Share

Bab 97

Penulis: Helena Ayu
Miana menoleh dan berkata dengan datar, "Kenapa?"

Dulu, dia mencintai Henry dan ingin selalu berada di sisinya sepanjang waktu.

Setelah mendengar apa yang dikatakan Henry tadi, bagaimana mungkin dia mau berdekatan dengan Henry!

Jika bisa, dia ingin menjaga jarak sejauh mungkin.

Wiley terkejut dan tidak tahu harus menjawab apa.

Haruskah dia jujur bahwa Pak Henry sedang marah?

"Pak Henry nggak sibuk? Kenapa belum masuk ke mobil? Kalau nggak, kami berangkat saja dulu?" Miana berkata dengan datar, "Aku masih punya urusan nanti, jadi harus cepat."

Dengan obat untuk satu minggu, neneknya akan merasa lebih baik selama seminggu.

Hanya karena alasan itu, dia harus meminta maaf pada Janice dan dia bersedia melakukannya.

Adapun masalah Janice menjebaknya, dia akan mencari perhitungan setelah kebenaran terungkap.

Tidak ada kata terlambat untuk membalas dendam!

Wiley melirik keluar mobil dengan cemas.

Dia berpikir, untungnya Henry tidak mendengar ucapan Miana. Jika tidak, dia yakin Miana pasti akan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 98

    Jika Janice mendapat masalah, dia yang melakukannya.Jika Kakek marah dan ingin mengirim Janice ke luar negeri, itu karena dia yang mengadu.Apa pun yang terjadi dengan Janice semuanya karena dia.Miana merasa Henry terlalu memihak Janice.Henry agak kesal dan berseru, "Miana! Lebih baik kamu jelaskan padaku yang sebenarnya!"Miana menekan amarahnya, tetapi senyum di wajahnya memudar. "Henry, aku sudah bilang aku nggak menelepon kakek. Kalau kamu nggak percaya, apa lagi yang bisa aku jelaskan!"Begitu berhubungan dengan Janice, Henry seperti kehilangan akal sehat, sama sekali tidak bisa berpikir jernih sedikit pun.Wiley segera menaikkan sekat pembatas mobil dan menyalakan mesin.Dia juga tidak setuju dengan cara Henry memperlakukan Miana.Namun, dia bahkan tidak bisa meyakinkan Henry, apalagi membantu Miana.Terkadang, dia merasa kasihan pada Miana.Henry sudah kesal karena masalah Janice. Sekarang, mendengar Miana membantahnya, kemarahan di hatinya langsung meledak. Dia meraih leher 

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 99

    "Janice sendirian dan sedang hamil, apa salahnya aku membantunya?" Henry tidak menghiraukan perkataan Miana.Menurutnya, Janice pernah menyelamatkannya dan sekarang mengalami kesulitan, jadi sudah seharusnya dia membantu Janice.Namun, Miana selalu mempermasalahkan bantuan yang diberikannya pada Janice. Dia merasa Miana terlalu picik, membuatnya tidak senang.Melihat ekspresi acuh tak acuh Henry, Miana tahu bahwa tidak ada gunanya bicara lebih banyak.Karena orang yang berpura-pura tidur tidak akan pernah bisa dibangunkan!"Kalau begitu, ayo kita urus surat cerai, lalu terserah kamu ingin membantunya atau menikahinya." Dia akan pergi dengan tangan kosong, memberi mereka ruang, tidak ada wanita lain sebaik dia di kalangan ini. Henry seharusnya senang.Henry memandang Miana dan mendengus dingin. "Miana ...."Pada saat ini, nada dering ponsel membuat Henry menelan kata-katanya.Miana membalas tatapan itu, tersenyum kecil dan berkata, "Kakak iparmu menelepon, angkat saja."Miana sangat tah

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 100

    Henry mencubit keningnya, pandangannya beralih ke Miana di sebelahnya.Henry selalu tidak mengerti mengapa kakeknya begitu berpihak pada Miana!Saham Grup Eskaria diberikan begitu saja, begitu juga gelang warisan keluarga Jirgan.Padahal, Miana adalah wanita sangat licik dan jahat! Apa yang bagus dari wanita seperti ini!"Aku akan segera sampai di rumah sakit, lebih baik kita bicarakan secara langsung." Setelah berhenti sejenak, dia menambahkan, "Miana ikut datang denganku."Mendengar Miana juga ikut, suara Eddy seketika melembut, "Baik, aku akan menunggu kalian."Setelah menutup telepon, Henry menghela napas panjang.Pasti ada alasan mengapa Kakek tiba-tiba ingin mengirim Janice ke luar negeri!'Kalau memang Miana yang mengatur semua ini, jangan salahkan aku bersikap kejam!'Tidak lama kemudian, mobil berhenti di depan rumah sakit.Henry menarik Miana keluar dari mobil.Karena pergelangan tangannya dicengkeram sampai terasa sakit, Miana pun mengerutkan kening dan berseru, "Henry, lepa

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 101

    "Mia, aku sudah menemukan buktinya. Kamu sekarang di mana? Ayo kita bertemu," ujar Giyan dengan suara yang lembut.Miana tertegun sejenak sebelum balik bertanya, "Bukti apa?"Apakah bukti tentang kecelakaan mobil Janice?Namun, Miana tidak pernah memberi tahu siapa pun masalah tersebut.Bahkan, Sherry pun tidak tahu."Bukti kecelakaan mobil kakak iparmu."Seketika, Miana merasa sangat terkejut.Seperti yang dia tebak sebelumnya.Namun, bagaimana Giyan bisa tahu?"Jangan khawatir, bukti ini diperoleh melalui jalur resmi dan tanpa menggunakan cara ilegal." Giyan sangat memahami Miana, jadi segera menjelaskannya terlebih dahulu. Namun, mengenai cara apa yang dia gunakan dan bagaimana dia mendapatkannya, dia tentu tidak akan mengatakannya."Aku punya urusan penting yang harus ditangani sekarang, bisa tunggu aku menghubungimu kembali?" Miana sangat yakin, sekalipun dia memperlihatkan bukti tersebut kepada Henry sekarang, Henry tetap tidak akan percaya bahwa Janice yang melakukannya, hanya a

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 102

    Miana menjawab sambil tersenyum, "Baik, Kek."Eddy pun pergi dengan perasaan puas.Dia tidak peduli apa yang dilakukan Henry. Selama itu membuat Miana Bahagia, itu sudah cukup.Setelah Eddy keluar dari kamar, Janice segera berkata, "Henry, kamu keluarlah dulu, aku ingin bicara dengan Miana berdua saja."Saat Henry ingin mengatakan sesuatu, Miana mendahuluinya, "Jangan keluar, kamu harus menjadi saksi!"Janice sangat licik. Jika nanti dia tidak mengakui bahwa Miana sudah meminta maaf, Henry pasti akan mencari perhitungan dengannya lagi.Mata hitam Henry menatap Miana.'Apa maksud wanita ini?'Miana merapikan rambutnya ke belakang telinga, berjalan dengan anggun mendekati ranjang rumah sakit Janice, lalu menatapnya dan berkata, "Aku minta maaf!"Sebelum masuk, dia pikir akan sulit untuk mengucapkan tiga kata itu, tetapi sekarang dia menyadari tidak begitu sulit.Cukup membuka mulut dan semuanya selesai.Janice mendongak menatapnya, wajahnya yang agak pucat masih ada bekas air mata, lalu

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 103

    Henry menghentikan Janice yang hendak turun sambil berkata, "Sudah terluka masih saja bergerak-gera, berbaringlah dengan tenang! Lagi pula, kamu nggak salah, kenapa harus meminta maaf padanya!" Dari nada bicaranya, samar-samar dapat terdengar rasa prihatinnya.Miana memandang suaminya sedang merawat wanita lain dengan hati-hati, hatinya tentu saja sangat sakit, tetapi dia tidak mengatakan apa pun dan berbalik pergi.Melihat Miana hendak pergi, Janice segera mendorong Henry dan bergegas turun dari tempat tidur.Dia langsung berlutut di lantai, menatap punggung Miana dengan mata yang merah berkaca-kaca sambil berkata, "Miana, maafkan aku, semuanya salahku, nggak seharusnya aku memintamu untuk meminta maaf padaku! Kamu jangan marah pada Henry, oke?" Janice pun mulai menangis dengan tampak yang menyedihkan.Miana berhenti sejenak, mengernyit, mengabaikannya, dan terus berjalan ke depan.Janice sangat pandai berakting. Miana tidak ingin berdebat dengannya karena ada Henry di sini, jadi lebi

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 104

    Henry mendengkus dingin dan berkata, "Aku sudah bilang, kandungannya nggak stabil, jadi kamu seharusnya mengalah padanya, jangan membuatnya marah. Kalau terjadi sesuatu pada anak di perutnya, lihat saja bagaimana aku akan memberimu pelajaran!"Tatapan Henry begitu dingin dan menakutkan, membuat tubuh Miana merinding, hatinya terasa sakit dan ingin menangis.Miana sedikit mendongak, menahan air matanya agar tidak mengalir. Ketika dia menatap Henry lagi, sudah tidak ada emosi apa pun yang terlihat dari matanya."Henry, pernahkah kamu menganggapku sebagai istrimu? Pernahkah kamu menghormatiku? Sudah tiga tahun aku menikah denganmu, tapi perlakuan yang kudapatkan lebih buruk daripada seorang wanita simpanan!" Miana tahu, tidak sedikit pria yang bermurah hati pada wanita simpanan mereka, memberikan bunga, perhiasan, mobil, rumah, bahkan membawa mereka ke acara sosial.Sementara dia, sama sekali tidak mendapatkan satu pun perlakuan spesial seperti itu.Henry menyipitkan matanya dan berkata,

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 105

    Meskipun berpikir demikian, Miana juga tahu bahwa Kakek baru akan merasa tenang setelah meminta maaf padanya. Karena inilah Miana tidak menyangkal dan hanya mendengarkan.Sesampainya di firma hukum, Miana berpamitan dengan Kakek.Setelah mobil pergi, Miana berbalik dan melihat Yirana berdiri tidak jauh di belakangnya sambil tersenyum sinis."Wah, Bu Miana sungguh nggak pilih-pilih, bahkan mau berhubungan dengan seorang kakek-kakek!"Saat Miana turun dari mobil, dia melihat jelas Eddy yang duduk di dalam mobil. Dia pun berpikir bahwa Miana benar-benar tidak memiliki harga diri dan batasan hanya demi mendapatkan promosi dan uang.Bisa-bisanya Miana memiliki hubungan dengan kakek setua itu.Miana malas meladeni Yirana, langsung berjalan masuk.Setiap kali Yirana mencari masalah, Miana akan memarahi diri sendiri, mengapa dulu dia begitu bodoh memperlakukan orang seperti ini dengan begitu baik.Melihat Miana diam, Yirana pun berpikir dia telah menyentuh titik lemah Miana dan sindirannya mak

Bab terbaru

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 550

    Amanda tidak pernah meragukan Miana.Dia hanya meragukan dirinya sendiri."Duduklah, kita diskusikan lagi," ujar Miana dengan suara lembut, sambil mengangkat cangkir kopinya dan mengaduknya perlahan."Oke!" Amanda menarik kursi dan duduk di depannya, kemudian mereka mulai berdiskusi.Diskusi mereka selesai tepat sebelum waktu yang ditentukan.Amanda segera mengemas dokumen-dokumen dengan rapi, lalu dia dan Miana meninggalkan kantor bersama-sama.Kendati sudah empat tahun meninggalkan Kota Jirya, Miana tetap menjadi sosok yang dihormati dan diingat.Setibanya di pengadilan, banyak wajah akrab yang menyapanya dengan antusias.Pemandangan itu membuat Amanda teringat pertama kali dia berada di pengadilan.Saat itu, tubuhnya gemetar karena gugup, tetapi Miana segera membantunya duduk dan menenangkan dirinya.Setelah beberapa saat, sidang hari ini pun dimulai.Sidang berlangsung penuh ketegangan, kedua belah pihak saling beradu argumentasi dalam perdebatan sengit, masing-masing mengupayakan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 549

    Menurut Miana, reaksi Ariz terasa sedikit berlebihan.Sepertinya Ariz juga menyadari hal itu, lalu mencoba untuk tenang sebelum bertanya, "Apa yang terjadi dengan Bu Sherry? Kenapa dia dirawat di rumah sakit?"Dalam beberapa hari terakhir, dia menganggap Sherry sedang dalam perjalanan bisnis karena tidak bisa dihubungi.Namun, dia tidak pernah menduga bahwa Sherry sebenarnya berada di rumah sakit.Miana memandangnya, mempertimbangkan ucapan sebelum mengungkapkan berita berat itu. Dengan suara pelan, dia berkata, "Dia mengalami kecelakaan mobil, kehilangan salah satu kakinya, dan kini dirawat di rumah sakit."Wajah Ariz memucat, seolah sulit mencerna informasi itu, sebelum akhirnya bertanya, "Bagaimana ... keadaannya sekarang?'"'Kehilangan salah satu kaki, dia pasti sangat terpukul.''Aku bahkan sama sekali nggak menyadari apa yang sebenarnya terjadi.'"Dia memang terlihat biasa saja, tapi aku yakin hatinya nggak sepenuhnya tenang," ujar Miana, sorot matanya tajam memperhatikan Ariz, m

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 548

    Selesai berbicara dengan kepala sekolah, Miana menuju tempat parkir dan sebuah mobil Maybach sengaja menghalangi mobilnya.Dia berjalan mendekat dan mengetuk kaca mobil ituBegitu kaca jendela mobil diturunkan, wajah dingin Henry terlihat."Tolong pindahkan mobilmu," ujar Miana yang masih dengan nada sopan."Masuklah, aku akan mengantarmu," ujar Henry dengan nada tegas.Miana mengernyit dan nada bicaranya berubah ketus, "Aku bawa mobil sendiri, nggak perlu kamu antar. Kalau ada yang ingin kamu bicarakan, langsung saja!"Dia pikir, setelah kejadian semalam, Henry tidak akan mengusiknya untuk sementara waktu.Dia sungguh tidak menyangka, pagi ini, Henry muncul lagi.Benar-benar pria tidak tahu malu!"Kapan kamu akan membawa putra kita dan tinggal bersamaku?" Henry memandang wajah Miana yang begitu dekat, dan perasaan yang lama terpendam dalam dirinya mengalir kembali dengan kuat.Dia mencintai Miana.Namun, Miana tidak mencintainya lagi."Henry, bisakah kamu bertindak normal?" Miana mera

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 547

    Sherry dan Miana bertukar pandang, lalu dia melambaikan tangan kepada Nevan sambil berkata, "Baiklah, kamu pergilah ke taman kanak-kanak. Jangan lupa dengarkan gurumu dengan baik, ya. Ibu angkat pasti akan merindukanmu!"Miana tertawa mendengar perkataan Sherry.Nevan menggembungkan pipinya, memberungut marah. Matanya memerah menahan amarah, lalu dia mengentakkan kakinya beberapa kali dengan keras sebelum bergegas keluar."Dia benaran marah?" tanya Sherry kepada Miana.Miana tersenyum sambil menjawab, "Tentu saja dia marah. Baginya, Kamu itu adalah harapannya, dan ternyata kamu membuatnya kecewa. Jangan khawatir, dia anak yang mudah dibujuk. Sebentar lagi dia akan kembali ceria.""Baguslah kalau begitu. Jangan buang waktu lagi, kamu cepat pergi bujuk dia." Sherry akhirnya merasa lega."Setelah selesai sarapan, kamu kembali istirahat saja. Nanti aku akan mengirim Ariz ke sini," ujar Miana sambil melambaikan tangan kepada Sherry, sebelum dia berbalik dan pergi.Di pos suster, Nevan sedan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 546

    Pada hari itu, Sherry keluar dari kantor dekan dengan tergesa-gesa, lalu tertabrak sepeda Ariz dan terjatuh ke tanah.Ariz segera memarkir sepedanya dengan baik, lalu mengendong Sherry ke klinik kampus.Setelah itu, Ariz tetap bersikeras mengantar Sherry kembali ke perusahaan, meskipun Sherry terus meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja.Hari pertama Ariz bergabung di perusahaan, barulah Sherry sadar bahwa Ariz adalah orang yang menabraknya waktu itu.Sejak saat itu, Ariz tetap berada di sisinya hingga kini.Dalam beberapa tahun kebersamaan mereka, Sherry merasa sangat bersyukur atas keputusan yang dia buat pada hari itu."Kalau begitu, minta Ariz ke Universitas Jirya dan carikan orang berbakat seperti dirinya untuk membantu perkembangan perusahaan kita ke depannya." Miana sangat puas dengan kemampuan Ariz. Dia percaya, dengan Ariz bertanggung jawab atas perekrutan, hasilnya akan sangat memuaskan. Selain itu, dia memang sudah berencana merekrut orang baru untuk belajar darinya."Baikl

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 545

    "Begitu aku bangun pagi ini, aku langsung menyadari kalau informasi lokasi adikmu nggak lagi dapat dilacak. Aku mencoba beberapa cara untuk menemukannya, tetapi hasilnya nihil. Akhirnya, aku meretas ponselnya dan memeriksa riwayat panggilan. Panggilan terakhirnya adalah kepada Nyonya Besar keluarga Jirgan."Miana menyipitkan matanya, sementara otaknya bekerja keras menyusun setiap petunjuk yang telah dia dapatkan.'Untuk apa Celine mencari Felica?''Hubungan mereka sangat dekat?'"Bos, apa masih perlu mencari keberadaannya?""Tetap cari!" Miana merasa ada sesuatu yang tidak beres.'Ke mana Celine pergi?'"Oke, aku akan segera mencarinya! Lalu, bagaimana dengan penyelidikan kecelakaan Sherry?""Begitu urusanku selesai, aku akan langsung mengecek ulang informasi tentang orang itu untuk memastikan identitas aslinya.""Baiklah."Setelah menutup telepon, Miana bersandar di dinding. Kekhawatiran membanjiri pikirannya.Tiba-tiba, terdengar suara Nevan dari kamar perawatan. "Ibu, cepat masuk!"

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 544

    Perawat sibuk bekerja, menyeka tangan Sherry dengan lembut.Ketika Nevan masuk ke kamar perawatan, suaranya yang ceria memecah keheningan."Ibu angkat, aku datang!" serunya sambil berlari kecil menuju ranjang.Mendengar suara ceria Nevan, senyum langsung menghiasi wajah Sherry. Dia menoleh kepada perawat dan berkata dengan lembut, "Kamu siapkan sarapan dulu."Perawat mengangguk dan berjalan keluar ruangan.Dengan langkah-langkah kecil yang penuh semangat, Nevan tiba di sisi ranjang. Sepasang mata jernihnya menatap Sherry yang sedang berbaring, dan dia bertanya dengan suara manis, "Apakah Ibu merindukan?"Sherry merasa hatinya terisi kebahagiaan, dia tertawa sambil meraih tangan Nevan. "Tentu saja sangat merindukanmu!"Nevan berjinjit, berusaha memanjat ke ranjang, tetapi tinggi tubuhnya membuatnya kesulitan. Dengan senyum kecil, dia menundukkan kepala dan memberikan ciuman hangat di punggung tangan Sherry. "Aku juga merindukan Ibu angkat!"Miana menyaksikan interaksi hangat antara Neva

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 543

    Miana tertegun.Dia pernah memikirkan kemungkinan menikah dengan Giyan suatu hari nanti.Namun, tidak terlintas dalam benaknya bahwa Giyan akan menyatakannya pada waktu seperti sekarang.Ekspresi tertegun Miana membuat Giyan merasa sedikit kecewa, tetapi dia tetap mempertahankan senyumnya. "Aku hanya bercanda! Aku nggak bermaksud memaksamu untuk menikah! Sore nanti, kalau kamu punya waktu, aku bisa membawamu melihat rumah itu. Kalau kamu merasa cocok, kita bisa langsung pindah besok, bagaimana?"Dia tidak yakin apakah Henry masih memiliki tempat di hati Miana, tetapi dia sangat menyadari bahwa perasaan Miana terhadapnya belum cukup kuat untuk membangun masa depan bersama.Tentu saja, ini membuat hatinya terasa perih.Namun, dia tahu bahwa memaksakan sesuatu bukanlah jawabannya.Yang bisa dia lakukan hanyalah menunggu Miana siap."Giyan ...." Miana menyadari bahwa senyum di wajah Giyan terlihat dipaksakan, membuat hatinya diliputi rasa bersalah. Namun, dia tahu bahwa dia harus jujur. "M

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 542

    Miana dengan penuh hati-hati menggeser Nevan ke samping dan bangkit dari ranjang.Setelah mencuci muka dan bersiap-siap, dia turun ke lantai bawah.Giyan sudah menyiapkan sarapan dan sedang membersihkan ruang tamu."Kenapa bangun sepagi ini? Tidur lagi saja sebentar," ujar Giyan, sembari menghentikan penyedot debu. Tatapan lembutnya tertuju pada Miana, dan suaranya tetap penuh kehangatan."Nggak deh, terlalu banyak yang harus aku kerjakan hari ini," ujar Miana dengan lembut, sambil mendekat dan merangkul pinggang Giyan."Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Aku akan pergi membangunkan Nevan," ujar Giyan dengan suara yang agak serak, lalu mencium kening Miana."Oke, kamu pergi bangunkan dia," ujar Miana sambil menyandarkan wajahnya ke dada Giyan.Dengan Giyan di sisinya, semuanya tampak begitu damai dan hangat.Hidup dalam momen ini terasa begitu menyenangkan."Kamu makanlah, aku naik ke atas sekarang." Giyan mencubit pipi Miana dengan lembut.Miana menyadari telinga Giyan yang agak merah,

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status