Share

Halusinasi

Halusinasi

Tetesan darah membasahi area kasur. Seprei yang semula berwarna putih, kini sudah ternoda oleh warna merah darah yang pekat, juga berbau amis.

Adiaz melihat laki-laki itu sempoyongan hingga mundur beberapa langkah, sepertinya pukulan yang dilayangkannya pada laki-laki itu cukup membuat dia kepayahan. Seketika tubuhnya ambruk menimpa meja rias yang penuh dengan alat-alat mekap Angela.

Pecahan kaca melukai sebelah mata laki-laki itu, dia mengerang kesakitan membuat Adiaz panik, pendengarannya berdengung seperti ada ribuan lebah mengelilinginya. dan tanpa memedulikan teriakan dari Angela, ia terus berlari menyusuri jalanan sepi nan panjang.

Adiaz tidak tahu dirinya berada di mana, yang dilakukannya hanya berlari dan terus berlari, langkahnya sungguh terasa ringan. Tak ada satu orang pun yang ia temui, semuanya lengang, sesekali pandangannya tertutup kabut hingga akhirnya dia melihat rumah yang sangat sederhana berada tepat di depannya.

Adiaz men
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status