Share

Part 46

Penulis: TrianaR
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-03 20:53:46

Part 46

"Alyaa, kau sudah berani membantahku?"

"Aku tidak membantah, Mas. Aku mencontoh apa yang kau lakukan sekarang!" tegas Alya lagi.

Ramdan mendengus. Apa boleh buat, dia pun segera menyantap mie instan di hadapannya. Karena rasa lapar yang amat mendera.

Tersisa satu bulan lagi untuknya membayar hutang. Bagaimana caranya dia mengumpulkan uang sebanyak itu? Sedangkan uang yang sengaja ia tabung masih dibawah 50 juta.

Penat dan rasa pusing sekaligus melanda secara bersamaan. Ia menatap gusar ke arah istrinya. Kemungkinan terburuk, dia akan keluar dari rumah ini. Ia tak tahu bagaimana respon Alya nanti.

Hal itu pula lah yang membuatnya makin berjarak dengan Alya, seakan ada jurang pemisah. Kini Ramdan dan Alya hanya bertegur sapa seperlunya.

Ia memandang istrinya, perutnya sudah terlihat membuncit, badannya pun mulai melar, membuatnya seperti itu menjadi tak bersemangat. Sangat berbeda dengan Risna yang semakin hari semakin glow up.

***

Mata Risna terbelalak saat melihat sebuah buk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ternyata Suami Mendua Ketika Kami Tak Bersama   Part 47

    Part 47Beberapa hari sebelumnya ..."Ka-mu ke-na-pa ter-li-hat ge-li-sah se-per-ti i-tu, Nak?"Dewangga menoleh ke arah ibundanya. Terdiam cukup lama memandang ke arah wanita yang sudah melahirkannya itu."Ka-mu ke-na-pa?""Aku ingin melamar Risna, Bu. Perasaan ini sungguh tak bisa kubendung lagi, aku rindu padanya. Apa perasaanku ini salah, Bu?""Ti-dak, Nak.""Aku sudah mengatakan perasaanku yang sebenarnya pada kakaknya itu. Dia bilangkalau aku benar-benar serius, aku harus datang menemui risna dan juga orang tuanya."Bu Hafsah memandangnya dengan tatapan yakin, menaruh harapan besar pada putra sulung nya itu. Dan berharap semoga Risna luluh dan mau kembali menjadi menantunya."Ka-lau ka-mu me-mang be-nar-be-nar cin-ta pa-da Ris-na, ma-ka per-ju-ang-kan di-a. Am-bil la-gi ha-ti-nya."Dewangga mengangguk mantap. Tak pernah ia seyakin ini. "La-ki-la-ki me-mang ha-rus be-ra-ni, ja-ngan di-am sa-ja. Pi-nang di-a lang-sung da-ri ke-lu-ar-ga-nya.""Baik, Bu, kali ini aku sudah mantap.

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-04
  • Ternyata Suami Mendua Ketika Kami Tak Bersama   Part 48

    Part 48Hari ini seperti yang direncanakan oleh Risna, ia dan Dewangga pergi ke rumah sakit, menjenguk mamanya."Hati-hati di jalan, Risna. Kalau ada apa-apa hubungi kakak."Risna mengangguk mendengar ucapan kakaknya.Mobil yang dikendarai Dewangga mulai melaju membelah jalanan kota."Kamu sepertinya sudah kenal Jakarta dengan baik ya, Mas?""Ya, dulu kan aku pernah bekerja di sini selama beberapa tahun.""Ooh."Setelah sampai di tempat tujuan. Mereka berdua turun dari mobil."Mamaku dirawat di sini, Mas," ujar Risna seraya tersenyum getir.Dewangga mengangguk.Risna melangkah melewati koridor Rumah Sakit, sedangkan Dewangga mengekor di belakangnya."Risna ..." Panggilan lirih dari Bu Salamah membuat Risna terperanjat kaget. Ia benar-benar tak percaya sang ibunda memanggil namanya. "Mama? Tadi mama panggil aku 'kan? Mas, tadi kamu juga dengar 'kan?" tanyanya dengan hati yang berbunga. Ia menoleh ke arah Dewangga yang juga tengah tersenyum. Risna langsung memeluk ibunya yang tanpa ek

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-05
  • Ternyata Suami Mendua Ketika Kami Tak Bersama   Part 49A

    Part 49"Kamu menyalahkanku, Mas?""Iya! Karena semua gara-gara kamu!" seru Ramdan lagi."Bukan gara-gara aku, Mas. Tapi gara-gara Risna!""Aah, sudahlah! Capek aku debat terus denganmu!"Alya terdiam, seketika bulir-bulir air mata itu tumpah. 'Mas Ramdan, kenapa sekarang kamu tega membentakku?' Batin Alya nelangsa.Ramdan bergegas mandi hingga terlihat segar. Usai memakai kemeja warna biru langit dan celana jeans hitam. Dia memakai sepatu pantofelnya, lalu menyisir rambut biar terlihat rapi. Penampilannya terlihat begitu necis, terlihat seperti orang yang mau berkencan. Aroma parfum menguar dari tubuhnya. Sekilas ia terlihat sangat tampan, hal itu pula yang diakui oleh Alya."Kamu mau kemana, Mas?" tanya Alya."Keluar sebentar.""Mau ketemuan sama siapa?""Karina. Aku harus negoisasi dengannya.""Aku ikut!""Tidak bisa, Alya. Kalau kamu ikut bisa gagal rencanaku lagi.""Tapi--""Kau di rumah saja. Aku akan mengusahakan yang terbaik untuk kita."Ck! Alya berdecak melihat Ramdan meng

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-07
  • Ternyata Suami Mendua Ketika Kami Tak Bersama   Part 49B

    "Ada apa kamu datang menemuiku, Mas Ramdan?" tanya Karina tanpa berbasa-basi.Ia langsung duduk di hadapan Ramdan yang telah memesan meja di sebuah cafe. Dua gelas chocholate milkshake sudah terhidang di meja. Ramdan memang meminta Karina untuk bertemu dan berbincang sebentar."Mbak, mohon maaf sebelumnya. Bisakah aku meminta tambahan waktu untuk melunasinya? Aku sedang berusaha mengumpulkan uang, tapi jumlahnya masih kurang."Karina tersenyum kecut. "No. Tak ada tambahan waktu lagi. Seperti perjanjian awal. Aku hanya memberimu waktu tiga bulan saja. Minggu besok tepat tiga bulan dan kau harus melunasinya. Kalau tidak, kamu harus angkat kaki dari rumah itu."Ramdan hanya bisa menelan air ludahnya sendiri mendengar pernyataan tegas dari Karina."Aku sudah berbaik hati membantumu. Lagi pula, tempo hari kau menolak tawaranku untuk bekerja sama. Jadi mohon maaf aku tidak bisa membantumu lagi. Paham kan, Mas Ramdan?"Ramdan terdiam. "Aku paham kok alasanmu tak mau lagi membantuku. Karen

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-07
  • Ternyata Suami Mendua Ketika Kami Tak Bersama   Part 50A

    Part 50"Bu, tolong saya, Bu, saya Alya, istrinya Mas Ramdan. Tolong, Bu ...""Is-tri Ram-dan?"Alya mengangguk sambil menangis."Alya, jangan buat drama di sini! Aku tahu siapa kamu sebenarnya! Pulanglah, jangan buat ibuku--"Alya menggeleng. ""Saya mohon, Bu, sebagai sesama wanita,tolong dengarkan saya dulu. Ini mengenai mas ramdan dan masalahnya," ucap Alya lagi dengan nada bergetar."Jangan dengarkan dia bu, dia hanya ingin membuat ibu--Bu Hafsah mengangkat tangannya agar Dewangga berhenti bicara. "A-pa yang ma-u ka-mu ka-ta-kan, Nak?""Maaf kalau kedatangan saya membuat ibu dan Mas Dewa terkejut. Tolong jangan usir saya dulu, Bu. Sekarang saya sedang hamil anak Mas Ramdan, cucu ibu. Apa ibu tega mengusir saya malam-malam begini?"Alya menghela nafas. Dewangga yang melihatnya jadi sedikit muak. "Tolong izinkan saya menginap malam ini saja, Bu. Saya butuh ketenangan hati dan pikiran."Degup jantung sang ibu mertua makin berdebar kencang. Ia benar-benar tak menyangka istri kedu

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-07
  • Ternyata Suami Mendua Ketika Kami Tak Bersama   Part 50B

    Ibundanya hanya bergeming, pandangannya menerawang jauh."Bu?" panggil Dewangga saat menatap tubuh ibunya yang membelakangi."Hmmm ... i-bu ma-u is-ti-ra-hat du-lu, Nak."Dewangga menghembuskan nafas panjang, ia tahu saat ini pasti sang ibunda tengah bimbang dan perang batin."Ya sudah, ibu istirahat saja. Jangan pikirkan apapun ya, Bu. Semua pasti akan baik-baik saja," ujar Dewangga. Setelah mengatakan hal itu Dewangga keluar kamar ibunya, menutup pintu kamarnya dengan rapat. Ia berjalan keluar rumah. Memilih duduk di teras. Banyak sekali yang dipikirkannya saat ini. Pikiran tentang Risna yang menolaknya bahkan belum hilang dari ingatan. Ditambah sekarang dengan kehadiran Alya, istri adiknya itu pasti tengah merencanakan sesuatu."Mas?" panggil sebuah suara mengejutkannya. Tanpa disuruh, Alya langsung mendekati pria itu lalu menaruh segelas kopi panas di dekatnya. Wanita itupun tersenyum ke arahnya."Maaf, kalau aku lancang. Tadi aku ke dapur dan lihat ada kopi, jadi sekalian aja

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-07
  • Ternyata Suami Mendua Ketika Kami Tak Bersama   Part 51A

    Part 51Dewangga tersenyum membaca pesan dari Risna. Ada harapan dalam hatinya bahwa cintanya bersambut. Segera ia membalas pesan darinya, dengan jantung yang berdebar-debar. Apakah ini artinya Risna mulai membuka hati untuknya?[Iya, Dek. Aku selalu doakan semoga ibu cepat sembuh dan bisa berkumpul lagi dengan keluarga] balas Dewangga.*** "Mbak Jum, biar saya aja yang rawat ibu. Saya juga menantunya ibu. Ingin berbakti pada ibu," ucap Alya seraya memilihkan baju ganti untuk ibu mertuanya."Jangan, Mbak. Nanti saya kena marah sama Mas Dewa," sahut Jumiroh."Gak mungkin. Mas Dewa gak mungkin marah sama Mbak Jum, paling marahnya sama saya.""Tidak usah, Mbak. Biar saya aja, apalagi mbak lagi hamil, jangan terlalu capek."Alya terdiam beberapa saat, kemudian ia bergegas ke dapur mengambilkan bubur hangat untuk ibu mertuanya. Ia juga mengambilkan air putih hangat untuknya. "Mbak, sekarang biar aku yang nyuapin ibu ya.""Jangan Mbak, nanti--""Tenang aja, bubur ini gak beracun kok. Kala

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-09
  • Ternyata Suami Mendua Ketika Kami Tak Bersama   Part 51B

    "Sial! Pasti Mas Dewa yang sudah menyembunyikannya!" lirihnya kesal. Wajah Alya menegang saat mendengar suara Dewangga ada di teras. Ia segera merapikannya lagi dan membuka pintu kamar sang ibu mertua. "Apa yang sudah kau lakukan pada ibuku hah?" Alya justru berlari mendekat ke arah pria itu seraya menempelkan jari telunjuk ke bibirnya."Ibu sedang tidur, jangan berisik, Mas!" ujar Alya.Dewangga menatapnya tajam lalu menarik Alya keluar, mencengkeram tangannya kuat hingga wanita itu mendesis kesakitan."Ini bukan jam tidur ibuku! Apa kau menaruh obat tidur dalam makanannya? Katakan sejujurnya, Alya!!" "Ee-enggak, Mas!" sahutnya, wajah Alya mulai pias melihat amarah di mata Dewangga."Aku tahu dari awal, kedatanganmu kesini hanya berniat buruk! Pergi kau!!"Dewangga menarik tangannya keluar rumah. "Pergi dari sini! Awas saja kalau aku masih lihat kau di sini!""Mas, tapi aku--""Gak usah beralasan! PERGI!!"Alya sedikit terhuyung. Ia benar-benar tak menyangka kalau kakak iparnya i

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-09

Bab terbaru

  • Ternyata Suami Mendua Ketika Kami Tak Bersama   Part 83. END

    Part 83Dua tahun berlalu... Ini hari yang paling membahagiakan untuk Risna, karena dia berhasil menyelesaikan pendidikannya sebagai seorang mahasiswi. Hari ini adalah hari kelulusan alias hari wisuda di perguruan tinggi tempatnya menuntut ilmu. Gadis kecil mungil itu berlarian kecil menuju Risna. "Ate ate ate...." ocehnya dengan lucu. Risna yang tengah dirias dan memakai kebaya dan rok dari kain jarik menoleh ke arah bocah mungil itu. Dewangga tersenyum, langsung menggendong gadis mungil itu dan menciuminya. "Ate..." Ia terlihat berontak tak ingin digendong oleh Dewangga, tangan gadis kecil itu terulur padanya. "Sini, Mas, Rina sepertinya ingin digendong olehku," sahut Risna sambil senyum. Risna menciuminya dan menjawil pipinya yang chubby. "Keponakan ante udah wangi nih, udah siap mau ikut tante?" tanya Risna dengan lembut.Arina manggut-manggut sambil mengoceh tak jelas lagi. Ya, dia Arina, putri mungil kakaknya, Reyhan dan Zahra. Umurnya satu tahun lebih beberapa bulan, h

  • Ternyata Suami Mendua Ketika Kami Tak Bersama   Part 82

    Part 82Risna melambaikan tangan saat mengantar kepergian sang kakak dan istrinya di Bandara."Semoga sukses bulan madunya, Kak dan cepat dapat momongan!" seru Risna sambil tertawa renyah. Reyhan mengusap lembut kepala adiknya sambil tersenyum. Begitu pula dengan Zahra, dia yang sedari tadi berdiri di samping suaminya, merasa agak gugup karena ini pengalaman pertamanya untuk naik pesawat."Kamu juga ya, Dek. Pokoknya kita harus berikan kebahagiaan untuk papa dan mama. Dewa, kupercayakan sepenuhnya padamu. Jaga adikku dengan baik," sahut Reyhan."Tentu, Bang. Risna sudah jadi tanggung jawabku.""Aku juga titip papa dan mama ya. Kabari kalau ada apa-apa.""Iya, Bang, pasti. Abang gak perlu khawatir. Bersenang-senanglah bersama istri dan jangan pikirkan kami. Semoga honeymoonya sukses."Reyhan dan Zahra tersenyum, kemudian ia segera menuju ke pesawat setelah ada pengumuman, pesawat akan take off.Dewangga dan Risna saling berpandangan sejenak lalu melempar senyum. Mereka pulang setelah

  • Ternyata Suami Mendua Ketika Kami Tak Bersama   Part 81

    Part 81Kini Pak Hadiwilaga bisa bernapas dengan lega. Sungguh, ia tak menyangka, ternyata selama ini ia memelihara dua penjahat sekaligus selama puluhan tahun! Miris bukan?Bahkan Derry masih satu kerabat dengan istrinya itu. Maksudnya sang mantan istri.Reyhan dan yang lain pun baru tahu kalau dalang dibalik hilangnya Risna dulu adalah Bu Martha. Semua bukti dia dapatkan saat orang suruhannya melakukan penggeledahan di rumah terbengkalai milik Martha. Ia menemukan sebuah catatan diantara tumpukan buku yang sudah usang. Catatan yang menjelaskan dimana saja ia harus beraksi bersama.Saat pertama mengetahuinya, dadanya berdebar sangat kencang, jadi Martha memang sudah mengincar keluarganya dari dulu. Dia benar-benar tak kenal lelah untuk mendapatkan papanya. Obsesinya karena ingin jadi orang kaya hingga melemahkan akal pikirannya. *** Tiga wanita itu tengah berkumpul di ruang tamu, mereka tengah membicarakan pesta syukuran untuk pernikahan Reyhan dan Zahra. Mereka melihat-lihat foto

  • Ternyata Suami Mendua Ketika Kami Tak Bersama   Part 80B

    Tak ingin membuang-buang waktu dan berkonsultasi dengan dokter yang merawat ayahnya, Reyhan meminta surat pengantar agar bisa membawa ayahnya ke rumah sakit lain yang lebih besar dan lengkap peralatan medisnya. Hal itu disetujui oleh pihak RS. Agar Pak Hadiwilaga mendapatkan perawatan semaksimal mungkin tanpa gangguan dari siapapun lagi.Setelah mengurus berkas-berkas sekaligus administrasinya, Pak Hadiwilaga langsung dibawa pergi dengan ambulance. Disusul oleh Reyhan dan juga Zahra di mobil belakang.Reyhan bertindak cepat agar tak keduluan oleh sang ibu tirinya. Ia mendapatkan laporan dari Arfan dan Zhafi mengenai rencana licik Martha ingin membuat kondisi Pak Hadiwilaga makin memburuk. Meskipun kemarin Pak Hadiwilaga terlihat lebih baik dari pada biasanya, tapi sebentar-sebentar terbangun dan merasakan dadanya yang begitu sesak."Dek Zahra, aku mau minta satu permohonan padamu," ujar Reyhan saat berjaga dalam ruang perawatan ayahnya di rumah sakit yang baru."Katakan, Mas.""Tolong

  • Ternyata Suami Mendua Ketika Kami Tak Bersama   Part 80A

    Part 80Beberapa waktu sebelumnya ... Setelah Ramdan pergi dan tak kembali lagi. Dia menghubungi lelaki itu berkali-kali tapi tak kunjung direspon. Ia juga tetap menunggunya pulang, tapi sampai sekarang, Ramdan tak pernah kembali. Alya bingung dan frustasi. Apa yang harus ia lakukan sekarang, tak ada lagi yang menanggung biaya hidupnya.Hingga akhirnya tiba waktunya bayar kontrakan, tapi Alya tak sanggup membayarnya karena uangnya sudah habis, habis untuk makan, dia dan anak-anak."Maaf ya, Mbak. Tidak ada toleransi. Bukan karena saya manusia yang tidak punya hati, bisnis tetaplah bisnis. Jadi lebih baik sekarang mbaknya dan anak-anak pergi dari kontrakan saya," tukas pemilik kontrakan yang sudah memberi waktu lewat dua hari dari jatuh tempo."Pak, saya mohon, tunggu sampai suami saya pulang!" Alya memohon dengan mata berkaca-kaca. Tapi pemilik kontrakan itu tak menggubrisnya. Hidup Alya makin kacau."Maaf ya, Mbak, penghuni baru akan segera datang, jadi tolong kosongkan kontrakan

  • Ternyata Suami Mendua Ketika Kami Tak Bersama   Part 79

    Part 79Saat wanita itu mendongak, baik Dewangga dan Risna sangat terkejut saat melihatnya dengan penampilan yang awut-awutan tak karuan."Ka-kamu?"Alya terperanjat kaget melihat mereka kini ada di dekatnya. "Alya, apa yang sedang kau lakukan?" tanya Dewangga tak habis pikir, pada wanita yang suka sekali bersandiwara."Kamu sengaja ya melakukan ini? Kamu ingin mencelakakan dirimu sendiri dan bayimu itu?"Alya bangkit seraya mendekap bayinya yang masih terus menangis. Dia menggeleng pelan lalu beringsut mundur ke pinggir jalan. Badannya sudah tak terurus, wajah kusut dan kumal, begitu pula dengan bajunya yang tampak kotor dan dekil. Dia tak menanggapi ucapan dari Dewangga maupun pandangan menuntut dari Risna yang seolah ingin tahu apa yang terjadi pada dirinya. Dia berlari-lari kecil sambil terus menggendong bayinya yang kelaparan."Mas, apa yang sebenarnya terjadi padanya?" tanya Risna sambil terus memandang wanita itu yang berjalan terus tanpa menoleh lagi. Ia berjalan tanpa alas

  • Ternyata Suami Mendua Ketika Kami Tak Bersama   Part 78

    Part 78"Kau sudah pulang rupanya, lalu siapa wanita di sampingmu?" Bu Martha berjalan menghampirinya begitu pula dengan Karina. Ia tersenyum penuh kepalsuan."Mas, aku senang sekali kamu akhirnya pulang juga. Aku kangen sekali sama kamu. Aku ikut khawatir saat tante bilang kalau kamu hilang kontak dan gak ada kabar berhari-hari. Aku cemas sekali, Mas," ucap Karina. Ia hendak memeluk Reyhan tapi langsung ditepis lelaki itu.Karina tersenyum dan melirik ke arah wanita di samping Reyhan dengan tatapan sinis. Dadanya sudah berdesir rasa cemburu ketika melihat tangan Reyhan menggenggam erat wanita di sampingnya."Dia istriku," sahut Reyhan kemudian. Tampak keterkejutan yang begitu kentara di wajah keduanya."Istri? Sejak kapan kamu menikah? Memangnya kamu kenal dengan dia?" tanya Bu Martha penasaran. "Makanya kedatanganku kesini karena ingin mengenalkan istriku pada kalian. Namanya Zahra, aku menikah dengannya dua hari yang lalu.""Mas Reyhan, kamu serius menikah dengannya?" Karina tamp

  • Ternyata Suami Mendua Ketika Kami Tak Bersama   Part 77B

    Ia menoleh ke arah sang suami, Reyhan sudah memejamkan matanya, sepertinya ia sudah sangat kelelahan, hingga tertidur tanpa sadar. Zahra tersenyum memandang wajah tampan di hadapannya. Reyhan benar-benar pria yang baik. Sikapnya sangat dewasa kala menghadapi masalah, meski terkesan cuek dan dingin tapi nyatanya dia sangat peduli.*** Pagi harinya, 5 orang pekerja di rumah Reyhan dikumpulkan jadi satu di halaman belakang. Mereka saling pandang karena tak tahu menahu apa yang akan dilakukan sang majikan pada mereka. Bik Sawi, Bik Marni, Pak Herman, Pak Doni dan Pak Agus berdiri dengan raut wajah bingung.Reyhan dan Pak Kamal menghampiri mereka. "Bapak dan bibi sekalian, apa kalian tahu kenapa kalian dikumpulkan di sini?" tanya Reyhan dengan tatapan tajam. Ia memabdang para pekerja di rumahnya satu per satu."Tidak, Pak," sahut mereka serempak. Kali ini mereka saling tertunduk."Saya ingin bertanya pada kalian, apa gaji yang selama ini saya berikan itu kurang?""Ti-tidak, Pak.""Apa b

  • Ternyata Suami Mendua Ketika Kami Tak Bersama   Part 77A

    Part 77Semua sudah berkumpul di meja makan. Zahra tampak kikuk dan hanya diam melihat aneka makanan yang terhidang di meja. Baginya ini begitu mewah."Kenapa diam saja kakak ipar? Apa kakak tidak suka dengan menu ini?" tanya Risna heran. Yang ditanya justru terisak. Ia sangat terharu. "Bukan, bukan itu. Tapi ... terima kasih banyak, terima kasih kalian sudah menerimaku," ujar Zahra lagi.Reyhan hanya tersenyum. Begitu pula dengan Bu Salamah serta anggota keluarga yang lain."Kamu adalah menantuku, Nak. Itu artinya kamu adalah bagian keluarga kami, jangan merasa sungkan begitu."Zahra mengangguk pelan meski ragu."Iya kakak ipar, kamu adalah istri kakakku berarti kakakku juga.""Ehemmm ...! Kalau begitu Risna, panggil dia dengan panggilan yang lebih akrab lagi, biar dia terbiasa dan terkesan dengan kita semua," pungkas Reyhan."Baiklah, aku akan memanggilmu, Mbak Zahra. Ayo mbak, dimakan. Ini semua masakan Bik Marni dan juga aku," jawab Risna.Zahra tersenyum. "Terima kasih, Dek. Ter

DMCA.com Protection Status