Share

Bab 103

Author: Helena Ayu
Henry menghentikan Janice yang hendak turun sambil berkata, "Sudah terluka masih saja bergerak-gera, berbaringlah dengan tenang! Lagi pula, kamu nggak salah, kenapa harus meminta maaf padanya!" Dari nada bicaranya, samar-samar dapat terdengar rasa prihatinnya.

Miana memandang suaminya sedang merawat wanita lain dengan hati-hati, hatinya tentu saja sangat sakit, tetapi dia tidak mengatakan apa pun dan berbalik pergi.

Melihat Miana hendak pergi, Janice segera mendorong Henry dan bergegas turun dari tempat tidur.

Dia langsung berlutut di lantai, menatap punggung Miana dengan mata yang merah berkaca-kaca sambil berkata, "Miana, maafkan aku, semuanya salahku, nggak seharusnya aku memintamu untuk meminta maaf padaku! Kamu jangan marah pada Henry, oke?" Janice pun mulai menangis dengan tampak yang menyedihkan.

Miana berhenti sejenak, mengernyit, mengabaikannya, dan terus berjalan ke depan.

Janice sangat pandai berakting. Miana tidak ingin berdebat dengannya karena ada Henry di sini, jadi lebi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Shanty Marbun
cerita ini terlalu banyak konflik dan kesalah pahaman
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 104

    Henry mendengkus dingin dan berkata, "Aku sudah bilang, kandungannya nggak stabil, jadi kamu seharusnya mengalah padanya, jangan membuatnya marah. Kalau terjadi sesuatu pada anak di perutnya, lihat saja bagaimana aku akan memberimu pelajaran!"Tatapan Henry begitu dingin dan menakutkan, membuat tubuh Miana merinding, hatinya terasa sakit dan ingin menangis.Miana sedikit mendongak, menahan air matanya agar tidak mengalir. Ketika dia menatap Henry lagi, sudah tidak ada emosi apa pun yang terlihat dari matanya."Henry, pernahkah kamu menganggapku sebagai istrimu? Pernahkah kamu menghormatiku? Sudah tiga tahun aku menikah denganmu, tapi perlakuan yang kudapatkan lebih buruk daripada seorang wanita simpanan!" Miana tahu, tidak sedikit pria yang bermurah hati pada wanita simpanan mereka, memberikan bunga, perhiasan, mobil, rumah, bahkan membawa mereka ke acara sosial.Sementara dia, sama sekali tidak mendapatkan satu pun perlakuan spesial seperti itu.Henry menyipitkan matanya dan berkata,

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 105

    Meskipun berpikir demikian, Miana juga tahu bahwa Kakek baru akan merasa tenang setelah meminta maaf padanya. Karena inilah Miana tidak menyangkal dan hanya mendengarkan.Sesampainya di firma hukum, Miana berpamitan dengan Kakek.Setelah mobil pergi, Miana berbalik dan melihat Yirana berdiri tidak jauh di belakangnya sambil tersenyum sinis."Wah, Bu Miana sungguh nggak pilih-pilih, bahkan mau berhubungan dengan seorang kakek-kakek!"Saat Miana turun dari mobil, dia melihat jelas Eddy yang duduk di dalam mobil. Dia pun berpikir bahwa Miana benar-benar tidak memiliki harga diri dan batasan hanya demi mendapatkan promosi dan uang.Bisa-bisanya Miana memiliki hubungan dengan kakek setua itu.Miana malas meladeni Yirana, langsung berjalan masuk.Setiap kali Yirana mencari masalah, Miana akan memarahi diri sendiri, mengapa dulu dia begitu bodoh memperlakukan orang seperti ini dengan begitu baik.Melihat Miana diam, Yirana pun berpikir dia telah menyentuh titik lemah Miana dan sindirannya mak

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 106

    Menyadari perubahan raut wajah Miana, Amanda segera meninggalkan ruang kantor.Setelah panggilan telepon itu masuk untuk ketiga kalinya, Miana baru mengangkatnya.Begitu diangkat, terdengar suara marah, "Miana, berani sekali kamu nggak mengangkat teleponku!"Ekspresi Miana menegang, lalu bertanya dengan ketus, "Ada apa?"Yang menelepon adalah adik kandungnya, Celine Senora, yang hilang pada saat kecil, dan setelah ditemukan selalu mencari masalah dengannya.Sebelum menikah, kehidupan Miana di keluarga Senora sangat menderita."Giyan barusan datang ke rumah untuk membatalkan pertunangan denganku! Miana kamu sungguh jalang! Berani-beraninya kamu menggoda Giyan di belakangku!" umpat Celine dengan sangat kasar, sama sekali tidak terlihat seperti putri dari keluarga terpelajar.Setelah mendengar tuduhan Celine, yang langsung muncul di benak Miana adalah bahwa sebelumnya Giyan meneleponnya untuk bertemu guna memberikan bukti kecelakaan. Namun, alasan itu hanyalah umpan, tujuan sebenarnya ada

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 107

    Setelah mengatakan semuanya, Celine langsung menutup telepon.Henry terlalu menakutkan, jadi dia takut.Namun, dia senang bisa membuat Henry memberi pelajaran kepada Miana.Setelah panggilan telepon terputus, wajah Henry seakan-akan diselimuti lapisan es.'Berani sekali kamu, Miana!'Pada saat ini, pintu ruang ICU terbuka.Henry melangkah maju dan bertanya pada dokter, "Bagaimana kondisinya?""Kondisinya nggak terlalu baik." Dokter menghela napas sebelum melajukan ucapannya, "Kalau terus begini, anak di dalam perutnya kemungkinan besar nggak akan selamat!"Benar-benar belum pernah melihat ibu hamil yang terjatuh, mengalami kecelakaan mobil, dan berakhir di ruah sakit setiap tiga hari.Ditambah lagi, usia kehamilan belum sampai tiga bulan. Jika terus seperti ini, cepat atau lambat akan terjadi sesuatu.Henry melirik wanita yang terbaring di ranjang rumah sakit, mengatup-ngatupkan bibirnya sebelum berkata, "Aku akan memperhatikannya."Dokter hanya menggelengkan kepala dan pergi.Seorang

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 108

    Henry mengambil dokumen itu dengan wajah masam, membacanya dengan cepat, lalu tersenyum dingin dan berkata, "Nyonya Jirgan sungguh nggak tahu malu, nggak hanya menginginkan saham Grup Eskaria, tapi juga menginginkan rumah di Ruellia! Kupikir orang keras kepala sepertimu akan langsung bercerai tanpa meminta apa pun!"Miana mengusap lehernya, mendongak, menatap mata Henry dan berkata, "Aku seorang pengacara. Ketika bercerai, aku tentu harus melindungi hak-hakku! Lagi pula, dalam pernikahan ini, kamulah yang bersalah, jadi tuntutanku itu nggak berlebihan!"Dia tidak tahu apa yang dikatakan Celine kepada Henry, tetapi dia tahu Henry pasti akan marah setelah mendengarnya.Oleh karena itu, setelah Celine menutup telepon, dia segera menyusun surat perceraian tersebut. Dia sengaja ingin mengalihkan amarah Henry, menghindari membahas Giyan.Apa yang dia lakukan itu sangat berisiko.Namun, metode itu kelihatannya berguna."aku yang bersalah? Apa yang sudah kulakukan?" Henry menatap Miana dengan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 109

    Ketika Amanda kembali ke ruang kantor, dia melihat Miana duduk di lantai. Amanda segera menutup pintu dan menghampiri Miana.Dia melihat Henry pergi dengan marah, jadi bergegas masuk dan tidak menyangka akan melihat Miana dalam kondisi seperti itu.Apakah Bos besar memukulnya?Apakah Kak Miana terluka?Perlukan melapor ke polisi?Saat Amanda berjalan mendekat ke Miana, pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan.Miana melihat Amanda datang, dia menghela napas, mengulurkan tangannya sambil berkata, "Bantu aku berdiri!"Kedua kakinya benar-benar tidak ada tenaga.Amanda pun membantu Miana duduk di sofa, lalu menuangkan segelas air untuknya. "Kak Miana, minum air dulu."Jika Miana tidak bicara, dia tidak berani bertanya.Bagaimanapun juga, ini adalah urusan pribadi Miana.Miana mengambil gelas air itu dan berterima kasih.Setelah minum air, pikiran Miana perlahan-lahan kembali tenang.Dia mulai memikirkan kembali kejadian tadi dan mencari celah untuk menyelesaikannya.Amanda tidak berani men

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 110

    "Dia melakukan kesalahan, tapi Kakek masih melindunginya? Apa-apaan ini!" ujar seorang wanita yang mengenakan gaun panjang berwarna krem dengan marah."Janice, kamu terlalu baik hati makanya selalu diintimidasi!" ujar wanita lain yang rambut diikat satu tinggi dengan tangan di pinggang. "Tunggu saja, aku pasti akan bantu kamu memberinya pelajaran!"Mendengar semua itu, Carel mengernyit dan berkata, "Miana bukan wanita kejam seperti yang kalian pikirkan! Dia pasti punya alasan kenapa melakukan hal seperti itu!""Carel, kamu sudah nggak waras ya! Miana menyuruh orang untuk menabrak Janice sampai mati, tapi kamu masih membelanya! Siapa yang percaya dia punya alasan melakukan hal sekejam itu!" seru wanita yang mengenakan gaun panjang krem dengan nada meremehkan.Carel menatap wanita itu sambil berkata, "Kamu suka Kak Henry, 'kan!"Nada bicaranya tegas.Wajah wanita itu langsung memerah dan dia tergagap, "Kamu jangan bicara sembarangan!"Carel bicara sembarangan atau tidak, melihat reaksi w

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 111

    Setelah berkeliling, Miana akhirnya memutuskan untuk membeli dasi untuk Henry.Sejak menikah, dia yang menyiapkan pakaian Henry setiap hari, jadi sudah tahu warna dasi apa yang akan dibeli.Pegawai toko menyapa dengan ramah, "Nona ingin beli dasi seperti apa? Apa perlu direkomendasikan?"Miana tersenyum lembut dan berkata, "Aku lihat-lihat dulu, nanti kupanggil kalau sudah ketemu."Pegawai toko membalas dengan senyuman, "Baik, silakan Nona."Miana melihat-lihat sebentar, lalu memilih dasi berwarna merah anggur.Pakaian Henry biasanya berwarna hitam, putih, dan abu-abu.Dasi merah anggur cocok dengan pakaiannya.Saat membayar, Miana menemukan Henry ternyata membalas pesannya,"Dua nggak cukup untuk disobek."Miana diam-diam mengumpat "nggak tahu malu" di dalam hatinya. Dengan wajah tersipu malu , dia segera membayar dan pergi.Dia pergi dengan tergesa-gesa, tidak melihat seorang wanita memasuki toko dengan cepat. Setelah masuk, dia berkata pada pegawai toko, "Aku mau dasi yang sama deng

Latest chapter

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 482

    "Oke, aku akan telepon Ibu nanti," ujar Giyan dengan senyuman yang makin lebar.Miana bersedia bertemu dengan orang tuanya, dan hal itu tentu membuat Giyan senang, meskipun mereka sudah sering bertemu dalam dua puluh tahun terakhir.Namun, hubungannya dengan Miana kini berbeda dari yang dulu."Pergilah ke kantor sekarang. Setelah urusanmu selesai, kita bisa pulang lebih cepat," ujar Miana sambil mendorong Giyan keluar.Miana merasa sangat santai ketika bersama Giyan, karena dia bisa menjadi dirinya sendiri tanpa perlu berusaha terlalu keras.Ketika mereka turun ke bawah, Nevan sedang duduk di atas matras bermain, dengan serius menyusun Lego.Giyan menunduk dan mencium kening Miana, lalu berkata lembut, "Aku pergi ke kantor dulu, nanti setelah pulang kerja aku akan menjemput kalian."Miana mengangguk, tersenyum sambil berkata, "Ya, kami tunggu kamu pulang!"Giyan berdeham sebelum memanggil, "Nevan, Ayah pergi kerja dulu, kamu bermainlah dengan baik bersama Ibu di rumah!"Nevan segera me

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 481

    "Mia, apa yang terjadi?" tanya Giyan, mempercepat langkahnya ke arah Miana, lalu duduk di sampingnya.Miana menoleh, mendesah panjang sebelum berkata, "Rekening luar negeri Nevan tiba-tiba bertambah empat ratus miliar. Setelah aku cek, ternyata uang itu berasal dari perusahaan Grup Eskaria!"Anak nakal itu benar-benar hebat!Setelah mendengar itu, Giyan langsung mengerti apa yang telah terjadi.Giyan menutup laptop Miana, tersenyum, dan berkata, "Dulu ada kamu yang bekerja gratis untuk memperkuat firewall perusahaan. Sekarang, tanpa kamu, keamanan sibernya bahkan bisa diserang oleh anak tiga tahun seperti Nevan. Ini hanya menunjukkan betapa tidak bergunanya Departemen TI Grup Eskaria!"Miana tertawa dan merespons, " Nevan yang menyuruhmu datang untuk menghiburku? Anak nakal itu benar-benar pintar!""Dia khawatir kamu marah dan sakit, tapi nggak tahu bagaimana cara menghiburmu, jadi aku yang menawarkan diri untuk melakukannya!" Giyan baru merasa tenang setelah melihat senyum di wajah Mi

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 480

    "Baik, baik, segera kirimkan nomornya padaku!" Eddy menutup telepon dengan sangat bersemangat.Henry mengirimkan nomor ponsel Miana yang baru ditemukan oleh Wiley kepada Eddy.Sesaat setelah mengirim nomor tersebut, sudut bibirnya menyunggingkan senyuman tipis.'Miana, aku nggak percaya kamu akan tega mengabaikan Kakek.'Pada saat ini, panggilan Rumordi datang."Henry, ada kabar baik dan kabar buruk, mau dengar yang mana dulu?" Suara Rumordi terdengar sangat bersemangat, seolah-olah menemukan sesuatu yang luar biasa."Kabar baik," jawab Henry tanpa berpikir panjang."Kabar baiknya, aku menemukan kalau CEO Grup Arca adalah Miana!" Ketika Rumordi menyebut nama Miana, wajah dingin Miana dengan aura kuat langsung terbayang dalam pikirannya."Apa?" Henry mengernyit.'Perusahaan yang selama dua tahun ini bersaing dengan Grup Eskaria dan merebut bisnis ternyata milik Miana?''Wanita ini, selama beberapa tahun, apa saja yang telah dia lakukan di belakangku?'"Sedangkan kabar buruknya adalah pr

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 479

    "Bawa Nevan ke sini!"Kepala sekolah terkejut hingga tubuhnya gemetar sejenak.'Bagaimana Nevan bisa membuat marah pria kejam ini?''Ada dendam?'"Bu kepala sekolah, ... Pak Henry ingin bertemu dengan Nevan, apa yang harus kita lakukan?"Kepala sekolah tersadar, melihat ke arah guru yang berdiri di depannya, lalu menenangkan diri dan berkata, "Pergi lihat apakah Nevan sudah dibawa pulang oleh orang tuanya atau belum." Pada saat yang sama, dia mengedipkan mata kepada guru tersebut.Dia memutuskan untuk menyelesaikan masalah di depan mata terlebih dahulu."Oh, baik, aku akan segera melihatnya!" Guru itu mengusap keringat dingin dan buru-buru pergi.Kepala sekolah merapikan pakaiannya sebelum melangkah masuk."Pak Henry, sore, saya adalah ...."Kepala sekolah ingin memperkenalkan diri, tetapi terhenti karena tatapan dingin yang dia rasakan membuat punggungnya seketika merinding.'Tekanan yang dipancarkan pria ini sangat kuat.''Pantas saja orang-orang di Kota Jirya secara diam-diam menjul

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 478

    Kekhawatiran Miana seketika lenyap, digantikan dengan perasaan campur aduk. Dia perlahan berjongkok, dengan lembut mengelus rambut lembut putranya.Saat menyaksikan itu, tatapan Giyan penuh dengan kelembutan dan kelegaan.Detik ini, semua kekacauan dan kekhawatiran berubah menjadi pemandangan yang penuh kehangatan dan ketenangan.Nevan terbangun dari mimpi indahnya ketika merasakan bayangan di depannya. Dia membuka mata dan melihat wajah ibunya yang akrab tetapi sedikit tegas. Saat itu juga, dia teringat apa yang telah dia lakukan. Jantungnya berdebar kencang, dan dengan suara pelan dia memanggil, "Ibu ...."Suaranya mengandung sedikit kebingungan dan ketergantungan.Mendengar panggilan Nevan, mata Miana seketika memerah, seolah-olah emosi yang terpendam lama mencari jalan keluar. Namun, dia dengan cepat menahannya dan menggantinya dengan teguran rendah dan tegas, "Nevan! Siapa yang menyuruhmu berkeliaran sendirian? Apakah kamu tahu, tindakanmu ini membuat seluruh orang di sekolah meni

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 477

    Sherry segera mengangguk dan berkata, "Kamu cepat cari Nevan! Jangan khawatirkan aku, aku nggak akan melakukan hal bodoh!"Saat menyadari kaki kanannya tidak ada, dia merasa seperti hidupnya telah hancur.Ketakutan menghadapi pandangan aneh orang lain dan mendengar orang memanggilnya cacat membuatnya kehilangan keberanian untuk hidup.Namun, Miana meyakinkannya untuk tidak peduli dengan pandangan orang lain dan hidup sesuai keinginannya sendiri.Sepertinya, nasihat itu benar!Dia memutuskan untuk menjalani hidup sesuai dengan keinginannya sendiri."Ya, aku pergi dulu!" Miana khawatir tentang putranya, tanpa banyak bicara lagi, dia bergegas pergi.Saat menuju lobi rumah sakit, dia menelepon Giyan dan menceritakan situasi hilangnya Nevan dengan suara yang terdengar sedikit tersedak.Giyan mencoba menenangkannya dengan suara pelan, "Jangan khawatir, Nevan pasti akan baik-baik saja! Dia sangat pintar, nggak ada yang bisa menipunya! Kamu sekarang di mana? Aku akan menjemputmu, kita pergi ke

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 476

    'Apakah orang itu musuh bebuyutan Pak Henry?'Wiley tidak berani menyampaikan pemikirannya karena Henry pasti akan marah besar.Saat ini, informasi terbaru terus berdatangan dari perusahaan, memperlihatkan kerugian yang kian membengkak.Henry menggenggam erat kedua tangannya, tatapannya tajam. Dia mondar-mandir di dalam kantor sebelum akhirnya berhenti di dekat jendela, memandang hiruk-pikuk kota di luar, dan mengingat serangan siber yang terakhir kali terjadi. Serangan itu otomatis teratasi dan perusahaan hampir tidak mengalami kerugian.Kali ini, serangan siber begitu hebatnya, sehingga kerugian perusahaan telah mencapai ratusan miliar.Henry tahu, waktu adalah segalanya, setiap detik keraguannya dalam mengambil keputusan bisa membuat perusahaan terjerumus ke dalam kehancuran."Segera cari peretas dan selesaikan semua masalah dalam setengah jam! Bayar seberapa pun yang dia mau!" perintah Henry dengan suara rendah namun tegas, menunjukkan determinasi yang tak tergoyahkan.Setelah mere

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 475

    Di taman kanak-kanak, Nevan selalu bersikap sangat baik dan patuh. Setelah makan siang, dia mulai tidur siang.Beberapa anak kecil menangis dan tidak mau tidur.Beberapa lainnya hanya bisa tidur sambil minum susu formula.Alhasil, tiga guru di taman kanak-kanak sangat sibuk.Saat para guru tidak memperhatikan, Nevan diam-diam meninggalkan kelas dengan tasnya.Dengan sinar matahari yang redup tertutup awan, menebarkan bayangan bercorak yang menambah suasana tenang dan misterius. Nevan berjalan sendirian di sekitar sekolah.Akhirnya, dia tiba di sudut terpencil yang terlupakan, dipenuhi semak-semak dan bunga liar yang tumbuh dengan gigih dari celah-celah, seakan menyambut kedatangannya.Setelah memastikan tidak ada orang di sekitar, Nevan dengan cepat melepaskan tas berat dari bahunya. Isinya bukan mainan, melainkan laptop yang sangat canggih.Dengan cekatan, dia menyalakannya, dan layar laptop langsung menyala dengan cahaya biru ungu yang mencolok.Konsentrasinya segera menjadi sangat t

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 474

    "Aku mau merokok," jawab Farel.Perasaan sakit di hatinya tidak tertahankan.Miana mengangguk, membiarkan Farel pergi, lalu berjalan ke sisi ranjang. Ketika melihat kondisi Sherry, dia merasa sangat sedih hingga air mata pun mengalir. "Sherry!" panggilnya.Sherry juga menangis. "Mia, aku sekarang sudah cacat!""Nggak, kamu masih bisa berdiri dan berjalan seperti biasa, menjalani kehidupan normal!" Miana mencoba menenangkan."Aku nggak punya kaki lagi!" tangis Sherry. Walaupun nanti menggunakan kaki palsu, dia tidak bisa lagi memakai rok pendek atau celana pendek seperti dulu. Hidupnya pasti akan lebih sulit."Sher ...." Miana memeluknya dengan erat, ada banyak yang ingin dia sampaikan, tetapi tidak ada satu kata pun yang berhasil terucap.....Setelah bangun dan menyadari tidak ada orang di rumah, Nevan mencuci muka dan sikat gigi dengan tenang. Dia lalu mengambil roti dan susu dari kulkas, makan, dan naik ke atas untuk menyiapkan tas sekolahnya. Saat turun ke ruang tamu, dia terkejut

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status