Share

28. Pameran

Penulis: Reyn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-09 21:33:46

Sesuai dengan yang direncanakan, akhir pekan ini Alea dan Rafif berencana untuk pergi ke pameran fotografi. Ini adalah kali pertama Alea datang ke pameran bersama Rafif, biasanya dia hanya akan datang sendiri atau bersama Najwa.

Makanya Alea merasa sangat senang dan menganggap bahwa ini adalah kencannya dengan Rafif.

Sore hari setelah Alea selesai bersiap, mereka langsung menuju ke gallery tempat dimana pameran fotografi David di adakan.

Begitu tiba di lokasi, Alea disambut oleh Najwa yang telah sampai disana lebih dulu.

Setelah bertemu Najwa, Alea dan Rafif segera memasuki gallery. Mereka bertiga terpukau betapa bagusnya konsep pameran yang David sajikan.

Bertemakan Manusia dan Imajinasi, lorong masuk gallery di suguhkan dengan foto bertemakan pemandangan alam indah seperti dalam imajinasi, seperti sulit untuk ditempuh tapi itu benar-benar tempat nyata yang pernah David potret.

Beranjak ke tempat berikutnya, foto David yang lain menampilkan beberapa potret wajah orang-orang yang bera
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Jodoh di Tangan Kakek   29. Dua Garis

    Saat pagi tiba, Alea terbangun dan melihat Rafif yang masih terlelap di sampingnya.Alea lalu bergegas ke kamar mandi dan segera melakukan test urine, demi mengetahui apakah dirinya benar-benar hamil.Setelah menunggu beberapa saat, Alea segera melihat hasil dari testpacknya dan dia melihat dua buah garis yang sudah terlihat jelas.“Apakah ini artinya aku hamil?” tanya Alea dalam hatinya.Dia memandangi testpack tersebut beberapa waktu, berusaha meyakinkan dirinya bahwa apa yang dia lihat adalah kenyataan.“Lalu apa yang harus aku lakukan?” Alea tertegun sejenak.“Sayang, ngapain? Kok lama?” suara Rafif mengetuk pintu kamar mandi yang langsung membuyarkan kebingungan Alea.“Sebentar mas,” jawab Alea.“Are you ok?” tanya Rafif saat Alea membuka kamar mandi.Alea mengangguk, dia masih menyembunyikan hasil dari testpacknya.“Mas…,” panggil Alea ragu. Dia penasaran apa reaksi Rafif saat mengetahui kalau dirinya hamil.“Ya sayang, kenapa?” tanya Rafif.Alea lalu menyerahkan testpack yang d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Jodoh di Tangan Kakek   30. Green Flag Papa

    Kabar kehamilan Alea tentu disambut baik oleh Mama, Papa, Bunda dan Ayah Rafif. Mereka bersyukur karena Alea dan Rafif sebentar lagi akan memberikan mereka cucu.Malam hari saat Alea dan Rafif berada di kamar, tiba-tiba terdengar bel rumahnya berbunyi.Rafif lalu beranjak untuk membukakan pintu, ternyata disana ada Mama dan Papa dengan membawakan satu kantung penuh berisi buah-buahan.“Eh Ma, Pa. Ayo masuk!” ajak Rafif.“Alea dikamar, naik aja Ma,” ujar Rafif.Mama lalu naik ke kamar Alea, sementara Papa memilih untuk mengobrol dengan Rafif di bawah.“Sayang,” ucap Mama sambil membuka pintu kamar Alea.“Mama!” pekik Alea senang mengetahui Mama nya berkunjung.Alea lalu bangun dan memeluk Mama.“Gimana kabar kamu sayang?” tanya Mama.“Aku baik ma, Mama gimana?” jawab Alea sambil bertanya kembali pada Mama.“Mama baik sayang, kalo cucu Mama gimana kabarnya?” tanya Mama lagi.“Maa!” ucap Alea penuh haru.“Sehat-sehat ya nak, jangan terlalu capek. Ingat disini sekarang ada malaikat kecil

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Jodoh di Tangan Kakek   31. Ribut

    Hari-hari berlalu begitu cepat, Alea sudah semakin terbiasa dengan kehamilannya. Dia juga sudah kembali dengan kegiatannya sebagai business woman.Sejauh ini tidak ada gejala yang membuat dia terganggu. Alea sehat-sehat saja seperti sedang tidak mengandung.“Dok, istri saya tidak mengalami gejala morning sickness seperti ibu hamil pada umumnya, apakah wajar?” tanya Rafif saat melakukan kontrol rutin dengan dokter Cindy.“Oh tidak apa-apa, itu termasuk hal baik. Berarti Alea bisa nyaman dengan kehamilannya ini,” jelas dokter Cindy.“Lalu apakah ada hal lain yang kamu rasakan Al?” tanya dokter Cindy pada Alea.“Nggak ada sih kak, aku cuma lebih sering merasa lapar saja,” jawab Alea.“Wah, bagus itu! Makan saja apapun yang kamu mau, tapi tetap harus memperhatikan nilai gizi, supaya bayi kamu nutrisinya bisa tercukupi,” jelas dokter Cindy.Lalu mereka pun mengobrol perihal kehamilan dan Cindy memberikan banyak tips serta rekomendasi berbagai vitamin yang bagus untuk Alea.“Kak Cindy, kala

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Jodoh di Tangan Kakek   32. Mencari Bukti

    Keesokan harinya, Alea terbangun saat ponselnya berdering berkali-kali. Alea lalu mengeceknya, ternyata banyak panggilan masuk terutama dari Mama dan Bundanya Rafif.Alea tak lantas mengangkat panggilan dari orang kesayangannya. Alea tahu apa yang sedang terjadi, dia memilih untuk menenangkan diri lebih dulu.Bersamaan dengan Alea, Rafif juga terbangun saat ponselnya berdering.“Bos, gue udah coba membereskan keributan kemarin. Tapi sepertinya pihak Yesi sekarang tidak tinggal diam. Mereka mengambil rekaman video cctv dari beberapa toko sekitar kejadian, sayangnya dia menyuntingnya dan hanya menampilkan video saat kamu menampar dia,” jelas Tomi saat Rafif mengangkat panggilannya.“Apa yang harus gue lakukan lagi, bos?” tanya Tomi.“Lo udah punya rekaman cctv aslinya?” tanya Rafif.“Gue udah cari, tapi sepertinya pihak Yesi membayar mahal toko-toko tersebut sehingga mereka enggan memberikannya sama gue,” jawab Tomi.Rafif memijat keningnya.“Coba lo cari dari semua sisi, kalo mereka mi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Jodoh di Tangan Kakek   33. Balasan

    Setelah mendapatkan bukti video, Rafif mengajak Tomi untuk kembali ke kantor dan menyusun rencana untuk membalas Yesi.Hari itu juga Rafif bertekad akan membalas perbuatan Yesi. Dia tidak akan memberi ampun untuk Yesi yang telah berbuat semena-mena pada Alea.Apalagi Yesi telah memanipulasi video dan menyembunyikan kebenaran sehingga membuat nama Rafif tercoreng.“Bos lo harus liat ini,” ucap Tomi dengan menunjukan sebuah video klarifikasi dari Yesi.Yesi mengatakan kalau Alea memancing keributan terhadap dirinya dan ibunya di mall sehingga Yesi meneriaki Alea, kemudian Rafif yang tidak terima langsung menamparnya begitu saja.“Hhh! Playing victim,” gumam Rafif.“Lo siapkan video dari bu Wulan, jernihkan suaranya kemudian naikkan pakai akun anonym saja. Kita tunggu reaksi dari pihak Yesi!” ujar Rafif memberikan perintah pada Tomi.“Oke bos!” jawab Tomi.Tidak lama setelah itu video yang disiapkan Tomi segera disebar luaskan.Hanya butuh waktu lima menit, video tersebut langsung dibagi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Jodoh di Tangan Kakek   34. Kebetulan

    Kejadian tentang keributan bersama Indri dan Yesi, membuat Rafif lebih protektif terhadap Alea. Dia tidak membebaskan Alea untuk pergi keluar tanpa ditemani olehnya.Hari-hari yang berlalu tidak serta merta membuat keadaan menjadi lebih kondusif, sebaliknya banyak sekali oknum-oknum yang memanfaatkan kesempatan untuk menjatuhkan nama Rafif.Power Yesi di dunia entertain memang tidak bisa diremehkan, meskipun Rafif sudah memblokir sebagian dari pintu rezeki Yesi, dia masih tetap bisa eksis di dunia hiburan karena dukungan para penggemarnya.Hal itulah yang dikhawatirkan Rafif terhadap Alea, jika dia membiarkan Alea pergi ditakutkan banyak penggemar Yesi yang akan berusaha menyerang istrinya.Disela-sela mengingat tentang kejadian beberapa hari lalu, Rafif baru menyadari kalau dia masih memiliki hutang budi pada bu Wulan yang telah membantunya.“Sayang, besok kita main ke rumah bu Wulan ya,” ujar Rafif saat bersiap untuk berangkat kerja.“Boleh mas,” jawab Alea.“Kita harus siapin apa b

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Jodoh di Tangan Kakek   35. Hubungan tanpa Status

    Seiring dengan berlalunya waktu, hari-hari Alea dan Rafif kembali tenang seperti semula.Tanpa terasa, kehamilan Alea sudah menginjak usia 6 bulan, mereka lantas mempersiapkan segala keperluan untuk menyambut kelahiran bayi mereka.Dengan ditemani Mama, Alea dan Rafif berkeliling mall untuk berbelanja perlengkapan bayi, mulai dari popok, baju-baju bayi hingga stroller. Semuanya benar-benar dipersiapkan dengan baik oleh Alea dan Rafif.“Aku udah capek, Ma,” ujar Alea.“Ayo istirahat dulu,” jawab Mama.“Kita ke resto aja yuk, sekalian makan siang,” ucap Rafif.Mereka lalu makan siang di restoran ala jepang. Alea memesan sebuah sushi dan takoyaki kesukaannya, sementara Rafif memesan ramen.Alea makan dengan lahap seperti biasa, tapi Rafif tiba-tiba merasakan mual saat suapan pertama masuk ke mulutnya.“Kamu kenapa mas?” tanya Alea.“Gak tahu, Al. Rasanya aku tidak sanggup mencium aroma ramen ini,” jawab Rafif.Alea lalu mengambil mangkuk ramen milik Rafif dan memeriksanya. Dia tidak akan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Jodoh di Tangan Kakek   36. Azfar dan Cindy

    Dengan langkah gontai Azfar memasuki kantornya di Rumah Sakit. Semalaman dia tak bisa tidur, Azfar merenungkan apa yang disampaikan oleh Alea dan Rafif.Jauh dalam lubuk hatinya dia masih berharap Cindy membalas perasaannya.Saat terhanyut dalam lamunannya, tiba-tiba saja pintu kantornya diketuk dari luar. Dia bergegas membukanya.“Dok, dokter Cindy kecelakaan!” ujar Siska, perawat yang biasa menjadi asistennya.“Apa?!” pekik Azfar kaget.“Iya dok, sekarang sedang ditangani di IGD,” jawab Siska.“Oke, makasih informasinya!” ucap Azfar lalu berlari menuju IGD.Sepanjang perjalannya menuju IGD dalam hatinya Azfar terus berdo’a, “semoga kamu baik-baik saja Cin!”Sesampainya di IGD dia kelabakan mencari keberadaan Cindy. Setelah bertanya ke beberapa perawat, akhirnya Azfar menemukan Cindy.Cindy sedang diberi penanganan oleh dokter umum, pelipisnya terluka dan memerlukan beberapa jahitan. Beruntung, luka Cindy tidak terlalu dalam sehingga dia masih sadarkan diri.“Apa yang terjadi?” tanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12

Bab terbaru

  • Jodoh di Tangan Kakek   103. Keresahan Hati

    Selama perjalanan pulang dari Bandung menuju Jakarta, Cindy lebih banyak terdiam dan merenung.Dia memikirkan semua nasehat nenek padanya, hal yang ketika diucapkan sangat bisa membuatnya tenang. Namun ketika dia kembali pada kenyataan, rasanya sulit sekali untuk menemukan kebahagiaan.Rumah tangga tanpa anak, memang bukan satu-satunya sumber kebahagiaan. Namun, akan lebih sempurna kebahagiaan itu ketika hadir seorang malaikat kecil di antara mereka.Hal inilah yang sampai saat ini masih diusahakan Cindy dan Azfar selama dua tahun lebih pernikahannya.“Kamu kenapa?” tanya Azfar yang melihat Cindy hanya melamun dan menatap ke arah luar jendela.“Gak apa-apa!” jawab Cindy singkat.Mereka, bukan tidak berusaha. Mengingat mereka lebih paham tentang situasi mereka karena profesinya sebagai dokter. Namun, apapun yang mereka usahakan akan tetap sia-sia ketika Tuhan belum mengizinkan.”Apa selama di Bandung, ada hal yang menyinggungmu?” tanya Azfar pelan.“Hmm gak ada kok!” jawab Cindy.“Teru

  • Jodoh di Tangan Kakek   102. Kemah

    Hari ini, Alea dan Rafif berencana untuk menghabiskan waktu bersama keluarga di Bandung, sebelum mereka kembali ke Jakarta.Selama sehari penuh mereka semua berkumpul di rumah nenek, makan masakan nenek, bermain bersama para sepupu dan bercerita tentang masa lalu.Semua terlihat sangat menikmati momen kebersamaan itu.Papa sebetulnya hanya anak tunggal, tetapi semasa kakek Abdul hidup, beliau sempat mengadopsi anak perempuan dari keluarga nenek yang mereka beri nama Ayu.Saat ini, tante Ayu lah yang tinggal bersama nenek di rumah ini, sehingga nenek tidak pernah kesepian.Beberapa kali papa juga mengajak nenek untuk tinggal bersama di Jakarta, namun nenek bersikeras untuk tetap tinggal di Bandung.Katanya, rumah ini penuh dengan kenangan semasa hidup bersama kakek Abdul. Dan hanya saat tinggal disini, nenek merasa kakek Abdul masih ada bersama mereka.“Kak, kenapa bengong?” tanya Alea pada Cindy yang terlihat sedang memandang kosong ke arah Zayn dan Nizam putra bungsu tante Ayu yang s

  • Jodoh di Tangan Kakek   101. Kota Kenangan

    Alea dan Rafif duduk di ujung tempat tidur sambil menikmati pemandangan malam kota Bandung dari kaca jendela besar kamar mereka yang berada di lantai 22.Tubuh mereka masih sama-sama polos setelah selesai saling memanjakan.Tangan Rafif merangkul bahu Alea dengan kepala yang saling menopang. Mereka mulai mengenang masa lalu mereka tentang kota ini.Bandung, merupakan kota kelahiran dua anak manusia yang sekarang saling mencintai ini. Mereka di takdirkan bertemu karena pertemanan kakek mereka yang berlangsung begitu lama.Kelahiran Rafif di keluarga Hadiwinata adalah hal yang membahagiakan, sebab ayah dan bunda terbilang cukup lama menanti kehadiran buah hati.Empat tahun berselang, Alea lahir di keluarga Haris.Kelahiran Alea disambut bahagia oleh dua keluarga, sebab kakek Hadiwinata dan kakek Abdul Haris telah berniat untuk menjodohkan cucu mereka kelak agar persahabatan mereka tidak terputus dan berlanjut sampai anak keturunannya.“Kalau dipikir-pikir, ternyata aku sudah jatuh cinta

  • Jodoh di Tangan Kakek   100. Bandung Lautan Cinta

    Setelah acara kisah sukses alumni selesai, Alea bersama dengan Rafif, diikuti oleh Azfar bergegas turun dari panggung.Acara dilanjutkan dengan ramah-tamah dan ngobrol santai sesama alumni sambil mencicipi makanan yang telah disediakan.Alea hendak pergi meninggalkan Rafif untuk kembali menemui teman-temannya yang belum sempat dia sapa.“Mau kemana?” tanya Rafif menarik tangan Alea yang hendak menjauhinya.“Mau nyapa teman-temanku mas!” jawab Alea.“Ikut aku dulu!” ajak Rafif.Alea tidak membantah, dia mengikuti kemana Rafif pergi dengan tangannya yang digenggam erat oleh Rafif.Ternyata, Rafif mengajaknya menemui teman-teman Rafif dan Azfar semasa bersekolah. Semua orang tampak ramah dan menyambut baik kedatangan Alea.Tidak sedikit yang memuji tentang penampilan dan keserasian mereka, tidak lupa kisah sukses mereka yang menginspirasi membuat teman-teman mereka kagum.Meskipun banyak juga tatapan iri yang menghampiri mereka.Setelah menyapa beberapa teman Rafif, berganti Alea yang me

  • Jodoh di Tangan Kakek   99. Reuni 2

    “Alea..?!”“Kamu datang sendirian?” tanya pria yang sangat tidak ingin ditemui Alea disini, sekarang.Alea mengangguk sambil tersenyum tipis.“Hai Elang!” Desi langsung merapat pada Elang dan mengalungkan tangannya disana.Elang menepis tangan Desi dan menghampiri Alea. Ini adalah kesempatan baginya untuk mendekati Alea, paling tidak dia bisa mencoba untuk mengakrabkan dirinya kembali.“Ih Elang!” pekik Desi lalu kembali mengikuti langkah Elang.“Kalian selesaikan dulu urusan kalian! Aku mau menyapa yang lain,” ujar Alea sambil tertawa ringan.Alea lalu beranjak meninggalkan mereka bersama Manda dan Lusi.“Ih ganggu aja kamu tuh!” keluh Elang pada Desi.“Elang, ngapain masih cari Alea sih? Orang kampungan itu! Padahal aku lebih segalanya dari dia,” ujar Desi.“Asal kamu tahu Des! Pakaian Alea dari atas sampai bawah kalo di uangkan bisa beli mobil! Aku butuh salah satunya aja biar bisa hidup!” bentak Elang marah karena Desi menghilangkan kesempatannya untuk mendekati Alea.“Hah? Masa s

  • Jodoh di Tangan Kakek   98. Reuni 1

    “Mas, besok kita ke Bandung ya!” ajak Alea sembari merapikan kamar tidurnya.“Acara reuniku lusa, aku pengen nginep di rumah nenek dulu semalam. Sekalian bawa Zayn,” jawab Alea.“Tapi besok aku harus ke Lampung, buat meninjau bisnis disana,” ujar Rafif.“Yah! Kan kita udah sepakat dari bulan lalu kalau besok kita ke Bandung,” ujar Alea kecewa.“Kamu ajak mama aja, mau gak?” usul Rafif.Dia ingat kalau dia sudah janji akan mengantar Alea ke Bandung untuk mengikuti acara reuni SMA, tetapi mendadak dia harus ke luar kota untuk urusan bisnisnya.“Emang boleh?” tanya Alea ragu.“Boleh sayang, nanti kalau sempat aku susul kalian ke Bandung, tapi kalau enggak kamu bisa kan pergi ke acara reuni sendiri?” tanya Rafif.“Kamu gak apa-apa kalau aku pergi sendiri?” tanya Alea lagi, mengingat Rafif begitu pencemburu.“Yaa, gak apa-apa. Tapi kamu gak boleh macam-macam disana!” ujar Rafif.“Aku? Mana berani!” sahut Alea.***Keesokan paginya Rafif mengantar Alea, Zayn dan mama ke stasiun kereta. Mere

  • Jodoh di Tangan Kakek   97. Bertemu Teman Lama

    “Mama!” suara Zayn terdengar memasuki kamar mereka.Rafif buru-buru melepaskan tautan diri mereka dan mempersilakan Alea untuk membasuh tubuhnya lebih dulu.“Ma!” panggil Zayn lagi.“Mama mandi sayang, sebentar ya!” sahut Alea dari dalam kamar mandi.Klek! Terdengar Zayn berusaha membuka pintu kamar mandi.Alea dan Rafif saling pandang, mereka lupa apakah tadi sudah menguncinya atau belum.Buru-buru Rafif berlari ke arah pintu dan menahan pintunya dari dalam. dia bersandar di pintu dengan gemuruh di dadanya, takut sekali perbuatannya di ketahui oleh putra sulungnya.“Ma, cepat!” teriak Zayn dari luar pintu sambil terus menggedor-gedornya.“Iya sayang! Zayn tunggu dikamar ya, sebentar lagi mama keluar,” jawab Alea sambil berteriak.Zayn menurut lalu beranjak pergi meninggalkan kamar Alea.“Fiuh!” Alea dan Rafif kembali bernapas lega.“Kamu sih! Aku bilang juga apa, Zayn masih bangun, dia pasti nyari aku!” ujar Alea.“Hehe, habisnya kamu menggoda!” jawab Rafif mendekat dan kembali merai

  • Jodoh di Tangan Kakek   96. Surat Undangan

    Suatu siang, Rafif tengah datang ke kantor Alee’s.co, yang mana itu merupakan perusahaan Alea yang saat ini berada dibawah naungan Rafif.“Permisi pak,” ujar Nadia, resepsionis di kator Alea.“Ya,” jawab Rafif.“Ini ada surat yang ditujukan untuk bu Alea,” ujar Nadia.“Oke. Terima kasih,” sahut Rafif.Setelah Nadia pamit, Rafif buru-buru melihat surat itu.Ternyata surat itu berlogokan sekolah lama Alea di Bandung. Karena terlalu penasaran, Rafif buru-buru membukanya.“Reuni? Jadi apa yang di ucapkan Elang tempo hari bukan sebuah alasan?” gumam Rafif.Setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan penting, Rafif segera pulang ke rumah untuk memberitahukan pada Alea perihal undangan reuni yang diterima.“Sayang, ada surat buat kamu!” teriak Rafif dari ruang keluarga. Sementara Alea masih berada di lantai dua rumahnya.“Surat apa?” tanya Alea dari atas, dia hanya menunjukan kepalanya saja.“Sini turun!” ujar Rafif.Alea lalu bergegas menuruni tangga dengan setengah berlari.“Gak usah lari! Ka

  • Jodoh di Tangan Kakek   95. Api Cemburu

    Alea kembali ke rumah setelah sebelumnya mengantar mama pulang. Zayn telah tidur dengan nyaman di jok belakang.Sesampainya di rumah, Alea menggendong Zayn dan membawanya ke kamar tidur milik Zayn. Lalu setelahnya dia bergegas membersihkan diri di kamarnya.Hari sudah mulai sore, setelah selesai mandi Alea langsung masuk ke dalam walk in closet dan berpakaian.Saat keluar, Rafif telah menunggunya di kamar dengan raut muka marah. Keadaannya masih sama berantakannya seperti sebelumnya.Alea berjalan menuju meja rias tanpa menghiraukan keberadaan Rafif.“Kan aku sudah bilang, kamu tidak boleh bertemu dengannya kecuali kamu bersamaku!” Rafif mulai bicara dengan nada dingin.“Kenapa tadi malah dia yang antar kalian ke rumah sakit? Apa tidak cukup aku memberi peringatan?” tanya Rafif.Alea masih terpaku menatap dirinya di cermin, dia menyisir rambutnya yang masih sedikit basah.“Alea, aku sedang bicara!” bentak Rafif saat merasa di abaikan oleh istrinya.Alea menaruh sisirnya kembali di mej

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status