Share

Bab 3

Author: Daniel Liman
Lisa pulang ke rumah dengan marah.

"Kak Yuvi, si pecundang Levin itu nggak ambil apa-apa dari Keluarga Narta. Anggota Keluarga Tandio menampungnya," kata Lisa dengan kesal.

"Keluarga Tandio?" tanya Yuvi dengan mengerutkan kening.

"Gadis bernama Sindy itu. Sebelumnya, dia datang ke rumah buat antarkan hadiah. Tapi, kami nggak biarkan dia temui kamu."

Yuvi berpikir sejenak.

"Aku ingat. Akhir-akhir ini, ada perusahaan Keluarga Tandio yang ingin bekerja sama denganku, tapi kuabaikan. Kudengar perusahaan itu sudah mau bangkrut."

"Ya, Keluarga Tandio itu," kata Lisa sambil mengangguk.

"Perusahaan Keluarga Tandio sudah mau bangkrut, mereka pun sekarat, bisa-bisanya menampung pecundang itu. Sungguh nggak masuk akal!"

"Levin bahkan bilang Keluarga Narta berutang padanya. Bukankah dia sangat konyol?"

Reaksi mereka berbeda-beda.

Ada yang tersenyum sinis, ada yang mendengus dingin dan ada yang tidak peduli.

"Levin cuma pecundang yang diusir dari Keluarga Narta. Keluarga Tandio berani menampungnya, berarti mereka mencari masalah dengan Keluarga Narta. Sungguh nggak tahu diri!"

"Bisa-bisanya mau buat kita menyesal. Dia belum tentu bisa lihat matahari esok," kata Lisa dengan nada sinis.

"Para anggota Asosiasi Nakara masih di sana. Kalau dia mau bantu Keluarga Tandio, dia pasti bakal dikasih pelajaran!"

Kelima putri Keluarga Narta mengerutkan kening. Kemudian, mereka mendengus dingin.

Tidak tahu diri ....

"Dia bukan anggota Keluarga Narta lagi, abaikan dia," kata Yuvi dengan acuh tak acuh.

"Sedangkan Keluarga Tandio, Grup Narta bisa hancurkan mereka dengan mudah."

Setelah Yuvi berkata demikian, terdengar suara dering ponsel.

Telepon dari perusahaan.

"Ada apa?" tanya Yuvi dengan nada datar.

"Bu Yuvi, gawat! Pesanan yang sudah disepakati dengan Grup Sentosa, mereka tiba-tiba mau batalkan pesanan ini dan hentikan kerja sama dengan kita!" kata orang di ujung lain telepon dengan panik.

"Apa?" Ekspresi Yuvi berubah muram.

Grup Sentosa merupakan perusahaan kelas atas di Kota Sarga. Ada banyak perusahaan yang ingin bekerja sama dengan mereka dan mendapatkan proyek mereka.

Saat itu, Yuvi menangani proyek ini secara pribadi. Dia berulang kali pergi ke Kota Sarga, tetapi bahkan tidak dapat menemui pimpinan Grup Sentosa.

Ketika dia hendak menyerah, Grup Sentosa tiba-tiba memberinya harapan. Presdir Grup Sentosa datang menemuinya dengan sungkan, lalu mengatakan bahwa mereka diluluhkan oleh ketulusannya dan memutuskan untuk memberikan pesanan besar itu padanya.

Yuvi sangat bangga dengan kejadian itu. Selain itu, kejadian ini juga menjadi salah satu perbincangan viral di industri bisnis Kota Narsana.

Kemarin, mereka baru mengirimkan sampel pertama dan Grup Sentosa sangat puas, bahkan sepakat akan menandatangani kontrak yang lebih besar.

Mengapa mereka tiba-tiba berubah pikiran dan ingin membatalkan kerja sama?

Yuvi tidak mengerti.

"Ada apa dengan kalian?" seru Yuvi dengan marah.

Pesanan ini sangat penting bagi Grup Narta, bagaimana bisa ada kesalahan?

"Bu Yuvi, kami pun nggak tahu apa yang terjadi ..." jawab orang di ujung telepon dengan terbata-bata.

Yuvi mengakhiri panggilan dan membantingkan ponselnya ke meja kopi. Dia menyilangkan lengannya di dada dengan ekspresi muram.

Keempat adiknya kaget dan bertanya dengan hati-hati, "Kak Yuvi ... ada apa?"

"Ada apa dengan Grup Sentosa? Kenapa tiba-tiba batalkan pesanan?" kata Yuvi dengan heran.

Jelas-jelas kemarin, mereka berinteraksi dengan lancar dan Grup Sentosa pun terus memuji Grup Narta.

"Kak Yuvi, bagaimana kalau kita selidiki? Mana tahu bisa perbaiki keadaan ..." kata Winny dengan ragu-ragu.

Setelah berpikir sejenak, Yuvi mengambil ponselnya untuk menghubungi orang.

Dia menelepon presdir Grup Sentosa, tetapi tidak dapat dihubungi.

"Aku diblokir?" kata Yuvi dengan kaget.

Sejak kecil, dia selalu dimanjakan dan tidak pernah diperlakukan seperti ini.

Dia membuka WhatsApp dengan tidak percaya, ekspresinya langsung berubah muram.

Tertera bahwa dia sudah diblokir dan tidak dapat berkomunikasi dengan lawan bicara.

Ekspresi Yuvi menjadi sangat menakutkan, dadanya berfluktuasi hebat.

Dia menelepon seseorang, lalu berkata, "Periksa aktivitas Grup Sentosa."

Tak lama kemudian, dia menerima balasan.

"Bu Yuvi, presdir Grup Sentosa ... pergi ke rumah Keluarga Tandio ...."

"Apa?"

Seketika, kelima saudara perempuan itu tercengang.

Keluarga Tandio ....

Keluarga Tandio yang menampung Levin itu?

Bagaimana mungkin?

"Perusahaan Keluarga Tandio sudah mau bangkrut dan memiliki banyak utang. Mana mungkin Grup Sentosa mau bekerja sama dengan mereka? Apalagi, presdir Grup Sentosa langsung menemui mereka!" kata Winny dengan tidak percaya.

"Apa yang dipikirkan Grup Sentosa? Di Kota Narsana, cuma Keluarga Narta yang sanggup terima pesanan mereka. Keluarga Tandio mana bisa saingi kita?" kata Sanny dengan kesal.

Shilla mengerutkan kening tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia tampak sangat kebingungan.

Apalagi Lisa.

Dia baru kembali dari rumah Keluarga Tandio, dia yang paling tahu jelas situasi Keluarga Tandio.

Apa presdir Grup Sentosa idiot?

"Shiu!"

Yuvi tiba-tiba berdiri dan berjalan ke luar.

"Kak Yuvi, kamu mau pergi ke mana?"

"Rumah Keluarga Tandio!"

...

Sebuah Maybach berhenti di depan rumah Keluarga Tandio.

Presdir Grup Sentosa keluar dari mobil dan berlari dengan tergesa-gesa.

Di dalam rumah Keluarga Tandio.

Ketika Levin keluar bersama anggota Asosiasi Nakara, anggota Keluarga Tandio sangat mengkhawatirkannya dan hendak memanggil polisi.

Namun tak lama kemudian, Levin kembali dengan selamat.

"Levin, kamu baik-baik saja? Di mana anggota Asosiasi Nakara?" Semuanya bergegas menghampirinya dengan khawatir.

"Jangan khawatir, mereka sudah pergi. Soal utang, kita bicarakan di lain hari," kata Levin sambil tersenyum.

Keluarga Tandio memperlakukannya dengan tulus, dia akan membantu mereka.

"Bagaimana bisa?" Roni dan Mia kaget.

Levin ingin mencari alasan. Sindy menyadari hal ini, dia langsung mengalihkan topik pembicaraan.

Levin menatapnya dengan tatapan terima kasih.

Mereka tidak terlalu akrab, tetapi Sindy dapat memahami maksudnya. Di antara mereka, terdapat suatu ikatan batin yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata.

Ketika anggota Keluarga Tandio sedang membereskan kekacauan di rumah, terdengar suara bel. Seluruh anggota keluarga panik.

"Bibi, bukalah pintu. Nggak apa-apa, mungkin kabar baik," kata Levin sambil tersenyum.

"Syukur kalau bukan penagih utang," kata Mia sambil tersenyum masam. Dia pergi membuka pintu.

Melihat pria asing di depan pintu, Mia bertanya dengan ragu-ragu, "Siapa kamu?"

"Halo, Nyonya. Aku presdir Grup Sentosa, Arvin Pelita. Ini kartu namaku." Pria itu tersenyum sopan sambil menyerahkan kartu nama.

"Grup Sentosa?" Mia adalah seorang ibu rumah tangga, dia tidak pernah mendengar nama perusahaan ini.

Namun, Roni yang berada di dalam rumah kaget.

"Bukankah itu perusahaan kelas atas di Kota Sarga?" Sindy pun kaget.

Sepasang ayah dan anak itu berlari ke arah pintu.

"Pak Arvin, silakan masuk! Silakan masuk!"

Sindy dan Roni kalang kabut.

Grup Sentosa adalah salah satu dari ketiga perusahaan terbesar di Kota Sarga!

Presdir Grup Sentosa, Arvin adalah tokoh penting di Kota Sarga. Para pejabat Kota Narsana pun sangat menghormatinya.

Bagaimana bisa mereka dikunjungi oleh tokoh penting seperti ini?

Mereka panik dan bingung.

Setelah mengetahui identitas Arvin, Mia termenung di depan pintu. Mendengar Levin memanggilnya, dia baru pergi menyeduh teh.

"Pak Arvin, kalau boleh tahu, ada urusan apa datang ke rumahku?" tanya Roni dengan hati-hati. Dia berusaha untuk bersikap seramah mungkin.

"Sebenarnya, aku datang untuk membicarakan kerja sama dengan Keluarga Tandio." Arvin mengeluarkan selembar kertas.

Sindy dan Roni mengambil kertas itu dan membaca sekilas. Seketika, mereka langsung membelalakkan mata ....

Related chapters

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 4

    "Pak Arvin, pesanan sebesar ini. Anda yakin ... mau kerja sama dengan kami?"Roni dan Sindy tidak berani memercayai hal ini.Perusahaan Keluarga Tandio berada di ambang kebangkrutan.Mereka tidak pernah membayangkan untuk bekerja sama dengan Grup Sentosa."Pak Roni, aku sudah berkunjung secara pribadi, apa masih kurang tulus?" kata Arvin sambil tersenyum."Mana mungkin." Roni melambaikan tangannya. "Kami cuma nggak percaya, tokoh penting seperti Anda akan datang ke sini ...."Arvin melirik Levin dengan tenang."Aku sudah mendengar soal Keluarga Tandio.""Kalau ada produk yang nggak memenuhi standar, kalian memilih untuk merugi dan hancurkan semua produk. Prinsip kalian patut dikagumi. Grup Sentosa membutuhkan rekan bisnis seperti ini."Perkataan Arvin membuat Roni meneteskan air mata."Terima kasih ... terima kasih ..." ujar Roni.Pesanan ini dapat menyelamatkan perusahaan Keluarga Tandio."Ayah, pesanan ini ...." Sindy tampak agak tertekan, dia memperingatkan ayahnya.Kini, Keluarga T

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 5

    Yuvi memasuki rumah Keluarga Narta dengan ekspresi muram."Kak Yuvi, bagaimana?" tanya keempat adiknya."Presdir Grup Sentosa pergi ke rumah Keluarga Tandio untuk tanda tangani kontrak," kata Yuvi dengan nada dingin."Sedangkan Grup Narta, diabaikan."Nada bicara Yuvi sangat tenang.Namun, di balik ketenangan, tersembunyi amarah yang membara."Sebenarnya, apa yang disukai Grup Sentosa dari Keluarga Tandio?" Keempat adik Yuvi kebingungan."Nggak ada gunanya bahas hal ini," kata Yuvi dengan ekspresi dingin."Ingat, mulai hari ini, Keluarga Tandio adalah musuh Grup Narta. Selanjutnya, aku mau lakukan sesuatu buat hancurkan ... Keluarga Tandio!"Keempat adiknya terdiam.Kalau Yuvi sudah membulatkan tekad, tujuannya pasti akan tercapai.Inilah karismanya sebagai presdir Grup Narta."Si pecundang Levin itu beraninya usir aku!" kata Yuvi dengan nada dingin.Kejadian di rumah Keluarga Tandio masih membekas di benak Yuvi.Selama belasan tahun, Levin selalu bersikap seperti seekor anjing yang pa

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 6

    "Levin, kamu mencuri cek Keluarga Narta senilai 2 miliar. Kalau kamu nggak kembalikan, kupotong tangan dan kakimu!"Ekspresi Lio sangat ganas dan dibaluti dengan senyuman sinis."Cek?" Levin mengerutkan kening.Dia tidak mengambil apa pun dari Keluarga Narta ...."Aku yang ambil cek itu." Lio mengakui perbuatannya dengan ekspresi nakal. "Hanya saja, para wanita bodoh dari Keluarga Narta itu percaya kamulah yang mencurinya.""Aku akan melumpuhkanmu, lalu mengembalikan cek itu untuk membuktikan kemampuanku dan mendapatkan kepercayaan mereka. Dengan begitu, ke depannya, Yuvi akan menyerahkan bisnis Keluarga Narta padaku. Saat itu tiba, aku bisa lakukan apa pun!""Sedangkan kamu ...." Dia menatap Levin dengan tatapan meremehkan. "Kamu hanya penggantiku, kamu harus bersyukur bisa dimanfaatkan."Ekspresi Levin berubah muram.Licik sekali!Kelima saudara perempuan Keluarga Narta tidak akan menyangka bahwa adik yang mereka cari dengan susah payah akan menjebak mereka."Kamu licik sekali!" seru

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 7

    Shilla mengeluarkan laptopnya untuk membuka sebuah situs."Situs web ini menyatukan para dokter top di dunia. Setiap dokter dikategorikan dengan jelas di dalamnya. Meski aku terkenal di Kota Narsana, aku hanyalah dokter tingkat dua di sini. Di atasku, terdapat dokter tingkat satu, tingkat master dan tingkat tertinggi adalah tingkat sakti!" Sembari berbicara, Shilla mengoperasikan laptop."Para dokter senior di Negara Saria baru mencapai tingkat satu. Hanya beberapa dokter legendaris di dunia yang mencapai tingkat master ....""Hanya ada satu dokter tingkat sakti di dunia ini! Dia adalah guruku, Dokter Sakti Sergio Levino!"Ketika membicarakan soal gurunya, wajah Shilla berseri-seri.Ini adalah kebanggaan terbesarnya!Mengingat masa-masa ketika dia baru berguru, dia merasa dirinya seperti sedang berhalusinasi.Saat itu, dia hanyalah seorang dokter yang baru selesai magang dan kurang berpengetahuan.Saat pertama kali mendaftar ke situs ini, dia dianggap sebagai dokter magang. Ketika dia

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 8

    Akhirnya, Lio tidak sanggup bertahan dan pingsan.Kelima saudara perempuan itu pun menenangkan diri."Jagalah dia. Besok, seharusnya situasinya sudah membaik." Yuvi memerintahkan para adiknya. "Aku pergi hubungi dokter-dokter terkenal."Mereka tidak dapat mengandalkan Shilla lagi.Lio yang tidak sadarkan diri cukup tenang.Para saudara perempuan Keluarga Narta menjaganya semalam. Awalnya, mereka mengira bahwa Lio sudah baikan dan berencana untuk beristirahat di pagi hari.Tak disangka, Lio tiba-tiba terbangun dan berteriak kesakitan.Baik dari segi fisik maupun mental, kelima saudara perempuan itu kelelahan."Ini semua karena Levin!" Lisa berkata dengan marah, "Dialah yang buat Lio menjadi seperti ini, nggak boleh diampuni!""Dialah yang menyakiti Lio, dia pasti tahu cara mengobati Lio!"Sembari berbicara, Lisa bangkit dan hendak keluar."Kak Yuvi, aku pergi ke rumah Keluarga Tandio," kata Lisa dengan tegas."Aku mau suruh si pecundang Levin itu datang meminta maaf pada Lio dan mengoba

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 9

    "Sindy, kamu baik-baik saja?"Levin menempelkan handuk hangat di wajah Sindy sambil menanyakan keadaannya dengan perhatian.Mata indah Sindy dipenuhi dengan kehangatan.Dia melirik Lisa sambil berkata dengan pelan, "Aku baik-baik saja. Sebaiknya kamu tanyakan keadaan Nona Lisa ...."Lisa ditampar dua kali dan kedua pipinya bengkak, keadaannya jauh lebih menyedihkan dari Sindy."Cuma orang asing, buat apa tanyakan keadaannya? Aku malah merasa tamparanku kurang kuat," kata Levin dengan nada dingin.Sindy hendak mengatakan sesuatu, tetapi dia mengurungkan niatnya.Anggota Keluarga Narta yang duluan mengusir Levin, mereka kejam. Dia mendukung tindakan Levin.Lisa berdiri di dekat jendela sambil memegang wajahnya, matanya tertuju ke bawah.Dia dapat mendengar pembicaraan mereka.Ketika mendengar Levin menyebutnya "orang asing", entah mengapa dia marah.Bisa-bisanya mantan budak Keluarga Narta menjadi begitu sombong?Bajingan! Berengsek!' umpat Lisa dalam hati.Dia harus membalas dua tampara

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 10

    Setelah mengantar ketua Asosiasi Nakara dan empat kepala preman pergi, seluruh anggota Keluarga Tandio masih belum tersadar dari keterkejutan."Anggota Asosiasi Nakara sungkan sekali, sikapnya berbeda jauh dari sebelumnya," kata Roni."Selain itu, seharusnya nggak ada kata sungkan di kamus Asosiasi Nakara."Asosiasi Nakara adalah pemimpin dunia gelap Kota Narsana dan terkenal akan kekejaman mereka.Selain kejadian yang menimpa Lisa beberapa tahun yang lalu ....Kejadian kali ini sama seperti kejadian itu, tak terduga dan sulit dipahami.Mereka mengasari Lisa dan memperlakukan anggota Keluarga Tandio dengan sopan."Sebenarnya apa yang terjadi?" kata Roni sambil mengerutkan kening.Meskipun ini adalah hal baik, kejadian ini terlalu mendadak dan sulit dipercaya."Paman Roni, jangan terlalu dipikirkan. Bukankah Keluarga Tandio kerja sama dengan Grup Sentosa? Dengan status Grup Sentosa, masuk akal kalau Asosiasi Nakara bersikap sopan pada kalian," ujar Levin sambil tersenyum."Lalu, kenapa

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 11

    Paviliun Muara, tepi Danau Narsana.Paviliun Muara adalah restoran kelas atas di Kota Narsana. Restoran ini dibangun dengan desain yang unik dan sangat populer di kalangan pejabat tinggi.Biaya konsumsi di Paviliun Muara sangat tinggi, bahkan para pengusaha kaya di Kota Narsana pun harus mempertimbangkan biaya konsumsi.Hari ini, Keluarga Narta memesan dua ruangan pribadi di lantai paling atas untuk menyambut para dokter ternama dari Negara Saria.Yuvi dan Shilla berdiri di pintu masuk lobi untuk menyambut para dokter.Yuvi sudah menyusun rencana.Dia ingin menggunakan nama Dokter Sakti untuk menarik perhatian para dokter top dan menjalin hubungan dengan mereka untuk memperluas koneksi Keluarga Narta.Dokter tingkat satu Negara Saria patut dihormati dan dikagumi.Melihat para dokter tingkat satu datang, Yuvi dan Shilla menyambut mereka dengan senyuman.Karena Shilla dikenal sebagai murid Dokter Sakti, para dokter itu sangat sopan kepada Shilla dan Yuvi.Shilla tersenyum lebar. Para dok

Latest chapter

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 50

    "Kak Yuvi, orang-orang heboh. Semuanya penasaran siapa yang membeli saham Grup Anggora ..." kata Shilla sambil tersenyum.Yuvi menatap Sanny sambil tersenyum."Sanny, bagaimana? Prediksiku benar, 'kan?"Ekspresi Sanny sangat rumit.Dia tidak menyangka bahwa saham Grup Anggora akan meningkat pesat."Mungkin aku yang salah," gumam Sanny."Kak Yuvi, cepat jual! Kalau terlambat, kita bakal menyesal," kata Sanny."Dijual?" Yuvi mengangkat alisnya."Sudah kuanalisis. Saham Grup Anggora akan naik sampai 14.000 atau bahkan lebih. Kalau dijual sekarang, bukankah kita akan kehilangan puluhan miliar?""Aku bukan cuma nggak mau jual, aku mau beli 40 miliar lagi!"Yuvi mengklik tombol beli dengan percaya diri, dia menginvestasikan 40 miliar lagi.Kemudian, dia melipat tangannya dan menunggu harga saham naik.Sanny pun tidak berani berkomentar.Keempat saudara perempuan Keluarga Narta menatap layar komputer dan berharap harga saham akan naik setiap mereka memuat ulang situs tersebut.Di rumah Keluar

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 49

    "Kak Yuvi, beberapa bulan lalu, Grup Anggora masuk berita. Reputasi mereka hancur karena memalsukan produk. Mereka bukan hanya dimasukkan ke daftar hitam bursa saham, tapi harga sahamnya juga terus anjlok dan merugi ...."Melihat Yuvi ingin menghabiskan 60 miliar untuk membeli saham Grup Anggora, Sanny pun panik."Berdasarkan prediksiku, Grup Anggora nggak akan bertahan lebih dari tiga bulan. Nggak boleh beli saham mereka. Kalau beli, kita pasti rugi!" bujuk Sanny dengan sungguh-sungguh.Namun, Yuvi sangat percaya diri dan gigih."Sanny, kamu memang cerdas. Tapi, pengetahuanmu di pasar saham terbatas, wajar kalau kamu berpikir seperti itu," kata Yuvi sambil tersenyum.Sanny masih ingin membujuknya.Yuvi mengerutkan kening, lalu berkata dengan tegas, "Aku dijuluki sebagai Dewi Saham Kota Narsana! Aku nggak pernah gagal sejak berkecimpung di pasar saham! Penilaianku nggak mungkin salah!""Sebelumnya, aku pernah membeli saham sebuah perusahaan yang hampir bangkrut. Semuanya mengira aku ak

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 48

    "Sekarang, siapa yang bisa menghubungi Levin?"Yuvi melipat tangannya, lalu bertanya pada para adik perempuannya dengan kesal.Dia sangat membenci Levin dan tidak ingin berinteraksi dengannya.Namun, sekarang dia memerlukan Levin.Dulu, setiap pagi dia akan membaca koran ekonomi yang disiapkan oleh Levin. Di koran itu, terdapat bagian khusus tentang pasar saham yang sering membahas soal saham dari perusahaan besar dengan ulasan yang berbeda-beda.Yuvi menganalisis sejenak, lalu membeli saham dari beberapa nama perusahaan yang tertera di koran. Sejauh ini, dia tidak pernah merugi.Hal ini membangkitkan kepercayaan dirinya.Oleh karena itu, ketika perusahaan mulai merugi, dia berencana untuk berinvestasi saham.Kali ini, dia berencana untuk membeli beberapa saham yang berpotensi, lalu menjualnya dengan harga tinggi.Langkah pertamanya adalah menemukan koran ekonomi itu.Sayangnya, setelah mencari sekian lama, mereka tidak menemukan koran ini."Kak Yuvi, Levin sangat membenci kita, bagaim

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 47

    "Hasil terburuk adalah Keluarga Narta kalah dalam pertarungan ini. Keluarga Kartono bekerja sama dengan pihak lain untuk memberi tekanan pada kita dan memusnahkan bisnis keluarga kita!"Perkataan Sanny mengejutkan semua orang."Nggak separah itu. Keluarga Narta lebih kuat dari Keluarga Kartono, loh," bantah Lisa."Jangan lupa. Sewaktu masih muda, Pak Gandi adalah tokoh terkemuka. Koneksinya sangat luas." Sanny mengerutkan kening. "Selain itu, kali ini Keluarga Narta menyinggung begitu banyak dokter ternama. Latar belakangan sebagian dokter itu sangat kuat dan mereka sedang mengincar kesempatan untuk membalas dendam."Mendengar ucapan ini, ekspresi mereka berubah muram.Sepertinya Keluarga Narta tidak akan selamat.Shilla tiba-tiba bertanya, "Kak, bagaimana kalau kita gunakan kekuatan rahasia Keluarga Narta?"Yuvi mengangkat alisnya dan langsung menggelengkan kepalanya."Belum sampai tahap itu dan belum waktunya." Yuvi menolak dengan tegas."Aku akan coba berbicara dengan Keluarga Karto

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 46

    "Levin, ada kabar baik!"Pagi-pagi, Sindy menemui Levin dengan gembira."Keluarga Kartono tiba-tiba berubah pikiran. Ayah Charles meneleponku untuk meminta maaf atas pembatalan kontrak dan mengatakan ingin melanjutkan kerja sama dengan kami, bahkan menawarkan harga yang jauh lebih rendah dari sebelumnya!" kata Sindy dengan penuh semangat.Beberapa hari ini, dia sangat khawatir.Levin melukai Charles, dia khawatir Keluarga Kartono akan membalas dendam dan terus memikirkan cara untuk melindungi Levin.Tak disangka pagi ini, anggota Keluarga Kartono terus meneleponnya. Semuanya meminta maaf padanya dan menyatakan ingin menyuplai material Keluarga Tandio dengan harga rendah.Sindy sangat kaget.Charles terluka parah, Keluarga Kartono bukan hanya tidak mempermasalahkan hal ini, tetapi juga ingin melanjutkan kerja sama dan menurunkan harga material.Sindy sangat berpengalaman dalam bidang ini. Dengan harga yang ditawarkan oleh Keluarga Kartono, mereka pasti akan rugi.Kenapa sikap mereka ber

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 45

    Yuvi datang ke rumah Keluarga Kartono dengan mengendarai Maserati.Akhirnya, dia memutuskan untuk datang ke rumah Keluarga Kartono.Keluarga Kartono adalah salah satu keluarga besar di Kota Narsana, mereka cukup berkuasa.Yuvi sangat takut pada tuan besar Keluarga Kartono yang dikenal oleh banyak orang ini. Beberapa tahun ini, dia tidak terlalu mencampuri urusan keluarga. Namun, begitu dia turun tangan, segala sesuatu akan beres.Mendengar pernyataan Gandi, Yuvi sangat khawatir.Suasana hatinya sangat buruk. Dia tidak mengerti mengapa situasi menjadi seperti ini.Jelas-jelas, dia menjebak Levin dan Keluarga Tandio. Alhasil, pelaku malah meninggalkan Keluarga Kartono dengan selamat dan tidak disalahkan ....Dia bukan hanya datang untuk memperbaiki hubungan, tetapi juga untuk mencari tahu kebenaran."Tolong sampaikan. Aku, Yuvi dari Keluarga Narta datang untuk menemui Pak Gandi dan menjenguk Pak Charles," kata Yuvi sambil tersenyum pada penjaga pintu.Berita itu segera disampaikan dan Yu

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 44

    "Setinggi apa statusnya sampai seorang pendekar tingkat raja pun tunduk padanya?"Ekspresi Gandi berubah muram."Di dunia ini, orang yang memiliki kekuasaan seperti ini pasti sangat mulia. Hanya dengan satu entakan kaki, dia dapat menggemparkan dunia!""Ucapan Kairi membuatku teringat akan sesuatu." Gandi merenung sejenak. "Kalau tebakanku benar, Levin adalah penguasa dunia gelap, Raja Demon!"Begitu kata-kata ini dilontarkan, wajah seluruh anggota Keluarga Kartono memucat dan disertai dengan keterkejutan.Raja Demon ... gelar yang menakutkan ....Dia dapat menaklukkan mantan penguasa dunia gelap sendirian, Imperium Bayangan. Kemudian, dia mendirikan Demon dan hanya menggunakan waktu beberapa tahun untuk mengembangkan Demon menjadi penguasa baru dunia gelap.Beberapa tahun ini, Demon sudah membantai banyak orang dan ditakuti oleh banyak orang.Nama Raja Demon sudah tersebar ke seluruh dunia.Sekarang, setelah mendengar bahwa Levin adalah Raja Demon, anggota Keluarga Kartono pun gempar.

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 43

    "Pak Gandi!""Ayah!"Tindakan Gandi mengejutkan seluruh anggota Keluarga Kartono.Gandi adalah seseorang yang mementingkan harga diri, dia tidak pernah menunduk kepada siapa pun.Mereka tidak mengerti mengapa Gandi begitu menghormati orang yang melukai Charles?Hanya karena dikejutkan oleh kekuatan Kairi? Tidak mungkin.Gandi adalah tipe orang yang tidak pernah menyerah.Gandi melambaikan tangannya untuk menegur anggota Keluarga Kartono.Anggota Keluarga Kartono tidak tahu bahwa punggungnya sudah dibasahi oleh keringat dingin.Kalau Kairi memajukan tangannya, Gandi akan meninggal.Dia menyimpulkan bahwa kekuatan Kairi sangat menakutkan.Tingkat raja!Dia tidak dapat membayangkan identitas seseorang yang dihormati oleh pendekar tingkat raja.Orang seperti ini dapat memusnahkan Keluarga Kartono dengan mudah.Di ruang tamu, Charles perlahan-lahan siuman.Begitu membuka mata dan melihat Levin duduk di dekatnya, dia pun membelalakkan matanya."Kamu ... kenapa kamu ada di sini?" tanya Charle

  • Ternyata Pecundang yang Diusir Adalah Raja Demon   Bab 42

    Dia melambaikan tangannya dengan santai, lalu seorang ahli Keluarga Kartono beraksi dan hendak menyerang Levin.Levin berdiri dengan ekspresi datar.Kairi beraksi.Dalam satu serangan, ahli Keluarga Kartono itu langsung terhempas mundur dan memuntahkan darah."Apa?" Anggota Keluarga Kartono tercengang.Gandi mengerutkan keningnya sambil menatap Kairi.Tadi, dia tidak memperhatikan gerakan Kairi.Namun, orang ini memang kuat."Siapa kamu?" tanya Gandi dengan heran."Aku adalah anak buah Raja," jawab Kairi dengan tenang."Siapa rajamu?" Gandi kaget."Kairi, siapa izinkan kamu mengobrol dengannya?" kata Levin dengan kesal.Kairi berlutut di hadapan Levin, lalu berkata dengan sungguh-sungguh, "Maaf, Raja!"Adegan ini mengejutkan seluruh anggota Keluarga Kartono.Bisa-bisanya ahli sehebat itu tunduk pada pemuda seperti Levin!Siapakah orang yang dihormati oleh Kairi ini?Ekspresi Gandi berubah muram."Sebenarnya ... siapa kamu?" tanya Gandi sambil menatap Levin."Aku nggak ingin memberitahu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status