Share

Membuang Bidak Menganggu

"Selamat sore Bapak Patra," Narendra membuka kancing jas kemudian menduduki salah satu kursi yang ada di meja itu.

Pria yang disapanya terlihat terkejut karena tidak menduga akan ada yang menyapanya. Terlebih lagi orang itu adalah Sabda Narendra Widjaja. Di tempat ini rasanya nyaris mustahil bertemu dengan rekan bisnis bahkan kenalannya. Restoran yang dikunjungi sangat menjunjung tinggi privasi. Tidak aneh karena restoran ini bukan restoran biasa. Ada menu spesial yang hanya ditawarkan kepada tamu terpilis. Wanita. Berbagai jenis dan tipe. 

"Eh," dia tergopoh berdiri, "Sore, Pak. Saya tidak tahu kalau Bapak juga member di sini."

Narendra terkekeh, "Menurut Anda saya salah seorang member di sini?"

Patra menelan ludah. Dia tahu kalau dia sudah salah mengambil langkah.

"Jadi menurut Anda saya tidak dapat menemukan wanita yang saya suka tanpa bantuan mereka?"

"Bu-bukan. Bukan begitu maksud saya," dia kembali menelan ludah sebelum memijat pe

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status