Share

39. Kencan

Penulis: Reyn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-13 17:09:30

Azfar dan Cindy, sepasang manusia yang dimabuk asmara. Terlalu lama saling memendam rasa, membuat luapan perasaan itu tak dapat dibendung lagi kali ini.

“Aku pulang dulu ya,” ucap Azfar sesaat setelah melepaskan ciuman Cindy yang cukup panas.

Cindy mengangguk berat, dia tidak mungkin memaksa Azfar untuk menemaninya lagi malam ini. Terlebih, hubungan mereka baru saja dimulai.

“Besok kita ketemu lagi,” ujar Azfar sambil mengusap pipi Cindy.

“Thanks ya untuk hari ini,” ucap Cindy tulus.

“Sama-sama Cin, kamu lekas membaik ya!” jawab Azfar.

“Aku sudah baik-baik saja, besok aku mau masuk kerja,” ujar Cindy.

“Kamu yakin?” tanya Azfar.

“Yakin dong!” jawab Cindy.

“Ya udah, besok aku jemput kamu ya,” ujar Azfar.

Cindy mengangguk lagi.

Setelah itu Azfar berpamitan dan pulang ke rumahnya.

Kabar hubungan Azfar dan Cindy dengan cepat menyebar ke Mama dan Papanya, tentu saja ini ulah Alea.

“Ehm! Ada yang senang nih kayaknya,” ucap Mama melihat Azfar yang memasuki rumah.

“Apa sih Ma!” jawab Azfar sam
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jodoh di Tangan Kakek   40. Nasi Padang

    Akhir-akhir ini Rafif disibukan dengan berbagai pekerjaan.Dia sering pulang terlambat dan terkadang tidak pulang sama sekali.Sebagai CEO perusahaan, ini bukanlah hal yang asing. Makanya Alea harus selalu siap jika perhatian Rafif terbagi antara untuk dirinya dan pekerjaannya.Apalagi perusahaan Rafif yang sudah semakin besar dan memiliki cabang di berbagai Negara membuat Rafif harus sering melakukan perjalanan bisnis demi memastikan semuanya berjalan baik.Hari ini Rafif pulang ke rumah setelah seharian sibuk di kantornya. Dalam minggu ini dia tidak punya jadwal perjalanan, sehingga bisa memiliki banyak waktu untuk dihabiskan dengan Alea.“Mas, aku kayaknya pengen makan nasi padang!” ucap Alea begitu Rafif sampai dirumah.“Mama kamu kan punya restoran Padang, tinggal telepon aja,” jawab Rafif singkat.“Gak mau masakan Mama!” ujar Alea.“Terus?” tanya Rafif.“Pengen makan di Padang langsung!” sahut Alea.“Ya ampun Alea! Kok random banget sih?” tanya Rafif gemas.“Bawaan bayi mas! Ayo

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Jodoh di Tangan Kakek   41. Perang Dingin

    Sepanjang perjalanan kembali ke Jakarta, Rafif dan Alea saling diam.Mereka sibuk dengan isi kepala masing-masing.Sampai akhirnya mereka tiba di rumah, Rafif langsung berganti pakaian dan berangkat ke kantor tanpa berpamitan pada Alea.Alea yang merasa lelah, membiarkan Rafif pergi begitu saja.Sementara Rafif langsung melanjutkan kesibukannya selama seharian penuh, tanpa mengabari Alea sebagaimana biasanya. Bukan tidak ingin, dia benar-benar tidak sempat.Jauh dalam lubuk hati Alea, dia menunggu Rafif menghubunginya untuk sekedar bertanya apakah dia sudah makan.Namun hingga sore tiba, satu pesanpun tidak muncul di ponsel Alea.Alea sempat berpikir, mungkin Rafif marah akibat sikap Alea di Padang kemarin.Alea juga tidak ingin membuat Rafif lelah, tapi dia juga tidak bisa memahami kenapa keinginannya seperti tidak ingin menerima penolakan sekalipun.Selain itu, mood nya akhir-akhir ini memang terasa kacau. Selain karena kehamilan yang sudah memasuki trimester akhir ditambah Rafif ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Jodoh di Tangan Kakek   42. Curiga

    Rafif kembali dalam dua hari sesuai dengan ucapannya, setelah memarkirkan mobilnya dia bergegas memasuki rumah dan mencari Alea.Saat tiba di kamar dia melihat Alea yang sedang fokus membaca sebuah buku dengan memakai headphone di kepalanya, sehingga tidak menyadari kedatangan Rafif.Rafif tersenyum melihat Alea.Dia menghampirinya dan melepaskan headphone Alea pelan.“Alea, aku rindu.”Alea menatap suaminya lekat. Terlihat wajah sayu disana, Alea tidak tahu tekanan seperti apa yang sedang dihadapi Rafif. Tapi dia mengerti, Rafif saat ini benar-benar sedang membutuhkannya.“Kamu sudah makan?” tanyanya lembut.Rafif menggeleng. Tubuhnya lebih kurus daripada dua hari yang lalu.“Kamu mandi dulu, aku siapin makan,” ujar Alea.“Makasih sayang,” ucap Rafif.Alea lalu beranjak ke dapur dan membuatkan Rafif makan malam.Setelah mandi Rafif turun dan makan bersama dengan Alea.“Bagaimana hasil pemeriksaan kemarin?” tanya Rafif.“Hasilnya baik,” jawab Alea. Dia lalu menjelaskan apa yang dikata

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Jodoh di Tangan Kakek   43. Fakta Menyakitkan

    “Kak, apa aku boleh menangis?” tanya Alea pada Cindy.“Ada apa Alea?” tanya Cindy balik. Dia melihat Alea dengan penuh kekhawatiran.Alea lalu menceritakan semua yang terjadi di antara dirinya dan Rafif. Tentang perang dingin yang telah dimulai beberapa waktu lalu, tentang Rafif yang sibuk dengan pekerjaannya, sampai pada dugaan perselingkuhan Rafif.Alea menangis tersedu-sedu. Cindy mengambilkan segelas air putih dan membiarkan Alea meluapkan emosinya dulu sampai dia benar-benar tenang.Setelah sedikit mereda, Cindy memeluk Alea mencoba memberikan kekuatan untuk calon adik iparnya.“Kamu jangan terlalu cepat menyimpulkan, Rafif mungkin benar-benar sedang sibuk saat ini. Dia tidak akan sampai hati menyelingkuhi kamu, perjuangan dia untuk mendapatkanmu itu lebih dari sepuluh tahun,” ucap Cindy mencoba menenangkan.“Baik sepuluh tahun atau lima puluh tahun sekalipun, jika ada orang yang lebih memikat hatinya tetap akan terjadi kak,” jawab Alea.“Apalagi sejak perutku membesar aku tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Jodoh di Tangan Kakek   44. Pelik

    Rafif berlari ke kamarnya begitu tiba di rumah.Dia mencari keberadaan Alea. Dia tahu Alea saat ini pasti sedang terluka dengan adanya kabar palsu tentang dirinya.Rafif tidak menemukan Alea di kamar, dia melihat lemari yang terbuka seiring dengan menghilangnya baju-baju miliknya Alea.Hatinya berkecamuk.Dia lalu berlari menghampiri bi Imas dan menggedor-gedor pintu kamar bi Imas.“Alea kemana bi?” tanyanya tak sabar sesaat setelah bi Imas membuka pintu.“Non Alea pulang ke rumah bapak dan ibu den,” ucap bi Imas dengan terus menunduk. Dia tidak berani menatap Rafif.Tanpa berpikir, Rafif langsung berlari ke mobilnya dan mengendarinya dengan kecepatan penuh menuju ke rumah mertuanya.Pikirannya benar-benar kacau, bagaimana pandangan mertuanya terhadapnya nanti?Tapi dia tidak akan menyerah begitu saja, dia tahu dia tidak bersalah.Rafif sampai di rumah mertuanya, dia menerobos masuk hendak mencari Alea.Tapi tiba-tiba saja Azfar mencekal langkahnya dan memberikan sebuah tinju keras te

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Jodoh di Tangan Kakek   45. Salah Sasaran

    Di ruang interogasi kantor kepolisian Bali, Rafif menyaksikan tersangka penyebar foto dirinya dengan Selena sedang melakukan pemeriksaan Polisi.Disana juga telah hadir Selena dan Alex kekasihnya.“Saya hanya orang suruhan pak!” ujar tersangka menggema di seluruh ruangan.“Siapa yang menyuruhmu?” tanya pak Polisi.Tersangka tersebut kebingungan, dia tidak berani menyebutkan nama orang yang memberinya perintah.“Cepat katakan!” bentak Polisi.“Jika kau tidak mengatakannya, maka hukumanmu akan lebih berat! Sementara orang yang menyuruhmu sedang menghirup udara bebas diluar sana, apa kau ikhlas menerimanya?” sambung pak Polisi.Tersangka gelisah, dia memikirkan bagaimana jika dirinya mendekam dibalik jeruji, sementara bosnya masih hidup dengan tenang diluar sana.Dengan suara lemah dia menyebutkan sebuah nama.“Dia Edward.”Mendengar nama yang disebut, Selena terkejut.“Hah?” Selena menangkup wajah dengan kedua tangannya.Selena tahu siapa Edward. Seketika dia bergetar ketakutan.“Ada ap

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Jodoh di Tangan Kakek   46. Meluruskan Kesalahpahaman

    “Kamu dimana? Papa harap kamu segera kembali, Alea membutuhkanmu,” ucap Papa dalam panggilan telepon saat Rafif tengah berjalan menuju pesawat.Rafif tercekat, hatinya bergemuruh hebat. Dia mengkhawatirkan keadaan istrinya saat ini.Dia tidak mengetahui kabar Alea lagi sejak tadi siang dia pingsan didepan matanya. Setetes air mata mengalir di wajah Rafif. Dia menyesali semua yang terjadi.“Aku sedang dalam perjalanan, Pa. Tunggulah sebentar lagi,” jawab Rafif dengan suara yang sedikit bergetar.***Rafif duduk bersimpuh dengan dua tangannya mengepal. Dia harus segera menjelaskan apa yang terjadi pada semua orang.Dihadapannya telah hadir Papa, Ayah, Mama, Bunda beserta Azfar.Sementara Cindy menemani Alea di kamar.“Apa yang akan kau sampaikan?” tanya Ayah dengan sorot mata tajam.Rafif lalu menjelaskan semua yang terjadi, tentang fotonya dengan Selena dan semua yang dia temukan di Bali.“Edward?” tanya Ayah saat Rafif menyebutkan sebuah nama.Rafif mengangguk, lalu kembali menjelaska

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Jodoh di Tangan Kakek   47. Maaf Saja tak Cukup

    Alea terbangun di pagi hari dengan penuh keheranan.Alea mencoba mengingat-ingat apa yang telah terjadi pada dirinya kemarin.Seketika dia melihat potongan-potongan ingatan tentang Rafif, Alea mengingat dirinya yang menerima pesan dari nomor tak dikenal, dia juga mengingat foto-foto tentang suaminya dengan seorang wanita.Alea pun mengingat bagaimana dia dan Rafif bertengkar hebat.Dia menghembuskan nafas panjang.Kemudian dia merasakan beban berat di pinggangnya, ternyata sebuah tangan melingkar dari balik badannya.Alea membalikan badannya, dia terkejut dengan keberadaan Rafif disana.Bersamaan dengan itu Rafif membuka matanya, dia tersenyum pada Alea.“Kenapa kamu disini?” tanya Alea sinis.“Aku sudah disini sejak tadi malam, sayang,” jawab Rafif.“Pergi! Aku gak mau ketemu kamu.”Rafif memijat keningnya, dia berusaha mengumpulkan kesadarannya.“Alea, kita sudah baik-baik saja semalam!” ujar Rafif dengan sedikit meninggikan suara.Dia heran dengan sikap Alea, semalam dia begitu bai

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16

Bab terbaru

  • Jodoh di Tangan Kakek   103. Keresahan Hati

    Selama perjalanan pulang dari Bandung menuju Jakarta, Cindy lebih banyak terdiam dan merenung.Dia memikirkan semua nasehat nenek padanya, hal yang ketika diucapkan sangat bisa membuatnya tenang. Namun ketika dia kembali pada kenyataan, rasanya sulit sekali untuk menemukan kebahagiaan.Rumah tangga tanpa anak, memang bukan satu-satunya sumber kebahagiaan. Namun, akan lebih sempurna kebahagiaan itu ketika hadir seorang malaikat kecil di antara mereka.Hal inilah yang sampai saat ini masih diusahakan Cindy dan Azfar selama dua tahun lebih pernikahannya.“Kamu kenapa?” tanya Azfar yang melihat Cindy hanya melamun dan menatap ke arah luar jendela.“Gak apa-apa!” jawab Cindy singkat.Mereka, bukan tidak berusaha. Mengingat mereka lebih paham tentang situasi mereka karena profesinya sebagai dokter. Namun, apapun yang mereka usahakan akan tetap sia-sia ketika Tuhan belum mengizinkan.”Apa selama di Bandung, ada hal yang menyinggungmu?” tanya Azfar pelan.“Hmm gak ada kok!” jawab Cindy.“Teru

  • Jodoh di Tangan Kakek   102. Kemah

    Hari ini, Alea dan Rafif berencana untuk menghabiskan waktu bersama keluarga di Bandung, sebelum mereka kembali ke Jakarta.Selama sehari penuh mereka semua berkumpul di rumah nenek, makan masakan nenek, bermain bersama para sepupu dan bercerita tentang masa lalu.Semua terlihat sangat menikmati momen kebersamaan itu.Papa sebetulnya hanya anak tunggal, tetapi semasa kakek Abdul hidup, beliau sempat mengadopsi anak perempuan dari keluarga nenek yang mereka beri nama Ayu.Saat ini, tante Ayu lah yang tinggal bersama nenek di rumah ini, sehingga nenek tidak pernah kesepian.Beberapa kali papa juga mengajak nenek untuk tinggal bersama di Jakarta, namun nenek bersikeras untuk tetap tinggal di Bandung.Katanya, rumah ini penuh dengan kenangan semasa hidup bersama kakek Abdul. Dan hanya saat tinggal disini, nenek merasa kakek Abdul masih ada bersama mereka.“Kak, kenapa bengong?” tanya Alea pada Cindy yang terlihat sedang memandang kosong ke arah Zayn dan Nizam putra bungsu tante Ayu yang s

  • Jodoh di Tangan Kakek   101. Kota Kenangan

    Alea dan Rafif duduk di ujung tempat tidur sambil menikmati pemandangan malam kota Bandung dari kaca jendela besar kamar mereka yang berada di lantai 22.Tubuh mereka masih sama-sama polos setelah selesai saling memanjakan.Tangan Rafif merangkul bahu Alea dengan kepala yang saling menopang. Mereka mulai mengenang masa lalu mereka tentang kota ini.Bandung, merupakan kota kelahiran dua anak manusia yang sekarang saling mencintai ini. Mereka di takdirkan bertemu karena pertemanan kakek mereka yang berlangsung begitu lama.Kelahiran Rafif di keluarga Hadiwinata adalah hal yang membahagiakan, sebab ayah dan bunda terbilang cukup lama menanti kehadiran buah hati.Empat tahun berselang, Alea lahir di keluarga Haris.Kelahiran Alea disambut bahagia oleh dua keluarga, sebab kakek Hadiwinata dan kakek Abdul Haris telah berniat untuk menjodohkan cucu mereka kelak agar persahabatan mereka tidak terputus dan berlanjut sampai anak keturunannya.“Kalau dipikir-pikir, ternyata aku sudah jatuh cinta

  • Jodoh di Tangan Kakek   100. Bandung Lautan Cinta

    Setelah acara kisah sukses alumni selesai, Alea bersama dengan Rafif, diikuti oleh Azfar bergegas turun dari panggung.Acara dilanjutkan dengan ramah-tamah dan ngobrol santai sesama alumni sambil mencicipi makanan yang telah disediakan.Alea hendak pergi meninggalkan Rafif untuk kembali menemui teman-temannya yang belum sempat dia sapa.“Mau kemana?” tanya Rafif menarik tangan Alea yang hendak menjauhinya.“Mau nyapa teman-temanku mas!” jawab Alea.“Ikut aku dulu!” ajak Rafif.Alea tidak membantah, dia mengikuti kemana Rafif pergi dengan tangannya yang digenggam erat oleh Rafif.Ternyata, Rafif mengajaknya menemui teman-teman Rafif dan Azfar semasa bersekolah. Semua orang tampak ramah dan menyambut baik kedatangan Alea.Tidak sedikit yang memuji tentang penampilan dan keserasian mereka, tidak lupa kisah sukses mereka yang menginspirasi membuat teman-teman mereka kagum.Meskipun banyak juga tatapan iri yang menghampiri mereka.Setelah menyapa beberapa teman Rafif, berganti Alea yang me

  • Jodoh di Tangan Kakek   99. Reuni 2

    “Alea..?!”“Kamu datang sendirian?” tanya pria yang sangat tidak ingin ditemui Alea disini, sekarang.Alea mengangguk sambil tersenyum tipis.“Hai Elang!” Desi langsung merapat pada Elang dan mengalungkan tangannya disana.Elang menepis tangan Desi dan menghampiri Alea. Ini adalah kesempatan baginya untuk mendekati Alea, paling tidak dia bisa mencoba untuk mengakrabkan dirinya kembali.“Ih Elang!” pekik Desi lalu kembali mengikuti langkah Elang.“Kalian selesaikan dulu urusan kalian! Aku mau menyapa yang lain,” ujar Alea sambil tertawa ringan.Alea lalu beranjak meninggalkan mereka bersama Manda dan Lusi.“Ih ganggu aja kamu tuh!” keluh Elang pada Desi.“Elang, ngapain masih cari Alea sih? Orang kampungan itu! Padahal aku lebih segalanya dari dia,” ujar Desi.“Asal kamu tahu Des! Pakaian Alea dari atas sampai bawah kalo di uangkan bisa beli mobil! Aku butuh salah satunya aja biar bisa hidup!” bentak Elang marah karena Desi menghilangkan kesempatannya untuk mendekati Alea.“Hah? Masa s

  • Jodoh di Tangan Kakek   98. Reuni 1

    “Mas, besok kita ke Bandung ya!” ajak Alea sembari merapikan kamar tidurnya.“Acara reuniku lusa, aku pengen nginep di rumah nenek dulu semalam. Sekalian bawa Zayn,” jawab Alea.“Tapi besok aku harus ke Lampung, buat meninjau bisnis disana,” ujar Rafif.“Yah! Kan kita udah sepakat dari bulan lalu kalau besok kita ke Bandung,” ujar Alea kecewa.“Kamu ajak mama aja, mau gak?” usul Rafif.Dia ingat kalau dia sudah janji akan mengantar Alea ke Bandung untuk mengikuti acara reuni SMA, tetapi mendadak dia harus ke luar kota untuk urusan bisnisnya.“Emang boleh?” tanya Alea ragu.“Boleh sayang, nanti kalau sempat aku susul kalian ke Bandung, tapi kalau enggak kamu bisa kan pergi ke acara reuni sendiri?” tanya Rafif.“Kamu gak apa-apa kalau aku pergi sendiri?” tanya Alea lagi, mengingat Rafif begitu pencemburu.“Yaa, gak apa-apa. Tapi kamu gak boleh macam-macam disana!” ujar Rafif.“Aku? Mana berani!” sahut Alea.***Keesokan paginya Rafif mengantar Alea, Zayn dan mama ke stasiun kereta. Mere

  • Jodoh di Tangan Kakek   97. Bertemu Teman Lama

    “Mama!” suara Zayn terdengar memasuki kamar mereka.Rafif buru-buru melepaskan tautan diri mereka dan mempersilakan Alea untuk membasuh tubuhnya lebih dulu.“Ma!” panggil Zayn lagi.“Mama mandi sayang, sebentar ya!” sahut Alea dari dalam kamar mandi.Klek! Terdengar Zayn berusaha membuka pintu kamar mandi.Alea dan Rafif saling pandang, mereka lupa apakah tadi sudah menguncinya atau belum.Buru-buru Rafif berlari ke arah pintu dan menahan pintunya dari dalam. dia bersandar di pintu dengan gemuruh di dadanya, takut sekali perbuatannya di ketahui oleh putra sulungnya.“Ma, cepat!” teriak Zayn dari luar pintu sambil terus menggedor-gedornya.“Iya sayang! Zayn tunggu dikamar ya, sebentar lagi mama keluar,” jawab Alea sambil berteriak.Zayn menurut lalu beranjak pergi meninggalkan kamar Alea.“Fiuh!” Alea dan Rafif kembali bernapas lega.“Kamu sih! Aku bilang juga apa, Zayn masih bangun, dia pasti nyari aku!” ujar Alea.“Hehe, habisnya kamu menggoda!” jawab Rafif mendekat dan kembali merai

  • Jodoh di Tangan Kakek   96. Surat Undangan

    Suatu siang, Rafif tengah datang ke kantor Alee’s.co, yang mana itu merupakan perusahaan Alea yang saat ini berada dibawah naungan Rafif.“Permisi pak,” ujar Nadia, resepsionis di kator Alea.“Ya,” jawab Rafif.“Ini ada surat yang ditujukan untuk bu Alea,” ujar Nadia.“Oke. Terima kasih,” sahut Rafif.Setelah Nadia pamit, Rafif buru-buru melihat surat itu.Ternyata surat itu berlogokan sekolah lama Alea di Bandung. Karena terlalu penasaran, Rafif buru-buru membukanya.“Reuni? Jadi apa yang di ucapkan Elang tempo hari bukan sebuah alasan?” gumam Rafif.Setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan penting, Rafif segera pulang ke rumah untuk memberitahukan pada Alea perihal undangan reuni yang diterima.“Sayang, ada surat buat kamu!” teriak Rafif dari ruang keluarga. Sementara Alea masih berada di lantai dua rumahnya.“Surat apa?” tanya Alea dari atas, dia hanya menunjukan kepalanya saja.“Sini turun!” ujar Rafif.Alea lalu bergegas menuruni tangga dengan setengah berlari.“Gak usah lari! Ka

  • Jodoh di Tangan Kakek   95. Api Cemburu

    Alea kembali ke rumah setelah sebelumnya mengantar mama pulang. Zayn telah tidur dengan nyaman di jok belakang.Sesampainya di rumah, Alea menggendong Zayn dan membawanya ke kamar tidur milik Zayn. Lalu setelahnya dia bergegas membersihkan diri di kamarnya.Hari sudah mulai sore, setelah selesai mandi Alea langsung masuk ke dalam walk in closet dan berpakaian.Saat keluar, Rafif telah menunggunya di kamar dengan raut muka marah. Keadaannya masih sama berantakannya seperti sebelumnya.Alea berjalan menuju meja rias tanpa menghiraukan keberadaan Rafif.“Kan aku sudah bilang, kamu tidak boleh bertemu dengannya kecuali kamu bersamaku!” Rafif mulai bicara dengan nada dingin.“Kenapa tadi malah dia yang antar kalian ke rumah sakit? Apa tidak cukup aku memberi peringatan?” tanya Rafif.Alea masih terpaku menatap dirinya di cermin, dia menyisir rambutnya yang masih sedikit basah.“Alea, aku sedang bicara!” bentak Rafif saat merasa di abaikan oleh istrinya.Alea menaruh sisirnya kembali di mej

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status