Hari-hari sebagai pasangan suami istri baru, bisa dilalui Rafif dan Alea dengan baikMereka tentu perlu beradaptasi dengan kehidupan baru mereka, meskipun dalam perjalannya tidak selalu mulus.Pernikahan mengubah mereka. Mendewasakan pikiran, menyatukan dua isi kepala dan menetapkan hati untuk saling jatuh cinta. Tidak ada yang sempurna dalam langkah mereka saat memulai, tapi mereka berhak memilih melalui jalan yang mana untuk bisa mencapai kebahagiaan.Seiring waktu yang berlalu, Alea dan Rafif sudah terbiasa menerima segala kekurangan dan kelebihan masing-masing. Hari-hari mereka selalu dipenuhi dengan tawa dan berbagai hal yang menyenangkan meskipun sesekali mereka saling diam karena kesalah pahaman. Begitulah yang terjadi dalam kehidupan berumah tangga.Selain sebagai pasangan, tanggung jawab Alea dan Rafif di perusahaannya masing-masing tentu harus tetap berjalan.Hari ini, tepat di akhir bulan Januari. Alea harus mengadakan evaluasi kerja bulanan yang sudah dia lewatkan sebulan
Area 21+, pembaca di harap bijak.Puas bermain dengan buah ranum milik Alea, Rafif beralih mencium bibir Alea, mengabsen deretan gigi Alea dengan lidahnya dan saling bertukar saliva.Tangannya tidak tinggal diam, dia meremas buah kesukaannya itu satu persatu. Rafif membaringkan tubuh Alea. Dia berusaha melepas celana dalam milik Alea lalu memandangi tubuh polos Alea dengan penuh nafsu.Perlahan-lahan dia menurunkan boxer yang dipakainya, menunjukan pada Alea miliknya yang besar dan panjang telah berdiri sempurna.Alea masih selalu bergidik ngeri, bagaimana bisa benda sebesar itu selalu berhasil masuk ke dalam miliknya yang sempit.Rafif menurunkan badannya menuju titik sensitif Alea, dia menyentuh milik Alea dengan jarinya.“Sayang kamu sudah basah,” ucapnya pada Alea.Alea mengangguk tanda dia sudah sangat siap.Melihat istrinya yang sudah sangat bergairah, Rafif tidak langsung melakukan penyatuan dengan Alea, dia malah menggesekan jarinya di atas milik Alea, membuat Alea sedikit fru
Sepeninggalnya Najwa dan rombongan karyawannya yang telah kembali ke Jakarta, Alea memilih untuk menghabiskan lebih banyak waktu di Bali berdua dengan Rafif.Sepanjang pagi dan siang mereka lalui di kamar hotel, menjelang sore barulah Alea mengajak Rafif untuk pergi ke pantai dan menikmati sunset disana.Alea memilih pantai Jimbaran dimana sunset terlihat dengan lebih cantik dari sana.Setelah memesan beberapa kudapan dan minuman, Rafif menghampiri Alea yang telah lebih dulu duduk di tepi pantai.Alea menyandarkan kepalanya di bahu Rafif, dia seperti mendapatkan kenyamanan yang tidak pernah didapatkan dari tempat lain.“Indah banget ya mas, andai aja kita bisa menikmati pemandangan ini setiap hari,” ujar Alea.“Kalo kamu mau, aku bisa mengabulkannya buat kamu,” jawab Rafif.“Gimana caranya?” Tanya Alea.“Hmm.. Mungkin kita bisa pindah kemari,” jawab Rafif.“Kamu kira segampang itu,” ujar Alea.“Aku serius sayang,” ucap Rafif sambil menyentuh hidung Alea.Memang mudah saja bagi Rafif u
Selama ini Rafif telah banyak mengira, mungkin saja Alea memang pernah memiliki hubungan spesial dengan pria lain saat dia menghilang dari kehidupan Alea selama sepuluh tahun lamanya.Sejauh ini dia tidak pernah merasa terganggu dengan pemikirannya tentang pria di masa lalu Alea, karena saat ini Alea telah menjadi miliknya seutuhnya.Tetapi melihat bagaimana Alea menyanjung David di hadapannya membuat hatinya sedikit terluka. Membuat Rafif lebih banyak diam saat pesawat mereka tengah terbang menuju ke Jakarta.“Mas, kok diam aja sih?” Tanya Alea.“Hm? Nggak sayang, aku cuma sedikit ngantuk,” jawab Rafif.“Oh ya udah, kamu tidur aja kalau gitu,” ujar Alea.Alea heran dengan sikap suaminya saat ini, kenapa dia menjadi pendiam padahal biasanya dia sangat suka mengobrol banyak hal. Tapi mendengar jawaban Rafif sepertinya Alea percaya kalau suaminya hanya sedang mengantuk.Setelah hampir 2 jam di atas pesawat, akhirnya mereka tiba di Jakarta.“Kamu tunggu disini ya, aku ambil mobil dulu,”
Alea tidak mengerti dengan sikap Rafif saat ini.Dia jelas tahu kalau David hanyalah seorang teman dari masa lalunya. Bisa-bisanya Rafif cemburu pada orang yang jelas-jelas tidak memiliki hubungan apapun dengannya.Bahkan David dengan senang hati mengundang dirinya dan Rafif untuk datang ke pameran fotonya.Yang paling membuat Alea kesal adalah fakta bahwa Rafif tidak menemuinya beberapa tahun silam hanya karena melihat dirinya sedang bersama dengan David.Rafif sungguh bodoh, padahal hanya dia yang selalu mengisi hati Alea selama ini. Bahkan setelah menghilang selama sepuluh tahun pun Alea tetap menerimanya kembali, dengan hati yang penuh cinta untuk Rafif.Alea terus merenung di sofa ruang tengah rumahnya dan mencoba menetralkan emosinya pada Rafif. Sampai akhirnya dia ketiduran disana.Rafif yang merasa dirinya keterlaluan berusaha untuk menemui Alea lagi dan meminta maaf padanya atas segala tindakan bodohnya. Dia lalu turun dan mencari keberadaan Alea.Sesampainya di ruang tengah,
Sesuai dengan yang direncanakan, akhir pekan ini Alea dan Rafif berencana untuk pergi ke pameran fotografi. Ini adalah kali pertama Alea datang ke pameran bersama Rafif, biasanya dia hanya akan datang sendiri atau bersama Najwa.Makanya Alea merasa sangat senang dan menganggap bahwa ini adalah kencannya dengan Rafif.Sore hari setelah Alea selesai bersiap, mereka langsung menuju ke gallery tempat dimana pameran fotografi David di adakan.Begitu tiba di lokasi, Alea disambut oleh Najwa yang telah sampai disana lebih dulu.Setelah bertemu Najwa, Alea dan Rafif segera memasuki gallery. Mereka bertiga terpukau betapa bagusnya konsep pameran yang David sajikan.Bertemakan Manusia dan Imajinasi, lorong masuk gallery di suguhkan dengan foto bertemakan pemandangan alam indah seperti dalam imajinasi, seperti sulit untuk ditempuh tapi itu benar-benar tempat nyata yang pernah David potret.Beranjak ke tempat berikutnya, foto David yang lain menampilkan beberapa potret wajah orang-orang yang bera
Saat pagi tiba, Alea terbangun dan melihat Rafif yang masih terlelap di sampingnya.Alea lalu bergegas ke kamar mandi dan segera melakukan test urine, demi mengetahui apakah dirinya benar-benar hamil.Setelah menunggu beberapa saat, Alea segera melihat hasil dari testpacknya dan dia melihat dua buah garis yang sudah terlihat jelas.“Apakah ini artinya aku hamil?” tanya Alea dalam hatinya.Dia memandangi testpack tersebut beberapa waktu, berusaha meyakinkan dirinya bahwa apa yang dia lihat adalah kenyataan.“Lalu apa yang harus aku lakukan?” Alea tertegun sejenak.“Sayang, ngapain? Kok lama?” suara Rafif mengetuk pintu kamar mandi yang langsung membuyarkan kebingungan Alea.“Sebentar mas,” jawab Alea.“Are you ok?” tanya Rafif saat Alea membuka kamar mandi.Alea mengangguk, dia masih menyembunyikan hasil dari testpacknya.“Mas…,” panggil Alea ragu. Dia penasaran apa reaksi Rafif saat mengetahui kalau dirinya hamil.“Ya sayang, kenapa?” tanya Rafif.Alea lalu menyerahkan testpack yang d
Kabar kehamilan Alea tentu disambut baik oleh Mama, Papa, Bunda dan Ayah Rafif. Mereka bersyukur karena Alea dan Rafif sebentar lagi akan memberikan mereka cucu.Malam hari saat Alea dan Rafif berada di kamar, tiba-tiba terdengar bel rumahnya berbunyi.Rafif lalu beranjak untuk membukakan pintu, ternyata disana ada Mama dan Papa dengan membawakan satu kantung penuh berisi buah-buahan.“Eh Ma, Pa. Ayo masuk!” ajak Rafif.“Alea dikamar, naik aja Ma,” ujar Rafif.Mama lalu naik ke kamar Alea, sementara Papa memilih untuk mengobrol dengan Rafif di bawah.“Sayang,” ucap Mama sambil membuka pintu kamar Alea.“Mama!” pekik Alea senang mengetahui Mama nya berkunjung.Alea lalu bangun dan memeluk Mama.“Gimana kabar kamu sayang?” tanya Mama.“Aku baik ma, Mama gimana?” jawab Alea sambil bertanya kembali pada Mama.“Mama baik sayang, kalo cucu Mama gimana kabarnya?” tanya Mama lagi.“Maa!” ucap Alea penuh haru.“Sehat-sehat ya nak, jangan terlalu capek. Ingat disini sekarang ada malaikat kecil
“Alea…” panggil Rafif begitu tiba di kamar hotel.“Kakak Zayn ayo mandi, habis ini kita pulang!” ujar Alea pada Zayn tanpa menghiraukan panggilan Rafif.“Alea!” suara Rafif mulai meninggi.“Hhhh..” Alea menghela napas berat.“Nanti aja. Aku mau mandikan Zayn!” ujarnya kemudian.Rafif terdiam di ujung tempat tidur hotel. Pikirannya tak tentu arah. Dia tahu dia telah bersalah pada Alea semalam. Sebetulnya mudah saja bagi Rafif untuk berkata jujur. Namun entah kenapa satu sisi hatinya masih terasa berat.Terlebih lagi, semalam dia terlanjur berbohong pada Alea bahwa yang ditemuinya adalah Mario bukan Melissa.Rafif juga bingung sebab mood Alea selalu berubah drastis setiap dia mengandung. Jadi jika dia tidak berhati-hati, bisa dipastikan keributan akan terjadi di antara mereka.Di sisi lain, Alea juga menunggu apakah Rafif akan menjelaskannya lebih dulu? Atau dia akan tetap diam sampai Alea mulai bertanya?Jika Rafif berani mengatakannya lebih dulu maka Alea akan segera memaafkannya, nam
Jam 23.30 malam..Alea menunggu kedatangan Rafif di kamarnya. Sudah satu setengah jam sejak acara selesai, namun suaminya belum juga tiba di kamar.Alea mencoba menghubunginya berkali-kali namun tidak ada jawaban.“Kemana sih, sudah selarut ini belum juga sampai di kamar?” gumam Alea menatap layar ponselnya.Karena tidak ada jawaban, Alea pun memutuskan untuk menghubungi Azfar dan menanyakan keberadaan Rafif.“Halo kak, kalian masih di ballroom kah?” tanya Alea saat Azfar menjawab teleponnya.“Aku sudah kembali, kenapa?” tanya Azfar.“Mas Rafif kok belum datang?” tanya Alea lagi.“Bukannya Rafif sudah kembali lebih dulu? Tadi aku tidak melihatnya di ballroom.” Jawab Azfar.“Sampai sekarang dia belum kembali kak,” ujar Alea.“Oh! Tadi aku lihat dia ngobrol sama cewek sih. Aku kira habis itu dia kembali,” ujar Azfar polos.“Cewek?” tanya alea dengan nada meninggi karena sedikit terkejut.“Mungkin jurnalis, Al! Jangan terburu-buru menyimpulkan,” sahut Azfar yang merasa bersalah mengataka
“Kenapa kamu disini?” tanya Rafif dengan suara sedikit bergetar.Dadanya tiba-tiba bergemuruh dan seketika melupakan keadaan sekitar, pandangan dan pikirannya terfokus pada sosok wanita cantik di depan matanya.Dia adalah Melissa. Kepingan puzzle milik Rafif yang telah menghilang lama.Meskipun kini Rafif telah menikah dengan cinta pertamanya, Alea. Bukan berarti masa lalu Rafif tanpa wanita. Apalagi Rafif juga pria normal, dia tetap tumbuh layaknya remaja menuju dewasa seperti orang lain.Ya, bukan Yesika melainkan Melissa. Seseorang yang pernah mengisi hati Rafif saat berkuliah di London.***Saat itu Rafif pertama kali bertemu Melissa di kelas yang sama, karena sama-sama berasal dari Indonesia, mereka cukup cepat mengakrabkan diri.Satu tahun berteman, hubungan Rafif dan Melissa sangat dekat. Mereka akhirnya memutuskan untuk memulai hubungan asmara.Kala itu Rafif sedang bersiap untuk menyusun skripsi, dia sudah melupakan sosok Alea yang dia anggap sebagai adik.Karena jauh dari ke
Beberapa bulan kemudian..Cindy sudah semakin terbiasa dengan kehamilannya, dia juga aktif kembali sebagai dokter spesialis kandungan. Selain memastikan kehamilannya aman, dia juga selalu memastikan kandungan setiap pasiennya aman.Begitu juga dengan Alea, di kehamilan ketiganya ini dia memilih untuk lebih banyak diam di rumah. Sekalipun keadaan memaksanya keluar rumah, dia akan menunggu sampai Rafif bisa menemaninya.Bukan apa, Alea masih cukup trauma atas kejadian beberapa tahun lalu saat hamil anak keduanya. Mengalami penculikan sampai harus merasakan kehilangan anak adalah hal yang sangat menyedihkan.Kali ini, dia tidak akan membiarkan sesuatu terjadi. Karenanya, dia memilih untuk menjalani keseharian di rumah. Jika merasa bosan, maka saatnya dia memanggil seluruh anggota keluarganya untuk datang.Sementara itu Rafif dan Azfar disibukan dengan pekerjaan mereka, kebetulan beberapa bulan terakhir Rafif berhasil mengembangkan kembali bisnis barunya yaitu sebuah aplikasi yang berhubu
“Apakah program mereka tidak berhasil?” gumam Alea.“Kenapa sayang?” tanya Rafif yang tiba-tiba berdiri disamping Alea.“Mas, menurut kamu kak Azfar dan kak Cindy kenapa ya?” tanya Alea.Rafif memperhatikan Azfar dan Cindy sejenak, “mereka lagi lelah aja paling?” ujar Rafif.Alea mengangkat bahu tak mengerti. Namun hatinya berharap semoga apa yang dia khawatirkan tidak terjadi.“Ayo semuanya mendekat!” ujar papa.Lalu semua orang mendekat mengelilingi mama dan papa yang berdiri di tempat yang telah disiapkan di halaman rumah.Disana terdapat sebuah kue tart besar dan beberapa kado. Halaman rumah di hias dengan tema warna putih, serasi dengan pakaian yang dikenakan mama dan papa serta semua yang hadir.Mama mengenakan gaun warna putih panjang lengkap dengan veil warna serupa, papa memakai satu set jas putih senada, mereka benar-benar seperti pengantin.Di belakang mama dan papa ada sebuah layar yang sengaja dipasang untuk menampilkan rangkuman foto-foto sejak mama dan papa pertama kali
Setelah mempertimbangkan banyak hal, Azfar dan Cindy akhirnya memutuskan untuk memulai kembali perjuangan mereka untuk mendapatkan buah hati.Butuh kesiapan mental, fisik dan materi untuk memulai perjalanan panjang ini.Mereka mulai dengan kembali memeriksakan kesehatan organ mereka ke dokter kandungan, yang bernama Leo. Dia adalah teman seperjuangan Cindy dan bekerja di rumah sakit yang sama dengan mereka.“Akhirnya kalian kembali!” ujar Leo.Sebelumnya, Cindy dan Azfar juga sempat memeriksakan kondisi mereka satu tahun lalu. Namun karena kesibukan Cindy dan Azfar, mereka memutuskan untuk menunda dulu program hamil yang harus dilakukan.“Apa kalian udah siap sekarang?” tanya Leo.“Untuk saat ini, aku jauh lebih siap!” ujar Cindy.“Oke, kita mulai lagi dari awal ya?” Leo kemudian kembali menjelaskan prosedur untuk melakukan program Hamill.Cindy tentu sangat memahami langkah demi langkah untuk melakukan program hamil, tapi bagaimanapun dia tetap butuh dokter lain untuk membantunya mem
Selama perjalanan pulang dari Bandung menuju Jakarta, Cindy lebih banyak terdiam dan merenung.Dia memikirkan semua nasehat nenek padanya, hal yang ketika diucapkan sangat bisa membuatnya tenang. Namun ketika dia kembali pada kenyataan, rasanya sulit sekali untuk menemukan kebahagiaan.Rumah tangga tanpa anak, memang bukan satu-satunya sumber kebahagiaan. Namun, akan lebih sempurna kebahagiaan itu ketika hadir seorang malaikat kecil di antara mereka.Hal inilah yang sampai saat ini masih diusahakan Cindy dan Azfar selama dua tahun lebih pernikahannya.“Kamu kenapa?” tanya Azfar yang melihat Cindy hanya melamun dan menatap ke arah luar jendela.“Gak apa-apa!” jawab Cindy singkat.Mereka, bukan tidak berusaha. Mengingat mereka lebih paham tentang situasi mereka karena profesinya sebagai dokter. Namun, apapun yang mereka usahakan akan tetap sia-sia ketika Tuhan belum mengizinkan.”Apa selama di Bandung, ada hal yang menyinggungmu?” tanya Azfar pelan.“Hmm gak ada kok!” jawab Cindy.“Teru
Hari ini, Alea dan Rafif berencana untuk menghabiskan waktu bersama keluarga di Bandung, sebelum mereka kembali ke Jakarta.Selama sehari penuh mereka semua berkumpul di rumah nenek, makan masakan nenek, bermain bersama para sepupu dan bercerita tentang masa lalu.Semua terlihat sangat menikmati momen kebersamaan itu.Papa sebetulnya hanya anak tunggal, tetapi semasa kakek Abdul hidup, beliau sempat mengadopsi anak perempuan dari keluarga nenek yang mereka beri nama Ayu.Saat ini, tante Ayu lah yang tinggal bersama nenek di rumah ini, sehingga nenek tidak pernah kesepian.Beberapa kali papa juga mengajak nenek untuk tinggal bersama di Jakarta, namun nenek bersikeras untuk tetap tinggal di Bandung.Katanya, rumah ini penuh dengan kenangan semasa hidup bersama kakek Abdul. Dan hanya saat tinggal disini, nenek merasa kakek Abdul masih ada bersama mereka.“Kak, kenapa bengong?” tanya Alea pada Cindy yang terlihat sedang memandang kosong ke arah Zayn dan Nizam putra bungsu tante Ayu yang s
Alea dan Rafif duduk di ujung tempat tidur sambil menikmati pemandangan malam kota Bandung dari kaca jendela besar kamar mereka yang berada di lantai 22.Tubuh mereka masih sama-sama polos setelah selesai saling memanjakan.Tangan Rafif merangkul bahu Alea dengan kepala yang saling menopang. Mereka mulai mengenang masa lalu mereka tentang kota ini.Bandung, merupakan kota kelahiran dua anak manusia yang sekarang saling mencintai ini. Mereka di takdirkan bertemu karena pertemanan kakek mereka yang berlangsung begitu lama.Kelahiran Rafif di keluarga Hadiwinata adalah hal yang membahagiakan, sebab ayah dan bunda terbilang cukup lama menanti kehadiran buah hati.Empat tahun berselang, Alea lahir di keluarga Haris.Kelahiran Alea disambut bahagia oleh dua keluarga, sebab kakek Hadiwinata dan kakek Abdul Haris telah berniat untuk menjodohkan cucu mereka kelak agar persahabatan mereka tidak terputus dan berlanjut sampai anak keturunannya.“Kalau dipikir-pikir, ternyata aku sudah jatuh cinta