#Empat Jadi begitu yaa ReeFellows! Semoga maklumin Arion... ^,^ Tinggal hitung mundur menuju ending yaaa...
Elara merasakan jantungnya berdetak kencang seiring dengan setiap langkah yang diambilnya menuju pintu depan mansion milik James Wayne.Arion menggenggam tangannya dengan erat, memberikan sedikit kenyamanan di tengah kegugupan yang melanda wanita muda bermanik zamrud di sisinya itu.“Aku… takut…” bisik Elara lirih.Pria bermanik kelabu itu hanya tersenyum samar lalu berkata menggoda, “Tidak semenakutkan saat malam pertama kita, bukan?”Sebelah mata Elara memicing dan menatap kesal pada sang suami, namun Arion terus menggodanya.“Kau tahu apa yang lebih menakutkan bagiku? Saat sedang menginginkanmu, tapi ada hal penting lain yang harus kita lakukan…”Arion mengarah pada momen mereka di presidential suite sebelumnya.Atmosfer panas yang sempat hampir membakar akal sehat Arion, namun pria itu langsung terhenti dan mengatakan bahwa ada hal penting lain yang harus mereka lakukan.Menemui James Wayne.‘Well, I’ll keep it for later,’ (Aku akan ‘menyimpan momen itu’ untuk nanti) pikir Arion d
Saat Ethan terus menatap Elara dan James, manik kelabu tajam Arion tidak pernah melewatkan apapun.Sejak awal, Arion sudah merasakan kehadiran Ethan di sudut ruangan itu.Meski Elara dan James terhanyut dalam momen emosional mereka, Arion tetap waspada terhadap lingkungan sekitarnya.Tatapan dinginnya menangkap sosok Ethan yang tampak tersisih di sudut sana.Mata mereka bertemu sejenak—cukup lama bagi Arion untuk menangkap ekspresi sendu di wajah Ethan.Tanpa sepatah kata pun, pesan tersirat itu sudah sangat jelas.Menyadari bahwa dirinya telah tertangkap basah oleh Arion, Ethan pun segera berbalik, melangkah keluar dari ruangan dengan hati yang berat.Arion mengikuti kepergian Ethan dengan tatapannya dan segera beranjak dalam hening, mengikuti arah Ethan pergi.“Tunggu.” Arion menghentikan langkah tergesa Ethan, ketika mereka berdua tiba di ruangan lain yang tak kalah besarnya.Ethan membalikkan tubuh dan tersenyum kecut pada Arion. “Tidak perlu mengasihaniku. Kau jagalah Elara denga
“Elara, sekarang setelah kita tahu kebenaran ini… apakah kau akan tinggal di sini? Aku ingin kau mempertimbangkan untuk meneruskan Wayne Group. Perusahaan ini adalah warisan keluarga kita, dan aku percaya kau mampu melanjutkannya,” kata James dengan penuh harap.Elara terdiam sejenak, merenungkan pertanyaan ayahnya.Sorot matanya menunjukkan keraguan yang jelas, dan akhirnya dia menjawab dengan jujur, “Ayah… aku belum memikirkan hal itu. Aku masih merasa belum siap, dan aku tidak memiliki pengalaman memimpin perusahaan sebesar itu. Justru aku lebih merasa bahwa Wayne Group harus berada di tangan yang berpengalaman untuk saat ini.”James menatap putrinya dengan tatapan penuh kasih, meskipun ia sedikit kecewa dengan jawaban itu.Namun, sebelum James sempat mengatakan apapun, Elara melanjutkan, “Aku berpikir bahwa, untuk sementara, Wayne Group lebih baik dipercayakan kembali kepada Paman Gerard atau Ethan. Mereka sudah tahu banyak tentang perusahaan ini dan sudah memiliki pengalaman yang
Pria itu melirik kedua rekannya dan mereka mengangguk setuju. "Kami kebetulan membutuhkan beberapa bagian tubuh untuk seorang klien yang sangat kaya. Ginjal, jantung, atau mungkin kornea matamu. Kau harus memilih satu, Nyonya."Wajah Tina seketika pucat pasi. "Kau bercanda, kan? Ini pasti lelucon!"Tapi senyum sadis di wajah mereka memberitahunya bahwa ini bukanlah lelucon.Mereka mendekat dan Tina mulai histeris, berteriak minta tolong. Namun, suara musik keras dan tawa riuh kasino menenggelamkan teriakannya."Kalian tidak bisa melakukan ini! Aku akan bayar! Aku bersumpah aku akan bayar!" Tina meronta-ronta saat mereka mulai menariknya dengan paksa.Ketakutannya semakin memuncak saat mereka menyeretnya keluar dari kasino, tanpa mengetahui bahwa tempat ini adalah milik Arion—suami Elara, seseorang yang seharusnya tidak pernah ia singgung.Tina mencoba melawan, tapi tidak ada gunanya.Ketakutannya berubah menjadi kepanikan penuh saat ia dibawa ke dalam kegelapan, tanpa tahu bahwa nasibn
“Serius, kita mau kemana sebenarnya? Kau terlihat terlalu pendiam dan itu membuatku sedikit khawatir.” Elara menatap Arion yang duduk di depannya. “Apakah ada masalah?”Elara dan Arion kini berada di dalam jet pribadi AE Group.Kemewahan dan kenyamanan itu terpancar dari setiap sudut. Kabin luas didekorasi dengan bahan premium, termasuk kursi kulit putih yang empuk dan dilengkapi dengan sistem hiburan pribadi.Lampu LED lembut menciptakan suasana hangat, sementara jendela besar menawarkan pemandangan langit yang menakjubkan.Meja makan elegan terbuat dari kayu mahoni, siap menyajikan hidangan gourmet. Bar mini dengan pilihan minuman berkualitas tinggi terletak di sudut kabin.Selimut dan bantal sutra menambah kenyamanan, menjadikan perjalanan ini bukan hanya sekadar perjalanan, tetapi pengalaman mewah yang tak terlupakan.Namun demikian, wajah serius Elara memberikan pesan dengan jelas, bahwa wanita cantik itu masih b
Langit petang telah sempurna berganti warna gelap. Pesawat jet yang ditumpangi Elara dan Arion kini mulai memasuki wilayah pantai barat di California setelah empat jam penerbangan dari Madison.Arion duduk bertumpu kaki dengan tatapan terarah pada layar ponselnya. Terlihat intens membaca dan mengetik sesuatu di sana, sebelum kemudian ia melirik ke depan, ke arah Elara yang masih asyik menatap jendela.Sementara Elara duduk dengan nyaman di kursi jet pribadi yang mewah, menikmati ketenangan di udara malam.Manik zamrud-nya asyik memandangi langit kelam, merasa damai dan tenang.Namun, tiba-tiba pandangannya teralihkan ke bawah. Kilatan cahaya menarik perhatiannya.“Arion, lihat!” serunya dengan antusias tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela. “Ada kembang api di bawah!”Mata Elara terpaku pada pemandangan spektakuler yang terbentang di bawah jet mereka.Langit malam di Pantai Barat dihiasi dengan kilatan warna-warni, ledakan cahaya yang indah membentuk pola-pola memukau.Elara tida
Sementara itu di ruang keluarga yang hangat di mansion James Wayne di Madison, James dan Liliana duduk berdampingan di sofa, matanya terpaku pada televisi yang menyiarkan berita terbaru.Di layar, berita tentang pertunjukan kembang api spektakuler di Pantai Barat memenuhi ruang dengan gambar-gambar menakjubkan.Liliana menatap dengan takjub, matanya berkilauan saat melihat deretan kembang api yang membentuk pesan romantis di langit.“Lihat menantumu,” bisiknya lembut kepada James, sambil menunjuk ke layar. “Dia benar-benar sangat mencintai Elara.”James, yang matanya penuh dengan kebanggaan, mengangguk dengan senyum puas. “Pria itu mengeluarkan jutaan dolar tanpa berkedip untuk mengatur hal besar seperti ini. Itu baru menantuku!” serunya dengan penuh kebanggaan.“Aku sangat senang melihat betapa besarnya cinta Arion untuk Elara. Ini menunjukkan betapa dalamnya perasaannya.”Liliana menggenggam tangan James dengan lembut, matanya masih penuh kekaguman.Mereka berdua duduk dalam kehening
Elara melangkah keluar dari kapal cepat yang membawa mereka dari dermaga menuju resor. Di hadapannya, sebuah pondok kayu mewah berdiri dengan latar belakang langit biru dan air laut berwarna turquoise yang berkilauan.Pondok tersebut berada di atas air, dikelilingi oleh terumbu karang yang bisa dilihat jelas dari dek. Angin lembut membawa aroma segar dari laut, sementara suara ombak yang tenang menciptakan suasana damai.Arion menggenggam tangan Elara saat mereka memasuki pondok.Interiornya menyatu sempurna dengan alam, dengan dinding kayu yang halus, jendela besar yang menawarkan pemandangan langsung ke laut, dan lantai yang terbuat dari kayu jati yang memberikan nuansa hangat.Ruangan itu dipenuhi cahaya alami yang masuk dari jendela-jendela besar, menciptakan atmosfer tenang dan nyaman.Di tengah ruangan, sebuah tempat tidur king-size berkanopi dengan linen putih lembut menunggu, sementara di sebelahnya terdapat sofa santai yang menghadap langsung ke pemandangan laut.Elara terseny