Share

Bab 230

Penulis: Helena Ayu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-24 18:00:00
"Kalau kamu, aku, dan Janice nggak bilang, siapa yang tahu kamu adalah Nyonya Jirgan?" Henry mendengus dingin, lalu lanjut berkata, "Miana, jangan menguji kesabaranku, cepat naik dan jaga Janice!"

Miana sangat enggan, mencoba menolak untuk terakhir kalinya, "Henry, bisakah aku nggak pergi?"

Jika dia menjaga Janice, Janice akan makin arogan. Di masa depan, Janice pasti akan lebih menganggapnya remeh.

"Kamu boleh nggak pergi, tapi nenekmu akan segera berhenti mendapatkan perawatan!" Henry tumbuh besar di lingkungan yang membuatnya menjadi seperti robot, tidak ada perasaan. Dia tidak bisa mencintai orang dan juga tidak mengerti arti mencintai.

Di pandangannya, menggunakan nenek Miana untuk mengendalikan Miana bukanlah hal yang salah!

Bukankah orang-orang akan melakukan apa saja untuk mencapai tujuan mereka? Begitulah pikirnya.

Mendengar itu, sekujur tubuh Miana gemetar.

Miana seketika merasa marah.

Henry demi Janice, terus-menerus menggunakan neneknya untuk mengancamnya, terlalu kejam!

"K
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Raihan Putri
sudah tunggu lama"hanya ini saja kelanjutan"nya dach lach koin"nya mahal"
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 231

    Kini, Miana tidak menyukainya lagi, dia juga merasa kesal.Dia sama sekali tidak tahu apa yang salah dengan dirinya sendiri.Dering ponsel menarik Henry kembali dari pikirannya. Dia pun menjawab telepon itu."Henry, dua tentara bayaran lainnya sudah ditemukan, tapi ... lidah mereka dicabut paksa, tangan dan kaki mereka sudah dipotong. Sekarang mereka seperti mayat hidup! Nggak bisa berbicara dan nggak bisa menulis, jadi nggak ada yang bisa ditanyakan! Orang itu, benar-benar kejam!" Suara orang yang mengatakan ini terdengar arogan. "Oh ya, Henry, kamu sudah tanya istrimu mengenai gurunya? Jangan bilang kalian masih belum berbaikan?"Di akhir kalimat, nada bicaranya terdengar agak senang melihat kesulitan orang lain.Henry mendengus dingin dan berkata, "Hubunganku dengan istriku sangat baik, kapan kami pernah nggak akur?"Namun, di dalam hati dia mulai berpikir, sejak kapan hubungan antara dia dan Miana mulai memburuk?Apakah sejak pertama kali Miana mengajukan perceraian?"Ya, ya, hubun

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 232

    "Aku nggak punya alasan untuk hadir, jadi nggak akan ke sana." Suara pria itu terdengar sedikit kesepian."Kamu nggak ingin kembali melihat ibumu?""Dia hidup dengan baik di keluarga Ferno, aku tahu itu.""Kenapa kamu nggak membawanya pergi? Bukankah kamu punya kemampuan untuk menghidupinya?""Di keluarga Ferno, dia memiliki orang yang dicintainya, sedangkan di sisiku nggak ada. Kalau aku memaksanya hidup bersamaku, dia hanya akan hidup seperti bunga yang layu." Pria ini tahu bahwa ibunya tidak menyesali jalan yang telah dipilihnya sendiri. Namun, Jika dia memaksa ibunya pergi, ibunya tidak akan bahagia dan tidak akan hidup lama. Karena alasan inilah, dia tidak memaksa ibunya.Henry terdiam.Dia tidak pernah memikirkan tentang mencintai dan dicintai.Karena sejak kecil dia hanya tahu bagaimana bertahan hidup dan merampas sesuatu, tidak ada yang mengajarinya tentang mencintai dan dicintai.'Apa rasanya mencintai seseorang?'"Sudahlah, kamu nggak akan mengerti juga tentang topik ini. Nan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 233

    Miana ragu-ragu, tetapi dia tidak punya pilihan selain keluar dari lift. Dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon Henry.Namun, hanya terdengar suara operator mengatakan nomor yang dituju sedang sibuk.Dia menduga Henry sedang menelepon Janice, jadi dia pergi ke meja resepsionis untuk bertanya.Setelah bertanya dan membalikkan badan, dia melihat Janice menggandeng lengan Henry dengan wajah manis. Mereka berdua berjalan menuju lift.Pada saat itu, dia merasa dadanya sedikit sesak, sangat tidak nyaman. Setelah menarik napas panjang, dia berbalik dan berjalan menuju tangga darurat.Segera, dia tiba di lantai atas. Dia berdiri di depan pintu kamar neneknya, menstabilkan emosinya sebelum membuka pintu kamar itu.Begitu masuk, dia langsung melihat neneknya terbaring di ranjang rumah sakit dengan selang pernapasan. Selain itu, ada instrumen medis yang sedang bekerja di sampingnya. Suara yang keluar dari mesin itu seperti mengetuk-ngetuk hati Miana, membuatnya agak gelisah.Dia menarik napas d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 234

    Pandangan Henry tertuju pada wajah Miana, dan dia tertawa dingin sebelum berkata, "Kamu benar-benar istri yang baik dan bertanggung jawab, apakah aku harus memberimu hadiah?"Miana tersenyum, menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Aku nggak ingin apa-apa."Dia tidak bisa menerima hadiah dari Henry."Heh ..." Raut wajah Henry tampak muram. "Kamu tetap di sini dan jaga Janice. Aku akan kembali ke kantor!"Sikap dingin Miana terhadapnya, membuat hatinya terasa tidak nyaman."Pergilah," ujar Miana sambil melambaikan tangan dan tersenyum cerah.Henry mendengus dingin, lalu berbalik dan pergi.Dulu, sikap Miana terhadapnya tidak seperti ini!Setiap kali dia akan pergi, Miana selalu mengantarnya sampai ke pintu dan meminta ciuman perpisahan.Sekarang, saat dia akan pergi, Miana hanya mengucapkan "pergilah".Perbedaan sikap antara dulu dan sekarang terlalu besar.Henry masuk ke mobil dengan suasana hati yang buruk.Pada saat ini, Eddy tiba-tiba meneleponnya. Meskipun suasana hatinya buruk, dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 235

    "Ada sebuah proyek yang membutuhkan desainer taman. Sepertinya sahabat Nyonya Jirgan membuka studio desain taman yang memiliki reputasi baik. Bagaimana kalau kita mencoba kerja sama dengan studionya?" tanya Wiley dengan hati-hati. Dia tidak bisa menebak apa yang dipikirkan Henry saat ini."Apakah hanya ada satu studio desain taman di Kota Jirya?" balik tanya Henry dengan nada ketus."Aku sudah mengerti." Wiley langsung paham, pertanyaan itu mengartikan Henry tidak setuju.'Kalau begitu, lupakan saja.'Henry memijat keningnya dan berkata, "Kamu cukup sebarkan berita mencari studio desain taman untuk bekerja sama, sisanya nggak perlu kamu yang urus. Sekarang, bawa dokumen yang mendesak untuk aku tanda tangani."Mengingat kedekatan Miana dengan Sherry, Henry berpikir bahwa setelah Miana mendengar berita ini, pasti akan datang mencarinya dan memohon agar bisa mendapatkan kerja sama itu. Pada saat itu, dia bisa mengajukan syarat kepada Miana.Wiley tentu tidak tahu tujuan Henry sebenarnya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 236

    "Henry, aku sekarang ada urusan, jadi harus pergi sebentar. Aku menelepon hanya untuk memberitahumu." Jika dia tidak mengabari Henry terlebih dahulu, Janice bisa saja mengarang cerita untuk menjebaknya.Sebelumnya, dia tidak masalah bagaimana Henry memperlakukannya. Namun, sekarang dia sedang mengandung anak kembar, dia tidak bisa membiarkan Henry menimbulkan masalah.Oleh karena itu, kecerdasan yang biasanya dia gunakan di tempat kerja, sekarang dia gunakan untuk menghadapi Henry dan Janice.Bukan hanya demi dirinya sendiri, tetapi juga demi bayi di dalam perutnya."Baru datang sudah mau pergi? Sekarang mau ke mana lagi?" Nada bicara Henry terdengar jelas dia tidak senang.'Sekarang wanita ini sebentar-bentar pergi keluar.''Sungguh menyebalkan!'"Aku mengirimkan lamaran kerja, dan barusan ada perusahaan yang meneleponku, memintaku untuk datang wawancara sekarang." Miana tentu tidak akan mengatakan yang sebenarnya. Lagi pula, siapa sih yang tidak bisa berbohong?"Belum resign tapi sud

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 237

    Adapun bagaimana Henry akan menghukumnya, itu urusan nanti.Miana menyimpan ponselnya. Sebelum pergi, dia mendatangi pos perawat dan meminta mereka agar memperhatikan Janice yang berada di kamar inap.Dia sudah mengabari Henry dan juga meminta perawat rumah sakit untuk lebih memperhatikan Janice. Jika terjadi sesuatu saat dia tidak ada di sini, itu bukan salahnya.Miana turun ke lobi. Sambil menunggu taksi datang, dia menelepon Sherry."Mia, ada apa?""Sher, aku harus ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan USG lagi. Kamu punya waktu? Bisa temani aku?""Kenapa harus diperiksa lagi? Ada yang salah dengan janinmu?" tanya Sherry dengan cemas."Dokter bilang ada kemungkinan aku hamil anak kembar!" Miana teringat Sherry pernah bercanda bahwa dia hamil anak kembar dan sekarang candaan itu menjadi kenyataan."Ah? Wah! Ini b-benar kejutan! Kamu sekarang di mana? Tunggu aku. Aku akan menjemputmu sekarang!" seru Sherry dengan gembira."Nggak perlu jemput, aku naik taksi ke sana. Kita langsung

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 238

    Sherry terkejut dan segera menoleh. Sepasang matanya yang masih basah menatap Farel dan dia berseru, "Jangan bicara sembarangan!""Aku bicara sembarangan atau nggak, bukankah kamu yang paling tahu? Sherry, karena kamu sudah memilih ikut denganku, bersikap patuhlah, kalau nggak, lihat bagaimana aku memberimu pelajaran!" Jemari Farel memainkan lonceng kecil di pergelangan kaki Sherry. Sementara suaranya yang dingin itu terdengar sangat menakutkan.Padahal beberapa detik yang lalu mereka masih bermesraan, sekarang pria itu mengatakan hal yang begitu kejam dengan suara yang dingin.Sherry menarik napas dalam-dalam. Dengan rasa pegal di sekujur tubuh, dia berusaha bangun dan duduk. Kemudian, dia menyelipkan rambut panjang bergelombangnya ke belakang telinga, tertawa kecil, dan berkata, "Kalau aku nggak bersikap patuh, aku nggak akan bisa mempertahankan apa pun, 'kan?"Baik itu studionya, sahabat terbaiknya, maupun semua yang dia miliki sekarang.Sherry terlihat memesona ketika dia tertawa,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26

Bab terbaru

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 270

    Sherry terkejut dan segera menarik tangannya. Dia berbalik dan menatap mata pria itu yang penuh kemarahan.Mengingat beberapa hari ini dia tidak menjawab telepon pria itu, Sherry merasa sangat gelisah.'Dia nggak akan melakukan sesuatu padaku di sini, 'kan?''Giyan masih ada di sini ....'Melihat wajah Sherry begitu pucat, amarah di hati Farel seketika melonjak.'Kenapa dia takut seperti ini? Apakah aku begitu menakutkan?'Sherry dapat merasakan amarah yang terpancar dari Farel dan khawatir amarah itu akan meledak pada detik berikutnya. Dia segera menghampiri Farel dan berkata dengan suara yang terdengar sedikit manis, "Kenapa kamu ada di sini?""Ini rumah sakit keluargaku, aku datang untuk inspeksi, nggak boleh?" Nada bicara Farel sangat ketus, terlihat jelas dia sangat marah.Setelah ragu sejenak, Sherry dengan hati-hati menarik tangan Farel sambil berkata dengan suara pelan, "Malam ini aku akan masak, datanglah untuk makan bersamaku, oke?"Farel sebelumnya sudah memberikan instruksi

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 269

    Kepala pelayan itu hanya ingin menyarankan Eddy untuk tidak lagi ikut campur masalah Henry.Orang seperti Henry bagaimana mungkin mengikuti jalan yang telah direncanakan orang lain.Ekspresi Eddy seketika menjadi suram, dan dia berkata, "Semua penderitaan Mia selama tiga tahun ini disebabkan olehku! Sebenarnya, aku sudah lama menyadarinya, tapi aku hanya nggak mau menghadapi kenyataan! Sudahlah! Biarkan saja Henry! Kalau Miana ingin bercerai dengannya, dia pantas mendapatkannya!"....Tiga hari kemudian adalah hari pemakaman Reni.Langit meneteskan bulir-bulir air dengan intensitas ringan.Miana mengenakan pakaian hitam, dan berdiri di depan makam sambil memegang payung.Ekspresinya begitu tenang, tidak terlihat sedih ataupun senang.Seolah-olah neneknya tidak pergi untuk selamanya, tetapi hanya pergi berlibur dan akan kembali.Melihat kondisi Miana seperti itu, Sherry yang berdiri di sampingnya sangat khawatir.Dalam tiga hari ini, Miana tidur paling banyak dua jam.Bukan karena Miana

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 268

    Sherry mengalihkan pandangannya ke pintu. Ketika melihat Kakek Eddy berjalan masuk, dia segera berkata, "Mia, kakekmu datang."Miana tertegun sejenak sebelum menolehkan kepalanya.Dengan menggunakan tongkat jalan, Eddy berjalan cepat ke arah Miana."Mia, kenapa kamu nggak mengabari Kakek hal sebesar ini!" Eddy sangat sedih ketika melihat Miana yang terlihat begitu lesu.'Gadis ini, kenapa dia malah menanggung semuanya sendirian?'Miana hendak bangkit, tetap tidak bisa karena lututnya sangat sakit. Dia terpaksa tetap berlutut dan bertanya, "Kenapa Kakek bisa datang ke sini?"Dia tidak memberi tahu keluarga Jirgan karena tidak ingin Henry tahu tentang hal ini.Lagi pula, dalam pandangan Henry, dia hanyalah seorang pengecut yang menggunakan kematian neneknya sebagai alasan untuk menghindari tanggung jawab. Karena itu, dia akan menjalani peran tersebut."Seharian nggak bisa menghubungimu. Karena khawatir, aku meminta orang untuk mencarimu dan mendapat kabar kalau nenekmu meninggal. Mia, Ka

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 267

    Mereka telah tumbuh bersama sejak kecil, jadi Giyan pasti memahami sifat Miana.Selain itu, dia tahu bahwa Kakek Eddy sangat menyayangi Miana. Jika Miana tidak mengabarinya, itu mengartikan ada masalah antara Miana dan Henry.Melihat Miana tidak ingin mengatakanya, dia tidak mengutarakan dugaannya itu dan juga tidak bertanya lebih lanjut."Kamu nggak tidur semalaman? Matamu merah sekali, cepatlah istirahat sejenak." Henry menikahi Miana tetapi tidak menghargainya. Memikirkan ini, Giyan benar-benar ingin menghajar Henry."Nggak perlu, aku nggak ngantuk." Miana sangat keras kepala.Dia tidak ingin pergi, karena ini terakhir kalinya dia bisa menemani neneknya.Karena tidak bisa membujuk Miana, Giyan pun menemaninya. Jika Miana tiba-tiba pingsan, dia akan bisa segera membawanya ke rumah sakit.Celine melihat Giyan memperlakukan Miana dengan lembut, dan hatinya penuh dengan kebencian.Padahal Giyan hampir menjadi miliknya.Sementara itu, Pram mulai merencanakan sesuatu ketika melihat kedeka

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 266

    "Kalau datang untuk berkabung, seharusnya berlutut di depan altar dan menangis. Eka, bantu Nyonya Senora berlutut di depan altar!" Mendengar ini, Miana tercekat dan refleks mengangkat kepalanya. Dia melihat Giyan yang berdiri tidak jauh darinya penuh dengan aura yang lembut dan senyuman di wajahnya dapat menyembuhkan semua luka di hatinya.Miana seketika teringat masa kecilnya. Setiap kali dimarahi dan dipukul di rumah, Giyan selalu menghiburnya dengan lembut.Pada saat itu, suasana hatinya akan membaik dengan cepat.Bertahun-tahun berlalu, ternyata kemunculan Giyan masih bisa membuatnya merasa tenang.Evina dipaksa berlutut di depan altar Reni. Mata Reni di dalam foto tampak sangat hidup. Ketika Evina tanpa sengaja melihatnya, dia langsung ketakutan sampai lupa menangis.'Si tua ini sudah mati, tapi masih saja menakuti-nakutiku!'Melihat apa yang terjadi, Sherry yang sebelumnya ingin menarik Evina diam-diam mundur ke tempat semula.Dia tentu senang ada yang membantu Miana.Begitu meli

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 265

    Keluar dari kamar mayat, Miana menahan kesedihannya dan mulai mengurus pemakaman neneknya dengan tenang.Bagaimanapun, dia sendirian, tidak punya hak untuk bersedih!Setelah dia selesai mengurus aula pemakaman, panggilan telepon dari Evina datang.Miana memberi tahu Evina alamat aula tersebut. Setelah itu, dia mulai mengabari kerabat-kerabat neneknya yang berada di kampung halaman.Miana berpikir bahwa neneknya yang terbaring sendirian di rumah sakit selama bertahun-tahun pasti sangat menantikan ada yang datang menjenguknya.Sekarang neneknya sudah tiada, dia ingin mengantar kepergian neneknya dengan penuh keramaian.Tidak lama kemudian, Evina datang bersama Pram dan Celine.Hal pertama yang mereka lakukan bukanlah menghormati almarhum, tetapi langsung menghampiri Miana.Tepat ketika Miana ingin berbicara, Evina menamparnya dan berteriak "Demi mendapatkan harta warisan Nenek, kamu mengurungnya selama bertahun-tahun! Sekarang Nenek sudah meninggal, kamu berpura-pura sedih dan menyuruh k

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 264

    Saat Miana sadar, dia menemukan dirinya sedang berbaring di ranjang rumah sakit. Aroma disinfektan menyengat hidungnya.Sherry seketika merasa lega ketika melihatnya bangun."Mia, bagaimana perasaanmu?"Miana menggeleng dan menjawab, "Aku sudah nggak apa-apa."Kemudian, dia membuka selimut dan hendak turun dari tempat tidur."Istirahatlah dulu," ujar Sherry sambil mengulurkan tangan dan menahan Miana."Aku ingin menemani Nenek untuk terakhir kalinya. Begitu fajar tiba, dia akan menjadi abu dan berbaring di dalam guci kecil. Aku nggak akan pernah punya kesempatan untuk melihatnya lagi." Nada suara Miana sangat tenang, emosinya tidak menunjukkan kesedihan atau kegembiraan. Sikap Miana seperti ini malah membuat Sherry merasa khawatir.Neneknya telah meninggal, tetapi Miana terlihat terlalu tenang.Sherry lebih suka Miana menangis keras seperti sebelumnya, mengeluarkan semua kesedihan dan rasa sakit di hatinya.Dia tidak ingin Miana menyimpan semuanya di dalam hati.Karena begitu hatinya t

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 263

    Sherry terkejut dan segera menopang Miana dan memanggilnya dengan suara pelan, "Mia ...."'Siapa yang menelepon dan apa yang dikatakan orang itu?''Kenapa Mia terlihat begitu terpukul?'"Janice yang bilang padamu kalau aku yang membuatnya keguguran?" Setelah menenangkan diri, Miana bertanya dengan tegas, "Lalu, apakah kamu tahu mengapa aku pergi mencarinya?""Itu nggak penting! Yang penting adalah Janice kehilangan anaknya! Sekarang dia bahkan masih di meja operasi! Miana, kalau terjadi sesuatu pada Janice, aku akan membuatmu ikut mati bersamanya!" seru Henry yang nada bicaranya penuh dengan niat membunuh.Henry menyalahkan Miana yang tiba-tiba datang menemui Janice di rumah sakit, bahkan mendorongnya ke lantai dan menendang perutnya hingga keguguran.Anak yang dikandung Janice adalah anak Zeno.Menurutnya, sekalipun Kakek tidak menyukai Janice, Kakek tetap berharap anak itu segera lahir.Bagaimanapun, anak itu adalah satu-satunya darah daging Zeno!Sekarang anak itu tiada, bagaimana d

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 262

    Sherry mendengar tangisan Miana, hatinya terasa sangat sakit, dan dia segera memeluknya."Mia ...."Sherry tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun karena kata-kata penghiburan terhenti di tenggorokannya.Hatinya sendiri sudah sakit, tetapi Miana pasti merasakan sakit yang berkali-kali lipat lebih dalam!Di saat seperti ini, menghibur pun tidak akan ada artinya.Petugas di samping merasa sedikit canggung. "Nona, kami harus membawa jenazah ke kamar mayat, nggak boleh tinggal di sini terlalu lama!"Mereka telah melihat banyak keluarga yang berduka. Ada yang menangis tersedu-sedu, ada juga yang tidak menunjukkan emosi apa pun.Namun, cara Miana menangis akan membuat hati siapa pun yang melihatnya terasa tertekan.Petugas ingin memberinya lebih banyak waktu, tetapi mereka harus mematuhi aturan rumah sakit.Miana mengusap air matanya, agar bisa melihat wajah neneknya dengan lebih jelas.Dia kemudian mengulurkan tangannya, dengan lembut menutup mata neneknya yang terbuka lebar sambil berkata,

DMCA.com Protection Status