Share

BAB 242 : Sun Prairie

Penulis: reefisme
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-16 20:01:42
“Ya. Perempuan itu bahkan tidak menyadari sepenuhnya perannya dan siapa sebenarnya yang menarik benang-benang dari belakang layar.”

Arion meremas rahangnya, lalu berkata lagi dengan suara dalam yang dingin. “Seperti kataku tadi, kita mulai dari Paul. Gali lebih dalam tentangnya.”

“Dimengerti, Tuan.”

Begitu Max pergi, Arion kembali termenung.

Banyaknya masalah membuat kepalanya terasa mulai berat.

Andai dia sejak awal jujur pada Elara, mungkin kini ia memiliki tempat untuk pulang dan bersandar di pangkuan Elara.

Andai dia tidak menutupi siapa dirinya, Elara masih akan ada di tempat kemana Arion pulang dan menyambutnya dengan hangat.

Andai ia lebih mempercayai Elara, Elara tidak akan pergi.

Ya. Wanita bermanik zamrud yang ia cintai itu telah pergi.

Terngiang pembicaraan mereka tadi pagi.

“Jadi, itu keputusanmu setelah semalam memikirkannya?” Suara Arion terdengar begitu berat dan tersendat.

Dadanya berdentum kecewa dan sakit, mengkhianati usaha pria itu untuk tetap tenang menghadapi wa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mini
oooyyyy menegangkan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 243 : Akankah Bisa Melihatmu Lagi?

    Ruangan kantor CEO G&P Ltd berdesain mewah dengan pemandangan kota yang menakjubkan dari jendela besar. Ethan, duduk di meja kerjanya, memeriksa dokumen penting.Dianne, dengan gaun santai dan tampak malas, masuk ke ruangan, menenteng tas belanja yang penuh dengan barang-barang baru.Ethan menatap Dianne dengan ekspresi sedikit serius saat dia menyadari kedatangannya. “Dianne, kita perlu berbicara.”Dianne, yang sedang menurunkan tas belanjanya ke lantai, melipat tangan di dada dan mencebik. “Oh, Ethan, apa lagi yang harus aku lakukan sekarang? Aku baru saja membeli beberapa barang, aku sedikit capek.”Ethan memandangnya lurus, wajah ramah Ethan yang biasa terlihat, kini menjadi sedikit tegas. “Kau tahu bahwa kelak kau akan menjadi penerus Wayne Group, bukan? Aku tahu kau sedang menikmati hidupmu dengan berbelanja dan clubbing, tapi saatnya untuk mulai belajar bagaimana mengelola bisnis ayahmu.”Dianne merajuk, duduk di kursi dengan ekspresi cemberut. “Tapi aku takut merusak bisnis aya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 244 : Tugas Mewakili Perusahaan

    Ruang rapat di VeraCore dipenuhi oleh suasana tegang.Tim proyek yang dipimpin oleh Michael telah menghabiskan berjam-jam mencoba mencari solusi untuk masalah yang mereka hadapi.Beberapa data penting yang mereka perlukan untuk menyelesaikan proyek tiba-tiba hilang, dan semua orang tampak panik."Ini bencana," Michael, kepala proyek, menghela napas dalam-dalam. "Tanpa data ini, kita tidak bisa melanjutkan analisis kita. Klien menunggu laporan minggu depan, dan kita bahkan belum sampai setengahnya."Salah satu anggota tim, Pati, mengetuk-ngetuk mejanya dengan resah. "Kita sudah mencoba menghubungi IT, tapi mereka bilang butuh waktu untuk memulihkan data yang hilang.”Clara dan Faye pun hanya terdiam dan sedikit menunduk. Mereka adalah pihak yang bertanggung jawab terhadap pemeliharaan data, namun mereka kehilangan data tersebut.“Apa kita harus menunda deadline?" sambung Pati.Michael menatap timnya dengan frustrasi. "Menunda bukan pilihan. Klien ini sangat penting. Kita harus menemukan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 245 : Gala Royale Auction

    Suasana ruang lelang di Celestial Grand Hotel malam itu begitu mewah, dipenuhi para tamu berpakaian elegan.Mereka duduk di kursi-kursi berlapis sutra, dengan mata berbinar mengamati barang-barang berharga yang akan dilelang.Lampu kristal bergantung di langit-langit tinggi, memancarkan cahaya lembut yang memantulkan kilauan permata dan emas yang dipamerkan di atas panggung.Elara duduk di barisan ketiga, mengenakan gaun hitam elegan yang pas dengan tubuhnya. Ia telah selesai dengan tugasnya saat persiapan acara dan kini menikmati momen sebagai peserta lelang.Rambutnya yang panjang terurai bebas, dan sepasang mata zamrudnya memandang ke arah panggung dengan minat khusus.Matanya tertuju pada satu benda, sebuah kalung bermata zamrud dengan desain klasik yang memikat.Ada sesuatu tentang kalung itu yang menarik hatinya—entah keindahannya atau sejarah yang mungkin terkandung di dalamnya.Sementara itu, di balkon atas kiri, Ethan duduk d

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 246 : Seorang Wanita Di Koridor

    Ethan tak mau kalah. Dia tahu ini adalah kesempatan terakhirnya. Tanpa ragu, dia mengangkat paddle.“Delapan juta dolar dari penawar nomor 17!” Suara pembawa acara bergetar, tak menyangka bahwa harga bisa mencapai titik ini.Dianne yang semula duduk santai, kini memandang Ethan dengan cemas. “Ethan, apa kau serius? Ini sudah terlalu banyak!”Ia tidak tahu untuk siapa kalung itu.Tapi kalung itu tidak terlalu menarik bagi Dianne --jika Ethan mau memberikan itu untuknya, Dianne menginginkan perhiasan lain yang lebih glamor, bukan yang tampak sederhana seperti yang saat ini diperjuangkan Ethan.Namun Ethan mengabaikan Dianne.Baginya, kalung itu lebih dari sekadar perhiasan. Itu adalah caranya untuk menunjukkan pada Elara bahwa wanita itu sangat layak untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.Tiba-tiba, paddle dari ruang VIP kanan terangkat lagi. “Sembilan juta dolar dari penawar nomor 9!”Ruangan menjadi sangat hening.Sem

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 247 : Kehebohan di Kantor

    Pagi itu di VeraCore, suasana kantor dipenuhi dengan obrolan seru.Di sekitar ruang kerja tim Business Analyst, beberapa karyawan tampak berkumpul dalam kelompok kecil, berdiskusi dengan semangat.“Dengar-dengar, kalung itu terjual jutaan dolar!” seru Susie, salah satu rekan Elara, dengan nada takjub. “Aku bahkan nggak bisa bayangin seperti apa penampakannya.”"Kalau aku punya kalung seperti itu, mungkin aku nggak akan berani memakainya, takut dicuri," canda Pati yang sedang berdiri di dekat meja kopi, membuat beberapa orang tertawa.Elara, yang baru saja masuk ke ruang kerja, menyadari bahwa rekan-rekannya sedang membicarakan lelang yang ia hadiri kemarin. Wanita cantik itu memasang senyum tipis saat mendekati meja kerjanya.“Hey, Elara!” panggil Susie dengan antusias, menghampiri Elara dengan wajah penuh rasa ingin tahu. “Kamu kan yang hadir di Gala Royale Auction kemarin, kan? Apa kamu lihat kalung yang terlelang super mahal itu?”Elara berhenti sejenak, teringat kilauan batu permat

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 248 : Pria Yang Sangat Ramah

    Elara memilih Fox Point dan menyewa sebuah townhouse sebagai tempat tinggal, karena lingkungan di sana menawarkan ketenangan yang ia butuhkan setelah hari-hari yang sibuk.Dengan suasana yang asri dan nyaman, Fox Point memberikan keseimbangan antara kehidupan perkotaan dan alam.Kawasan tersebut juga dikenal aman, dengan tetangga yang ramah dan akses mudah ke berbagai fasilitas seperti pusat perbelanjaan, sekolah, dan taman.Bagi Elara, Fox Point adalah tempat yang ideal untuk merasakan privasi sekaligus kenyamanan.Saat ini Elara duduk di sofa empuk berwarna abu-abu cerah dikelilingi oleh meja kopi kayu dan lampu lantai yang lembut.Cahaya senja masuk melalui jendela besar, memberikan suasana tenang pada ruangan. Di pangkuannya, sebuah kotak kecil berwarna biru tua berlapis beludru, dengan logo Gala Royale Auction tercetak elegan di atasnya.Tangannya yang halus perlahan membuka kotak itu, memperlihatkan sebuah kalung indah dengan zamrud dengan bentuk yang halus dan sempurna, berkila

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 249 : Undangan Makan

    Liliana berdiri di dekat jendela kamar yang besar, memandangi pemandangan lampu-lampu kota Madison yang terhampar di depannya.Matanya tajam, namun ada sesuatu yang jauh lebih dalam di balik tatapannya yang kompleks.Gala Royale Auction yang dihadirinya beberapa hari lalu terlintas di pikirannya, terutama momen ketika dia bertemu dengan seorang wanita muda. Manik mata wanita muda itu yang berwarna zamrud, membuat pikiran Liliana terusik. Ada sebuah firasat yang tak bisa diabaikannya begitu saja.Dengan pikiran yang terus berputar, Liliana mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang yang sudah ia percayai sejak lama untuk urusan-urusan tertentu.“Bagaimana perkembangan tentang Dianne?” tanya Liliana dengan suara yang tenang namun penuh tuntutan.Di seberang, seorang pria dengan nada bicara sopan namun tajam menjawab, “Sejauh ini, tidak ada yang mencurigakan, Ny. Wayne. Kegiatannya hanya seputar berbelanja barang-barang mewah dan menghabiskan malam di beberapa klub elit.”Liliana diam

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18
  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   BAB 250 : Pindahan Malam Malam?

    Saat Elara melangkah memasuki The Urban Diner di Madison Luxe Plaza, suasana restoran yang nyaman dengan pencahayaan hangat menyambutnya.Aroma kopi dan makanan panggang yang sedap tercium di udara. Meja-meja kayu tersusun rapi, diisi oleh beberapa pasangan dan keluarga yang menikmati makan malam mereka.Ethan sudah duduk di salah satu meja dekat jendela, menatap ke arah pintu seolah-olah telah menunggu cukup lama.Wajahnya yang tampan tampak sedikit tegang. Dia berdiri ketika melihat Elara mendekat.Tubuhnya tegap dan postur berdirinya menunjukkan kewibawaan dan kepercayaan diri.Ia mengenakan setelan jas navy yang pas, memadukannya dengan kemeja putih dan dasi yang disesuaikan dengan gaya modern.Wajahnya tampak tampan dengan rahang yang tegas dan mata biru yang menawan, menyiratkan kedalaman dan ketulusan.Rambut cokelat-nya tersisir rapi, menambah kesan profesional dan terawat.Senyum hangat yang sering menghiasi wajahnya melengkapi penampilan elegannya, menjadikannya sosok yang sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18

Bab terbaru

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   Catatan Author

    Aveline menjerit keras, suaranya memenuhi lorong sempit yang hanya diterangi lampu jalanan buram.Tubuhnya gemetar saat sebuah tangan kuat tiba-tiba meraih pinggangnya."Apa maksudnya ini?!" Aveline berteriak lagi, mencoba melawan, tapi tak ada yang mendengarnya.Udara malam yang dingin membuatnya semakin waspada, namun pria di depannya begitu cepat.Sebelum ia bisa bereaksi lebih jauh, bibirnya langsung tertutup oleh sesuatu yang hangat dan mendesak—bibir pria yang kini mencengkeramnya erat.Aveline meronta-ronta, hatinya dipenuhi kepanikan.Tubuhnya kaku saat pria itu memeluknya dengan kuat, membuka jaket kulit hitamnya seolah bersiap melakukan sesuatu yang lebih buruk.Mata Aveline melebar ketakutan.‘Tidak mungkin,’ pikirnya, ‘Apakah dia akan memperkosaku?’Ia semakin panik, berusaha membebaskan diri dari genggaman pria itu.Namun, pria itu begitu kuat.Semua tenaga Aveline seolah menguap, terjebak dalam dekapannya yang erat.Lalu, suara langkah kaki terdengar dari kejauhan.Sekelo

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 94 : Cinta Sesungguhnya

    Langit sore yang kemerahan menyelimuti San Francisco Bay, tempat di mana sebagian besar kehidupan cinta sepasang insan berkisah.Suara ombak yang berdeburan pelan di pantai menciptakan melodi yang damai, selaras dengan angin sepoi-sepoi yang menyapu lembut permukaan laut.Elara berdiri di ujung dermaga kayu, menatap cakrawala yang tampak tanpa batas, tempat di mana langit bertemu lautan.Matanya menerawang, namun wajahnya kini memancarkan ketenangan yang baru.Dalam dekapan hangatnya, bayi kecil mereka terlelap, wajahnya damai seperti ibunya.Sudah lama sejak pertarungan hidup dan mati di acara peresmian Imera Sky Tower, dan sejak saat itu, kehidupan Elara dan Arion berubah drastis.Banyak hal yang telah dilalui—pengkhianatan, luka, cinta yang terlupakan dan kemudian dipulihkan.Namun hari ini, di bawah cahaya senja yang lembut, semuanya terasa sempurna.Tiba-tiba, langkah kaki yang berat namun mantap terdengar dari belakangnya.Elara tidak perlu menoleh untuk tahu siapa yang datang.A

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 93 : Seorang Ellworth Junior

    Arion duduk di ujung ranjang, pandangannya terpaku pada sosok mungil yang ada dalam dekapannya.Bayi perempuan itu terlelap dengan tenang, tubuhnya begitu kecil dan lembut seperti boneka porselen.Pipinya yang kemerahan tampak menggemaskan, kulitnya sehalus sutra dengan bulu-bulu halus yang masih tersisa di atas kepalanya.Mata bayi itu masih tertutup, namun ketika sempat terbuka sesaat, Arion melihat dengan jelas iris matanya yang kelabu, warna yang sama seperti miliknya—sebuah tanda tak terbantahkan bahwa bayi itu adalah darah dagingnya.Bibir kecilnya bergerak perlahan, seakan sedang menghisap udara, dan tangannya yang mungil mengepal erat, menggenggam sepotong kain selimut.Arion tersenyum kecil, hatinya penuh dengan rasa takjub yang tak pernah ia sanggup perkirakan sebelumnya.Di dalam ruangan itu, hanya suara napas lembut bayi perempuannya yang terdengar, membuatnya seperti terhanyut dalam keajaiban kecil yang ia pegang.Sudah lebih dari setengah jam, namun Arion tak bisa melepa

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 92 : Imera Sky Tower Grand Inauguration

    Arion mengangguk pelan, melanjutkan penjelasannya. “Selama aku menjalankan peranku sebagai The Draven, orang itu mengambil peran menjadi diriku, Arion Ellworth. Sehingga tidak ada yang curiga. Kecelakaan di Sunol itu terjadi pada doppelganger-ku.”Elara terdiam sejenak, mencoba mencerna informasi yang baru saja diterimanya. “Jadi... orang itu? Apakah dia tewas dalam kecelakaan itu? Bagaimana aku bisa membedakan kalian? Bagaimana jika suatu saat aku salah mengenali orang itu sebagai dirimu?”Arion tersenyum melihat kepanikan sang istri. “Jangan khawatir, Honey. Orang itu berhasil selamat oleh orang-orangku. Wajahnya tidak sepenuhnya mirip denganku. Hanya postur tubuh dan perilakunya yang serupa. Aku membuatnya menjalani operasi plastik untuk mengubah beberapa bagian, seperti rahang dan hidung saja. Namun, saat dia menjalankan peran sebagai aku, dia menggunakan prosthetic mask yang dibuat menyerupai wajahku.”Elara memandang Arion, dengan sorot kompleks. “Astaga… sampai seperti itu kau m

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 91 : Menemui Imelda

    Elara dan Arion berdiri di tengah keheningan, menghadap sebuah makam dengan batu nisan marmer yang megah. Di atasnya terukir dengan indah: Imelda Ellworth. Satu buket mawar putih mewah yang segar ditempatkan rapi di atas pusara, memberikan sentuhan penuh penghormatan. Pemakaman ini, yang terletak di Cypress Lawn Memorial Park, San Francisco—tempat peristirahatan terakhir para keluarga kaya dan terpandang—dikelilingi oleh pohon-pohon ek yang menjulang tinggi. Jalanan berkerikil putih menghubungkan setiap makam, dan di kejauhan terlihat pemandangan laut yang tenang, menambah suasana damai nan elegan. Udara pagi terasa sejuk, disertai suara angin yang membelai lembut pepohonan. Elara memandang ke sekeliling area pemakaman yang tampak megah, penuh dengan nisan-nisan yang terbuat dari batu marmer putih dan hitam. Di antara semua itu, nisan Imelda berdiri sebagai salah satu yang paling indah, seperti sebuah karya seni yang mencerminkan kehidupan seseorang yang telah meninggalkan jejak

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 90 : Hukuman Untuknya

    Arthur Ellworth, atau Clay Mallory, kini duduk di sudut sel gelap penjara federal, matanya kosong menatap dinding dingin yang tak lagi bergema dengan wibawa yang pernah ia miliki.Hanya bayangan suram yang tersisa, menggantung di antara kesadaran dan kehancuran. Di penjara ini, waktu seolah-olah melambat, setiap detik menjadi siksaan yang tidak berujung.Hari ini, seorang penjaga penjara menghampiri pintu selnya.Wajah penjaga itu datar, tidak ada belas kasihan, tidak ada penghormatan.Hanya secarik kertas yang dilempar ke lantai di depan Arthur, yang langsung mengenal lambang Ellworth di atasnya.Tangannya yang dulu perkasa sekarang gemetar ketika meraih kertas itu.Di dalamnya, satu pesan singkat yang menghantamnya dengan kejam: "Semua aset, kekayaan, dan perusahaan yang pernah kau curi telah dikembalikan kepada pemiliknya yang sah—Aiden Ellworth."Arthur meremas kertas itu dengan tangannya yang gemetar, rasa panas menjalar da

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 89 : Mundurnya The Draven

    Markas utama di San Bernardino tampak penuh ketegangan. Di ruang pertemuan besar, cahaya lampu gantung memantul di atas meja panjang tempat para eksekutif utama The Draven berkumpul. Ketiga Executor—Albert, Isaac, dan Samuel—duduk di posisi masing-masing, menatap sosok Arion Ellworth, pria yang selama ini mereka kenal sebagai The Draven, pemimpin mereka yang tak terbantahkan. Samuel, Executor wilayah San Jose, adalah pria bertubuh tegap dengan garis wajah tegas. Rambutnya mulai memutih, namun sorot matanya masih tajam, mencerminkan kekuatan dan ketenangan yang ia bawa selama bertahun-tahun memimpin wilayahnya. Isaac, Executor wilayah Mount Horeb, Wisconsin, berbeda. Tubuhnya ramping, wajahnya lebih halus, tetapi matanya menyiratkan kejeniusan yang sering kali tersembunyi di balik sikapnya yang tenang. Ia terkenal sebagai ‘otak cadangan’ di balik banyak rencana besar yang berhasil dijalankan The Draven. Albert, Executor wilayah San Bernardino, adalah yang termuda. Dengan rahang pers

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 88 : Mereka Sungguh Ayah Dan Anak

    Aiden tersenyum tipis, sebuah senyuman yang mengandung ketegasan, bahkan ancaman halus di baliknya.“The Orcus bukan ancaman bagi pemerintah. Kami tidak pernah bergerak melawan kalian, Donovan. Jika ada yang perlu kau pahami, ketahuilah ini: The Orcus hanya berurusan dengan mereka yang mengincar kami atau mereka yang berada dalam wilayah kami. Kami adalah perisai, bukan pedang.”Donovan menatapnya, tak sepenuhnya yakin apakah pernyataan itu adalah bentuk pembelaan atau manipulasi.Aiden melanjutkan, kali ini dengan suara yang lebih dalam dan penuh makna. “The Orcus tidak akan pernah menjadi ancaman bagi pemerintah Amerika Serikat… kecuali, jika pemerintah membuat kami tidak punya pilihan lain.”Kalimat itu menggantung di udara, begitu dingin dan tajam seperti bilah pedang yang tersembunyi di balik kata-kata.Donovan tahu, ini bukan ancaman langsung, tapi sebuah peringatan yang tak bisa diabaikan.Aiden sangat c

  • Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa   S2 BAB 87 : Kembali Lagi

    Matahari pagi yang hangat menyinari kamar tidur mewah di mana Elara sedang berdiri, merapikan dasi Arion dengan penuh perhatian.Arion Ellworth, dengan tubuh tegapnya dan postur sempurna, tampak gagah dalam setelan formal berwarna gelap yang membingkai fisiknya dengan sempurna.Mata kelabu pria itu berkilauan, menambah kesan misterius sekaligus memikat.Ketampanannya terasa tak terbantahkan, membuat Elara sejenak terpana, seperti kembali mengenang saat pertama kali bertemu dengannya.Arion telah kembali ke wujud lamanya—kuat, berwibawa, dan penuh energi—setelah beberapa bulan melemah akibat Couvade Syndrome.Selama sekitar 4 bulan, pria yang biasanya tegas dan tak tergoyahkan ini harus terkapar karena gejala kehamilan palsu yang dialaminya.Namun, kini di bulan kelima kehamilan Elara, semua gejala itu telah sirna.Tidak ada lagi mual, muntah, atau kelelahan yang membebani Arion. Dia kembali pada dirinya yang dulu, dengan e

DMCA.com Protection Status