Sudah hampir 24 jam Alin hilang dan belum di temukan dimana dirinya. Coding yang di kirimkan Nicholas pada Seiji juga belum di balas. Sky keluar dari mobilnya dan berjalan gontai menuju rumahnya di ikuti Nicholas dan Daffa yang juga baru saja selesai memarkirkan mobilnya di halaman rumah Sky Yuan.Mr. Philippe berjalan terburu-buru menyambut kedatangannya ketiga pemuda tampan yang terlihat kusut dan kucel tersebut."Nyonya Janette menunggu Tuan di kamarnya" lapor Mr. Philippe segera kepada ketiga pemuda tersebut."Baik!" ujar Sky yang langsung pergi ke kamar Ibu angkatnya.Tok! Tok!Sky mengetuk pintu kamar Janette. Janette segera membukakan pintu kamarnya, melihat Nicholas dan Daffa juga ada bersama Sky Yuan berdiri di depan pintu kamarnya."Masuklah!" ujar Janette mempersilakan ketiga pria tampan tersebut masuk ke kamarnya yang luas."Ada apa, Mom?" tanya Sky setelah mencium pipi ibu angkatnya itu seperti biasanya. Janette juga memeluk tubuh Sky erat dan membalas dengan mencium punc
"Kamu tidak ingin mandi, Seiji?" tanya Alin pada Seiji yang baru saja keluar dari ruangan operasi karena operasi Keita akan berlangsung."Kamu ingin mandi?" Seiji bertanya balik pada Alin."Bagaimana aku mau mandi dengan infus begini juga pakaian dalamku harus di ganti. Ach lepek rasanya!" Alin menaikkan tangannya memperlihatkan infus di tangannya. Kemana-mana pergi dengan tiang infus. Sebenarnya Alin juga sudah sangat tidak nyaman dengan tubuhnya. Sudah 24 jam dia belum mandi sama sekali."Aku akan minta orang membawakan keperluanmu" Seiji membawa Alin kembali ke ruangannya, sudah waktunya Alin harus minum vitamin. Operasi Keita akan berlangsung lama karena kaki dan lengan Keita yang di pasang pen sedikit bergeser tempatnya dan perut Keita yang juga di lindungi pen terbentur stang kemudi saat kecelakaan, jadi harus operasi total kembali dan Dokter Dimi adalah orang yang melakukan pemasangan pen pada tubuh Keita sebelumnya. Keita terluka parah akibat Sachiko yang mengamuk karena tidak
Sky menghubungi Mr. Philippe untuk mengantarkan pakaian ganti untuknya dan juga untuk Alin. Sementara dia pakai bathrobe karena pakaiannya basah akibat kecemburuannya pada Alin di bilik shower."Sayang, kamu sangat seksi pakai bathrobe gitu" celetuk Alin sedikit genit dengan tatapan mata menggoda suaminya."Apakah kamu mau mencoba menarik talinya ini, Wifey?" balas Sky juga menggoda, menggedikkan alisnya pada Alin sambil mengulum senyum."Besok aja! Hari ini sudah cukup. Ya kan baby?" Alin mengelus perutnya sendiri sebelum Sky memeluknya erat-erat."Sehat selalu istriku dan juga putri Daddy" Sky merundukkan badannya untuk memberikan kecupan di perut Alin."Bawa aku ke tempat tidur, capek!" bisik Alin manja.Sky menuntun Alin naik ke atas brangkar dan duduk bersandar ke kepala brangkar dengan tumpukan bantal di belakang pinggangnya."Mau kiss!" bisik Alin lembut.Sky langsung meraup bibir mungil istrinya itu yang entah perasaannya saja sepertinya Alin berubah menjadi sangat manja sekara
Deru nafas dua orang yang sedang menyatu terdengar sangat memburu dan kasar.Tubuh kekar dan liat sang pria masih terus bergerak cepat, pelan dan terkadang kasar di atas tubuh wanitanya.Bunyi tempat tidur yang berderit tidak mereka hiraukan sama sekali. Mereka mendesah, melenguh saling menggesek dan menghunjam dalam. Wanita yang sangat nakal namun sangat lihai dalam membuat si pria tidak berhenti mendesah dan menggeram nikmat. "Ouch .... Alin!! Kamu sangat nikmat, Sayangku!" teriak sang pria pada wanita yang baru saja memberinya kepuasan puncak."Sekali lagi yaaa"Sang pria pun kembali mengeluar-masukkan otot kebanggaannya di tubuh wanitanya yang dari tadi memang tidak dia cabut.Tubuh wanita di bawahnya dia pindahkan ke atas,"Tunggangi aku sesukamu!" pintanya.Tangan sang pria memegang bokong wanita agar bergerak konstan, kembali menyalakan letupan gairah dalam diri mereka. Meski lelah, keringat bercucuran namun keduanya masih kuat melanjutkan kegiatan panas mereka. Berganti posisi
Alin tetap berada di rumah sakit selama seminggu dan dia ikut membantu merawat Keita yang sebenarnya hanya menjadi teman ngobrol bagi anak muda itu.Seiji sedang fokus mengetik coding dan pesan yang dia kirimkan ke orang yang sudah mengganggu mimpi indahnya dengan mengirimkan pesan ke nomor pribadinya. Tiba-tiba ada yang mencoba meretas masuk ke Hp-nya, "Anda terlalu nakal, Dokter Dimi!" ejek Seiji sambil mengirimkan pesan suara pada Dimitri Severe yang mencoba meretasnya. Seiji tahu, Dimi dan Zhang, orang yang dia pilih untuk bekerja sama sangat ingin tahu keberadaannya yang tidak bisa terlacak. Seiji mempunyai keahlian bisa mengunci lokasinya dan itu pula yang dia lakukan pada Alin sebelumnya akan tetapi untuk Hp Alin yang setting pabrik akan seperti kehilangan signal, tidak bisa di hubungi atau menghubungi keluar. Nicholas yang juga sangat hebat dalam meretas tidak bisa melacak lokasi Seiji tanpa di beri tahu olehnya. Begitu juga dengan Dimi dan Zhang yang selalu menemukan jalan
"Gimana? Apakah semuanya sesuai dengan seleramu?" tanya Alin pada Keita, ketika pelayan selesai menyiapkan hidangan di atas meja. Sesuai janji Alin kepada Keita sewaktu sebelum operasi akan mentraktirnya makan, segera Alin wujudkan dengan mengajak Keita makan malam romantis berdua di Singapore Flyer Premium Sky Dining.Suasana langit Singapura sangat cerah, langit biru berbintang di tambah cahaya lampu malam yang semakin membuat suasana menjadi sangat romantis. Namun Alin makan malam berdua hanya bersama Keita yang sudah dia anggap adik angkatnya tanpa kehadiran Sky Yuan. Keita tinggal di kediaman Sky dan tetap menjalankan tugasnya sebagai pengawal bayangan Alin. Keita bisa muncul atau menghilang tiba-tiba sama seperti Nicholas yang dulu pernah menjaga Alin. Hanya saja akhir-akhir ini Nicholas tidak kelihatan sama sekali, mungkin sibuk dengan pekerjaannya. Sebenarnya Nicholas sama sibuknya dengan Sky namun dia melonggarkan semuanya itu, tidak ingin mengurus perusahaan sehingga Sky yan
"Alin, maaf aku baru datang. Semalam aku ke rumah sakit, tapi kamu sudah pulang dan aku ke sini, Mr. Philippe bilang kamu sedang keluar. Maafkan aku" ucap Riri dengan tatapan sedih menatap Alin. "Kita ke atas yuk" ajak Alin membawa Riri ke perpustakaan agar bisa berbincang santai. Meskipun Janette sudah memperingati Alin akan Riri sebelumnya sewaktu di rumah sakit, Alin berusaha bersikap wajar terhadap Riri sambil dia memperhatikan pergerakan Riri. Setelah Riri duduk di perpustakaan, pelayan datang membawakan minuman dan camilan untuk Alin dan Riri."Alin, aku tau aku bersalah. Kakak sepupuku sudah menceritakan semuanya kepadaku. Jo juga menjelaskannya. Tapi Aku, aku malah hampir mencelakakanmu"Wajah Riri menunduk dan di pipi mulusnya sudah membanjir airmata. Alin yang mengalihkan tatapannya ke luar jendela berkata pelan sambil menatap Riri intens, "Aku ga apa-pa, Riri. Aku masih hidup dan anak dalam kandunganku juga sehat. Aku sudah memaafkanmu dan juga Angelo""Maafkan aku" Riri
"Wifey ... Kamu sudah siap?" Sky baru pulang dari pertemuannya dengan Daffa dan Jonathan, langsung ke kamar mencari Alin yang tidak kelihatan di dalam kamar dan di kamar mandi juga tidak ada.Malam ini ada acara amal dan Sky ingin mengajak Alin menikmati makan camilan sore di hotelnya sebelum pergi ke tempat acara amal diadakan yang juga di hotel mewah tidak jauh dari hotel milik Sky Yuan."Mr. Philippe, Alin ada di mana?" tanya Sky saat melihat Mr. Philippe datang membawa sepatu untuk Alin dan Sky yang seragam warnanya menuju kamar Sky dan Alin."Sepertinya tadi baru saja masuk, Tuan Muda. Zia sudah berada di bawah, membuat susu untuk Nona Alin" jawab Mr. Philippe sopan akan tetapi keningnya sedikit bertaut.Zia datang membawa susu di nampan berjalan ke arah Sky dan Mr. Philippe."Tuan Muda, ini susu untuk Nona" ucap Zia sambil menyerahkan nampan kecil membawa susu hangat untuk Alin tersebut pada Sky.Sky menerimanya dan masuk kembali ke kamar, meletakkan nampan susu di atas meja.Al
Sky dan Seiji beserta keluarganya pergi ke perkebunan anggur keluarga Nabila menggunakan limousin sedangkan Nabila berkendara bersama Jonathan di depan sebagai penunjuk jalan yang sebenarnya tidak perlu karena sopir limousin adalah sopir pribadi keluarga Nabila yang sudah biasa datang ke perkebunan."Dasar pamer!" gerutu Seiji menatap tajam pada Sky, saat melihat tanda cinta di leher, pundak serta bagian depan dada Alin yang tetap tidak tertutupi oleh syal yang dia pakai."Apa pamer?" ceplos Alin yang tidak mengerti pada awalnya."Suami brengsekmu yang pamer!" sahut Seiji dan Sky langsung tergelak diikuti oleh Syelin.Sky duduk memeluk Syelin yang sudah mulai terlihat akrab dengannya."Syelin sebentar lagi punya adek bayi. Kalau mau pamer itu harus ada bukti hidupnya, bukan tanda yang bisa hilang dalam hitungan hari!" Seiji sengaja meraba perut Irine dan mengusapnya di depan Sky.Keita dan Sean serempak mengulum senyum melihat pria sedewasa dan sedingin Seiji bisa bertindak absurd di
Mr. Philippe mendapatkan pemutusan surat kerjanya yang tidak perlu lagi dia mengabdikan diri jadi pelayan di kediaman Yuan. Tetapi dia bersikeras tetap ingin bekerja untuk Sky di kediaman sehingga Sky memberikan pekerjaan sebagai notaris padanya, menggantikan Norman yang akhir hidupnya tetap berkhianat bersama Keith pada Sky dan Nicholas.Pulang dari ziarah makam Thomas, Janette tidak bisa bertahan lagi terhadap penyakitnya dan akhirnya menghembuskan napas terakhirnya di pangkuan Sky.Nicholas juga berada di dekat Janette disaat terakhir hidupnya, dia memaafkan semua salah dan khilaf Janette di masa lalu.Tiga bulan kemudian,Sky membawa Alin dan Sean berlibur ke Sydney sekaligus bertemu Jonathan di kantor cabang milik Sky di Sydney.Jonathan membuat pertemuan dengan Sky dan Alin di sebuah restoran mewah pusat kota Sydney. "Kenalkan, ini Nabila. Bila, ini bosku Sky Yuan, Alin dan putra mereka Sean, juga ini Keita," Jonathan memperkenalkan wanita yang datang bersamanya kepada Sky, Ali
Seiji dan Irine bukan pertama kali tidur bersama. Sekarang mereka sudah menikah meski di dalam hati Seiji masih tetap Alin yang bertahta. Tetapi tubuhnya masih seperti biasa, bisa bereaksi menegang sempurna saat melihat Irine.Syelin dibawa Nicholas keluar kamar sejak tengah malam untuk tidur bersamanya dan Sean.Kepergian Syelin tersebut ikut membangunkan Irine sedangkan Seiji belum tidur sejak masuk ke kamar, menunggu Syelin dan Irine siuman setelah obat penawar berhasil lolos melewati tenggorokan mereka. "Aku tidak peduli alasanmu menikahiku, tetapi apakah kamu akan melewatkan mencicipi tubuhku di malam pertama pernikahan kita?" cetus Irine seraya bangkit dan menyobek gaun pengantinnya menjadi beberapa bagian yang tersebar di lantai."Akhirnya kamu bangun," ucap Seiji santai.Seiji beringsut mundur bersandar ke kepala ranjang, memperhatikan Irine yang menelanjangi dirinya sendiri sampai tidak ada satu helai kainpun tersisa pada tubuh montok berisinya.Irine menarik meja kerja yang
Mr. Philippe bergegas pulang ke kediaman Yuan dan pergi ke kamar Seiji."Kotak obat kuat," gumam Mr. Philippe mengulangi ucapan Seiji yang memintanya membawa kotak itu ke hotel segera.Mr. Philippe membuka laci nakas dan menemukan beberapa kotak karet pengaman yang terlihat masih bersegel.Mr. Philippe menggerutu mengomeli Seiji dan jemarinya terus memeriksa kotak-kotak di dalam laci dan akhirnya menemukannya ada di dalam kotak karet pengaman yang segelnya sudah tidak utuh.Mr. Philippe memasukkan kotak yang dia dapatkan tersebut ke dalam kantung pakaiannya, juga membawa satu kotak karet pengaman yang bergambar gerigi pada luar kotak bersamanya.Kediaman Yuan sangat sepi, tetapi Mr. Philippe melihat ada bayangan seseorang berdiri di depan pintu masuk kediaman. "Lewat sini," bisik suara Brook terdengar di telinga Mr. Philippe. Brook mengajak Mr. Philippe ke atas rooftop. "Tunggu, kamu tidak memintaku untuk terjun bersamamu, 'kan? Ini sangat tinggi!" Mr. Philippe belum pernah melakuk
Janette terbatuk dan segera menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Sedangkan Nicholas membawa kursi rodanya ke balkon hotel depan ruangan pesta pernikahan Seiji dan Irine."Jika kamu sungguh-sungguh mencintai Daddy kami, mengakulah pada Sky jika kalian sudah memperdayanya sejak dia pemuda belia dan menewaskan Diana,"Janette terkejut menoleh ke samping menatap Nicholas. "Diana? Aku tidak mengetahui hal tersebut!" spontan Janette menjawab cepat.Janette mengetahui jika Diana adalah kekasih Henry sebelumnya tetapi penyebab kematiannya, dia tidak pernah tahu kebenarannya karena Henry mengatakan Diana bunuh diri di kamarnya dengan meminum racun yang menghancurkan tubuh bagian bawahnya.Sudut bibir Nicholas melengkung sinis, "Aku tegaskan padamu, berhenti berpura-pura, Janette! Aku tidak seperti Sky yang akan berhati lemah menghadapimu apalagi setelah mengetahui keterlibatanmu menewaskan Katherine dan Thomas Yuan!"Nicholas sengaja menyebut nama orangtuanya sebagai penegasan pada Janet
Janette menatap lekat pada Nicholas yang sedang duduk sarapan di seberang mejanya."Kita harus bicara, Nick!" ucap Janette setelah menyendok beberapa suap makanannya yang sama sekali tidak bisa dia nikmati.Nicholas menggedikkan kedua alisnya berujar, "Silakan!""Hanya kita berdua!" pinta Janette tegas seakan tubuhnya tiba-tiba menjadi sehat bertenaga."Apakah ada orang lain di meja makan ini, Janette?" sahut Nicholas tersenyum sinis.Nicholas menegakkan punggungnya ke sandaran kursi duduknya, mengambil gelas air mineral untuk dia minum.Janette menelan salivanya yang terasa pahit. Bertahun-tahun dia berinteraksi dengan Nicholas, tetapi dia masih belum bisa merengkuh hatinya seperti dia mendapatkan Sky."Kemana kamu beberapa hari ini?" tanya Janette berbasa basi."Untuk apa aku melaporkan kegiatanku padamu Janette? Aku sudah tidak bekerja lagi untukmu!" sahut Nicholas menyeringai sinis."Oh ya, Henry sudah tewas di Hongkong. Ku dengar staffnya yang membunuhnya dengan racun, karena mer
Nicholas tiba di kediaman Yuan sebelum tengah malam tiba. Mr. Philippe belum tidur dan dia langsung tersenyum senang melihat kedatangan Nicholas."Tuan muda Sky masih di rumah sakit," ucapnya pelan.Nicholas mengangguk samar. Melirik ke arah pintu kamar Janette sebentar sebelum dia pergi ke dapur untuk bertemu Alex."Dimana Syelin?" ucap Nicholas bertanya pada Mr. Philippe yang masih mengikutinya sampai le dapur."Syelin dibawa Seiji menginap di apartemen Irine," sahut Mr. Philippe sambil mengambil cangkir dari kabinet dan menuangkan minuman segar untuk Nicholas."Alex sedang berada di halaman belakang," cetus Mr. Philippe memperhatikan wajah Nicholas yang terlihat tenang.Mr. Philippe sudah sangat paham akan ketenangan Sky dan Nicholas, karena itu berarti telah atau akan terjadi sesuatu yang menyenangkan mereka."Uhm, aku ke kamar dulu. Nanti kalau Alex kembali, minta dia bawakan pasta saus tomat ke kamarku," tutur Nicholas seraya berjalan menaiki tangga menuju kamarnya di lantai du
"Aku sudah memperingatkan kalian, jangan pernah mengganggu Sky! Tapi ternyata kalian sudah paham akan risikonya!" ujar Nicholas tegas dan tajam menatap Henry Han, Ayah yang membesarkannya sejak bayi.Henry sedang duduk pada kursi empuk dalam ruangan kerjanya di Hongkong saat Nicholas masuk ke dalam ruangan tanpa mengetuk."Kamu datang, mau makan apa?" tanya Henry mengabaikan ucapan sengit Nicholas saat tadi memasuki ruangannya.Henry menekan tombol pada pesawat telpon, "Bawakan dua cangkir kopi ke ruanganku, sekarang!" ucap Henry pada pekerjanya lalu berdiri mempersilahkan Nicholas duduk pada sofa mewah yang terdapat di dalam ruangan."Jangan menguji kesabaranku, Henry! Kamu sangat tau tujuanku datang ke sini bukan untuk bersantai ataupun menikmati secangkir kopi yang bisa saja telah kau perintahkan membubuhkan racun untukku!"Nicholas terlihat sangat kaku, sungguh berbeda dengan Sky yang bisa mengikuti alur para musuhnya meskipun bersikap dingin.Nicholas memang dibesarkan hampir tida
Keita menerima laporan dari teman-temannya yang dia tempatkan untuk mengawasi Riri di pusat rehabilitasi meskipun juga sangat mudah baginya meretas sistem keamanan di sana dan melihat apapun yang terjadi. "Aku ada pekerjaan, nanti aku kembali lagi!" ucap Keita pada Daffa, lalu dia melirik sebentar ke arah pintu ruangan Sky yang tertutup rapat. "Amankan dia, dan pinta Dokter memeriksa keadaan Riri!" pinta Keita kepada temannya melalui sambungan telpon yang juga merupakan anak buah Seiji di Singapura. "Ku rasa dia tidak bekerja sendiri, karena dia hanya seorang tukang bersih-bersih, bukan orang lokal," ujar teman Keita di telpon padanya. "Hm! Buat dia bicara, tawarkan uang kalau begitu!" saran Keita cukup gemas dengan cara kerja orang yang masih belum berhenti mengusik ketenangan hidup Alin dan Sky. Tidak lama, Keita sudah sampai pada sebuah rumah yang tidak jauh dari pusat rehabilitasi. Keita mendorong pintu yang tidak terkatup rapat dengan ujung telunjuknya. Terlihat seorang