Halo?" Suara Celine terdengar agak panik.Dia ingin tahu siapa sebenarnya pemilik ponsel ini. Semalam, sosok ini yang sudah membantunya."Apa kabar!" Dari ujung sana terdengar suara pria yang sangat merdu.Celine pun tertegun sejenak dan berkata, "Apakah kamu adalah pemilik ponsel ini? Maaf, aku menemukan pon
Di waktu yang bersamaan, Andreas juga menghentikan langkah kakinya."Celine ...." Andreas pun tersenyum.Entah kenapa dia mengabaikan Celine yang melotot padanya. Pria itu merasa gembira karena Celine akhirnya bersedia berbicara dengannya.Akan tetapi pada detik berikutnya, rasanya ada seember air dingin yang disiramkan padanya."Jangan ikuti aku lagi! Kalau nggak ... aku akan lapor polisi!"Setelah mengatakan kalimat tersebut, wanita itu pun langsung memanggil taksi.Senyuman yang ada di wajah Andreas langsung berubah kaku. Setelah tersadar, taksi itu sudah meninggalkan tempat tersebut.Sementara itu, Dylan yang berada tidak jauh di tempat itu pun mengalihkan tatapannya dengan puas dari Andreas. Pria itu pun menyalakan mesin mobil dan segera menuju ke tempat perjanjiannya dengan Celine.Beberapa menit kemudian, Owen yang datang untuk menjemput Andreas pun menghentikan mobilnya di hadapan pria itu."Tuan, kamu kenapa?" Owen turun dari mobil dan memperhatikan ekspresi tuannya. Pria itu
"Kakakku ...."Mata Dylan bertemu dengan mata Celine. Pria itu yakin bahwa sekarang yang muncul di dalam benak Celine adalah Andreas.Akan tetapi, dia sama sekali tidak bermaksud membongkar hubungan mereka.Setelah terdiam sejenak, Dylan pun berbicara sambil menghela napas di hadapan Celine yang sudah menantikan jawabannya, "Kakakku nggak menyukaiku dan sangat membenci aku menjadi selebriti. Jadi, dia nggak suka aku mengungkit hubungan kami."Dylan mengerutkan alisnya. Nadanya terdengar sangat sedih seperti hewan kecil yang terluka.Ketika dia mengatakannya, dia mengangkat gelas anggurnya dan menghabiskan anggur tersebut.Celine berusaha menyingkirkan rasa penasarannya dan menghiburnya, "Kamu punya banyak penggemar. Kamu juga senang membantu orang lain. Suatu hari kakakmu pasti bisa melihat keunggulanmu."Dylan pun tertegun.Suatu hari Andreas bisa melihat keunggulannya?Sejak kecil, Dylan selalu berusaha untuk mendapatkan perhatiannya dan bahkan ketika Dylan bergabung dengan industri
"Hei! Bangun!"Celine pun mendorongnya beberapa kali. Dia berusaha menyingkirkan tubuh beserta lengan yang menahan bagian bawah tubuhnya. Akan tetapi, setiap usahanya berakhir sia-sia.Celine sempat merasa bahwa Andreas memang sengaja. Akan tetapi, pria itu memejamkan matanya dan aroma alkohol juga tercium oleh Celine. Pria ini sepertinya memang mabuk dan pingsan.Setelah beberapa usaha itu, Celine akhirnya menyerah.Jadi dia pun memutuskan untuk memejamkan matanya. Tidak lama kemudian Celine pun tertidur.Begitu mendengar suara napas teratur Celine, Andreas baru membuka matanya.Matanya terlihat sangat jernih dan tidak seperti orang mabuk.Tadi, Andreas sudah pura-pura mabuk.Sepertinya hanya cara ini yang bisa dia gunakan supaya dia bisa berada di sisi Celine untuk sementara waktu....Pagi hari keesokannya, Celine terbangun. Suami nomor satunya sedang berbaring di sisinya. Lalu dia sendiri juga menggunakan lengan pria itu sebagai bantalnya. Sesaat, Celine sempat salah kaprah dan men