Share

Bab 4

Penulis: Daniel Liman
"Pak Arvin, pesanan sebesar ini. Anda yakin ... mau kerja sama dengan kami?"

Roni dan Sindy tidak berani memercayai hal ini.

Perusahaan Keluarga Tandio berada di ambang kebangkrutan.

Mereka tidak pernah membayangkan untuk bekerja sama dengan Grup Sentosa.

"Pak Roni, aku sudah berkunjung secara pribadi, apa masih kurang tulus?" kata Arvin sambil tersenyum.

"Mana mungkin." Roni melambaikan tangannya. "Kami cuma nggak percaya, tokoh penting seperti Anda akan datang ke sini ...."

Arvin melirik Levin dengan tenang.

"Aku sudah mendengar soal Keluarga Tandio."

"Kalau ada produk yang nggak memenuhi standar, kalian memilih untuk merugi dan hancurkan semua produk. Prinsip kalian patut dikagumi. Grup Sentosa membutuhkan rekan bisnis seperti ini."

Perkataan Arvin membuat Roni meneteskan air mata.

"Terima kasih ... terima kasih ..." ujar Roni.

Pesanan ini dapat menyelamatkan perusahaan Keluarga Tandio.

"Ayah, pesanan ini ...." Sindy tampak agak tertekan, dia memperingatkan ayahnya.

Kini, Keluarga Tandio terlilit utang. Mereka tidak memiliki dana untuk melangsungkan proses produksi.

"Jangan khawatir, Nona Sindy. Perusahaan kami akan membayar uang muka sebesar 50%. Setelah kalian memproduksi dua batch pertama, kami akan membayar sisanya," kata Arvin.

Sindy sontak membelalakkan matanya.

Anggota Keluarga Tandio kaget.

Tidak ada orang yang akan berbisnis seperti ini, tidak sesuai dengan aturan.

Terlihat jelas Arvin datang untuk membantu Keluarga Tandio.

Akan tetapi, kenapa dia berbuat seperti itu?

Anggota Keluarga Tandio tidak tahu alasannya.

"Paman, Bibi, Sindy, Pak Arvin sudah begitu tulus, apa yang perlu kalian khawatirkan?" kata Levin.

"Sobat, kamu benar. Nggak usah khawatir, aku cuma mau membina mitra bisnis yang dapat dipercaya," kata Arvin sambil tersenyum.

"Oke, kami terima pesanan ini!" Roni mengangguk setuju.

Arvin segera mengeluarkan dua set kontrak. Terlihat jelas, dia datang dengan persiapan.

Di luar rumah Keluarga Tandio, sebuah Maserati melaju dengan kecepatan tinggi.

Yuvi keluar dari mobil. Melihat mobil Maybach yang terparkir di samping, ekspresinya berubah muram.

Presdir Grup Sentosa benar-benar datang secara pribadi.

Dia bergegas mendekat.

Dia tidak mengerti apa yang terjadi.

"Buk buk buk ...."

Dia mengetuk pintu dengan kuat.

Tak lama kemudian, pintu terbuka.

Melihat orang yang membuka pintu, ekspresi Yuvi berubah dingin.

"Kak ... Yuvi, buat apa datang ke sini?" tanya Levin sambil mengerutkan kening.

"Kamu cuma orang luar, ke mana pun aku pergi, bukan urusanmu." Ekspresi Yuvi sangat muram.

"Minggir!" seru Yuvi dengan kesal.

Ekspresi Levin berubah muram, hatinya sangat perih.

Orang luar ... haha ....

Selama belasan tahun, dia berkorban untuk Keluarga Narta tanpa mengharapkan imbalan. Namun, dia hanya dianggap orang luar ....

Setelah beberapa saat, suatu ekspresi nakal muncul di wajah Levin. Dia berinisiatif mundur ke samping.

Yuvi melihat Arvin akan segera menandatangani kontrak dengan Roni.

"Pak Arvin, nggak boleh tanda tangan!"

Dia segera berteriak.

Teriakan ini menarik perhatian semua orang di rumah.

"Tuk tuk tuk ...."

Yuvi yang memakai sepatu hak tinggi bergegas mendekat.

"Pak Arvin, Grup Narta adalah mitra bisnis yang paling tepat untuk Grup Sentosa! Di Kota Narsana, cuma Grup Narta yang sanggup menerima pesananmu!" kata Yuvi.

"Keluarga Tandio nggak memenuhi standar!"

Arvin mengerutkan kening, dia menatap Yuvi dengan ekspresi dingin.

Meskipun Yuvi adalah seorang presdir wanita yang sangat berkarisma dan disegani oleh adik-adiknya, dia tidak dapat mengalahkan wibawa tokoh penting seperti Arvin.

"Kamu nggak berhak campuri urusan Grup Sentosa!" kata Arvin dengan suara berat.

Ekspresi Yuvi berubah muram.

"Kamu menerobos masuk ke rumah orang tanpa meminta izin, lalu mengatakan bahwa pemilik rumah nggak memenuhi standar. Ternyata inilah didikan nona besar Keluarga Narta," kata Levin dengan nada sinis.

Wajah Yuvi memucat, dia menatap Levin dengan dingin.

Dulu, Levin selalu tunduk padanya.

Namun, sekarang, Levin tidak menghargainya.

Amarah di mata Yuvi hampir meledak.

"Dia benar." Arvin berkata dengan tenang, "Bu Yuvi, bukankah tindakanmu ini terlalu nggak sopan?"

Yuvi menahan amarahnya dan berusaha untuk tersenyum.

"Pak Arvin benar, aku nggak seharusnya seperti ini." Dia menenangkan diri.

"Aku tulus ingin bekerja sama dengan Grup Sentosa, tetapi Grup Sentosa tiba-tiba membatalkan pesanan. Bolehkah Pak Arvin memberitahukan apa kesalahan kami? Kami akan memperbaikinya."

Arvin terkekeh.

"Grup Sentosa nggak akan bekerja sama dengan orang yang nggak manusiawi."

Setelah berkata demikian, dia bangkit untuk berpamitan dengan anggota Keluarga Tandio. Dia bahkan tidak melirik Yuvi dan langsung keluar.

Ekspresi Yuvi berubah drastis.

Tidak manusiawi?

Apa maksud Arvin?

Dia melirik Levin dengan tenang, lalu mengerutkan keningnya.

Jangan-jangan ... berhubungan dengan pecundang ini?

Tidak, tidak mungkin.

Levin hanyalah pecundang, bagaimana mungkin bisa mengacaukan kehidupannya?

"Bu Yuvi, silakan minum." Sindy membawakan segelas teh dan menyodorkannya pada Yuvi.

"Buk!"

Yuvi menghempaskan tangannya dengan kuat sehingga gelas itu jatuh ke lantai dan pecah.

"Ah!" seru Sindy. Dia hampir tersiram air panas.

"Yuvi!"

Levin tiba-tiba berdiri, ekspresinya sangat menakutkan.

"Ini bukan rumah Keluarga Narta, kamu nggak bisa semena-mena di sini!"

"Kalau mau lampiaskan amarah, pulang ke rumah Keluarga Narta sana!"

Setelah menegur Yuvi, dia menatap Sindy dan bertanya dengan perhatian, "Sindy, kamu baik-baik saja?" Suaranya sangat lembut.

"Aku baik-baik saja," jawab Sindy.

Sindy kaget. Dia tidak menyangka Levin akan memarahi Yuvi demi dia. Dia sangat terharu.

Yuvi menatap Levin dengan kaget.

Beraninya pecundang ini ... mengusirnya!

Bagaimana bisa seorang pecundang yang sabar dan selalu menuruti perintahnya menjadi begitu emosional?

Ekspresi Yuvi berubah muram.

Dia melirik semua orang di dalam rumah, nada bicaranya sangat dingin.

"Keluarga Tandio mau melawan Grup Narta? Bagus ...."

"Soal Grup Sentosa, belum berakhir. Aku bakal hancurkan perusahaan Keluarga Tandio!"

Setelah berkata demikian, dia berbalik pergi. Anggota Keluarga Tandio saling memandang dengan kebingungan.

Ketika melewati Levin, dia berkata dengan nada dingin, "Levin, hebat kamu."

"Masalah ini, berhubungan denganmu, 'kan? Ini pembalasan dendammu?"

"Mau hancurkan Keluarga Narta? Kamu nggak pantas!"

Levin mengerutkan kening.

Apa wanita ini gila?

"Yuvi," seru Levin sambil berjalan mendekat.

Yuvi menoleh ke belakang. Ekspresinya sangat dingin dan sombong, dia menatap Levin dengan tatapan meremehkan.

"Kamu kira kamulah yang mengembangkan Grup Narta? Semuanya harus bergantung padamu?" kata Levin sambil tersenyum.

"Kalau nggak?" kata Yuvi.

"Tanpa aku, siapa yang hidupi kamu selama belasan tahun di Keluarga Narta? Siapa yang kasih kamu hidup mewah?"

"Keluarga Narta nggak bisa hidup tanpaku!"

"Hmph ...." Levin tertawa sinis.

Kalau bukan karena dukungannya, Grup Narta sudah lama bangkrut.

Levin berulang kali membantu Grup Narta melalui masa krisis, tetapi Yuvi malah sombong dan mengira dirinya sangat hebat.

"Dengan kemampuanmu itu dan sikapmu yang angkuh, cepat atau lambat, Grup Narta bakal hancur di tanganmu!" kata Levin dengan santai.

"Sejak aku meninggalkan Keluarga Narta, Grup Narta sudah ditakdirkan bangkrut!"

Mendengar ucapan ini, Yuvi hendak mengumpat Levin.

"Bum!"

Pintu besi yang tertutup rapat menghentikannya untuk melampiaskan emosinya. Ekspresinya sangat mengerikan.

Sesampai di bawah, dia menendang Maserati hingga penyok ....

Bab terkait

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 5

    Yuvi memasuki rumah Keluarga Narta dengan ekspresi muram."Kak Yuvi, bagaimana?" tanya keempat adiknya."Presdir Grup Sentosa pergi ke rumah Keluarga Tandio untuk tanda tangani kontrak," kata Yuvi dengan nada dingin."Sedangkan Grup Narta, diabaikan."Nada bicara Yuvi sangat tenang.Namun, di balik ketenangan, tersembunyi amarah yang membara."Sebenarnya, apa yang disukai Grup Sentosa dari Keluarga Tandio?" Keempat adik Yuvi kebingungan."Nggak ada gunanya bahas hal ini," kata Yuvi dengan ekspresi dingin."Ingat, mulai hari ini, Keluarga Tandio adalah musuh Grup Narta. Selanjutnya, aku mau lakukan sesuatu buat hancurkan ... Keluarga Tandio!"Keempat adiknya terdiam.Kalau Yuvi sudah membulatkan tekad, tujuannya pasti akan tercapai.Inilah karismanya sebagai presdir Grup Narta."Si pecundang Levin itu beraninya usir aku!" kata Yuvi dengan nada dingin.Kejadian di rumah Keluarga Tandio masih membekas di benak Yuvi.Selama belasan tahun, Levin selalu bersikap seperti seekor anjing yang pa

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 6

    "Levin, kamu mencuri cek Keluarga Narta senilai 2 miliar. Kalau kamu nggak kembalikan, kupotong tangan dan kakimu!"Ekspresi Lio sangat ganas dan dibaluti dengan senyuman sinis."Cek?" Levin mengerutkan kening.Dia tidak mengambil apa pun dari Keluarga Narta ...."Aku yang ambil cek itu." Lio mengakui perbuatannya dengan ekspresi nakal. "Hanya saja, para wanita bodoh dari Keluarga Narta itu percaya kamulah yang mencurinya.""Aku akan melumpuhkanmu, lalu mengembalikan cek itu untuk membuktikan kemampuanku dan mendapatkan kepercayaan mereka. Dengan begitu, ke depannya, Yuvi akan menyerahkan bisnis Keluarga Narta padaku. Saat itu tiba, aku bisa lakukan apa pun!""Sedangkan kamu ...." Dia menatap Levin dengan tatapan meremehkan. "Kamu hanya penggantiku, kamu harus bersyukur bisa dimanfaatkan."Ekspresi Levin berubah muram.Licik sekali!Kelima saudara perempuan Keluarga Narta tidak akan menyangka bahwa adik yang mereka cari dengan susah payah akan menjebak mereka."Kamu licik sekali!" seru

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 7

    Shilla mengeluarkan laptopnya untuk membuka sebuah situs."Situs web ini menyatukan para dokter top di dunia. Setiap dokter dikategorikan dengan jelas di dalamnya. Meski aku terkenal di Kota Narsana, aku hanyalah dokter tingkat dua di sini. Di atasku, terdapat dokter tingkat satu, tingkat master dan tingkat tertinggi adalah tingkat sakti!" Sembari berbicara, Shilla mengoperasikan laptop."Para dokter senior di Negara Saria baru mencapai tingkat satu. Hanya beberapa dokter legendaris di dunia yang mencapai tingkat master ....""Hanya ada satu dokter tingkat sakti di dunia ini! Dia adalah guruku, Dokter Sakti Sergio Levino!"Ketika membicarakan soal gurunya, wajah Shilla berseri-seri.Ini adalah kebanggaan terbesarnya!Mengingat masa-masa ketika dia baru berguru, dia merasa dirinya seperti sedang berhalusinasi.Saat itu, dia hanyalah seorang dokter yang baru selesai magang dan kurang berpengetahuan.Saat pertama kali mendaftar ke situs ini, dia dianggap sebagai dokter magang. Ketika dia

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 8

    Akhirnya, Lio tidak sanggup bertahan dan pingsan.Kelima saudara perempuan itu pun menenangkan diri."Jagalah dia. Besok, seharusnya situasinya sudah membaik." Yuvi memerintahkan para adiknya. "Aku pergi hubungi dokter-dokter terkenal."Mereka tidak dapat mengandalkan Shilla lagi.Lio yang tidak sadarkan diri cukup tenang.Para saudara perempuan Keluarga Narta menjaganya semalam. Awalnya, mereka mengira bahwa Lio sudah baikan dan berencana untuk beristirahat di pagi hari.Tak disangka, Lio tiba-tiba terbangun dan berteriak kesakitan.Baik dari segi fisik maupun mental, kelima saudara perempuan itu kelelahan."Ini semua karena Levin!" Lisa berkata dengan marah, "Dialah yang buat Lio menjadi seperti ini, nggak boleh diampuni!""Dialah yang menyakiti Lio, dia pasti tahu cara mengobati Lio!"Sembari berbicara, Lisa bangkit dan hendak keluar."Kak Yuvi, aku pergi ke rumah Keluarga Tandio," kata Lisa dengan tegas."Aku mau suruh si pecundang Levin itu datang meminta maaf pada Lio dan mengoba

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 9

    "Sindy, kamu baik-baik saja?"Levin menempelkan handuk hangat di wajah Sindy sambil menanyakan keadaannya dengan perhatian.Mata indah Sindy dipenuhi dengan kehangatan.Dia melirik Lisa sambil berkata dengan pelan, "Aku baik-baik saja. Sebaiknya kamu tanyakan keadaan Nona Lisa ...."Lisa ditampar dua kali dan kedua pipinya bengkak, keadaannya jauh lebih menyedihkan dari Sindy."Cuma orang asing, buat apa tanyakan keadaannya? Aku malah merasa tamparanku kurang kuat," kata Levin dengan nada dingin.Sindy hendak mengatakan sesuatu, tetapi dia mengurungkan niatnya.Anggota Keluarga Narta yang duluan mengusir Levin, mereka kejam. Dia mendukung tindakan Levin.Lisa berdiri di dekat jendela sambil memegang wajahnya, matanya tertuju ke bawah.Dia dapat mendengar pembicaraan mereka.Ketika mendengar Levin menyebutnya "orang asing", entah mengapa dia marah.Bisa-bisanya mantan budak Keluarga Narta menjadi begitu sombong?Bajingan! Berengsek!' umpat Lisa dalam hati.Dia harus membalas dua tampara

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 10

    Setelah mengantar ketua Asosiasi Nakara dan empat kepala preman pergi, seluruh anggota Keluarga Tandio masih belum tersadar dari keterkejutan."Anggota Asosiasi Nakara sungkan sekali, sikapnya berbeda jauh dari sebelumnya," kata Roni."Selain itu, seharusnya nggak ada kata sungkan di kamus Asosiasi Nakara."Asosiasi Nakara adalah pemimpin dunia gelap Kota Narsana dan terkenal akan kekejaman mereka.Selain kejadian yang menimpa Lisa beberapa tahun yang lalu ....Kejadian kali ini sama seperti kejadian itu, tak terduga dan sulit dipahami.Mereka mengasari Lisa dan memperlakukan anggota Keluarga Tandio dengan sopan."Sebenarnya apa yang terjadi?" kata Roni sambil mengerutkan kening.Meskipun ini adalah hal baik, kejadian ini terlalu mendadak dan sulit dipercaya."Paman Roni, jangan terlalu dipikirkan. Bukankah Keluarga Tandio kerja sama dengan Grup Sentosa? Dengan status Grup Sentosa, masuk akal kalau Asosiasi Nakara bersikap sopan pada kalian," ujar Levin sambil tersenyum."Lalu, kenapa

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 11

    Paviliun Muara, tepi Danau Narsana.Paviliun Muara adalah restoran kelas atas di Kota Narsana. Restoran ini dibangun dengan desain yang unik dan sangat populer di kalangan pejabat tinggi.Biaya konsumsi di Paviliun Muara sangat tinggi, bahkan para pengusaha kaya di Kota Narsana pun harus mempertimbangkan biaya konsumsi.Hari ini, Keluarga Narta memesan dua ruangan pribadi di lantai paling atas untuk menyambut para dokter ternama dari Negara Saria.Yuvi dan Shilla berdiri di pintu masuk lobi untuk menyambut para dokter.Yuvi sudah menyusun rencana.Dia ingin menggunakan nama Dokter Sakti untuk menarik perhatian para dokter top dan menjalin hubungan dengan mereka untuk memperluas koneksi Keluarga Narta.Dokter tingkat satu Negara Saria patut dihormati dan dikagumi.Melihat para dokter tingkat satu datang, Yuvi dan Shilla menyambut mereka dengan senyuman.Karena Shilla dikenal sebagai murid Dokter Sakti, para dokter itu sangat sopan kepada Shilla dan Yuvi.Shilla tersenyum lebar. Para dok

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 12

    Levin membawa Sindy naik ke lantai lima Paviliun Muara.Shilla menggunakan namanya untuk mendatangkan para dokter ternama di Negara Saria. Tentu saja, dia tidak akan tinggal diam.Sesampainya di lantai lima, terlihat dua ruangan pribadi dengan pintu terbuka. Ruangan itu dipenuhi dengan dokter-dokter tua.Mereka adalah dokter tingkat satu di Negara Saria yang dihormati oleh banyak orang.Levin membawa Sindy memasuki ruangan di seberang. Dia tidak menutup pintu agar dapat mendengar pembicaraan para dokter itu.Saat ini, para dokter tingkat satu itu mengobrol dengan penuh semangat, mereka ingin segera bertemu dengan Dokter Sakti.Dokter Sakti adalah keajaiban di bidang medis dan keberadaan yang dikagumi oleh banyak orang, termasuk dokter tingkat satu."Dokter Sakti mengangkat Nona Shilla sebagai murid, terbukti betapa berbakatnya dia. Aku sungguh iri. Keluarga Narta didukung oleh Dokter Sakti, selamanya nggak bakal runtuh," kata Sindy dengan emosional.Dia sengaja mengucapkan kata-kata se

Bab terbaru

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 50

    "Kak Yuvi, orang-orang heboh. Semuanya penasaran siapa yang membeli saham Grup Anggora ..." kata Shilla sambil tersenyum.Yuvi menatap Sanny sambil tersenyum."Sanny, bagaimana? Prediksiku benar, 'kan?"Ekspresi Sanny sangat rumit.Dia tidak menyangka bahwa saham Grup Anggora akan meningkat pesat."Mungkin aku yang salah," gumam Sanny."Kak Yuvi, cepat jual! Kalau terlambat, kita bakal menyesal," kata Sanny."Dijual?" Yuvi mengangkat alisnya."Sudah kuanalisis. Saham Grup Anggora akan naik sampai 14.000 atau bahkan lebih. Kalau dijual sekarang, bukankah kita akan kehilangan puluhan miliar?""Aku bukan cuma nggak mau jual, aku mau beli 40 miliar lagi!"Yuvi mengklik tombol beli dengan percaya diri, dia menginvestasikan 40 miliar lagi.Kemudian, dia melipat tangannya dan menunggu harga saham naik.Sanny pun tidak berani berkomentar.Keempat saudara perempuan Keluarga Narta menatap layar komputer dan berharap harga saham akan naik setiap mereka memuat ulang situs tersebut.Di rumah Keluar

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 49

    "Kak Yuvi, beberapa bulan lalu, Grup Anggora masuk berita. Reputasi mereka hancur karena memalsukan produk. Mereka bukan hanya dimasukkan ke daftar hitam bursa saham, tapi harga sahamnya juga terus anjlok dan merugi ...."Melihat Yuvi ingin menghabiskan 60 miliar untuk membeli saham Grup Anggora, Sanny pun panik."Berdasarkan prediksiku, Grup Anggora nggak akan bertahan lebih dari tiga bulan. Nggak boleh beli saham mereka. Kalau beli, kita pasti rugi!" bujuk Sanny dengan sungguh-sungguh.Namun, Yuvi sangat percaya diri dan gigih."Sanny, kamu memang cerdas. Tapi, pengetahuanmu di pasar saham terbatas, wajar kalau kamu berpikir seperti itu," kata Yuvi sambil tersenyum.Sanny masih ingin membujuknya.Yuvi mengerutkan kening, lalu berkata dengan tegas, "Aku dijuluki sebagai Dewi Saham Kota Narsana! Aku nggak pernah gagal sejak berkecimpung di pasar saham! Penilaianku nggak mungkin salah!""Sebelumnya, aku pernah membeli saham sebuah perusahaan yang hampir bangkrut. Semuanya mengira aku ak

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 48

    "Sekarang, siapa yang bisa menghubungi Levin?"Yuvi melipat tangannya, lalu bertanya pada para adik perempuannya dengan kesal.Dia sangat membenci Levin dan tidak ingin berinteraksi dengannya.Namun, sekarang dia memerlukan Levin.Dulu, setiap pagi dia akan membaca koran ekonomi yang disiapkan oleh Levin. Di koran itu, terdapat bagian khusus tentang pasar saham yang sering membahas soal saham dari perusahaan besar dengan ulasan yang berbeda-beda.Yuvi menganalisis sejenak, lalu membeli saham dari beberapa nama perusahaan yang tertera di koran. Sejauh ini, dia tidak pernah merugi.Hal ini membangkitkan kepercayaan dirinya.Oleh karena itu, ketika perusahaan mulai merugi, dia berencana untuk berinvestasi saham.Kali ini, dia berencana untuk membeli beberapa saham yang berpotensi, lalu menjualnya dengan harga tinggi.Langkah pertamanya adalah menemukan koran ekonomi itu.Sayangnya, setelah mencari sekian lama, mereka tidak menemukan koran ini."Kak Yuvi, Levin sangat membenci kita, bagaim

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 47

    "Hasil terburuk adalah Keluarga Narta kalah dalam pertarungan ini. Keluarga Kartono bekerja sama dengan pihak lain untuk memberi tekanan pada kita dan memusnahkan bisnis keluarga kita!"Perkataan Sanny mengejutkan semua orang."Nggak separah itu. Keluarga Narta lebih kuat dari Keluarga Kartono, loh," bantah Lisa."Jangan lupa. Sewaktu masih muda, Pak Gandi adalah tokoh terkemuka. Koneksinya sangat luas." Sanny mengerutkan kening. "Selain itu, kali ini Keluarga Narta menyinggung begitu banyak dokter ternama. Latar belakangan sebagian dokter itu sangat kuat dan mereka sedang mengincar kesempatan untuk membalas dendam."Mendengar ucapan ini, ekspresi mereka berubah muram.Sepertinya Keluarga Narta tidak akan selamat.Shilla tiba-tiba bertanya, "Kak, bagaimana kalau kita gunakan kekuatan rahasia Keluarga Narta?"Yuvi mengangkat alisnya dan langsung menggelengkan kepalanya."Belum sampai tahap itu dan belum waktunya." Yuvi menolak dengan tegas."Aku akan coba berbicara dengan Keluarga Karto

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 46

    "Levin, ada kabar baik!"Pagi-pagi, Sindy menemui Levin dengan gembira."Keluarga Kartono tiba-tiba berubah pikiran. Ayah Charles meneleponku untuk meminta maaf atas pembatalan kontrak dan mengatakan ingin melanjutkan kerja sama dengan kami, bahkan menawarkan harga yang jauh lebih rendah dari sebelumnya!" kata Sindy dengan penuh semangat.Beberapa hari ini, dia sangat khawatir.Levin melukai Charles, dia khawatir Keluarga Kartono akan membalas dendam dan terus memikirkan cara untuk melindungi Levin.Tak disangka pagi ini, anggota Keluarga Kartono terus meneleponnya. Semuanya meminta maaf padanya dan menyatakan ingin menyuplai material Keluarga Tandio dengan harga rendah.Sindy sangat kaget.Charles terluka parah, Keluarga Kartono bukan hanya tidak mempermasalahkan hal ini, tetapi juga ingin melanjutkan kerja sama dan menurunkan harga material.Sindy sangat berpengalaman dalam bidang ini. Dengan harga yang ditawarkan oleh Keluarga Kartono, mereka pasti akan rugi.Kenapa sikap mereka ber

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 45

    Yuvi datang ke rumah Keluarga Kartono dengan mengendarai Maserati.Akhirnya, dia memutuskan untuk datang ke rumah Keluarga Kartono.Keluarga Kartono adalah salah satu keluarga besar di Kota Narsana, mereka cukup berkuasa.Yuvi sangat takut pada tuan besar Keluarga Kartono yang dikenal oleh banyak orang ini. Beberapa tahun ini, dia tidak terlalu mencampuri urusan keluarga. Namun, begitu dia turun tangan, segala sesuatu akan beres.Mendengar pernyataan Gandi, Yuvi sangat khawatir.Suasana hatinya sangat buruk. Dia tidak mengerti mengapa situasi menjadi seperti ini.Jelas-jelas, dia menjebak Levin dan Keluarga Tandio. Alhasil, pelaku malah meninggalkan Keluarga Kartono dengan selamat dan tidak disalahkan ....Dia bukan hanya datang untuk memperbaiki hubungan, tetapi juga untuk mencari tahu kebenaran."Tolong sampaikan. Aku, Yuvi dari Keluarga Narta datang untuk menemui Pak Gandi dan menjenguk Pak Charles," kata Yuvi sambil tersenyum pada penjaga pintu.Berita itu segera disampaikan dan Yu

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 44

    "Setinggi apa statusnya sampai seorang pendekar tingkat raja pun tunduk padanya?"Ekspresi Gandi berubah muram."Di dunia ini, orang yang memiliki kekuasaan seperti ini pasti sangat mulia. Hanya dengan satu entakan kaki, dia dapat menggemparkan dunia!""Ucapan Kairi membuatku teringat akan sesuatu." Gandi merenung sejenak. "Kalau tebakanku benar, Levin adalah penguasa dunia gelap, Raja Demon!"Begitu kata-kata ini dilontarkan, wajah seluruh anggota Keluarga Kartono memucat dan disertai dengan keterkejutan.Raja Demon ... gelar yang menakutkan ....Dia dapat menaklukkan mantan penguasa dunia gelap sendirian, Imperium Bayangan. Kemudian, dia mendirikan Demon dan hanya menggunakan waktu beberapa tahun untuk mengembangkan Demon menjadi penguasa baru dunia gelap.Beberapa tahun ini, Demon sudah membantai banyak orang dan ditakuti oleh banyak orang.Nama Raja Demon sudah tersebar ke seluruh dunia.Sekarang, setelah mendengar bahwa Levin adalah Raja Demon, anggota Keluarga Kartono pun gempar.

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 43

    "Pak Gandi!""Ayah!"Tindakan Gandi mengejutkan seluruh anggota Keluarga Kartono.Gandi adalah seseorang yang mementingkan harga diri, dia tidak pernah menunduk kepada siapa pun.Mereka tidak mengerti mengapa Gandi begitu menghormati orang yang melukai Charles?Hanya karena dikejutkan oleh kekuatan Kairi? Tidak mungkin.Gandi adalah tipe orang yang tidak pernah menyerah.Gandi melambaikan tangannya untuk menegur anggota Keluarga Kartono.Anggota Keluarga Kartono tidak tahu bahwa punggungnya sudah dibasahi oleh keringat dingin.Kalau Kairi memajukan tangannya, Gandi akan meninggal.Dia menyimpulkan bahwa kekuatan Kairi sangat menakutkan.Tingkat raja!Dia tidak dapat membayangkan identitas seseorang yang dihormati oleh pendekar tingkat raja.Orang seperti ini dapat memusnahkan Keluarga Kartono dengan mudah.Di ruang tamu, Charles perlahan-lahan siuman.Begitu membuka mata dan melihat Levin duduk di dekatnya, dia pun membelalakkan matanya."Kamu ... kenapa kamu ada di sini?" tanya Charle

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 42

    Dia melambaikan tangannya dengan santai, lalu seorang ahli Keluarga Kartono beraksi dan hendak menyerang Levin.Levin berdiri dengan ekspresi datar.Kairi beraksi.Dalam satu serangan, ahli Keluarga Kartono itu langsung terhempas mundur dan memuntahkan darah."Apa?" Anggota Keluarga Kartono tercengang.Gandi mengerutkan keningnya sambil menatap Kairi.Tadi, dia tidak memperhatikan gerakan Kairi.Namun, orang ini memang kuat."Siapa kamu?" tanya Gandi dengan heran."Aku adalah anak buah Raja," jawab Kairi dengan tenang."Siapa rajamu?" Gandi kaget."Kairi, siapa izinkan kamu mengobrol dengannya?" kata Levin dengan kesal.Kairi berlutut di hadapan Levin, lalu berkata dengan sungguh-sungguh, "Maaf, Raja!"Adegan ini mengejutkan seluruh anggota Keluarga Kartono.Bisa-bisanya ahli sehebat itu tunduk pada pemuda seperti Levin!Siapakah orang yang dihormati oleh Kairi ini?Ekspresi Gandi berubah muram."Sebenarnya ... siapa kamu?" tanya Gandi sambil menatap Levin."Aku nggak ingin memberitahu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status