Share

Bab 109

Penulis: Helena Ayu
Ketika Amanda kembali ke ruang kantor, dia melihat Miana duduk di lantai. Amanda segera menutup pintu dan menghampiri Miana.

Dia melihat Henry pergi dengan marah, jadi bergegas masuk dan tidak menyangka akan melihat Miana dalam kondisi seperti itu.

Apakah Bos besar memukulnya?

Apakah Kak Miana terluka?

Perlukan melapor ke polisi?

Saat Amanda berjalan mendekat ke Miana, pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan.

Miana melihat Amanda datang, dia menghela napas, mengulurkan tangannya sambil berkata, "Bantu aku berdiri!"

Kedua kakinya benar-benar tidak ada tenaga.

Amanda pun membantu Miana duduk di sofa, lalu menuangkan segelas air untuknya. "Kak Miana, minum air dulu."

Jika Miana tidak bicara, dia tidak berani bertanya.

Bagaimanapun juga, ini adalah urusan pribadi Miana.

Miana mengambil gelas air itu dan berterima kasih.

Setelah minum air, pikiran Miana perlahan-lahan kembali tenang.

Dia mulai memikirkan kembali kejadian tadi dan mencari celah untuk menyelesaikannya.

Amanda tidak berani men
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yuyun dmk
lama2 emosi juga liat si miana. wanita labil
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 110

    "Dia melakukan kesalahan, tapi Kakek masih melindunginya? Apa-apaan ini!" ujar seorang wanita yang mengenakan gaun panjang berwarna krem dengan marah."Janice, kamu terlalu baik hati makanya selalu diintimidasi!" ujar wanita lain yang rambut diikat satu tinggi dengan tangan di pinggang. "Tunggu saja, aku pasti akan bantu kamu memberinya pelajaran!"Mendengar semua itu, Carel mengernyit dan berkata, "Miana bukan wanita kejam seperti yang kalian pikirkan! Dia pasti punya alasan kenapa melakukan hal seperti itu!""Carel, kamu sudah nggak waras ya! Miana menyuruh orang untuk menabrak Janice sampai mati, tapi kamu masih membelanya! Siapa yang percaya dia punya alasan melakukan hal sekejam itu!" seru wanita yang mengenakan gaun panjang krem dengan nada meremehkan.Carel menatap wanita itu sambil berkata, "Kamu suka Kak Henry, 'kan!"Nada bicaranya tegas.Wajah wanita itu langsung memerah dan dia tergagap, "Kamu jangan bicara sembarangan!"Carel bicara sembarangan atau tidak, melihat reaksi w

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 111

    Setelah berkeliling, Miana akhirnya memutuskan untuk membeli dasi untuk Henry.Sejak menikah, dia yang menyiapkan pakaian Henry setiap hari, jadi sudah tahu warna dasi apa yang akan dibeli.Pegawai toko menyapa dengan ramah, "Nona ingin beli dasi seperti apa? Apa perlu direkomendasikan?"Miana tersenyum lembut dan berkata, "Aku lihat-lihat dulu, nanti kupanggil kalau sudah ketemu."Pegawai toko membalas dengan senyuman, "Baik, silakan Nona."Miana melihat-lihat sebentar, lalu memilih dasi berwarna merah anggur.Pakaian Henry biasanya berwarna hitam, putih, dan abu-abu.Dasi merah anggur cocok dengan pakaiannya.Saat membayar, Miana menemukan Henry ternyata membalas pesannya,"Dua nggak cukup untuk disobek."Miana diam-diam mengumpat "nggak tahu malu" di dalam hatinya. Dengan wajah tersipu malu , dia segera membayar dan pergi.Dia pergi dengan tergesa-gesa, tidak melihat seorang wanita memasuki toko dengan cepat. Setelah masuk, dia berkata pada pegawai toko, "Aku mau dasi yang sama deng

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 112

    Henry berjalan masuk ke ruang makan dengan ekspresi yang tampak seperti baru saja keluar dari ruang pendingin es, sangat dingin hingga terasa menusuk.Punggung Miana seketika menegang, dia takut Henry akan memeriksa ponselnya, jadi refleks menyembunyikan ponselnya di belakang punggung. Ketika berbicara, suaranya jelas menunjukkan rasa bersalah, "Kamu sudah pulang ya."Langkah Henry berhenti di depan Miana. Mata hitam pekat Henry menatap wajah Miana, tatapannya begitu tajam seolah-olah bisa menembus diri Miana.Miana teringat studio Sherry, berkata dengan nekat, "Bagaimana kalau kamu naik dulu, ganti baju, lalu turun untuk makan, aku akan memindahkan sup ke meja makan dan kita bisa mulai makan."Henry mengangkat dagunya, tersenyum dingin dan berkata, "Barusan menelepon Giyan? Kenapa melihatku pulang langsung menutup telepon? Merasa bersalah karena ketahuan?"Celine memberitahunya, Miana dan Giyan tumbuh bersama sejak kecil, hubungan mereka sangat dekat. Keluarga Ferno selalu menganggap

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 113

    Hubungan antara dia dan Giyan ....Memang sulit untuk dijelaskan hanya dengan beberapa kata saja.Tatapan dingin Henry menyapu tangannya, "Kenapa memegang perut? Kamu hamil?"Miana merasa darah di tubuhnya seperti mengalir berbalik arah, buru-buru berkata, "Aku hanya merasa perutku nggak nyaman, makanya memegang perut! Setiap kali kita melakukannya, kita selalu menggunakan kontrasepsi, aku pasti nggak mungkin hamil!"Nada bicaranya terlalu terburu-buru, terlihat seperti menutupi sesuatu.Henry mendengar kata-katanya, mengernyit dan berkata, "Kamu sebaiknya nggak hamil! Kalau nggak, lihat saja akibatnya!"Seperti yang dikatakan Miana, setiap kali mereka melakukannya, mereka selalu menggunakan kontrasepsi. Jika sekali-kali terlalu terburu-buru dan lupa, keesokan harinya dia akan menyuruh Miana minum obat.Jika Miana hamil, anak siapa yang dikandungnya?Miana tidak tahu berpikir Henry seperti itu, pikirannya sedang dipenuhi bagaimana menyembunyikan kehamilannya.Dia takut Henry akan memak

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 114

    Miana terkejut, mendongak menatap Henry.Raut wajah Henry saat ini seperti langit mendung yang akan segera mendatangkan hujan badai.Miana diam-diam mengatur napasnya, berdalih dengan suara pelan, "Aku lapar, bisakah kita makan dulu?""Dulu kamu nggak seperti ini! Sekarang tiba-tiba berubah, apa karena Giyan?" Pria itu menatap Miana dengan wajah serius, tatapannya penuh penilaian.Biasanya, selama dia mau, Miana akan menurutinya.Di ranjang mereka selalu kompak.Sejak beberapa hari lalu wanita ini bicara tentang perceraian, dia terus menghindarinya, menolak berhubungan intim.Jika dikatakan wanita ini tidak punya niat lain, dia tidak akan percaya!Ditatap Henry seperti itu, Miana merinding.Bagaimana dia bisa lupa Henry adalah orang yang sangat curigaan dan berpikir dengan hati-hati.Ada sedikit saja yang tidak beres, Henry langsung bisa menyadarinya.Memikirkan ini, dia tidak bisa menahan diri meraba perutnya lagi.'Apa Henry tahu aku hamil!'"Kenapa diam saja? Apa yang kubilang benar

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 115

    'Jangan bilang Miana mengambil kesempatan untuk menggoda Henry!''Hal itu nggak boleh terjadi!'"Malam ini aku harus menyelesaikan urusan perusahaan, nggak ada waktu.""Bagaimana kalau kamu bawa kerjaanmu dan bekerja di sini. Henry, aku takut ...," ujar Janice dengan mata berkaca-kaca dan terdengar seperti akan segera menangis."Kita bicarakan nanti saja, kamu pergi makan dulu, sudah dulu ya," ujar Henry sambil mengernyit.Janice sering kali sedikit-sedikit menangis, terkadang ini membuatnya merasa kesal.Di ujung telepon, Janice menggenggam ponsel dengan kuat, ekspresi wajahnya tampak beringas.Miana si jalang itu! Dia pasti mengatakan sesuatu yang buruk tentangku, makanya Henry nggak mau datang!'Saat perawat yang menjaganya masuk dengan membawa makanan, melihat ekspresi Janice begitu mengerikan, dia pun ketakutan hingga tangannya gemetar. "Nona Janice ...."Janice meraih gelas di sampingnya dan melemparkannya ke arah perawat itu. "Aku adalah Nyonya Jirgan, bukan Nona Janice!"Gelas

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 116

    Yunita mengerutkan keningnya, berkata dengan tidak senang, "Apa nggak bisa ditangani nanti? Selesaikan dulu masalahmu dengan Celine!"Dia lebih menyukai Miana.Sayangnya, Miana tidak ditakdirkan menjadi menantunya.Dia juga tidak ingin putranya menikahi Celine, tetapi keluarga Ferno dan keluarga Senora selalu bertetangga. Kedua keluarga juga memiliki hubungan bisnis. Jika pertunangan ini benar-benar batal, Grup Ferno pasti akan terpengaruh.Dia tidak ingin melihat hasil seperti itu, tetapi juga egois berharap putranya bahagia, makanya perasaannya sangat berkonflik.Dia tidak bisa membuat keputusan, jadi menyerahkan keputusan ini kepada putranya. Bagaimanapun, yang akan menjalaninya adalah Giyan, jadi perasaan Giyan yang terpenting."Aku pergi untuk menerima paket, lalu kembali!" ujar Giyan yang pergi dengan tergesa-gesa."Kak Giyan, tunggu aku!" seru Celine dengan nada cemas, dia juga bangkit dari kursinya.Pram menjeling Celine dengan marah. "Duduk!""Ayah!" seru Celine sambil mengent

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 117

    Kepala pelayan mundur, menghindari tangan Celine diulur ke arahnya.'Keluarga Ferno sudah mengajukan pembatalan pertunangan, dari mana Nona Celine ini mendapatkan kepercayaan diri untuk mengatakan dirinya akan menjadi nyonya rumah ini!'Celine tidak berhasil merebut paket, makin marah, mengangkat tangan hendak memukul kepala pelayan. "Kamu hanya anjing peliharaan keluarga Ferno! Beraninya kamu nggak mengenali tuanmu, apa gunanya dirimu!"Menyaksikan itu, Giyan tidak tahan lagi, menangkap pergelangan tangannya dan menghardik, "Celine, tutup mulutmu!"Dia tidak pernah menganggap pembantu di rumah merupakan orang rendahan. Terlebih lagi, apa hak Celine untuk memarahi mereka!Celine merasa pergelangan tangannya hampir patah, menangis kesakitan, "Giyan, kamu menyakitiku! Pasti karena Miana sudah memprovokasi hubungan kita, 'kan!"Mendengar itu, Giyan makin kesal dan berseru, "Bisakah kamu nggak selalu mengaitkan semuanya dengan Miana! Kesalahan apa yang sebenarnya dia lakukan sampai kamu me

Bab terbaru

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 482

    "Oke, aku akan telepon Ibu nanti," ujar Giyan dengan senyuman yang makin lebar.Miana bersedia bertemu dengan orang tuanya, dan hal itu tentu membuat Giyan senang, meskipun mereka sudah sering bertemu dalam dua puluh tahun terakhir.Namun, hubungannya dengan Miana kini berbeda dari yang dulu."Pergilah ke kantor sekarang. Setelah urusanmu selesai, kita bisa pulang lebih cepat," ujar Miana sambil mendorong Giyan keluar.Miana merasa sangat santai ketika bersama Giyan, karena dia bisa menjadi dirinya sendiri tanpa perlu berusaha terlalu keras.Ketika mereka turun ke bawah, Nevan sedang duduk di atas matras bermain, dengan serius menyusun Lego.Giyan menunduk dan mencium kening Miana, lalu berkata lembut, "Aku pergi ke kantor dulu, nanti setelah pulang kerja aku akan menjemput kalian."Miana mengangguk, tersenyum sambil berkata, "Ya, kami tunggu kamu pulang!"Giyan berdeham sebelum memanggil, "Nevan, Ayah pergi kerja dulu, kamu bermainlah dengan baik bersama Ibu di rumah!"Nevan segera me

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 481

    "Mia, apa yang terjadi?" tanya Giyan, mempercepat langkahnya ke arah Miana, lalu duduk di sampingnya.Miana menoleh, mendesah panjang sebelum berkata, "Rekening luar negeri Nevan tiba-tiba bertambah empat ratus miliar. Setelah aku cek, ternyata uang itu berasal dari perusahaan Grup Eskaria!"Anak nakal itu benar-benar hebat!Setelah mendengar itu, Giyan langsung mengerti apa yang telah terjadi.Giyan menutup laptop Miana, tersenyum, dan berkata, "Dulu ada kamu yang bekerja gratis untuk memperkuat firewall perusahaan. Sekarang, tanpa kamu, keamanan sibernya bahkan bisa diserang oleh anak tiga tahun seperti Nevan. Ini hanya menunjukkan betapa tidak bergunanya Departemen TI Grup Eskaria!"Miana tertawa dan merespons, " Nevan yang menyuruhmu datang untuk menghiburku? Anak nakal itu benar-benar pintar!""Dia khawatir kamu marah dan sakit, tapi nggak tahu bagaimana cara menghiburmu, jadi aku yang menawarkan diri untuk melakukannya!" Giyan baru merasa tenang setelah melihat senyum di wajah Mi

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 480

    "Baik, baik, segera kirimkan nomornya padaku!" Eddy menutup telepon dengan sangat bersemangat.Henry mengirimkan nomor ponsel Miana yang baru ditemukan oleh Wiley kepada Eddy.Sesaat setelah mengirim nomor tersebut, sudut bibirnya menyunggingkan senyuman tipis.'Miana, aku nggak percaya kamu akan tega mengabaikan Kakek.'Pada saat ini, panggilan Rumordi datang."Henry, ada kabar baik dan kabar buruk, mau dengar yang mana dulu?" Suara Rumordi terdengar sangat bersemangat, seolah-olah menemukan sesuatu yang luar biasa."Kabar baik," jawab Henry tanpa berpikir panjang."Kabar baiknya, aku menemukan kalau CEO Grup Arca adalah Miana!" Ketika Rumordi menyebut nama Miana, wajah dingin Miana dengan aura kuat langsung terbayang dalam pikirannya."Apa?" Henry mengernyit.'Perusahaan yang selama dua tahun ini bersaing dengan Grup Eskaria dan merebut bisnis ternyata milik Miana?''Wanita ini, selama beberapa tahun, apa saja yang telah dia lakukan di belakangku?'"Sedangkan kabar buruknya adalah pr

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 479

    "Bawa Nevan ke sini!"Kepala sekolah terkejut hingga tubuhnya gemetar sejenak.'Bagaimana Nevan bisa membuat marah pria kejam ini?''Ada dendam?'"Bu kepala sekolah, ... Pak Henry ingin bertemu dengan Nevan, apa yang harus kita lakukan?"Kepala sekolah tersadar, melihat ke arah guru yang berdiri di depannya, lalu menenangkan diri dan berkata, "Pergi lihat apakah Nevan sudah dibawa pulang oleh orang tuanya atau belum." Pada saat yang sama, dia mengedipkan mata kepada guru tersebut.Dia memutuskan untuk menyelesaikan masalah di depan mata terlebih dahulu."Oh, baik, aku akan segera melihatnya!" Guru itu mengusap keringat dingin dan buru-buru pergi.Kepala sekolah merapikan pakaiannya sebelum melangkah masuk."Pak Henry, sore, saya adalah ...."Kepala sekolah ingin memperkenalkan diri, tetapi terhenti karena tatapan dingin yang dia rasakan membuat punggungnya seketika merinding.'Tekanan yang dipancarkan pria ini sangat kuat.''Pantas saja orang-orang di Kota Jirya secara diam-diam menjul

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 478

    Kekhawatiran Miana seketika lenyap, digantikan dengan perasaan campur aduk. Dia perlahan berjongkok, dengan lembut mengelus rambut lembut putranya.Saat menyaksikan itu, tatapan Giyan penuh dengan kelembutan dan kelegaan.Detik ini, semua kekacauan dan kekhawatiran berubah menjadi pemandangan yang penuh kehangatan dan ketenangan.Nevan terbangun dari mimpi indahnya ketika merasakan bayangan di depannya. Dia membuka mata dan melihat wajah ibunya yang akrab tetapi sedikit tegas. Saat itu juga, dia teringat apa yang telah dia lakukan. Jantungnya berdebar kencang, dan dengan suara pelan dia memanggil, "Ibu ...."Suaranya mengandung sedikit kebingungan dan ketergantungan.Mendengar panggilan Nevan, mata Miana seketika memerah, seolah-olah emosi yang terpendam lama mencari jalan keluar. Namun, dia dengan cepat menahannya dan menggantinya dengan teguran rendah dan tegas, "Nevan! Siapa yang menyuruhmu berkeliaran sendirian? Apakah kamu tahu, tindakanmu ini membuat seluruh orang di sekolah meni

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 477

    Sherry segera mengangguk dan berkata, "Kamu cepat cari Nevan! Jangan khawatirkan aku, aku nggak akan melakukan hal bodoh!"Saat menyadari kaki kanannya tidak ada, dia merasa seperti hidupnya telah hancur.Ketakutan menghadapi pandangan aneh orang lain dan mendengar orang memanggilnya cacat membuatnya kehilangan keberanian untuk hidup.Namun, Miana meyakinkannya untuk tidak peduli dengan pandangan orang lain dan hidup sesuai keinginannya sendiri.Sepertinya, nasihat itu benar!Dia memutuskan untuk menjalani hidup sesuai dengan keinginannya sendiri."Ya, aku pergi dulu!" Miana khawatir tentang putranya, tanpa banyak bicara lagi, dia bergegas pergi.Saat menuju lobi rumah sakit, dia menelepon Giyan dan menceritakan situasi hilangnya Nevan dengan suara yang terdengar sedikit tersedak.Giyan mencoba menenangkannya dengan suara pelan, "Jangan khawatir, Nevan pasti akan baik-baik saja! Dia sangat pintar, nggak ada yang bisa menipunya! Kamu sekarang di mana? Aku akan menjemputmu, kita pergi ke

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 476

    'Apakah orang itu musuh bebuyutan Pak Henry?'Wiley tidak berani menyampaikan pemikirannya karena Henry pasti akan marah besar.Saat ini, informasi terbaru terus berdatangan dari perusahaan, memperlihatkan kerugian yang kian membengkak.Henry menggenggam erat kedua tangannya, tatapannya tajam. Dia mondar-mandir di dalam kantor sebelum akhirnya berhenti di dekat jendela, memandang hiruk-pikuk kota di luar, dan mengingat serangan siber yang terakhir kali terjadi. Serangan itu otomatis teratasi dan perusahaan hampir tidak mengalami kerugian.Kali ini, serangan siber begitu hebatnya, sehingga kerugian perusahaan telah mencapai ratusan miliar.Henry tahu, waktu adalah segalanya, setiap detik keraguannya dalam mengambil keputusan bisa membuat perusahaan terjerumus ke dalam kehancuran."Segera cari peretas dan selesaikan semua masalah dalam setengah jam! Bayar seberapa pun yang dia mau!" perintah Henry dengan suara rendah namun tegas, menunjukkan determinasi yang tak tergoyahkan.Setelah mere

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 475

    Di taman kanak-kanak, Nevan selalu bersikap sangat baik dan patuh. Setelah makan siang, dia mulai tidur siang.Beberapa anak kecil menangis dan tidak mau tidur.Beberapa lainnya hanya bisa tidur sambil minum susu formula.Alhasil, tiga guru di taman kanak-kanak sangat sibuk.Saat para guru tidak memperhatikan, Nevan diam-diam meninggalkan kelas dengan tasnya.Dengan sinar matahari yang redup tertutup awan, menebarkan bayangan bercorak yang menambah suasana tenang dan misterius. Nevan berjalan sendirian di sekitar sekolah.Akhirnya, dia tiba di sudut terpencil yang terlupakan, dipenuhi semak-semak dan bunga liar yang tumbuh dengan gigih dari celah-celah, seakan menyambut kedatangannya.Setelah memastikan tidak ada orang di sekitar, Nevan dengan cepat melepaskan tas berat dari bahunya. Isinya bukan mainan, melainkan laptop yang sangat canggih.Dengan cekatan, dia menyalakannya, dan layar laptop langsung menyala dengan cahaya biru ungu yang mencolok.Konsentrasinya segera menjadi sangat t

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 474

    "Aku mau merokok," jawab Farel.Perasaan sakit di hatinya tidak tertahankan.Miana mengangguk, membiarkan Farel pergi, lalu berjalan ke sisi ranjang. Ketika melihat kondisi Sherry, dia merasa sangat sedih hingga air mata pun mengalir. "Sherry!" panggilnya.Sherry juga menangis. "Mia, aku sekarang sudah cacat!""Nggak, kamu masih bisa berdiri dan berjalan seperti biasa, menjalani kehidupan normal!" Miana mencoba menenangkan."Aku nggak punya kaki lagi!" tangis Sherry. Walaupun nanti menggunakan kaki palsu, dia tidak bisa lagi memakai rok pendek atau celana pendek seperti dulu. Hidupnya pasti akan lebih sulit."Sher ...." Miana memeluknya dengan erat, ada banyak yang ingin dia sampaikan, tetapi tidak ada satu kata pun yang berhasil terucap.....Setelah bangun dan menyadari tidak ada orang di rumah, Nevan mencuci muka dan sikat gigi dengan tenang. Dia lalu mengambil roti dan susu dari kulkas, makan, dan naik ke atas untuk menyiapkan tas sekolahnya. Saat turun ke ruang tamu, dia terkejut

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status