Meski di luar Fera terlihat seakan-akan sangat terpukul, hatinya sangat tenang.Dia tidak menyangka Lucen bereaksi sangat cepat, dalam waktu singkat dia sudah memikirkan alasan seperti ini sebagai motifnya.Lucen sedang membantunya melepaskan diri, dia tentu saja harus bekerja sama."Bukan begitu, Lucen ...."Begitu dia memanggil Lucen, Omar yang ada di sampingnya akhirnya tidak tahan lagi.Dia mengangkat tangannya lalu menampar pipi Fera, menimbulkan suara yang nyaring.Fera sampai tertegun.Sejak dia menikah dengan Omar, Omar tidak pernah melakukan kekerasan padanya, bahkan waktu tadi tahu Fera mengkhianatinya dan selingkuh dengan Lucen, Omar juga tidak memukul Fera.Amarah di wajah Omar terlihat lebih jelas dari yang tadi.Fera tidak mengerti, tapi Omar tahu jelas suasana hatinya yang sekarang.Di hatinya ada orang lain, dia tidak apa-apa Fera selingkuh dengan Lucen hanya untuk membalasnya. Meski Fera bilang dia mau mengejar orang yang benar-benar dia cintai, Omar juga tidak semarah
"Dan nyonya yang dulu, Shella Retno ...."Ketika dua nama ini disebut oleh Lucen, orang-orang yang ada di sana seakan-akan menerima pukulan yang sangat kuat.Nyonya yang dulu, Shella Retno ....Dia adalah orang yang tidak mau diungkit-ungkit seluruh Keluarga Jayadi.Sementara Lala ....Bella yang duduk di samping menonton semua ini tanpa mengatakan apa-apa.Dia pernah mendengar tentang Shella, tapi sekarang dia lebih penasaran dengan hubungan antara Lala Hansen dan Keluarga Jayadi, sampai-sampai membuat si Lucen ini mencelakainya.Setelah sadar dari kekagetannya, Celine tiba-tiba punya sebuah perkiraan di hatinya.Tebakannya itu pun mendapatkan jawaban seiring dengan suara tawa Lucen yang menggila."Nona Keluarga Hansen .... Aku sudah lupa masih ada dia.""Tadi aku bilang, Tuan Andreas nggak pernah tertarik pada wanita mana pun, ini salah.""Waktu itu, Tuan Andreas dan Nona Lala sangat akrab. Mungkin kalau Nona Lala baik-baik saja, mereka sudah menikah, sudah nggak ada Nona Celine ini.
Seiring dengan satu per satu kata yang dia ucapkan.Andreas dan Dylan tanpa sadar mengepalkan tangan mereka.Mereka secara bersamaan teringat dengan kejadian di malam berhujan itu. Andreas menggendong Dylan yang dalam keadaan menyedihkan keluar dari tempat tinggal Shella.Tak lama setelah itu, Shella meninggal di sana.Bunuh diri dengan menyayat pergelangan tangannya.Andreas lihat dengan mata kepalanya sendiri Shella berbaring di genangan darahnya sendiri. Tidak ada yang tahu kalau Dylan juga melihatnya."Ternyata ... ternyata kamu orangnya ...."Omar terlihat seperti orang yang energinya diisap semua.Dia merasa seperti ada sebuah pisau yang menyayat-nyayat hatinya. Waktu itu, dia hanya sibuk bertengkar dengan Shella. Dia ingin Shella menunduk, tapi sama sekali tidak menyadari kalau waktu itu Shella sedang dalam bahaya.Sementara malam itu, Shella melukai Dylan.Shella sangat mencintai anaknya, dia pasti merasa sangat bersalah setelah melukai Dylan.Namun, Omar hanya merasa kalau She
Fera melirik Omar sekilas lalu buru-buru ingin mengakhiri kejadian malam ini. "Kak Omar, aku yang salah, aku bakal menyiapkan surat cerainya. Kalau kamu nggak mau menemuiku, semuanya akan ditangani pengacara."Setelah itu, Fera langsung berbalik dan pergi.Begitu dia berbalik, Dylan refleks melihat Andreas, tatapannya terlihat gelisah, seperti sedang berkata kalau Fera tidak boleh dibiarkan pergi.Tadi Lucen mengakui semuanya.Dylan tidak tahu yang lain, tapi semua yang berhubungan dengan ibunya waktu itu, Dylan sangat yakin kalau kejadiannya tidak seperti yang dikatakan Lucen tadi.Semua itu, perbuatan Fera ....Andreas memberi tatapan menenangkan.Ketika sosok Fera sudah menghilang di pintu, Andreas berdiri sambil menarik tangan Celine. "Pesta ulang tahun hari ini ... sayang sekali."Di hall utama, masih ada kue raksasa yang masih belum sempat dipotong itu.Andreas melirik kue itu, dia bilang "sayang sekali", tapi ekspresinya sama sekali tidak sesuai dengan kata-katanya, bibirnya mal
Dari kaca spion, tiga pasang mata saling bertatapan.Ekspresi Andreas langsung suram. "Untuk apa kamu ikutan naik?"Demi bisa berduaan dengan Celine, Andreas bahkan tidak menyuruh Gian menyetir mobilnya ke sini. Di perjalanan pulang, dia hanya ingin menikmati waktu berduaan dengan Celine.Namun Dylan ...."Aku nggak punya mobil. Waktu datang, Omar yang menjemputku. Sekarang, nggak ada yang mengantarku." Dylan menunduk, terlihat bertekad mau ikut Andreas.Dia "terpaksa" ikut Andreas.Andreas tidak mau mengantar Dylan. "Turun."Memangnya Keluarga Jayadi kurang mobil? Tinggal panggil sopir dan minta diantar pulang.Dylan mengernyit, terlihat agak kasihan.Celine akhirnya tidak tega. "Jangan, jangan, lagian juga masih ada tempat, kita antar Dylan saja dulu."Dylan ....Panggilan ini membuat Dylan merasa sedikit berdebar, lalu tiba-tiba dia mencondong ke belakang Celine. "Memang Kakak Ipar paling baik."Kakak Ipar!Wajah Celine seketika memerah. Dilihat dari kaca spion, wajah Dylan terlihat
"Kalau nggak ... biarkan saja dia?"Celine menggunakan tanda tanya, dia tidak tega.Andreas tidak mengatakan apa-apa, tapi di wajahnya jelas terlihat keengganan.Biarkan saja? Apanya?Kalau tidak mengusir Dylan turun dari mobil, masa dia mau membawa Dylan pulang ke rumah dia dan Celine yang penuh cinta?Nggak, nggak bisa!Obat nyamuk ini sudah mengganggu selama perjalanan, kesabaran Andreas sudah habis.Andreas menepuk tangan Celine untuk menenangkannya. Setelah itu, dia langsung melangkah turun lalu membuka pintu belakang dan mencoba menarik Dylan.Beratnya seperti batu, juga tidak ada tanda-tanda mau bangun.Andreas pun mengernyit.Kalau begitu, jangan salahkan dia kasar. Kalaupun harus pakai seret, dia tetap mau menyeret Dylan turun dari mobil lalu membuangnya!"Andreas, Dylan ... sangat kasihan ...." Celine tetap saja tidak tega.Andreas pun membeku sejenak.Sangat kasihan .... Andreas kembali teringat waktu kecil, dia membopong Dylan di malam hujan badai sampai ke kediaman Jayadi.
Namun, Dylan tidak tahu tempat ini. "Ini rumah yang baru dibeli? Bagus juga, lokasinya bagus, lingkungannya bagus, jelas perlu usaha."Dylan memuji terus.Hal ini membuat kekesalan di hati Andreas sedikit berkurang.Andreas mematikan mobil lalu turun membukakan mobil untuk Celine. Dia ingin membalas Dylan, tempat ini tentu saja bagus, ini rumah untuk dia dan Celine, tentu saja harus cari yang terbagus.Dia menghias semua bagian dari rumah ini sesuai dengan selera Celine.Namun, dia tidak meminta pujian.Dia membantu Celine turun, lalu melempar kunci mobil ke Dylan. "Mobilnya untukmu, kamu pulang sendiri."Dia malas berbicara dengan Dylan, bahkan malas melihatnya.Dylan yang refleks menangkap kunci mobil pun terdiam.Pulang?Dia sudah sampai sini!Melihat Andreas dan Celine sudah mau masuk, Dylan langsung berlari kecil mengikuti mereka.Ketika di pintu, waktu Andreas sudah mau menutup pintu,mereka berdua saling bertatapan. Andreas langsung mengeluarkan tenaganya, tapi Dylan lebih cepat
Celine sampai bengong melihatnya.Dia dalam hati diam-diam membandingkan dua wajah itu. Harus diakui, wajah Dylan membuat orang terkagum-kagum, tapi wajah Andreas yang di depannya membuat jantungnya berdetak kencang.Saat ini, detak jantung Celine sangat kacau, ditambah dengan wajahnya yang perlahan-lahan memanas.Wajahnya memerah.Andreas tahu kalau Celine menyukai wajahnya ini. Dia sangat senang wajahnya ini bisa membuat wajah Celine memerah.Tatapannya pun semakin panas.Celine merasa dirinya seakan-akan terbakar, dia langsung mengalihkan tatapan dan refleks ingin kabur.Namun, Andreas mana mungkin membiarkan dia kabur?Dia sudah tidak bisa membawa Celine mengelilingi rumah yang dia siapkan ini lagi. Sekarang, dia cuma ingin memeluk Celine.Andreas pun langsung menggendong Celine."Ah!"Celine terkejut, dia teriak kaget lalu menyadari kalau di rumah ini masih ada Dylan, dia langsung menutup mulutnya dengan panik.Begitu mendongak melihat tatapan Andreas, Celine semakin panik.Apa ya
Noni juga melihatnya berdiri.Mereka tertegun sejenak lalu bertatapan, langsung mengerti apa yang mau dilakukan satu sama lain.Pikiran di benak Noni juga sangat menarik.Hatinya bergetar.Dia sama sekali tidak menyangka kalau pujiannya terhadap kantor Celine tadi semuanya sedang memuji Lina.Tidak hanya itu, Bu Celine menganggap Lina sebagai adiknya!Heh .... Dia tadinya mau menarik perhatian Bu Celine, mau menyanjung Bu Celine dan mengalahkan Lina. Namun sekarang, bagaimana mungkin?Dia sudah pasti kalah!Dia tidak mungkin menang.Dia tidak boleh menganggap Lina sebagai musuhnya, dia sama sekali tidak pantas. Hal yang harus dia lakukan sekarang adalah menghapus kesan buruknya dari benak Lina.Oleh karena itu, dia mau pergi minta maaf!Noni dan rekan yang tadi pergi ke kantor Lina.Lina tidak terlalu peduli dengan kedatangan mereka, tetap sibuk dengan pekerjaannya. Sampai ketika melihat mereka masuk tapi tidak membicarakan pekerjaan, Lina baru bertanya, "Kalian ... ada urusan apa?"Li
Apa Bu Celine bakal mengusir Lina dari perusahaan karena hal ini?Memikirkan hal ini, pegawai itu semakin senang dan langsung menarik Noni ke luar ruang istirahat untuk menguping percakapan seru di dalam.Di dalam ruang istirahat,Lina sama sekali tidak tahu kalau Celine masuk.Setelah menyerahkan jus jeruk itu ke rekan kerjanya dan menyuruhnya mengantarkan jus itu ke Celine, Lina sibuk memikirkan bagaimana menjaga Celine yang sedang hamil.Apa lagi yang bisa dia lakukan?Lina berpikir lama lalu memutuskan untuk segera membeli buku tentang hal-hal yang harus diperhatikan saat hamil.Tepat pada saat ini, dia mendengar suara seseorang dari belakang."Jus seenak ini kenapa nggak kamu antarkan secara langsung?"Lina pun terdiam.Suara Kak Celly!Dia berbalik dan melihat wanita cantik yang sedang memegang segelas jus sambil tersenyum cerah, siapa lagi kalau bukan Celine?"Kak Celly ...."Lina merasa sedikit malu.Dia ingin membantu Celine tapi secara diam-diam."Kantorku dihias dengan sanga
Tadi dia sudah antar kopi, Bu Celine tidak minum?"Mana Bu Lina? Kenapa nggak di kantor? Ada dokumen yang perlu tanda tangan dia, mana orangnya?""Tadi kulihat dia pergi ke ruang istirahat, di tangannya ada dua gelas, aneh ...."Begitu mendengar kata-kata ini, Noni langsung sadar.Lina pergi ke ruang istirahat, Bu Celine juga ke sana.Muncul perasaan aneh di hati Noni, tanpa dia sadari, dia juga berjalan ke ruang istirahat.Di ruang istirahat,Lina sedang membuat jus untuk Celine.Kemarin dia menerima panggilan dari Hansen. Hansen berpesan padanya, setelah Celine ke bagian desain, dia harus menjaga Celine baik-baik, jangan sampai dia kelelahan. Intinya, dia harus sangat memperhatikan kesehatan Celine.Teringat dengan kemarin dia tidak sengaja melihat Celine mual, Lina punya sebuah tebakan di hatinya.Lina melihat jus jeruk yang dia buat dengan sangat lembut.Jeruk mengandung banyak vitamin C, banyak-banyak minum jus jeruk pasti nanti anak Kak Celly akan seputih Kak Celly.Saat dia seda
Di dalam kantor, Celine duduk di balik meja.Waktu dia mendongak dan melihat orang yang datang, dia juga tidak terkejut.Hanya saja, kopi ....Sekarang dia tidak bisa minum kopi.Karena tidak ingin bikin orang malu, kalaupun sekarang tidak bisa minum kopi, Celine juga tidak menolak. "Terima kasih, taruh saja di sini."Celine menyuruh pegawai itu menaruh kopinya di meja.Setelah pegawai itu menaruh kopi, dia tidak bermaksud mau pergi.Celine pun tersenyum sopan sambil berkata, "Namamu ....""Namaku Noni, Noni Candra. Aku sudah bekerja sangat lama di bagian desain, aku sangat suka kerja di Perusahaan Perhiasan Nadine."Noni sangat bersemangat.Bu Celine menanyakan namanya, dia harus memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya."Bagus, ada kalian juga kebanggaan bagi Perusahaan Perhiasan Nadine." Celine tidak tahu banyak tentang bagian internal Perusahaan Perhiasan Nadine.Namun, nalurinya sangat kuat.Kemarin waktu dia pertama kali datang, dia merasakan Noni tidak mengakui Lina.Maksud No
Pujian Celine membuat semua orang yang ada di sana tertegun.Bu Celine ... mengakui Lina?Ini ... kenapa berbeda dengan bayangan mereka?"Bu Celine, kemampuan Bu Lina memang sudah terbukti, tapi Bu Celine ke sini, posisi manajer tentu saja punya ....""Jangan ...."Celine melihat orang yang bicara itu, dia ingat dengan orang ini.Sejak tadi dia datang, dia sudah merasa kalau orang ini tidak menerima Lina. Dia tidak terima manajer desain Perhiasan Nadine adalah Lina yang baru bekerja tidak lama di bagian desain!Mata Celine seakan-akan bisa melihat isi hati orang ini.Dia menyela orang ini lalu berkata secara perlahan, "Manajer desain posisi yang melelahkan mental dan fisik. Tanggung jawab seperti ini lebih baik diserahkan ke Bu Lina saja, aku nggak mau."Arti di balik kata-katanya adalah dia datang bukan untuk merasakan kelelahan dan kesusahan.Benar, seorang nona Keluarga Nadine kalaupun sahamnya dibagi sedikit, kekayaan yang dia miliki sudah tidak bisa dihitung.Lalu dia juga dicinta
"Bu Celine ...." Lina terkejut.Kata Bu Celine ... terasa tidak akrab.Bu Celine tidak mau mereka terasa tidak akrab!Namun, Kak Celly ....Dia mana pantas ....Sepertinya karena panggilan "Bu Celine" ini, Celine mengernyit. Lina langsung panik dan segera memanggil, "Kak Celly."Celine pun menepuk bahu Lina sambil tersenyum puas. "Bagus."Waktu semua departemen desain menunggu Lina dipermalukan, Lina yang ada di dalam kantor malah terharu.Dia terus memanggil "Kak Celly" di dalam hati, juga dalam hati memutuskan semasa hidupnya ini, dia akan berusaha keras untuk memperlakukan Kak Celly dengan baik.Kak Celly adalah penolongnya.Dia mau menggunakan seluruh hidupnya untuk membalas budi ini.Waktu Celine dan Lina keluar dari kantor, semua orang menatap mereka dan berpikir dalam hati, Bu Celine sepertinya mau mengumumkan pergantian personel.Namun, senyuman di wajah Lina terlihat sangat lembut.Bukannya harusnya dia terlihat suram.Atau mungkin dia cuma berusaha terlihat kuat. Dia tersenyu
Lina tidak merasa malu karena hal ini, dia malah seakan-akan merasa lega. "Bu Celine, masalahnya memang di aku, aku kurang kompeten. Kebetulan kamu sudah datang, aku mau ganti posisi. Lebih baik lagi kalau bisa jadi asistenmu, aku bisa belajar darimu."Dia membuat keputusan ini bukan karena sindiran yang dia dengar di ruang istirahat tadi.Waktu mendengar Celine mau datang, dia sudah membuat keputusan ini.Dia tahu kalau Celine dulunya adalah pemenang Kompetisi Desain Nasional. Hasil desainnya dipuji-puji oleh para ahli, Celine pun sudah jadi idola Lina.Posisi manajer desain ini sangat cocok untuk Celine.Dia sangat rela menjadi asisten Celine.Waktu Lina menyatakan permintaan ini, dia sangat tegang, takut Celine tidak mau menerimanya."Aku nggak setuju,"ujar Celine.Seperti dugaannya!Lina jelas terlihat kecewa, seakan-akan harapan terbesarnya tidak terpenuhi. Dia sepertinya sudah menduga akan seperti ini.Namun, waktu dia menghirup napas dalam-dalam dan sudah menghibur dirinya send
Sudah pergi?Semua orang saling bertatapan."Dia ... nggak bakal mempersulit kita di belakang, 'kan?"Salah seorang pegawai agak khawatir. Meski begitu Bu Celine datang Lina akan tergeser dari posisinya, kapan Bu Celine akan datang?Tepat pada saat ini, ponsel mereka semua berbunyi."Bu Celine sudah datang!"Mereka menerima pesan ditambah dengan foto Celine sedang turun dari mobil."Mempersulit kita? Heh, dia juga nggak bisa."Pegawai lama itu mencibir, lalu dia terpikirkan sesuatu sampai tidak menghabiskan kopinya dan segera berjalan keluar sambil merapikan pakaiannya.Yang lainnya juga langsung sadar.Bu Celine sudah datang, ini kesempatan mereka untuk cari muka.Untuk sesaat, semua orang berlari ke arah pintu.Begitu Celine menginjak Perusahaan Perhiasan Nadine, suara tepukan tangan yang sangat meriah membuatnya terkejut. Setiap orang tersenyum sambil menyambutnya, tapi dia tidak melihat Lina."Mana Lina?"Hansen sudah memberi tahu dia kalau Lina menggantikan Lala palsu jadi manajer
"Baik.""Nggak boleh terlalu lelah.""Baik.""Apa pun yang terjadi, harus diskusi sama kita.""Iya."Hansen dan Albert terus berpesan, Celine pun menyetujui semuanya. Dia tahu kalau ini bentuk perhatian mereka padanya.Sementara dia ...."Kak Hansen, Kak Albert, kalian tenang saja, aku pasti baik-baik saja," ujar Celine sambil tersenyum tipis.Senyuman ini membuat Hansen dan Albert tertegun sejenak.Sejak Andreas menghilang, Celine terkadang bisa tersenyum, tapi senyumannya itu membuat mereka kasihan. Namun sekarang, dia sepertinya kembali seperti dulu.Bersemangat, nakal, polos dan hangat.Celine bilang dia akan baik-baik saja!Saat ini, kekhawatiran Hansen dan Albert selama beberapa waktu ini akhirnya berkurang banyak.Meski sampai sekarang mereka masih tetap mencari Andreas setiap hari, setiap kali tidak ada kabar, mereka juga tidak yakin apakah Andreas bisa kembali.Kalau Andreas tidak bisa kembali, Celly tetap harus hidup."Oke, bagus juga kamu melakukan yang kamu inginkan."Hanse