Beranda / Urban / Ternyata Kaya Tujuh Turunan / Dijenguk Pacar Sepulang Kerja

Share

Dijenguk Pacar Sepulang Kerja

Penulis: Serenity
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-26 20:22:47

"Hei..." Agnia meremas tangan Narendra ketika pria itu terlihat mengerjap beberapa kali, "Aku bangunin kamu, ya?"

"Nggak," pria itu menggelengkan kepala. Dia masih terlihat lemas dan suaranya juga terdengar parau, "Aku capek seharian hanya tidur."

"Bagus, dong?" Agnia menyugar rambut kekasihnya, "Kalau lagi sakit itu cuma boleh tidur sama makan."

"Hanya itu?" Walau kepalanya masih terasa berat, tetapi dia tidak ingin melewatkan kesempatan untuk menggoda gadis itu.

"Iya. Kamu mau cepat sembuh nggak?"

Narendra tertawa kecil, "Siapa yang suka sakit?"

"Makanya, jangan bandel. Kamu nggak boleh ngapa-ngapain selain tidur, makan dan minum obat."

"Tenang, Badi pengawas yang luar biasa."

Dia tidak berbohong. Sepanjang hari bodyguard itu melarang Narendra bangkit dari tempat tidur kecuali untuk ke kamar mandi. Badi juga selalu mengecek dan memastikan kalau dia tidur sepanjang hari. Tidak hanya itu, setiap jam makan Badi juga akan menungg

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Syarifudin M
luar biasa semakin seruuuu
goodnovel comment avatar
Syaim
kenapa sekarang ceritanya lebih menuju gairah para remaja..membuat bosan untuk membacanya
goodnovel comment avatar
Hendy Hartono
semoga cepat sembuh.aamiin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Ada Yang Mau Pergi

    “Si Bos udah tidur,” Badi menyapa ketika Agnia kembali ke kontrakan petak Narendra selesai bebersih dan berganti pakaian dengan piyama.“Beneran?” Agnia berjinjit ke kamar kekasihnya kemudian membuka pintu sepelan mungkin. Setelah memastikan kalau Narendra benar-benar sudah tidur, dia kembali ke ruang tengah.“Tidur, kan?”Agnia mengangguk, “Seharian dia nggak ngapa-ngapain, Di?”“Iya. Nggak aku bolehin ngapa-ngapain. Kalau nggak dilarang gitu Si Bos nggak bisa diam.”“Memang orangnya nggak bisa diam, ya? Waktu belum kerja juga kayak ada aja yang dikerjainnya. Nggak cuma duduk-duduk atau apalah.”Badi mengangguk sambil mematikan TV, “Iya. Dari awal kenal udah kayak gitu orangnya. Padahal kalau dia mau bisa aja cuma santai-santai.”“Gitu? Keluarganya kaya banget, ya?” Agnia sengaja bertanya karena dia teringat ponsel mahal yang tersimpan di

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-26
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Ketika Abimana Datang Menjenguk

    “Jadi apa alasan kamu ke sini, Abimana?” Narendra sengaja terlihat tidak sabar, “Pekerjanku masih menumpuk.”“Gaya banget, sih, lo,” Abimana mengacak rambut Narendra. Ini sesuatu yang jarang dilakukan oleh pria itu terhadap sepupunya. Tapi itu sekarang, dulu saat mereka masih kecil, Abimana sering memancing kekesalan sepupunya dengan melakukan itu.“Jadi apa, Abimana?”“Sabar sedikit, Bro,” dia menunjuk Badi yang masuk dengan membawa mangkuk berisi bubur, “Kita ngobrol sambil lo makan. Udah jam makan siang dan obat lo nggak boleh telat.”“Bubur? Boleh tidak aku makan sesuatu yang lain? Nasi Padang misalnya?”“Nggak usah aneh-aneh, Bos,” Badi memberikan mangkuk itu kepada Narendra, “Habisin terus minum obat dan tidur.”“Berani lo perintah-perintah si Narendra?”Badi tertawa, “Cuma sekarang aja beraninya

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-26
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Video Call Pertama Mereka

    Di hari ketiga sejak dia sakit barulah Narendra dibolehkan oleh dokter keluarga untuk turun dari tempat tidur. Meski tidak lagi harus makan bubur tetapi dokter keluarganya mewanti-wantu berulang kali kalau pria itu hanya boleh makan makanan yang lembut. Narendra menyambut kenyataan itu dengan keluhan karena dia sudah membayangkan akan menikmati berbagai makanan enak.“Harus nurut, ya,” Agnia melalui video call untuk kesekian kalinya mengingatkan kekasihnya, “Kalau aku tahu kamu makan sembarang atau besok kamu kejar, aku beneran bakalan maarah, lho!”“Iya, Nia,” Narendra mengangguk sambil tertawa kecil, “Aku janji tidak akan melanggar perintah dokter.”“Tumben banget kamu langsung nurut,” gadis itu tertawa.“Bukannya aku selalu menuruti ucapan kamu?” Dia mengernyitkan kening dengan bingung.Tawa Agnia semakin lepas, “Iya, Rendra. Aku itu cuma bercanda tahu!”

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-27
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Weekend Besok Pada Ngapain?

    "Mana itu Rendra?! Masih sakitnya dia kudengar?! Macam manaaa...kutinggal dinas sebentar tak sembuh-sembuh itu sakitnya dia!" Bang Ucok yang sejak kemarin ke luar kota untuk urusan pekerjaan, dari bandara langsung ke kontrakan petak Narendra."Tidur dia, Bang. Biasa, efek obat," Badi yang kebetulan sedang bersantai di ruang tengah kontrakan petak majikannya yang menjawab."Macam manaaa!!! Sudah sehatnya dia?!" Pria itu menghempaskan tubuh ke sofa yang kebetulan kosong."Lebih baik dari kemarin, lah. Udah nggak pucat lagi. Makannya juga udah nggak harus bubur.""Oh, cocok! Aku sudah belikan martabak buat kita pesta-pesta malam ini."“Siapa yang bawa pesta?” Agnia yang baru keluar dari kamar Narendra langsung bergabung bersama kedua tetanggannya.“Ini lagi satu, pindahnya sudah kau ke sini?”“Nggak, Bang. Aku nemenin Rendra aja, tahu sendiri kalau lagi sakit enaknya ada yang nemenin, kan? Aku juga baru pula

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-28
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Kamu Jimat Keberuntunganku

    "Kenapa kamu kelihatan seneng banget?"Pagi ini Narendra bangun dengan Agnia di pelukannya. Pria itu langsung tersenyum. Dia menatap kekasihnya dengan lembut sambil sesekali mengaitkan rambut gadis itu di jarinya. Walau badannya masih tidak keruan tetapi dengan Agnia di sisinya, dia merasa begitu damai.Aneh rasanya nendapatkan kedamaian dari seseorang yang seharusnya merupakan orang asing. Mereka baru saling mengenal beberapa bulan. Itu juga karena kebetulan mereka bertetangga. Walau begitu, Narenda tidak dapat berbohong, dia mencintai gadis itu. Begitu besar hingga dia takut untuk kehilangan. Hingga dia tidak lagi mampu membayangkan hidupnya akan semembosankan apa tanpa Agnia di dalamnya.Apa yang harus dia lakukan?"Terbangun dengan kamu di samping aku," Narendra membalas senyuman kekasihnya, "Kamu ada rencana apa hari ini?"Agnia tidak langsung menjawab. Dia duduk kemudian mencari penjepit rambut yang semalam diletakkan di nakas. Setelah rambut

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-30
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Bersiap Untuk Staycation

    “Bos marah?” Badi berdiri di ambang pintu kamar Narendra.Sejak beberapa saat yang lalu dia tidak melakukan apa-apa selain memperhatikan majikannya yang sibuk mengemas pakaian dan kebutuhan yang sekiranya diperlukan selama menginap di W Hotel. Dia sudah menawarkan bantuan tetapi Narendra menolaknya dengan harus.“Marah? Kenapa?” Narendra balik bertanya sambil memasukkan beberapa skincare miliknya.“Karena aku nggak kasih tahu Bos tentang ide Abimana.”“Aku tidak marah,” pria itu berbalik sambil tersenyum, “Jadi Abimana pelaku utamanya?”“Bos…tidak tahu?” Badi tidak dapat menyembunyikan keterkejutannya. Dia pikir majikannya sudah tahu kalau giveaway itu merupakan ide tangan kanannya.“Aku menebak antara Abimana atau Kak Bimasakti,” senyum Narendra semakin lebar, “Ternyata sudah kamu bocorkan sendiri. Terima kasih!”&

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-30
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Ketika Berdua di Suite Room

    Narendra sudah ingin memaki sejak mereka sampaindi W Hotel. Di resepsionis, Abimana sudah menunggu sambil tersenyum lebar. Tidak perlu bertanya, Narendra tahu dengan jelas arti senyuman itu. Senyuman penuh kemenangan karena berhasil memaksa dia mengikuti permainan yang dibuatnya.Ketika check-in, dia membiarkan Agnia yang mengurus semua prosesnya. Ketika gadis itu mengatakan kalau dia memenangkan giveaway ekspresi front officer yang melayani mereka tidak berubah sedikit pun. Mereka masih dilayani dengan ramah. Berbekal kejadian ini, Narendra yakin kalau sepupunya sudah mem-briefing seluruh pegawai.Hal yang sama juga dirasakan Narendra ketika mereka diantar ke presidential suite yang berada di lantai teratas. Pegawai hotel itu terlihat berpura-pura tidak mengenalinya walau beberapa dari mereka tidak dapat menahan diri untuk memberikan sebuah anggukan khidmat."Babe, nggak mau keluar?" Agnia yang sudah berganti pakaian

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-01
  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Terpaksa Berhenti dan Berubah Rencana

    Narendra berhenti membelai payudara kekasihnya. Dia membiarkan tangannya meluncur turun ke pinggang Agnia sambil menelan ludah.“Tidak?” Dia bertanya dengan hati-hati.Selama beberapa saat, Agnia membiarkan dia membelai payudara gadis itu. Tetapi hanya itu. Tidak ada pergerakan, tidak ada ucapan apa pun. Narendran ingin menikmati keintiman bersama kekasihnya. Tetapi hanya jika gadis itu menginginkan hal yang sama. Dia bukan jenis pria yang akan memaksa wanita semata untuk memuaskan nafsu dan gairahnya.Perut Agnia terasa tegang di bawah tangannya. Bibir gadis itu terbuka. Seakan mengundangnya untuk kembali menikmati bibirnya. Sekuat tenaga Narendra menahan diri. Dia menunggu jawaban keluar dari bibir gadis itu.“Nggakk,” suaranya sama sekali tidak terdengar meyakinkan. Bahkan untuk dirinya sendiri.Seandainya dia dapat menatap wajahnya sendiri saat ini, Dia pasti akan melihat matanya dipenuhi gairah. Seperti laut menjelang b

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-02

Bab terbaru

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Akhir Merupakan Awal untuk yang Baru

    "Nia, kamu sudah selesai berganti pakaian?"Suara Narendra membuat Agnia yang sedang berada di kamar mandi segera melepas kimono sutra yang dikenakan ketika dia membersihkan riasan wajah dengan bantuan seorang asisten MUA yang diminta oleh Reinya untuk tinggal sampai setelah acara selesai. Gadis itu mengambil piyama yang diberikan oleh Calya khusus untuk Agnia dan Narendra. Piyama berbahan sutra itu merupakan salah satu brand mewah dan salah satu yang tertua di Inggris. Kualitasnya sudah tidak perlu dipertanyakan karena sekelas Ratu Elizabeth II saja mempercayakan pakaian tidurnya kepada mereka.Agnia tidak pernah menduga kalau hal tersulit yang harus dilakukannya setelah memutuskan menikah dengan Narendra adalah beradaptasi dengan begitu banyak priviledge yang tiba-tiba dimilikinya. Semua serba dapat dimiliki. Tidak hanya sekadar memiliki tetapi selalu yang terbaik. Apapun itu."Nia?" Terdengar ketukan pelan di pintu kamar mandi."Sebentar," tergesa gadis itu menggelung rambut kemudi

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Selamat Bergabung

    "Macam inilah! Sah udah kalian sekarang," Bang Ucok langsung menyapa ketika seluru prosesi akad nikah selesai. Penampilan pria berbadan besar itu terlihat berbeda hari ini. Seperti seluruh undangan pria, Bang Ucok juga mengenakan three piece suit. Amelia turut hadir juga terlihat menawan dengan whimsical garden-inspired maxi dress. Penampilan disempurnakan dengan rambut tergelung model french twist yang memamerkan leher jenjangnya."Akhirnya, Bang," Agnia tertawa kecil, "Sekarang Bang Ucok udah nggak perlu khawatir lagi sama aku, kan? Aku udah nggak sendiri lagi.""He! Macam manaa... tak mungkin aku tak khawatir sama kau. Adik akunya kau ini," Bang Ucok berpura-pura bersungut kesal, "Jangan sementang kau sudah nikah terus kau anggap tak peduli lagi aku sama kau, ya!"Narendra terkekeh memperhatikan interaksi antara Agnia dan Bang Ucok. Walau mereka sudah tidak lagi di kontrakan petak tetapi tidak ada yang berubah. Semuanya masih sama seperti dulu."Maaf, Bang," Narendra menyela percak

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Dia yang Diantarkan Sang Ayah

    "Kamu yakin?""Ayah," Agnia hanya berpaling karena hiasan kepalanya cukup berat, "Ayah sudah berulang kali nanyain itu, lho. Mau Ayah tanya sampai seratus bahkan ribuan kali, jawaban Agnia tetap sama. Agnia yakin.""Tapi gimana kalau sampai tersebar? Memang pernikahan kamu private tapi tetap aja, di depan venue itu wartawan udah ngumpul kayak mau demo.""Memangnya kenapa kalau sampai nyebar?" Agnia menatap Kenny melalui cermin, "Ayah malu kalau sampai publik tahu aku ini anak ayah?""Bukan gitu," Kenny membalas tatapan Agnia, "Ayah bertanya karena Ayah nggak mau kamu menyesali kepuutusanmu.""Aku nggak akan nyesal, Yah," Agnia menjawab dengan yakin, "Percaya sama aku. Ini bukan keputusan impulsif. Aku udah mikirin ini dari lama. Dan itu keinginan aku. Pertanyaannya sekarang, apa Ayah mau ngelakuinnya atau nggak?""Tentu saja Ayah mau, Nia," Kenny menghampiri anak semata wayangnya dan meletakkan kedua tangan di bahu Agnia yang terbuka karena kebaya pernikahannya memiliki leher yang cuk

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Dia yang Akan Menjadi Pemimpin

    Narendra menatap pantulan diri pada cermin sambil menghembuskan napas dengan pelan. Dirinya terlihat sempurna dengann three pieces suit warna kelabu yang dipilihkan Agnia untuk hari istimewa ini. Kekasih yang akan segera menjadi istrinya itu mengatakan kalau kelabu merupakan warna yang hangat, dan itu sesuai dengan apa yang dirasakannya setiap kali berada di dekat Narendra. Sebagai seorang pria, Narendra menyerahkan sepenuhnya kepada Agnia.Ketika gadis itu meminta agar pernikahan mereka dilakukan secara private dan hanya mengundang keluarga dekat serta sahabat, Narendra juga dengan segera menyetujuinya. Beruntung keluarga besar mereka mau berkompromi. Walau pernikahan akan dirayakan secara sederhana tetapi resepsi akan diselenggarakan besar-besaran dan mengundang seluruh kenalan mereka. Agnia yang menyadari posisi mereka, Narendra merupakan pewaris keluarga Widjaja dan dirinya yang merupakan selebritas, setuju dengan itu."Narendra," Asija bersama dengan Reinya memasuki ruangan yang

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Cerita untuk Media

    "Lo gila," Abimana masuk ke ruang kerja Narendra sambil menggulirkan jari di tablet."Ada apa?" Narendra masih sibuk memperhatikan layar ponselnya. Dia sedang memeriksa portofolio saham miliknya sambil beristirahat dari memeriksa berbagai dokumen pekerjaan.Ketika Narendra kembali dari Seoul kemarin, dia disambut dengan tumpukan dokumen di meja kerja. Hanya dua hari tetapi tumpukan dokumen itu seakan Narendra sudah tidak mengantor selama berbulan-bulan. Seandainya bisa, dia ingin mengabaikan dokumen-dokumen itu. Tetapi tentu saja dia tidak dapat melakukannya karena ada tanggung jawab yang dipikul di bahunya.Asija menanggapi keputusan Narendra yang akhirnya setuju untuk menjadi pewaris Widjaja Group dengan serius. Walau pria itu mengatakan akan menggantikan Asija beberapa tahun lagi, pria paruh baya itu dengan cerdik mulai mengalihkan pekerjaan dan tanggung jawabnya kepada Narendra. Tentu saja Narendra tahu apa yang dilakukan oleh ayahnya tetapi dia tidak merasa keberatan dengan itu.

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Sebuah Awal untuk Hubungan Mereka

    "Woaa!" Lee Jieun, aktris yang menjadi salah seorang lawan main Agnia di serial yang bekerja sama dengan Netflix itu memasuk lobi sambil berseru tidak percaya, "Mereka penasaran sekali sama kalian, ya!"Setelah Agnia, aktris berikutnya yang tidak di red carpet adalah Lee Jieun. Sayangnya, beberapa pewarta masih penasaran mengapa Agnia ditemani oleh Narendra sehingga mereka masih melontarkan pertanyaan itu berulang kali. Berkat pengalaman panjang menjadi aktris dan penyanyi, dengan cepat Lee Jieun dapat mengendalikan suasana dan menarik perhatian para pewarta. Setelah meladeni permintaan untuk berfoto dan menjawab pertanyaan yang dilontarkan serta berbincang dengan MC, gadis itu memasuki lobi gedung tempat acara digelar dan segera menyapa Agnia yang kebetulan masih belum memasuki ruangan tempat acara akan berlangsung."Eonnie," Agnia tertawa penuh rasa bersalah. Seharusnya spotlight hari ini milik Lee Jieun yang merupakan aktris utama di serial yang mereka bintangi. Tetapi karena kehad

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Lagi, Kejutan yang Menyenangkan

    "Surprise!" Narendra tertawa kecil sambil menjawil hidung kekasihnya, "May I be you plus one?""Ren... dra?" Agnia masih tidak percaya kalau pria yang sudah menunggu di mobil adalah kekasihnya, "Kamu ngapain di sini?""Jadi plus one kamu. Boleh?" Narendra masih menatap kekasihnya sambil tersenyum, "Shit! I really want to kiss you but it will ruins your lipstick."Sisa kebingungan Agnia menghilang dan berganti dengan tawa, "Kamu udah nggak ketemu aku lama terus itu kalimat pertama kamu?"Narendra masih tersenyum tanpa rasa bersalah sama sekali, "Seaneh itu? Bagian mana yang aneh dari seorang pria yang ingin mencium kekasihnya?""Bukan aneh," Agnia masih tertawa, "Tapi aku nggak nyangka kalau itu yang bakalan kamu ucapin setelah kita nggak ketemu selama beberapa minggu.""Beberapa minggu?" Senyuman masih tersisa walau sekarang pria itu mengernyit bingung, "Bukannya beberapa hari lalu kita baru bertemu, ya?""Beberapa hari?" Agnia berpiki selama beberapa saat, "Aaah! Aku ingat! Astagaa,

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Bersiap Untuk Acara Istimewa

    Suara ketukan disusul dengan seseorang gadis membuka pintu kamar hotel yang digunakan Agnia sejak beberapa malam lalu. Gadis berheadset dan memeluk clipboard berdiri di ambang pintu."Selamat siang Nona Agnia," senyumnya merekah sempurna, "Kita sesuai dengan jadwal. Lima menit lagi Anda sudah harus turun. Mobil yang akan mengantarkan Anda ke lokasi sudah siap."Agnia yang berdiri di tengah ruangan dan dikelilingi oleh begitu banyak orang dengan kesibukan masing-masing hanya dapat menoleh sambil tersenyum kemudian menganggukkan kepala. Dia tidak dapat melakukan lebih dari itu. Penata busana sedang memastikan seluruh lekuk tubuh artisnya menonjol dengan tepat tanpa ada kerutan atau lipatan yang merusaknya. Asisten penata busana sudah menyodorkan entah pasangan sepatu ke berapa untuk dicobanya. Hairdresser sejak tadi memastikan kalau rambut Agnia sempurna sesuai dengan keinginannya sementara make up artist yang dipercaya oleh artis muda itu sedang melakukan retouch pada beberapa bagian w

  • Ternyata Kaya Tujuh Turunan   Pembicaraan Di Sela Pengukuran

    "Paman Leo," Narendra tersenyum ketika melihat pria paruh baya yang sudah berpuluh tahun bekerja di tailor yang sudah menjadi langganan keluarga besar Widjaja. "Saya tidak pernah menyangka kalau saya masih diberi kesempatan untuk mengukur dan menyiapkan suits untuk pernikahan Anda," Leo menyapa dengan ramah. "Paman pasti masih menganggapku anak kecil," Narendra terkekeh. "Kebiasaan orang tua," dengan hati-hati Leo mengarahkan Narendra yang ditemani Abimana dan Badi untuk berjalan ke bagian belakang yang lebih tertutup, "Rasanya baru kemarin Anda ke sini untuk pengukuran suits pertama. Bahan wol, warna kelabu. Three pieces dengan celana pendek." "Untuk ulang tahun pernikahan Papa dan Mama," Narendra menyambung, "Saya juga masih mengingatnya dengan baik, Paman." Selama beberapa saat Leo berdiri sambil menatap Narendra. Tatapannya penuh dengan kenangan bercampur kebanggaan. Dia sempat larut sebelum menyadari kalau ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Dengan cepat dia mengeluarkan

DMCA.com Protection Status