Celine mengirim pesan dan menyuruhnya pulang untuk membayar uang?Setumpuk uang tunai tersusun dengan rapi di dalam kamar. Dia sudah meminta pihak bank untuk mencegah Celine mentransfer uang ke rekeningnya, maka Celine menarik uang tunai?Butuh waktu dan tenaga untuk membawa pulang uang tunai sebanyak itu, 'kan?Andreas menoleh pada mesin penghitung uang itu dan tersenyum sinis."Bu Celine memang perhatian sekali."Celine telah mempersiapkan segalanya untuk memutuskan hubungannya secepat mungkin!Celine tidak bisa berkata-kata.Ada apa dengan tatapan dan nada bicara Andreas?Seolah-olah dia adalah wanita bajingan yang tidak bertanggung jawab dan telah melukai hatinya.Andreas jelas sudah memiliki wanita lain!Entah mengapa, Celine merasa bersalah karena tatapan Andreas. Kemudian, dia memalingkan tatapannya dan mendesak Andreas, "Hitung dulu!""Nggak perlu!"Andreas mengalihkan tatapannya dengan sikap dingin. "Aku akan suruh orang ke sini untuk urus semua uang ini. Sedangkan kontrak ...
James mengiakan dan langsung menutup telepon.Andreas sedang duduk di sofa di depan setumpuk uang tunai dengan wajah suram.Owen berdiri di depan pintu dan tidak berani menimbulkan suara sedikit pun.Setengah jam kemudian, James tiba."Andreas, nggak setia kawan kamu. Bisa-bisanya kamu nggak jawab teleponku! Nggak heran si Cantik ...." Suara James sudah terdengar dari luar.Tepat saat itu, Owen mengeluarkan kepalanya dan memberinya isyarat mata untuk diam.James kebingungan.Begitu masuk, dia mengangkat alis karena Andreas sedang duduk di depan setumpuk uang tunai dan mengamatinya dengan sungguh-sungguh."Sejak kapan Tuan Andreas tertarik pada uang? Memangnya uang Keluarga Jayadi belum cukup banyak? Kamu mau tingkatkan keinginanmu untuk mencari lebih banyak uang dengan cara melihat uang tunai?"James mengabaikan isyarat mata Owen dan duduk di sofa sebelah Andreas.Melihat kantong berkas itu, dia mengulurkan tangan untuk mengambilnya.Namun, kantong yang baru disentuhnya direbut oleh An
Di kamar 602 Hotel Millenial.Begitu masuk, ingatan malam itu melintas di benak Andreas.Celine yang mengenakan gaun merah seksi seolah-olah ada di depan matanya sekarang.Namun, Andreas segera terbangun dari keadaan mabuk.Tidak ada seorang pun selain dirinya di dalam kamar ini.Andreas tersenyum getir. Di malam itu, Celine sudah meracuni pikirannya dan racun itu menguat seiring berjalannya waktu.Namun, Celine pergi begitu saja dengan lugas.Andreas duduk di pinggir ranjang dan merasa lebih sedih dalam keadaan sadar. Kemudian, dia menelepon resepsionis untuk memesan sebotol bir.Staf resepsionis hendak membawakan bir ke atas.Lily yang menunggu dari tadi akhirnya mendapat kesempatan. Dia mengikutinya ke lantai 6."Ah ..." seru Lily tiba-tiba. Dia berlutut di lantai, seakan-akan baru saja tersandung.Pelayan itu menoleh dan melihat Lily yang tengah kesakitan."Nona, apa kamu baik-baik saja?" tanya pelayan itu.Lily menahan rasa sakitnya seraya menatap pelayan itu. "Kakiku keseleo. Bis
"Ah ...."Jika tidak ada dinding di seberang, Lily pasti akan tersungkur di lantai.Pintu di belakangnya dibanting sampai tertutup. Lily merasa sangat heran. Obat di dalam tubuh Andreas jelas sudah bereaksi.Apalagi, Andreas sudah menganggapnya sebagai Celine, 'kan?Mengapa bisa begini?"Ah ...."Lily menggertakkan giginya seraya menatap pintu kamar yang tertutup rapat itu, lalu mengentakkan kakinya dengan sangat enggan.Di dalam kamar, Andreas bersandar di pintu dan akhirnya sadar bahwa dia tidak hanya mabuk.Rasa panas dalam tubuhnya sangat mirip dengan Celine di malam itu ....Keracunan?Teringat pada wanita tadi, Andreas melirik botol bir di meja dan langsung paham. Tatapannya menjadi sangat berbahaya."Sialan!" maki Andreas. Kemudian, dia pergi ke kamar mandi dan ingin meredakan rasa panas dalam tubuhnya dengan mandi air dingin.Di Kompleks Tiara.Celine sedang mengemas barang-barang di malam hari.Surat perceraian telah diberikan pada Andreas. Rumah ini disewa oleh mereka berdua
Tiba-tiba, Andreas tersenyum.Dia ingin bertanya apakah Celine tahu apa konsekuensinya jika dirinya datang kemari.Namun, saat ini dia tidak ingin bertanya lagi.Celine mengkhawatirkannya! Ini saja sudah cukup!Adapun yang lain ....Andreas mencengkeram pergelangan tangan Celine, menarik Celine ke dalam pelukannya, dan mencium bibir Celine.Pintu kamar ditutup.Pikiran Celine menjadi kacau saat dicium. Saat dia kembali sadar, dia baru menyadari kejanggalan Andreas.Kondisi Andreas saat ini sangat mirip dengan reaksinya saat keracunan pada dua kali sebelumnya.Andreas juga keracunan?"Linlin ..." gumam Andreas di telinga Celine. Dia memeluknya dengan erat, seperti ingin menggabungkan tubuh Celine dengan tubuhnya.Suhu di dalam ruangan meroket.Celine yakin bahwa Andreas keracunan.Dia ingin mendorong Andreas, tetapi Andreas sudah "menyelamatkannya" dua kali. Saat Andreas berada dalam situasi ini, dia tidak bisa berpangku tangan saja!Andreas pun tidak memberinya waktu untuk berpikir.Ce
Tatapan Andreas sedingin es saat dia bertanya, "Kenapa dia bisa ada di sini?"Selain Celine, hanya James yang tahu dia berada di sini.James tertegun sejenak. Dia langsung mengecut saat menghadapi kemarahan Andreas. "Carla terus cari kamu, jadi aku bawa dia ke sini. Bagaimanapun ... kalian ... kalian adalah teman."Andreas mengernyit.James menjadi gelisah dan menjelaskan lagi, "Aku awalnya mau naik bareng, tapi tiba-tiba ada telepon. Jadi, aku suruh dia naik dulu. Tadi ... nggak kenapa-napa, 'kan?"James memandang sekeliling kamar dan merasa adegan ini familier.Tiba-tiba, matanya membelalak karena menyadari sesuatu. "Tadi malam, kamu ... siapa dia? Kamu dijebak lagi? Wanita mana itu?"Tatapan James menjadi marah saat dia melihat Andreas. "Bisa-bisanya kamu sembarangan seperti ini? Bagaimana dengan si Cantik?"Andreas tidak menjawab apa pun.Dia tahu James salah paham.Dia tidak ingin menjelaskan, tetapi dilihat dari tatapan marah James, James benar-benar memihak kepada Celine.Jadi,
Andreas yang awalnya jengkel segera tersenyum dengan penuh rasa cinta.Celine kelelahan karena aktivitas tadi malam.Mungkin Celine sedang tidur. Jadi, saat mendengar nada dering ponsel, dia langsung menolak panggilan telepon tanpa melihat siapa peneleponnya, lalu lanjut tidur.Andreas tersenyum bahagia saat membayangkannya.Setelah melihat jam, dia memutuskan untuk mengantarkan makan siang untuk Celine ketika Celine hendak bangun.Di sepanjang jalan, Andreas sangat energik.Sementara itu, Carla yang duduk di sebelahnya merasa sedih.Melihat Andreas begitu peduli pada wanita itu, Carla yang sudah berwaspada tahu bahwa situasi saat ini sangat buruk.Dia tidak lagi mengganggu Andreas.Sebaliknya, dia meminta James mengantarnya ke Hotel Binara.Andreas tiba-tiba mendapat telepon dari perusahaan. Belakangan ini, dia sering pergi ke Perusahaan Perhiasan Aurora dibanding Menara Jayadi.Owen akan mengantarkan dokumen-dokumen ke Menara Sailendra untuk ditandatangani olehnya.Hari ini, suasana
Sebelum Owen selesai berbicara, Andreas melemparkan tatapan dingin padanya."Besok saja!" Andreas langsung pergi.Tidak ada hal yang lebih penting daripada mengantarkan makan siang untuk Celine."Tapi ...." Akan tetapi, besok sudah terlambat!Melihat Andreas pergi dengan suasana hati girang, Owen merasa heran.Kemarin, Andreas murung dan tidak ingin diganggu seperti orang patah hati. Mengapa Andreas berubah drastis setelah semalam?Apa yang telah terjadi tadi malam?Owen berpikir, mungkin Celine tidak seberapa penting bagi Andreas. Jika tidak, bagaimana mungkin Andreas melupakan kesakitan karena patah hati dengan begitu cepat?Adapun informasi yang baru saja diperoleh ....Setelah berpikir sejenak, Owen memutuskan untuk tidak memikirkannya.Pada saat yang sama, Celine selesai menangani urusan kantor. Begitu melihat jam, sudah pukul 11.15.Waktunya pas untuk pergi makan siang.Setelah berkemas, Celine membawa tasnya ke ruang tamu untuk menemui Hansen.Kemudian, Hansen mengemudikan mobil