"Aku masih ada urusan di perusahaan, aku pergi dulu." Setelah mengatakan ini, Henry berbalik dan pergi.Janice mengangkat matanya untuk melihat punggung Henry, sudut bibirnya membentuk lengkungan yang indah, dan dengan cepat mengikutinya keluar.Mereka berdua keluar dari kantor satu per satu. Mantan pemilik Firma Hukum Astera menghampiri dengan hormat dan berkata, "Aku sudah memanggil semua orang di kantor ini dan meminta mereka untuk memperkenalkan diri, agar Pak Henry dan Nona Janice dapat mengenal semua orang dengan cepat."Dia menyesal menjual Firma Hukum Astera untuk sesaat, tetapi harga yang dia dapatkan sangat bagus, jadi dia harus bersikap profesional dan melakukan penyerahan pekerjaannya dengan benar.Henry mengangkat alisnya dan langkahnya berhenti.Janice secara naluriah bersembunyi di belakangnya.Di mata orang lain, perilakunya tampak ambigu dan seperti sedang dimanjakan.Miana berdiri di ujung, memandangi dua orang yang berdiri di depan itu, hatinya terasa sangat sakit, d
"Bu Miana selalu terlihat dingin dan nggak ramah terhadap orang asing, sama siapa pun dia tetap seperti itu. Menurutku sikapnya hari ini cukup normal.""Sebenarnya, Bu Miana yang akan dipromosikan menjadi ketua tim, tapi sekarang posisinya diambil oleh orang muncul secara mendadak ini. Aku bisa mengerti sedikit perasaannya!""Apa aku satu-satunya yang memperhatikan kalau Pak Henry terus menatap wajah Bu Miana? Mungkinkah Pak Henry ingin memiliki suatu hubungan dengan Bu Miana?""Tanpa perlu menunggu Pak Henry turun tangan, Bu Miana pasti akan menggunakan cara apa pun untuk naik ke ranjangnya dulu! Lagi pula, selama empat tahun ini, dia nggak sedikit melakukan hal itu dengan pria! Pengalamannya pasti banyak!"Miana mendengkus dingin dan berkata dengan tenang, "Kupikir pelajaran yang aku berikan kepada Bu Angela kemarin sudah cukup untuk membuat semua orang diam! Aku nggak menyangka kalian begitu penasaran dengan kehidupan pribadiku! Bagaimana kalau salah satu dari kalian pergi membeli p
Melihat Janice datang, Amanda terkejut hingga cepat-cepat berdiri dan memanggil dengan tergagap, "Nyonya ... Bos ...." Setelah ini mengatakan ini, dia ingin sekali menggigit lidahnya sampai putus!Aku sudah gila!Kenapa aku memanggilnya seperti itu!"Janice mengangguk kecil dengan suasana hati yang baik.Saat Miana mendengar panggilan itu, dokumen di tangannya terkoyak menjadi dua. Dia kemudian menarik napas panjang dan berkata kepada Amanda, "Kamu pergi temui klien ini, pahami situasinya lebih mendalam, aku akan bicara dulu dengan Bu Janice."Amanda melirik dokumen di tangan Miana itu sejenak, lalu beranjak pergi, dia tidak berani berlama-lama di sana sedikit pun.Kak Miana kelihatan marah sekali.'Tapi ada yang mengambil posisi ketua tim yang seharusnya milik Kak Miana, dia marah pun wajar-wajar saja."Pemikiran Amanda begitu polos, dia sama sekali tidak memikirkan kemungkinan hubungan antara Miana dan Henry."Miana, apa maksudmu? Kenapa kamu nggak menjawab teleponku!" Begitu Amanda
"Barusan, kudengar kalau Miana punya hubungan ambigu dengan bos sebelumnya. Mereka berdua sering pergi bersama. Biasanya, Miana datang ke kantor pasti akan berada di sini hampir seharian! Mereka juga bilang Miana bisa berada di posisi sekarang karena dia mendapatkannya dengan naik ke ranjang si bos! Ada yang juga bilang, dia memiliki banyak hubungan dengan pria-pria di Kota Jirya!" Setelah mengatakan ini, Janice berhenti sejenak, seakan-akan dia ragu-ragu untuk melanjutkan ucapannya."Kamu sekarang seorang pengacara, seharusnya kamu tahu kalau kamu perlu bukti untuk menghukum orang! Kamu malah menceritakan gosip dari firma hukum padaku, kamu nggak tahu aku sangat sibuk? Ke depannya, untuk hal-hal yang nggak berdasar seperti ini, pastikan kebenarannya dulu sebelum memberitahuku!" Nada suara Henry terdengar jelek, dia mencubit keningnya dan tampak kesal.Selama tiga tahun pernikahan, Miana selalu sibuk, tetapi dia tetap bangun pagi setiap hari untuk membuatkan sarapan untuk Henry. Setela
Amanda tertegun sejenak sebelum mengangguk. "Aku mengerti!"Hari ini, bos baru datang bersama Janice, berarti secara nggak langsung mengumumkan hubungan mereka. Kalau Janice bukan nyonya bos, jadi siapa?' pikirnya.Tapi, Kak Miana bilang bukan, maka bukan!'Apa pun yang dikatakan Miana, Amanda akan percaya padanya tanpa syarat.Kemudian, dering ponsel mengganggu pembicaraan mereka.Miana mengambil ponselnya, menemukan panggilan dari nomor tidak dikenal.Dia ragu-ragu sejenak sebelum mengangkatnya. "Halo, Miana Senora dari Firma Hukum Astera.""Miana, ini aku." Begitu suara dingin ini terdengar, Miana segera menyadari bahwa yang meneleponnya adalah ibu Henry. Miana mengatup-ngatupkan bibirnya, lalu berkata dengan nada dingin, "Nyonya Felica mencariku ada perlu apa?"Sejak Miana menikah dengan Henry, Felica meminta Miana untuk memanggilnya dengan sebutan Nyonya Felica.Namun, kadang-kadang dia berpura-pura memanggilnya "Ibu" di depan orang lain."Datang ke Cloud Cafe, ada yang ingin kubi
"Miana, apa yang ingin kamu lakukan? Kenapa kamu diam-diam menemui dia!" Janice panik, memelototi Amanda sebelum berbalik dan buru-buru meninggalkan kantor.Amanda menghela napas panjang.Ketua baru ini auranya sangat kuat dan menakutkan.'Janice keluar dari kantor langsung menuju lift. Dia masih mengancam dengan tergesa-gesa, "Miana, cepat kembali ke kantor, jangan temui dia! Kalau nggak, kamu langsung kupecat!"Miana terlalu malas untuk meladeninya, jadi langsung menutup telepon.Setelah menyimpan ponselnya, dia pun menoleh melihat ke arah gedung Firma Hukum Astera di seberang jalan, sepasang matanya berbinar dan terlihat makin indah.Setelah menunggu beberapa saat, sampai sosok yang tergesa-gesa tertangkap oleh matanya, dia baru mengalihkan pandangannya, berbalik dan memasuki kedai kopi.Melihat Miana tiba, Felica langsung memarahinya dengan ekspresi kesal, "Hanya perlu menyeberang saja, tapi kamu membuatku menunggu setengah jam. Miana, apa kamu mengira aku nggak berani melakukan ap
Miana mengira Felica sudah menyerah dengan rencana itu.Kini tampaknya Felica tidak pernah menyerah!Felica telah menahan diri selama tiga tahun, sekarang dia tiba-tiba menemui Miana pasti ada kaitannya dengan saham yang diberikan Eddy.Dia sangat ingin Miana bercerai dengan Henry. Setelah mereka bercerai, dia akan menempatkan wanita lain di ranjang Henry.Setelah nasi sudah menjadi bubur, Henry tidak punya pilihan selain bertanggung jawab.Felica juga berpikir, lagi pula, dulu Miana juga menggunakan cara itu untuk memaksa Henry menikahinya."Oh? Kenapa aku sendiri nggak tahu aku telah berselingkuh atau melakukan pernikahan ganda?" Suara dingin seorang pria tiba-tiba terdengar dari belakang, punggung Miana seketika menegang.Kenapa Henry ada di sini?'Miana segera menenangkan dirinya, merapikan rambutnya dan perlahan berbalik. Dia tersenyum sambil menatap Henry dan berkata, "Ini tempat umum, kalian adalah publik figur, yakin ingin membahas topik ini di sini?"Janice memandang Miana den
Miana begitu kesakitan hingga matanya mulai berkaca-kaca. "Henry, kamu nggak bisa lihat kalau dia hanya pura-pura pingsan?"Bagaimana mungkin seseorang secerdas Henry tidak dapat menyadari bahwa Janice sedang berpura-pura?Namun, dia tetap memilih untuk memanjakan Janice!Sementara Miana yang jelas-jelas terluka, Henry tidak bertanya kondisinya, malah mengatakan dia hanya berpura-pura.Hanya karena tidak mencintai, maka dia begitu tidak berperasaan pada Miana?"Yang aku lihat sekarang, dia pingsan dan kamu berdiri di sini baik-baik saja! Miana, ikut aku pergi! Kalau nggak, kamu nggak usah pergi bekerja lagi mulai besok!" Setiap kata yang diucapkan Henry begitu pelan dan jelas.Miana menatap pria di depannya ini dengan terkejut, pada saat yang sama, hatinya sudah hancur berkeping-keping. "Aku pikir, orang sepertimu seharusnya bisa membedakan urusan pribadi dengan urusan pekerjaan! Ternyata, semua itu hanya pemikiran sepihakku saja!"Wanita simpanan memfitnahnya, sementara suaminya malah
"Ada yang menghentikanku. Aku nggak bisa mengikuti mereka lagi!"Ekspresi Yosef berubah menjadi serius. "Siapa?""Keluarga Ingra."Yosef menguatkan cengkeramannya hingga ujung pena di tangannya menusuk jemarinya, menyebabkan rasa sakit yang hebat.Setelah beberapa saat, dia menenangkan pikirannya dan berkata suara dingin, "Kalau begitu lupakan saja! Bagaimana dengan hal yang aku minta untuk diselidiki? Sudah ada hasilnya?""Dua puluh delapan tahun yang lalu, ayahmu memang pergi ke Desa Kanis. Kemudian, desa itu dibeli oleh Grup Lucario untuk dikembangkan menjadi sanggraloka. Untuk mengetahui apakah orang itu adalah anak ayahmu, kita harus mengambil rambut keduanya dan melakukan tes DNA.""Kamu lanjutkan penyelidikannya. Masalah tes DNA, aku akan cari caranya." Yosef menutup telepon, ekspresinya sangat tidak menyenangkan.Pada saat ini, pintu kantor didorong terbuka."Yosef, aku memintamu untuk menyingkirkan anak haram itu, kenapa kamu belum bertindak juga!"Begitu suara itu masuk ke te
"Sher, apa kamu menyadari mobil di belakang kita sedang mengikuti kita?" tanya Miana dengan berbisik.Miana sedikit khawatir terjadi sesuatu karena dia memiliki kenangan buruk di jalan layang."Kamu pegangan, aku akan tambah kecepatan," ujar Sherry setelah melihat mobil itu melalui kaca spionnya.Dia melambat, begitu pula mobil itu.Dia berbelok, begitu pula mobil itu.Mobil itu seakan mengulangi jalan yang telah dia lalui.Sekarang, Miana dan Sherry sudah yakin bahwa mobil itu memang sedang mengikuti mereka."Mia, tolong ambilkan ponselku di tas, aku akan menelepon dia!" Sherry berusaha tetap tenang, tetapi suaranya yang bergetar menunjukkan kecemasannya."Kamu fokus nyetir dulu. Jangan pedulikan dia dulu," ujar Miana sambil membuka tas Sherry yang telah diambilnya. Setelah itu, dia mengeluarkan ponsel Sherry. Namun, belum sempat dia menghubungi orang yang dimaksud Sherry, sudah ada panggilan masuk. "Dari Pak Farel, mau diangkat?""Angkat!" Sherry segera memakai earphone bluetooth dan
"Mia, selamat ulang tahun!" Suara Eddy terdengar penuh semangat dan begitu gembira.Miana tercekat dan baru ingat hari ini adalah ulang tahunnya. Kemarin, Giyan bahkan mengajaknya keluar untuk memberinya bros sebagai hadiah ulang tahun, tetapi pada akhirnya bros itu dibuang oleh Henry ke tempat sampah."Kakek nggak hanya menyiapkan hadiah ulang tahun untukmu, tapi juga pesta ulang tahun. Kalau kamu punya waktu, datanglah lebih awal untuk menemani Kakek berbicara!" Eddy sudah beberapa hari tidak melihat Miana, sangat ingin bertemu dengannya.Seiring bertambahnya usia, orang tua ingin ditemani oleh anak dan cucu mereka agar tidak merasa begitu kesepian.Miana tersentuh dan matanya mulai berkaca-kaca. "Oke, terima kasih, Kek!"Di keluarga Jirgan, hanya Kakek yang paling baik padanya.Karena itulah dia sama sekali tidak bisa menolak."Baiklah, sudah nggak pagi lagi, berangkatlah bekerja! Kakek nggak ingin mengganggu waktumu yang berharga," ujar Eddy, lalu menutup telepon.Dia benar-benar m
Padahal dia tidak melakukan apa pun, tetapi tetap saja dituduh seperti itu.Walaupun ....Ini bukan pertama kalinya dia diperlakukan seperti ini.Dia tetap saja masih merasa sakit hati."Aku sudah bilang, aku hanya percaya apa yang kulihat dengan mata kepala sendiri! Pergi merawat Janice, jangan membuatku mengulanginya lagi!" Ekspresi Henry makin dingin, begitu pula dengan nada bicaranya. "Selain itu, aku masih belum menyelesaikan masalah tren tagar semalam denganmu!"Miana terkejut. "Apa maksudmu?"'Dia mengira aku yang melakukan itu?'"Masalah ini hanya kita berdua yang tahu, kenapa bisa masuk tren tagar! Miana, jangan sok pintar di depanku! Atau kamu akan menanggung akibatnya!" Henry sangat yakin bahwa Miana menyewa provokator untuk membuat berita itu masuk tren tagar, untuk memaksanya mengakui hubungan mereka sebagai suami istri!Seperti tiga tahun lalu, menggunakan cara yang sama untuk memaksanya menikahi dia.Dia sangat tidak suka dengan kelicikan Miana ini.Miana menarik napas,
"Sudahlah, jangan bicara lagi, aku akan membawamu ke UGD!" ujar Henry dengan suara lembut. Saat melihat Miana masih berdiri di sana, raut wajahnya menjadi dingin dan berkata dengan ketus, "Tunggu di luar, jangan coba-coba menghindari tanggung jawabmu!"Ketika Miana mendengar kata "anak kita," hatinya ternyata masih terasa sakit. Dia menarik napas dalam-dalam, menenangkan emosinya dan berkata, "Henry, bukan aku yang mendorongnya! Ada kamera CCTV di sini, kamu bisa mengeceknya!""Nggak perlu itu, aku percaya dengan apa yang kulihat sendiri! Miana, kalau terjadi sesuatu pada bayi di perutnya, aku akan membuatmu mati bersamanya!" bentak Henry sambil menatap tajam Miana.Miana menarik napas panjang, bibirnya bergerak-gerak, tetapi pada akhirnya dia tidak mengatakan apa-apa.Jika terjadi sesuatu pada bayi di perut Janice, dia juga akan merasa bersalah.Bagaimanapun, perkataannya yang telah memprovokasi Janice hingga terjatuh.Dokter dengan cepat datang. Setelah melihat pintu UGD tertutup, Mi
Miana tertawa dan terlihat senyuman melengkung di sekitar matanya. "Dia mencintaimu tapi nggak menikahimu, malah membuatmu menjadi pelakor, benar-benar pria berengsek!"Dulu, dia akan bersedih cukup lama ketika Janice mengatakan hal seperti itu di depannya.Kini, dia hanya menganggap Henry sebagai mitra kerja, bukan kekasih seumur hidup. Bisakah dia menuntut seorang mitra kerja untuk setia dan berkomitmen hanya padanya?Tentu saja tidak!Oleh karena itu, dia tidak merasakan apa-apa setelah mendengar Janice mengatakan itu."Kalau bukan kamu nggak tahu malu masuk ke ranjangnya, Henry nggak akan menikahimu!" Tiga tahun lalu, saat dia mendengar Henry akan menikahi Miana, hatinya seperti ditusuk ribuan panah. Bahkan, sekarang masih terasa sakit ketika mengingatnya kembali.Dia berpikir bahwa Henry akan menunggu dan setia padanya seumur hidup.Dia tidak menyangka, tanpa persiapan sedikit pun dia mendapatkan kabar pernikahan Henry.Makanya, dia membenci Miana selama tiga tahun!Berkali-kali i
Seketika, pipi Miana terasa panas. Dia mengangkat kepalanya, menatap mata Janice yang penuh dengan kemarahan. Kemudian, dia berdiri sambil mengusap wajahnya.Tingginya lebih dari Janice, saat ini dia menatapnya dari atas, tersenyum dingin, "Hubungan suami istri antara aku dan Henry, apa urusanmu!""Dasar jalang! Nggak tahu malu!" seru Janice, lalu hendak menampar Miana lagi. Namun, pergelangan tangannya ditahan oleh Miana. Sorot mata Miana menjadi dingin, lalu dengan cepat membalas menampar wajah Janice. "Bisa-bisanya kamu mengumpatku jalang, sungguh nggak tahu malu! Janice, jangan lupa Henry masih suami sahku! Apakah kamu sekarang berhalusinasi karena sudah terlalu lama menjadi pelakor?"Biasanya, ketika dia melihat berita tentang Henry dan Janice masuk tren tagar, dia berusaha untuk tidak peduli dan tidak membiarkan dirinya menghabiskan energi, pikiran, dan emosinya sendiri.Bagaimanapun, dia harus menghargai hidupnya sendiri.Tidak layak menyia-nyiakan hidupnya untuk orang yang tida
Miana membantu Henry turun dari mobil. Seluruh beban tubuh Henry bertumpu padanya.Ketika masuk ke dalam lift, Miana sudah berkeringat deras.Henry bersandar di dinding lift dan memandangnya.Wajah Miana terlihat begitu merah, seperti baru saja selesai berolahraga.Meskipun demikian, kecantikannya tetap terjaga, membuat suasana hati Henry sedikit lebih baik.Sampai di lantai atas, Henry masuk ke UGD.Sebenarnya ,,,,Dia perlu masuk ke sana.Namun, pihak rumah sakit takut terjadi sesuatu pada Henry.Setelah pintu ruang gawat darurat tertutup, Miana duduk di kursi dan menghela napas panjang.Sepanjang jalan menuju UGD, Henry seperti tidak punya tulang, bersandar padanya dan hampir membuatnya kelelahan.Tepat ketika Miana ingin istirahat sebentar, ponselnya berdering. Dia pun mengeluarkan ponselnya, mendapati panggilan dari Sherry. Dia segera teringat bahwa hari ini dia tidak jadi menginap di rumah sakit, lalu segera mengangkatnya, "Sher, dengarkan aku ....""Mia, kamu memukul Henry sampa
"Henry, kamu turun dulu, aku akan parkir mobilnya." Miana berusaha membuat suaranya terdengar alami.Henry mengangkat alisnya dan bertanya, "Kamu yang memukulku, nggak mau bertanggung jawab?"'Dia jelas-jelas nggak ingin menemaniku.''Ingin melarikan diri.''Nggak semudah itu!'"Mana ada!" Miana membantah dengan keras.Dia hanya merasa canggung.Bukan tidak mau bertanggung jawab!"Kalau begitu, aku ikut kamu parkir mobil dulu!" ujar Henry dengan tenang, dia tidak peduli dengan orang-orang yang sedang menunggunya di luar.Miana menggigit bibirnya dan membujuk lagi, "Cepat turunlah, darahmu sudah keluar begitu banyak."'Pria ini benar-benar manja!''Kenapa harus aku temani?'"Miana, jujur saja, kamu nggak mau bertanggung jawab padaku, 'kan?" Makin dilihat ekspresi Miana, dia makin yakin Miana ingin melarikan diri.Dia tentu saja tidak akan membiarkan Miana kabur!"Sudah, jangan bicara lagi, turun mobil sekarang!" Miana mematikan mesin, membuka pintu dan turun dari mobil.Miana berpikir,