Beberapa hari setelah kepulangannya dari Paris, Alea dan Rafif berencana akan segera pindah ke Rumah baru mereka.Setelah melakukan banyak persiapan untuk keperluan pindahan, Mama dan Papa ikut serta mengantar Alea ke rumah barunya.Sesampainya di rumah baru ternyata sudah ada ayah dan bunda dari Rafif.Mereka semua sengaja berkumpul di rumah baru Alea dan Rafif, untuk menjalin kembali silaturahmi yang sempat hilang sepuluh tahun lamanya.“Alea, rumah ini masih sangat kosong. Kamu boleh bilang sama bunda jika memerlukan sesuatu ya!” ucap bunda.“Iya bunda, Alea akan langsung bilang kalau perlu sesuatu,” jawab Alea.“Iya mbak Mel, kosong sekali rumah ini. Tapi rasanya disini sangat nyaman, pantesan Alea langsung mau pindah kesini,” ucap Mama menanggapi.“Mama juga suka kan? Aku langsung suka sekali begitu di ajak mas Rafif kesini,” ucap Alea.“Semoga kamu dan Rafif betah tinggal disini, kalian harus selalu rukun lho!” ucap bunda.“Nanti kalian hanya tinggal berdua, gak ada Mama dan Bun
Hari-hari sebagai pasangan suami istri baru, bisa dilalui Rafif dan Alea dengan baikMereka tentu perlu beradaptasi dengan kehidupan baru mereka, meskipun dalam perjalannya tidak selalu mulus.Pernikahan mengubah mereka. Mendewasakan pikiran, menyatukan dua isi kepala dan menetapkan hati untuk saling jatuh cinta. Tidak ada yang sempurna dalam langkah mereka saat memulai, tapi mereka berhak memilih melalui jalan yang mana untuk bisa mencapai kebahagiaan.Seiring waktu yang berlalu, Alea dan Rafif sudah terbiasa menerima segala kekurangan dan kelebihan masing-masing. Hari-hari mereka selalu dipenuhi dengan tawa dan berbagai hal yang menyenangkan meskipun sesekali mereka saling diam karena kesalah pahaman. Begitulah yang terjadi dalam kehidupan berumah tangga.Selain sebagai pasangan, tanggung jawab Alea dan Rafif di perusahaannya masing-masing tentu harus tetap berjalan.Hari ini, tepat di akhir bulan Januari. Alea harus mengadakan evaluasi kerja bulanan yang sudah dia lewatkan sebulan
Area 21+, pembaca di harap bijak.Puas bermain dengan buah ranum milik Alea, Rafif beralih mencium bibir Alea, mengabsen deretan gigi Alea dengan lidahnya dan saling bertukar saliva.Tangannya tidak tinggal diam, dia meremas buah kesukaannya itu satu persatu. Rafif membaringkan tubuh Alea. Dia berusaha melepas celana dalam milik Alea lalu memandangi tubuh polos Alea dengan penuh nafsu.Perlahan-lahan dia menurunkan boxer yang dipakainya, menunjukan pada Alea miliknya yang besar dan panjang telah berdiri sempurna.Alea masih selalu bergidik ngeri, bagaimana bisa benda sebesar itu selalu berhasil masuk ke dalam miliknya yang sempit.Rafif menurunkan badannya menuju titik sensitif Alea, dia menyentuh milik Alea dengan jarinya.“Sayang kamu sudah basah,” ucapnya pada Alea.Alea mengangguk tanda dia sudah sangat siap.Melihat istrinya yang sudah sangat bergairah, Rafif tidak langsung melakukan penyatuan dengan Alea, dia malah menggesekan jarinya di atas milik Alea, membuat Alea sedikit fru
Sepeninggalnya Najwa dan rombongan karyawannya yang telah kembali ke Jakarta, Alea memilih untuk menghabiskan lebih banyak waktu di Bali berdua dengan Rafif.Sepanjang pagi dan siang mereka lalui di kamar hotel, menjelang sore barulah Alea mengajak Rafif untuk pergi ke pantai dan menikmati sunset disana.Alea memilih pantai Jimbaran dimana sunset terlihat dengan lebih cantik dari sana.Setelah memesan beberapa kudapan dan minuman, Rafif menghampiri Alea yang telah lebih dulu duduk di tepi pantai.Alea menyandarkan kepalanya di bahu Rafif, dia seperti mendapatkan kenyamanan yang tidak pernah didapatkan dari tempat lain.“Indah banget ya mas, andai aja kita bisa menikmati pemandangan ini setiap hari,” ujar Alea.“Kalo kamu mau, aku bisa mengabulkannya buat kamu,” jawab Rafif.“Gimana caranya?” Tanya Alea.“Hmm.. Mungkin kita bisa pindah kemari,” jawab Rafif.“Kamu kira segampang itu,” ujar Alea.“Aku serius sayang,” ucap Rafif sambil menyentuh hidung Alea.Memang mudah saja bagi Rafif u
Selama ini Rafif telah banyak mengira, mungkin saja Alea memang pernah memiliki hubungan spesial dengan pria lain saat dia menghilang dari kehidupan Alea selama sepuluh tahun lamanya.Sejauh ini dia tidak pernah merasa terganggu dengan pemikirannya tentang pria di masa lalu Alea, karena saat ini Alea telah menjadi miliknya seutuhnya.Tetapi melihat bagaimana Alea menyanjung David di hadapannya membuat hatinya sedikit terluka. Membuat Rafif lebih banyak diam saat pesawat mereka tengah terbang menuju ke Jakarta.“Mas, kok diam aja sih?” Tanya Alea.“Hm? Nggak sayang, aku cuma sedikit ngantuk,” jawab Rafif.“Oh ya udah, kamu tidur aja kalau gitu,” ujar Alea.Alea heran dengan sikap suaminya saat ini, kenapa dia menjadi pendiam padahal biasanya dia sangat suka mengobrol banyak hal. Tapi mendengar jawaban Rafif sepertinya Alea percaya kalau suaminya hanya sedang mengantuk.Setelah hampir 2 jam di atas pesawat, akhirnya mereka tiba di Jakarta.“Kamu tunggu disini ya, aku ambil mobil dulu,”
Alea tidak mengerti dengan sikap Rafif saat ini.Dia jelas tahu kalau David hanyalah seorang teman dari masa lalunya. Bisa-bisanya Rafif cemburu pada orang yang jelas-jelas tidak memiliki hubungan apapun dengannya.Bahkan David dengan senang hati mengundang dirinya dan Rafif untuk datang ke pameran fotonya.Yang paling membuat Alea kesal adalah fakta bahwa Rafif tidak menemuinya beberapa tahun silam hanya karena melihat dirinya sedang bersama dengan David.Rafif sungguh bodoh, padahal hanya dia yang selalu mengisi hati Alea selama ini. Bahkan setelah menghilang selama sepuluh tahun pun Alea tetap menerimanya kembali, dengan hati yang penuh cinta untuk Rafif.Alea terus merenung di sofa ruang tengah rumahnya dan mencoba menetralkan emosinya pada Rafif. Sampai akhirnya dia ketiduran disana.Rafif yang merasa dirinya keterlaluan berusaha untuk menemui Alea lagi dan meminta maaf padanya atas segala tindakan bodohnya. Dia lalu turun dan mencari keberadaan Alea.Sesampainya di ruang tengah,
Sesuai dengan yang direncanakan, akhir pekan ini Alea dan Rafif berencana untuk pergi ke pameran fotografi. Ini adalah kali pertama Alea datang ke pameran bersama Rafif, biasanya dia hanya akan datang sendiri atau bersama Najwa.Makanya Alea merasa sangat senang dan menganggap bahwa ini adalah kencannya dengan Rafif.Sore hari setelah Alea selesai bersiap, mereka langsung menuju ke gallery tempat dimana pameran fotografi David di adakan.Begitu tiba di lokasi, Alea disambut oleh Najwa yang telah sampai disana lebih dulu.Setelah bertemu Najwa, Alea dan Rafif segera memasuki gallery. Mereka bertiga terpukau betapa bagusnya konsep pameran yang David sajikan.Bertemakan Manusia dan Imajinasi, lorong masuk gallery di suguhkan dengan foto bertemakan pemandangan alam indah seperti dalam imajinasi, seperti sulit untuk ditempuh tapi itu benar-benar tempat nyata yang pernah David potret.Beranjak ke tempat berikutnya, foto David yang lain menampilkan beberapa potret wajah orang-orang yang bera
Saat pagi tiba, Alea terbangun dan melihat Rafif yang masih terlelap di sampingnya.Alea lalu bergegas ke kamar mandi dan segera melakukan test urine, demi mengetahui apakah dirinya benar-benar hamil.Setelah menunggu beberapa saat, Alea segera melihat hasil dari testpacknya dan dia melihat dua buah garis yang sudah terlihat jelas.“Apakah ini artinya aku hamil?” tanya Alea dalam hatinya.Dia memandangi testpack tersebut beberapa waktu, berusaha meyakinkan dirinya bahwa apa yang dia lihat adalah kenyataan.“Lalu apa yang harus aku lakukan?” Alea tertegun sejenak.“Sayang, ngapain? Kok lama?” suara Rafif mengetuk pintu kamar mandi yang langsung membuyarkan kebingungan Alea.“Sebentar mas,” jawab Alea.“Are you ok?” tanya Rafif saat Alea membuka kamar mandi.Alea mengangguk, dia masih menyembunyikan hasil dari testpacknya.“Mas…,” panggil Alea ragu. Dia penasaran apa reaksi Rafif saat mengetahui kalau dirinya hamil.“Ya sayang, kenapa?” tanya Rafif.Alea lalu menyerahkan testpack yang d
Selama perjalanan pulang dari Bandung menuju Jakarta, Cindy lebih banyak terdiam dan merenung.Dia memikirkan semua nasehat nenek padanya, hal yang ketika diucapkan sangat bisa membuatnya tenang. Namun ketika dia kembali pada kenyataan, rasanya sulit sekali untuk menemukan kebahagiaan.Rumah tangga tanpa anak, memang bukan satu-satunya sumber kebahagiaan. Namun, akan lebih sempurna kebahagiaan itu ketika hadir seorang malaikat kecil di antara mereka.Hal inilah yang sampai saat ini masih diusahakan Cindy dan Azfar selama dua tahun lebih pernikahannya.“Kamu kenapa?” tanya Azfar yang melihat Cindy hanya melamun dan menatap ke arah luar jendela.“Gak apa-apa!” jawab Cindy singkat.Mereka, bukan tidak berusaha. Mengingat mereka lebih paham tentang situasi mereka karena profesinya sebagai dokter. Namun, apapun yang mereka usahakan akan tetap sia-sia ketika Tuhan belum mengizinkan.”Apa selama di Bandung, ada hal yang menyinggungmu?” tanya Azfar pelan.“Hmm gak ada kok!” jawab Cindy.“Teru
Hari ini, Alea dan Rafif berencana untuk menghabiskan waktu bersama keluarga di Bandung, sebelum mereka kembali ke Jakarta.Selama sehari penuh mereka semua berkumpul di rumah nenek, makan masakan nenek, bermain bersama para sepupu dan bercerita tentang masa lalu.Semua terlihat sangat menikmati momen kebersamaan itu.Papa sebetulnya hanya anak tunggal, tetapi semasa kakek Abdul hidup, beliau sempat mengadopsi anak perempuan dari keluarga nenek yang mereka beri nama Ayu.Saat ini, tante Ayu lah yang tinggal bersama nenek di rumah ini, sehingga nenek tidak pernah kesepian.Beberapa kali papa juga mengajak nenek untuk tinggal bersama di Jakarta, namun nenek bersikeras untuk tetap tinggal di Bandung.Katanya, rumah ini penuh dengan kenangan semasa hidup bersama kakek Abdul. Dan hanya saat tinggal disini, nenek merasa kakek Abdul masih ada bersama mereka.“Kak, kenapa bengong?” tanya Alea pada Cindy yang terlihat sedang memandang kosong ke arah Zayn dan Nizam putra bungsu tante Ayu yang s
Alea dan Rafif duduk di ujung tempat tidur sambil menikmati pemandangan malam kota Bandung dari kaca jendela besar kamar mereka yang berada di lantai 22.Tubuh mereka masih sama-sama polos setelah selesai saling memanjakan.Tangan Rafif merangkul bahu Alea dengan kepala yang saling menopang. Mereka mulai mengenang masa lalu mereka tentang kota ini.Bandung, merupakan kota kelahiran dua anak manusia yang sekarang saling mencintai ini. Mereka di takdirkan bertemu karena pertemanan kakek mereka yang berlangsung begitu lama.Kelahiran Rafif di keluarga Hadiwinata adalah hal yang membahagiakan, sebab ayah dan bunda terbilang cukup lama menanti kehadiran buah hati.Empat tahun berselang, Alea lahir di keluarga Haris.Kelahiran Alea disambut bahagia oleh dua keluarga, sebab kakek Hadiwinata dan kakek Abdul Haris telah berniat untuk menjodohkan cucu mereka kelak agar persahabatan mereka tidak terputus dan berlanjut sampai anak keturunannya.“Kalau dipikir-pikir, ternyata aku sudah jatuh cinta
Setelah acara kisah sukses alumni selesai, Alea bersama dengan Rafif, diikuti oleh Azfar bergegas turun dari panggung.Acara dilanjutkan dengan ramah-tamah dan ngobrol santai sesama alumni sambil mencicipi makanan yang telah disediakan.Alea hendak pergi meninggalkan Rafif untuk kembali menemui teman-temannya yang belum sempat dia sapa.“Mau kemana?” tanya Rafif menarik tangan Alea yang hendak menjauhinya.“Mau nyapa teman-temanku mas!” jawab Alea.“Ikut aku dulu!” ajak Rafif.Alea tidak membantah, dia mengikuti kemana Rafif pergi dengan tangannya yang digenggam erat oleh Rafif.Ternyata, Rafif mengajaknya menemui teman-teman Rafif dan Azfar semasa bersekolah. Semua orang tampak ramah dan menyambut baik kedatangan Alea.Tidak sedikit yang memuji tentang penampilan dan keserasian mereka, tidak lupa kisah sukses mereka yang menginspirasi membuat teman-teman mereka kagum.Meskipun banyak juga tatapan iri yang menghampiri mereka.Setelah menyapa beberapa teman Rafif, berganti Alea yang me
“Alea..?!”“Kamu datang sendirian?” tanya pria yang sangat tidak ingin ditemui Alea disini, sekarang.Alea mengangguk sambil tersenyum tipis.“Hai Elang!” Desi langsung merapat pada Elang dan mengalungkan tangannya disana.Elang menepis tangan Desi dan menghampiri Alea. Ini adalah kesempatan baginya untuk mendekati Alea, paling tidak dia bisa mencoba untuk mengakrabkan dirinya kembali.“Ih Elang!” pekik Desi lalu kembali mengikuti langkah Elang.“Kalian selesaikan dulu urusan kalian! Aku mau menyapa yang lain,” ujar Alea sambil tertawa ringan.Alea lalu beranjak meninggalkan mereka bersama Manda dan Lusi.“Ih ganggu aja kamu tuh!” keluh Elang pada Desi.“Elang, ngapain masih cari Alea sih? Orang kampungan itu! Padahal aku lebih segalanya dari dia,” ujar Desi.“Asal kamu tahu Des! Pakaian Alea dari atas sampai bawah kalo di uangkan bisa beli mobil! Aku butuh salah satunya aja biar bisa hidup!” bentak Elang marah karena Desi menghilangkan kesempatannya untuk mendekati Alea.“Hah? Masa s
“Mas, besok kita ke Bandung ya!” ajak Alea sembari merapikan kamar tidurnya.“Acara reuniku lusa, aku pengen nginep di rumah nenek dulu semalam. Sekalian bawa Zayn,” jawab Alea.“Tapi besok aku harus ke Lampung, buat meninjau bisnis disana,” ujar Rafif.“Yah! Kan kita udah sepakat dari bulan lalu kalau besok kita ke Bandung,” ujar Alea kecewa.“Kamu ajak mama aja, mau gak?” usul Rafif.Dia ingat kalau dia sudah janji akan mengantar Alea ke Bandung untuk mengikuti acara reuni SMA, tetapi mendadak dia harus ke luar kota untuk urusan bisnisnya.“Emang boleh?” tanya Alea ragu.“Boleh sayang, nanti kalau sempat aku susul kalian ke Bandung, tapi kalau enggak kamu bisa kan pergi ke acara reuni sendiri?” tanya Rafif.“Kamu gak apa-apa kalau aku pergi sendiri?” tanya Alea lagi, mengingat Rafif begitu pencemburu.“Yaa, gak apa-apa. Tapi kamu gak boleh macam-macam disana!” ujar Rafif.“Aku? Mana berani!” sahut Alea.***Keesokan paginya Rafif mengantar Alea, Zayn dan mama ke stasiun kereta. Mere
“Mama!” suara Zayn terdengar memasuki kamar mereka.Rafif buru-buru melepaskan tautan diri mereka dan mempersilakan Alea untuk membasuh tubuhnya lebih dulu.“Ma!” panggil Zayn lagi.“Mama mandi sayang, sebentar ya!” sahut Alea dari dalam kamar mandi.Klek! Terdengar Zayn berusaha membuka pintu kamar mandi.Alea dan Rafif saling pandang, mereka lupa apakah tadi sudah menguncinya atau belum.Buru-buru Rafif berlari ke arah pintu dan menahan pintunya dari dalam. dia bersandar di pintu dengan gemuruh di dadanya, takut sekali perbuatannya di ketahui oleh putra sulungnya.“Ma, cepat!” teriak Zayn dari luar pintu sambil terus menggedor-gedornya.“Iya sayang! Zayn tunggu dikamar ya, sebentar lagi mama keluar,” jawab Alea sambil berteriak.Zayn menurut lalu beranjak pergi meninggalkan kamar Alea.“Fiuh!” Alea dan Rafif kembali bernapas lega.“Kamu sih! Aku bilang juga apa, Zayn masih bangun, dia pasti nyari aku!” ujar Alea.“Hehe, habisnya kamu menggoda!” jawab Rafif mendekat dan kembali merai
Suatu siang, Rafif tengah datang ke kantor Alee’s.co, yang mana itu merupakan perusahaan Alea yang saat ini berada dibawah naungan Rafif.“Permisi pak,” ujar Nadia, resepsionis di kator Alea.“Ya,” jawab Rafif.“Ini ada surat yang ditujukan untuk bu Alea,” ujar Nadia.“Oke. Terima kasih,” sahut Rafif.Setelah Nadia pamit, Rafif buru-buru melihat surat itu.Ternyata surat itu berlogokan sekolah lama Alea di Bandung. Karena terlalu penasaran, Rafif buru-buru membukanya.“Reuni? Jadi apa yang di ucapkan Elang tempo hari bukan sebuah alasan?” gumam Rafif.Setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan penting, Rafif segera pulang ke rumah untuk memberitahukan pada Alea perihal undangan reuni yang diterima.“Sayang, ada surat buat kamu!” teriak Rafif dari ruang keluarga. Sementara Alea masih berada di lantai dua rumahnya.“Surat apa?” tanya Alea dari atas, dia hanya menunjukan kepalanya saja.“Sini turun!” ujar Rafif.Alea lalu bergegas menuruni tangga dengan setengah berlari.“Gak usah lari! Ka
Alea kembali ke rumah setelah sebelumnya mengantar mama pulang. Zayn telah tidur dengan nyaman di jok belakang.Sesampainya di rumah, Alea menggendong Zayn dan membawanya ke kamar tidur milik Zayn. Lalu setelahnya dia bergegas membersihkan diri di kamarnya.Hari sudah mulai sore, setelah selesai mandi Alea langsung masuk ke dalam walk in closet dan berpakaian.Saat keluar, Rafif telah menunggunya di kamar dengan raut muka marah. Keadaannya masih sama berantakannya seperti sebelumnya.Alea berjalan menuju meja rias tanpa menghiraukan keberadaan Rafif.“Kan aku sudah bilang, kamu tidak boleh bertemu dengannya kecuali kamu bersamaku!” Rafif mulai bicara dengan nada dingin.“Kenapa tadi malah dia yang antar kalian ke rumah sakit? Apa tidak cukup aku memberi peringatan?” tanya Rafif.Alea masih terpaku menatap dirinya di cermin, dia menyisir rambutnya yang masih sedikit basah.“Alea, aku sedang bicara!” bentak Rafif saat merasa di abaikan oleh istrinya.Alea menaruh sisirnya kembali di mej