Share

Bohong yang Menyakitkan

Author: Aira Tsuraya
last update Last Updated: 2024-09-12 11:00:57

“NINA!! Kok tumben pagi-pagi udah ke sini?” sapa Luna.

Luna sangat terkejut begitu melihat Nina sudah datang ke rumah sepagi ini. Nina tersenyum, masuk ke dalam rumah Luna sambil membawa paper bag di tangannya.

“Lun, Ivan sudah bangun belum?” Nina malah langsung menanyakan Ivan.

Luna mengulum senyum. Ia sudah menebak kalau kedatangan Nina kali ini untuk bertemu Ivan.

“Aku gak tahu, tapi biasanya dia bangun pagi, kok.”

“Ya udah, kalau gitu aku bangunkan dulu!!” Tanpa permisi, Nina langsung berjalan ngeloyor masuk ke dalam rumah Luna.

Luna hanya tercengang melihatnya. Kemudian tiba-tiba Nina menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Luna. Luna hanya diam mengamati sambil melipat tangan di depan dada. Nina tersenyum cengengesan sambil berjalan menuju Luna.

“Eng … aku gak tahu kamar Ivan di sebelah mana,” ujar wanita berambut gelombang itu.

Luna mengulum senyum sa

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Suria
semoga sj nina & ivan betul2 jatuh cinta & ivan sembuh dr sakitnya akhirnya kawin sama nina. kan hapoy semuanya
goodnovel comment avatar
Sliez Qeelaw
dh habis pula ceritanya???
goodnovel comment avatar
Mimin Rosmini
betul ga jelas..maunya Nina apa ya?selalu bersandiwara
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku   Ivan Akhirnya Tahu

    “Aku sudah siap!!” seru Ivan.Ia tiba-tiba muncul ke ruang makan dan kini sudah terlihat rapi. Fabian, Luna dan Nina yang tadinya asyik mengobrol langsung terdiam dan menoleh ke arah Ivan. Semua terlihat gugup, takut jika apa yang sedang mereka bicarakan tadi terdengar oleh Ivan.Kemudian Fabian yang membuka suara lebih dulu.“Sarapan dulu, Van! Ini masih terlalu pagi untuk ke rumah sakit. Luna saja belum berangkat.”Ivan tersenyum meringis sambil menganggukkan kepala dan memilih duduk di sebelah Nina. Nina hanya diam, melirik Ivan sekilas dan kini terlihat sibuk mengambil makanan untuknya.“Jangan banyak-banyak, Nin. Perutku tidak bisa makan terlalu banyak jika masih pagi.”Ivan menolak saat Nina menambahkan satu centong nasi goreng ke piring Ivan. Nina mengangguk dan segera menyodorkan nasi goreng spesial itu ke arah Ivan.“Mungkin aku besok mau pulang bentar ke rumah. Aku ingin nengok Papa.

    Last Updated : 2024-09-13
  • Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku   Hati yang Berdamai

    “Apa semuanya baik-baik saja, Dok?” tanya Nina.Ia langsung berdiri dan berjalan menyusul Ivan masuk ke ruang periksa, kemudian sudah duduk di depan dokter menanyakan keadaan Ivan kali ini. Dokter yang baru saja memeriksa Ivan tersenyum sambil duduk kembali ke tempatnya.“Pantas saja Tuan Ivan mengalami perkembangan pesat, ternyata ada Anda yang jadi penyemangatnya.” Alih-alih menjawab pertanyaan Nina, dokter tersebut malah berkata seperti itu.Ivan yang baru saja selesai merapikan bajunya terlihat kesal saat melihat Nina. Sedangkan Nina tampak mengulum senyum sambil menundukkan kepala usai mendengar ucapan sang Dokter.“Dia bukan siapa-siapa saya, Dok. Saya gak kenal!!!” sahut Ivan.Nina tampak terkejut, melotot ke arah Ivan dengan mulut komat kamit siap mengumpat.“Gak kenal gimana, sih? Emang siapa tadi yang ngantar ke sini?”Ivan tidak menjawab, duduk di sebelah Nina sambil mengendik

    Last Updated : 2024-09-15
  • Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku   Jangan Merajuk Papa

    “Kamu jadi pulang hari ini?” tanya Fabian pagi itu.Dua hari berselang usai Ivan kontrol, hari ini dia berniat pulang menjenguk papanya. Ivan bersiap sejak pagi. Ada Fabian dan Luna yang kali ini berada di ruang makan dengannya.“Iya. Aku pengen nengok Papa. Aku yakin sampai sekarang dia belum tahu tentang penyakitku. Aku takut, beliau berpikir yang aneh-aneh. Dikiranya aku anak durhaka. Terus kalau dikutuk kayak malin kundang, gimana?”Fabian dan Luna langsung terkekeh mendengar ucapan Ivan. Sejak dulu Ivan memang bicara ceplas ceplos dan konyol.“Kamu bisa aja. Aku yakin papamu tidak akan seperti itu.”Ivan manggut-manggut dan tampak sibuk mengoles rotinya dengan selai.“Ya udah titip salam buat papamu, Van. Sekalian aku bawain buah tangan untuk beliau.” Luna sudah menyodorkan sebuah paper bag ke arah Ivan.“Waduh, Lun. Ngapain repot-repot. Kalau dibawain makanan gini yang ada na

    Last Updated : 2024-09-16
  • Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku   Personil Baru

    “Apa maksudmu, Van? Kamu kena kanker?” tanya Tuan Thomas.Kini pria berambut putih itu melihat ke arah Ivan dengan tatapan bertanya. Ivan hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan Tuan Thomas.“Iya, Pa. Maaf, aku sengaja merahasiakan hal ini dari Papa. Aku tidak mau Papa khawatir.”Tuan Thomas membisu, bibirnya bergetar tangannya juga terlihat bergerak tidak teratur kemudian terulur dan langsung memeluk Ivan. Ivan tersenyum sambil membalas pelukan papanya. Mereka saling berangkulan dan melepas kerinduan.“Maafkan Papa, Van. Papa selama ini tidak melakukan peran Papa dengan baik dan malah menuntutmu untuk berbuat lebih kepada Papa.”Ivan menggeleng sambil mengelus punggung Tuan Thomas.“Enggak. Papa gak salah. Aku yang salah, tidak pernah memberi kabar. Namun, itu semua kulakukan agar Papa tidak kepikiran. Aku takut Papa jatuh sakit kalau terlalu banyak berpikir.”Tuan Thomas menangis seseng

    Last Updated : 2024-09-17
  • Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku   Bersama Kamu itu Indah

    “Bunda mana?” seru Emran.Usai menerima panggilan dari Alif tadi, Emran langsung pulang. Ia terpaksa sedikit ngebut sehingga dalam sekejap tiba di rumah. Alif hanya diam sambil menunjuk ke arah kamar Widuri. Emran langsung berjalan masuk dan melihat Luna sedang memeriksa Widuri.Sebelum menelepon Emran, Alif menelepon Luna lebih dulu. Setahu Alif, Luna seorang dokter jadi bisa dengan langsung mengobati ibunya. Memang hari ini asisten rumah tangga Widuri izin pulang kam

    Last Updated : 2024-09-18
  • Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku   Perlahan Membaik

    “Kamu tersenyum terus seharian ini, Lun. Ada apa? Apa ada sesuatu yang membuatmu bahagia?” tanya Fabian.Mereka kini sudah berada di dalam kamar. Luna baru saja mengantar Alif dan Alisha tidur di kamar tamu, kemudian menghampiri Fabian yang sedang berada di kamar. Luna mengulum senyum sambil berjalan menghampiri Fabian.Ia duduk di tepi kasur sementara Fabian duduk sambil bersandar di kepala ranjang.“Gak papa, Fabian. Aku … aku hanya gak sabar menunggu si Kecil lahir.” Luna berkata sambil mengelus perutnya yang mulai buncit.Fabian terdiam sambil melirik perut Luna yang sudah membesar. Jakunnya naik turun menelan saliva sambil menahan sebuah rasa aneh yang tiba-tiba menyergap di dadanya.“Kalau boleh jujur aku ingin sekali anak pertama kita laki-laki. Aku yakin, dia pasti akan setampan kamu. Juga sebaik dan pengertian seperti kamu. Akh … aku gak sabar menunggu dia lahir, Fabian.”Fabian hany

    Last Updated : 2024-09-19
  • Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku   Sudah Saatnya Bahagia

    “FABIAN!! Ada apa?” tanya Luna.Dia sangat terkejut saat mendengar Fabian berteriak memanggil namanya berulang. Luna langsung berlarian menuju kamar dan melihat Fabian meringis menatapnya di kamar mandi.Luna berjalan menghampiri dan terlihat bingung menatap Fabian. Mata Luna tertuju ke kaki Fabian yang menapak ke lantai kamar mandi.“Apa yang terjadi? Kamu mau mandi?”Fabian tersenyum dan menggelengkan kepala.“Tidak. Aku … aku bisa merasakan kakiku, Lun.” Luna terperangah. Mulutnya terbuka dengan tangan yang sontak menutup di depannya.“Iya. Aku juga melihat kalau jari kakiku bergerak tadi. Aku bisa merasakannya, Luna.”Luna langsung duduk bersimpuh di depan Fabian dan menyentuh kaki kirinya yang menapak di lantai. Perlahan jari Luna menggelitik telapak kaki Fabian bahkan beberapa kali mencubitnya dan Fabian langsung bereaksi.“Kamu merasakannya?” tanya Luna.

    Last Updated : 2024-09-20
  • Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku   Berhenti Menyakiti

    “Van, surat perizinannya udah beres. Jadi kapan kita bisa eksekusi?” tanya Emran.Beberapa jam setelah menjemput Alif dan Alisha dari rumah Luna, Emran sudah berada di kantornya. Kali ini dia sedang melakukan panggilan dengan Ivan.“Ya udah, besok juga bisa. Kamu email saja surat perizinannya,” jawab Ivan.“Oke. Habis ini aku kirim. Terus, kamu jadi menetap di sana terus?”Ivan mengangguk sambil tersenyum, tapi tentu saja jawaban gestur tubuhnya itu tidak bisa dilihat Emran.“Iya, aku putuskan untuk menetap di sini. Aku sudah memindahkan beberapa berkas ke kantor lama.”Memang di kota tersebut, ada kantor lama milik ayahnya. Karena untuk menghindar dari penagih hutang dan ingin lebih fokus, Ivan sengaja pindah tempat kala itu. Namun, setelah semua kondisi membaik dia akan kembali berkantor di tempat yang lama.“Baguslah kalau begitu sehingga pengawasan proyek lebih maksimal.”

    Last Updated : 2024-09-21

Latest chapter

  • Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku   Extra Bab

    “IBU!! Kok di sini?” tanya Dokter Bayu. Untung saja mereka menjeda interaksi mesra, kalau tidak pasti Nayla akan sangat malu. Nayla urung membuka jilbab dan kembali duduk dengan tenang. Sementara Dokter Bayu bangkit menghampiri Bu Narmi. “Perut ibu sakit, jadi bolak balik ke kamar mandi. Ibu pikir Rayhan sudah tidur, ternyata kamu dan Nayla malah di sini.” Dokter Bayu menghela napas panjang sambil mengacak rambutnya. “Ya … gimana gak ke sini. Rayhan tidur di kamarku, tuh.” Dokter Bayu mengatakannya dengan kesal dan wajah cemberut. Bu Narmi hanya mengulum senyum sambil melirik putra serta menantunya. “Ya udah, biar Ibu bangunin Rayhan.” Bu Narmi bersiap pergi, tapi Dokter Bayu mencegahnya. “Gak usah, Bu. Aku tidur di sini saja. Ibu dan Bapak temani Rayhan di kamar sebelah.” Bu Narmi menghela napas panjang sambil mengangguk. “Ya udah kalau gitu. Nanti biar Ibu kasih tahu bapakmu nanti takutnya main nyelonong masuk saja.” Dokter Bayu hanya tersenyum sementara Nayla sudah menunduk

  • Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku   Selamat Hari Bahagia Dokter Bayu

    “Saya … saya tidak mau bohong, Dok,” lirih Nayla.Tentu saja mendengar jawaban Nayla membuat Dokter Bayu kebingungan. Kedua alisnya terangkat dengan mata penuh tanya. Perlahan Dokter Bayu menggelengkan kepala.“Aku gak tahu maksud kalimatmu. Kamu gak mau bohong soal apa?”Nayla membisu, tidak mau menjawab malah menundukkan kepala semakin dalam. Dokter Bayu makin bingung melihat sikap Nayla. Kemudian perlahan dan sangat lirih terdengar kalimat dari bibir Nayla.“Saya … juga suka Dokter.”Seketika Dokter Bayu terkesima mendengar jawaban Nayla. Matanya tampak berkaca-kaca dengan sebuah senyum yang terukir indah di wajahnya. Ia terdiam menatap gadis manis berhijab di depannya ini. Ingin rasanya ia mendekat dan menarik Nayla dalam pelukannya, tapi tentu saja itu tidak mungkin.“TANTE!!!” tiba-tiba Rayhan datang dan berhambur memeluk Nayla.Nayla tersenyum dan balas memeluknya. D

  • Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku   Kejutan dari Rayhan

    “Kejutan? Kejutan apaan?” gumam Dokter Bayu.Ia baru saja usai membaca pesan yang dikirimkan Rayhan padanya. Dokter Bayu tidak mau banyak berpikir. Ia menyimpan ponselnya dan kembali sibuk memeriksa pasien. Hari ini kebetulan pasiennya sangat banyak sehingga membuat Rayhan menunggu sedikit lama.Pukul sembilan malam saat Dokter Bayu keluar dari ruang praktek. Ia melihat Rayhan sedang duduk di ruang tunggu sambil memainkan ponselnya.“Kamu tidak membuat ulah, kan?” tanya Dokter Bayu.Rayhan mendongak, menghentikan bermain. Matanya membola menatap Dokter Bayu yang berdiri di depannya.“Aku dari tadi duduk diam di sini, Pa. Memangnya mau bikin ulah apa?”Dokter Bayu mengendikkan bahu sambil menggelengkan kepala.“Gak tahu. Kan biasanya kamu yang suka bertingkah aneh.”Rayhan tersenyum cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.“Aku kan udah gede, Pa. Lagian

  • Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku   Bapak Berduka Anak Berulah

    “Aku serius, Nay,” ucap Dokter Bayu.Nayla hanya diam membisu dengan mata tak berkedip menatap dokter tampan di depannya ini. Sudah kedua kali ini, Dokter Bayu mengutarakan perasaannya secara terang-terangan ke Nayla. Tentu saja semua yang pria ganteng itu lakukan membuat Nayla kebingungan.Perlahan Nayla memalingkan wajah dan menunduk. Lagi-lagi dia dihadapkan pada situasi yang sulit. Bahunya naik turun mengikuti ritme aliran udara di dadanya. Entah apa yang ada di benaknya, yang pasti semua ucapan yang baru saja keluar dari bibir pria di depannya ini benar-benar membuat Nayla kelimpungan sendiri.“Nay … kamu gak mau menjawab pertanyaanku?” Kembali Dokter Bayu bersuara.Nayla menghela napas pelan kemudian mendongak membuat mata mereka saling bertemu untuk beberapa saat.“Saya … saya harus menjawab apa, Dok?” lirih Nayla bersuara.Dokter Bayu tersenyum, matanya sayu menatap gadis manis di depannya ini.“Inginku kamu jawab ‘iya’, tapi tentu saja aku tidak bisa memaksamu. Semua tergantun

  • Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku   Tepat Sasaran

    “Tunangan? Jadi kamu sudah bisa move on, Nay?” seru Fery.Nayla langsung tersenyum dan mengangguk dengan mantap. Ia bahkan kini menoleh ke Dokter Bayu yang berdiri di sebelahnya. Menatap pria tampan itu dengan lembut kemudian membalas senyumannya.“Iya. Bukannya masa lalu memang harus dilupakan. Benar kan, Sayang?” Nayla langsung bersuara dengan menambahkan panggilan ‘Sayang’ untuk Dokter Bayu.Dokter Bayu hanya mengulum senyum mendengar Nayla memanggilnya ‘Sayang’. Ia langsung mengangguk, menjawab pernyataan Nayla. Sementara Fery hanya diam. Wajahnya merah padam dengan rahang yang menegang.“Mbak, ini pesanannya sudah selesai.” Suara abang penjual roti bakar menginterupsi interaksi mereka.Nayla langsung menerimanya sementara Dokter Bayu menyelesaikan transaksinya.“Aku duluan, ya!!” pamit Nayla ke Fery.Ia berjalan beiringan dengan Dokter Bayu dan langsung masuk

  • Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku   Modus Atau Pertolongan

    “Maaf, Dok … ,” lirih Nayla.Dokter Bayu tersenyum, matanya tampak berbinar menatap wajah manis di depannya. Sementara Nayla terlihat gelisah dan tidak tenang. Sesekali Nayla menggigit bibir bawahnya menunjukkan jika dirinya sedang gugup.“Aku tahu, pasti kamu berpikir ini terlalu cepat. Namun, bagiku tidak, Nay.”Nayla belum menjawab dan kini memutuskan menunduk saja. Ia tidak kuasa menatap mata pria di depannya ini yang bersinar penuh cinta. Selain itu kini dia sibuk menata gemuruh di dadanya yang tiada menentu. Kalau saja dia tidak menggantikan tugas Sari pasti Nayla tidak akan bersama Dokter Bayu saat ini.“Aku akan menunggu jawabannya, tidak perlu cepat. Kamu punya banyak waktu, kok.”Nayla masih membisu dengan wajah yang terus menunduk dan tangan yang sibuk meremas ujung hijabnya. Mimpi apa dia semalam hingga tiba-tiba ditembak Dokter Bayu seperti ini.Dokter Bayu menghela napas panjang sambil

  • Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku   Aku Suka Kamu

    “Ray, kamu apa-apaan, sih?” sergah Dokter Bayu.Rayhan tampak marah dan menatap papanya dengan mata meradang. Dokter Bayu mengabaikan tatapannya. Pria tampan itu langsung menarik tangan Rayhan dan mengajaknya berlalu pergi.“Pa … aku gak mau pulang. Aku mau Mama Nayla. Aku mau Mama, Pa!!” ronta Rayhan.Ia bahkan tidak mau menggerakkan kakinya sedikit pun. Dokter Bayu berdecak sambil menatap Rayhan dengan tajam.“Ray, gak semua permintaanmu bisa dipenuhi Papa. Ingat itu!!”Rayhan mendengkus sambil menatap papanya dengan kesal.“Aku gak masalah saat Papa gak jadi ama Tante Widuri. Namun, Papa duluan yang menyimpan foto Tante Nayla di rumah. Itu artinya Papa memang suka Tante Nayla, kan?”Dokter Bayu menghela napas, menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Rayhan.“Kamu masih kecil dan gak tahu apa yang dirasakan orang dewasa. Jadi, Papa harap jangan bahas ini lagi!!&

  • Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku   Perasaan Dokter Bayu

    “HEH!!!” seru Nayla tertahan.Rayhan hanya mengulum senyum melihat reaksi Nayla yang kebingungan. Gadis berhijab dengan wajah manis itu hanya diam sambil mengerjapkan mata menatap Rayhan dengan heran.“Kayaknya kamu salah, deh. Saya … saya bukan pacar Dokter Bayu.” Akhirnya Nayla bersuara usai terdiam beberapa saat.Rayhan sontak menggeleng dengan cepat.“Enggak. Saya gak salah. Papa punya foto Tante dan nama Tante Nayla, kan?”Nayla dengan refleks menganggukkan kepala. Untung saja suasana ruang tunggu sudah sepi pengunjung sehingga interaksi mereka berdua tidak menarik perhatian orang.“Kapan Tante mau jadi Mama saya? Nanti saya akan bilang ke Papa, ya?”Kedua alis Nayla sontak terangkat dengan mata yang melihat bingung.“Rayhan … pasti salah. Pasti itu bukan Nayla saya, kan? Saya dan Dokter Bayu hanya ---”“Iya, saya tahu. Orang dewasa sela

  • Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku   Gak Boleh Ada Kesedihan

    “Sudah siap untuk melakukan prosedur selanjutnya?” tanya Dokter Bayu.Setelah enam minggu berselang, Nina dan Ivan datang kembali ke tempat Dokter Bayu. Sesuai jadwal, kali ini akan dilakukan pengambilan sel telur dan sel sperma. Nina dan Ivan hanya menghela napas panjang sambil menganggukkan kepala.“Iya, sudah, Dok,” ucap keduanya dengan mantap.“Oke, mari ikut saya!!”Dokter Bayu berdiri bersama seorang suster yang membimbing Nina ke ruang periksa. Sementara Ivan sudah berada di ruangan berbeda. Tidak membutuhkan waktu lama untuk proses tersebut. Bahkan setelahnya Ivan dan Nina bisa kembali melakukan aktivitas seperti biasa.“Apa hanya itu saja, Dok?” tanya Ivan.“Iya. Nanti jika sudah siap, saya akan kembali menghubungi Anda dan melakukan proses selanjutnya. Semoga saja untuk percobaan pertama ini langsung berhasil.”Ivan dan Nina manggut-manggut mendengarnya. Kemudian me

DMCA.com Protection Status