“Isabelle gadis yang anggun dan tahu bersikap. Dia telah terdidik sempurna untuk bergaul di kalangan atas,” ujar Lenora. “Hanya saja--”Lucas menatap lantai, ia memang masih merasa aneh dengan fakta yang baru saja ia terima, bahwa Elara pun berasal dari kalangan kuat. Namun mendengar Lenora membicarakan Isabelle yang dikaitkan dengan Arion, hati Lucas sedikit merasa panas.“Elara sudah cocok sekarang bersanding dengan Ellworth dengan statusnya sebagai putri kandung James Wayne,” Lucas memberi pendapat. “Soal sikap, bibi bisa mendidiknya dengan ketat ke depan.”Lenora mengembus napas dan tersenyum tipis, berusaha menerima pendapat keponakannya itu.Melihat wajah enggan Lenora, Lucas segera beralih ke hal lain. “Dua keluarga besar seperti Ellworth dan Wayne bersatu... Bukankah seharusnya ada pesta pernikahan besar-besaran? Bukankah itu seharusnya diumumkan ke publik? Lalu, bagaimana dengan pesta pernikahan mereka? Aku yakin itu akan menjadi peristiwa besar yang akan mengguncang seluruh n
Hening sejenak di ujung telepon.Arion bisa merasakan Elara berusaha mencerna kata-katanya.‘Tentu saja aku percaya padamu, Arion. Tapi... apa yang sebenarnya terjadi?’Arion menelan ludah. “Ada beberapa hal yang tidak bisa kuberitahukan padamu sekarang. Bukan karena aku tidak ingin, tapi karena aku tidak boleh. Kau harus percaya padaku, Ara. Ini untuk melindungi kita berdua.”Elara terdiam lebih lama kali ini.Arion bisa merasakan kebingungan dan mungkin kekecewaan di balik keheningan itu. Namun, ia tahu ini adalah keputusan yang harus ia buat demi kebaikan mereka.‘Aku percaya padamu,’ akhirnya Elara berkata pelan. ‘Tapi janji padaku, apapun itu, kau akan jaga dirimu baik-baik.’“Aku janji, Honey.”‘Aku harap kau tahu bahwa aku akan selalu ada untukmu, apapun itu.’Arion tersenyum kecil meskipun hatinya masih terasa berat. “Terima kasih, Ara.
Arion baru saja tiba di villanya yang megah di Pacific Heights, San Francisco, setelah perjalanan panjang dari Washington DC.Malam sudah semakin larut, namun Elara tetap terjaga, menunggu kedatangan suaminya dengan gelisah.Ketika pintu utama terbuka, bayangan tegap Arion menyambutnya.Mata kelabu pria itu menyiratkan lelah, namun juga ketenangan yang hanya ia temukan saat tatapannya menangkap bayangan Elara.“Selamat datang, Rion,” sapa Elara dengan senyuman lembut.Istri cantik Arion itu berjalan mendekat, membantu Arion melepaskan jas mahalnya.Arion tersenyum tipis, namun tidak mengatakan banyak. Ia membiarkan Elara memimpin malam itu.Mereka menuju ke kamar mandi pribadi yang berada di salah satu sudut villa --kamar mandi yang berbeda dari yang ada di dalam kamar mereka berdua. Kamar mandi itu dirancang khusus dengan sentuhan mewah namun intim.Sebuah jacuzzi besar berbentuk oval berada di tengah ruangan dengan pemandangan langsung ke kota San Francisco melalui jendela kaca besar
Ethan duduk dengan santai di salah satu kursi kulit berwarna cokelat tua yang menghiasi kantor mewah James Wayne, paman sekaligus pemilik Wayne Group.Dinding ruangan ini dipenuhi rak buku berisi buku-buku tentang bisnis dan tambang, mencerminkan betapa seriusnya James dalam menjalankan perusahaannya. Di meja, teh hangat tersaji di atas nampan perak, lengkap dengan cangkir porselen yang dihiasi dengan motif bunga klasik.Sambil menikmati aroma teh yang harum, Ethan meletakkan cangkirnya dan berbicara dengan tenang tentang G&P Ltd, perusahaan properti dan real estate yang dikelolanya.“Saat ini, kami sedang merampungkan pembangunan kawasan perumahan mewah di luar kota Chicago. Lokasi itu sangat strategis, dekat dengan jalur transportasi utama, dan memiliki prospek yang luar biasa,” ujar Ethan.“Permintaan properti residensial kelas atas terus meningkat, dan kami juga berencana untuk memperluas jaringan dengan membangun pusat bisnis di area yang sama,” lanjutnya, suaranya penuh keyakinan
Ethan berjalan melewati gerbang besi Taycheedah Correctional Institution, penjara yang diperuntukkan bagi narapidana wanita dengan tingkat keamanan tinggi di Wisconsin.Udara dingin dan kaku di sekitar fasilitas itu terasa menekan, seolah-olah menggambarkan beratnya dosa yang dipikul oleh para narapidana di dalamnya.Dinding-dinding penjara yang kusam dan dipenuhi kawat berduri menjulang, menciptakan suasana mencekam yang tak bisa diabaikan.Ethan melangkah masuk ke ruang kunjungan, tempat yang diperuntukkan bagi narapidana untuk bertemu pengunjung mereka.Meski sederhana, ruangan ini dijaga ketat dengan kaca tebal yang memisahkan narapidana dari pengunjung.Tidak ada sentuhan fisik yang diizinkan, kecuali dalam kasus khusus, dan hari ini adalah salah satu dari sedikit pengecualian, karena pengaruh James Wayne.Paula, ibu Ethan, adalah salah satu narapidana yang tidak diizinkan menerima pengunjung, kecuali dari keluarga Wayne, keluarga yang sangat berpengaruh di Wisconsin.Setelah ter
Siang harinya.Di ruang makan yang elegan dengan pemandangan langsung ke taman vila, Elara dan Arion duduk berhadapan.Meja makan sudah disiapkan dengan apik, dihiasi oleh hidangan lezat yang Elara buat sendiri.Ada pasta seafood dengan saus krim lembut, salad segar dengan taburan keju feta, dan roti panggang yang renyah. Untuk minum, jus jeruk segar melengkapi hidangan, menambah kesan segar pada makan siang itu.Sambil makan, suasana tenang namun hangat.Manik kelabu Arion terpancang pada Elara dengan penuh cinta.Setelah beberapa saat menikmati hidangan, ia akhirnya bicara."Aku akan berangkat setelah ini, dan mungkin hari-hari berikutnya akan lebih sibuk dari biasanya," ucap Arion, suaranya tenang tapi tegas."Aku hanya ingin kau tetap mempercayaiku, Elara. Aku minta kau bersabar untuk beberapa waktu... sampai semua pekerjaan penting ku ini selesai."Elara mengangguk lembut, tersenyum menenangkan. "Apapun itu yang sedang kau kerjakan, aku berharap semuanya segera selesai. Aku akan
Satu sosok menatap jam di dinding ruang kerjanya, cahaya lampu menggantung di atas meja kayu ek tua yang mengeluarkan aroma kehangatan, bertolak belakang dengan ketegangan yang menggantung di udara.Jarum jam berderak, menghitung detik yang terasa lambat.Di hadapannya, peta skematik penjara, rencana pelarian, dan daftar kontak tersebar rapi, memberi gambaran jelas tentang apa yang harus dilakukan malam ini.Satu misi penting akan dimulai dalam beberapa jam lagi.Lelaki itu mengambil napas dalam-dalam, lalu meraih telepon khusus yang telah ia siapkan selama beberapa minggu terakhir.Jaringan informan dan penyusup yang telah ia susun dengan cermat mulai bergerak."Apakah semua siap?" Lelaki itu berbicara pelan, suaranya terdengar berat.Suara di ujung sana menjawab cepat. ‘Kami sudah berada di posisi. Waktu telah disesuaikan dan semua telah disiapkan.’Lelaki itu menutup telepon dengan tenang.Dia tahu semuanya telah dipersiapkan dengan amat rapi dan kemungkinan gagal, nyaris nihil.Jik
Suasana di dalam klub malam itu gelap dan ramai.Lampu neon berwarna biru dan ungu berkelap-kelip, memantul di dinding kaca di sekitar bar.Arion duduk dengan tenang di salah satu stool bar.Sebagai "The Draven" Arion menampilkan sosok yang jauh berbeda dari penampilannya sebagai pengusaha dan pewaris tunggal AE Group.Ketampanannya yang misterius memancarkan aura berbahaya dan penuh rahasia.Wajahnya tegas dengan rahang kokoh, sepasang mata tajam berwarna gelap yang seolah mampu melihat hingga ke dasar jiwa orang yang menatapnya.Tatapan dinginnya membuat orang lain segan mendekat, namun pesona karismatiknya sulit diabaikan.Arion mengenakan pakaian yang menonjolkan fisiknya yang tegap dan atletis.Kaos hitam berlengan panjang yang ketat membalut tubuhnya, memperlihatkan otot-ototnya yang terbentuk sempurna, sementara celana kargo berwarna gelap memberikan fleksibilitas dalam setiap gerakan.Sepatu boot hitam melengkapi penampilannya, menegaskan sisi praktis dan tangguh dari sosoknya