Share

Bab 238

Author: Helena Ayu
Sherry terkejut dan segera menoleh. Sepasang matanya yang masih basah menatap Farel dan dia berseru, "Jangan bicara sembarangan!"

"Aku bicara sembarangan atau nggak, bukankah kamu yang paling tahu? Sherry, karena kamu sudah memilih ikut denganku, bersikap patuhlah, kalau nggak, lihat bagaimana aku memberimu pelajaran!" Jemari Farel memainkan lonceng kecil di pergelangan kaki Sherry. Sementara suaranya yang dingin itu terdengar sangat menakutkan.

Padahal beberapa detik yang lalu mereka masih bermesraan, sekarang pria itu mengatakan hal yang begitu kejam dengan suara yang dingin.

Sherry menarik napas dalam-dalam. Dengan rasa pegal di sekujur tubuh, dia berusaha bangun dan duduk. Kemudian, dia menyelipkan rambut panjang bergelombangnya ke belakang telinga, tertawa kecil, dan berkata, "Kalau aku nggak bersikap patuh, aku nggak akan bisa mempertahankan apa pun, 'kan?"

Baik itu studionya, sahabat terbaiknya, maupun semua yang dia miliki sekarang.

Sherry terlihat memesona ketika dia tertawa,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Safrina Roza
novel psikopat....tokoh pria nya sakit mental semua
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 239

    Tidak bisa dipungkiri, imajinasi si dokter cukup kaya.Dokter memeriksa Sherry dan menemukan bahwa semuanya normal, jadi dia merasa lega.Namun, ketika dia berbalik, dia bertemu dengan tatapan tajam Farel. Seketika, dia merasa gugup dan tergagap, "Tuan, Tuan Muda ....""Bagaimana keadaannya? Kenapa dia belum sadar?" tanya Farel dengan ketus, dan sorot matanya seperti pisau yang bisa membelah orang.Dokter bingung, kapan dirinya membuat Tuan Muda di depannya ini marah? Dia menyeka keringat di dahinya, lalu berkata dengan tergesa-gesa, "Tubuhnya baik-baik saja, hanya terlalu lelah, jadi tertidur." Wajah si dokter terlihat sangat pucat. Dia takut mengatakan sesuatu yang salah dan membuat Farel makin marah. Dia bahkan tidak berani membayangkan konsekuensinya."Kalau begitu kamu boleh pergi. Jangan beri tahu siapa pun kejadian ini!" Farel memperingatkan dengan suara dingin."Saya mengerti, saya pergi sekarang juga." Dokter mengambil sebotol minyak obat dari kotak obat dan meletakkannya di m

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 240

    Sherry memaksakan dirinya untuk tersenyum dan berkata, "Aku ulang sepuluh kali pun nggak akan mengubah kenyataan hubungan kita hanya sebatas teman tidur! Farel, bukankah kamu seharusnya senang aku berpikir seperti ini? Kamu nggak perlu khawatir aku akan membuat masalah saat kamu akan menikahi wanita lain!"Selama bertahun-tahun bersama Farel, Sherry selalu mengingatkan dirinya sendiri untuk tidak jatuh cinta pada Farel.Bagaimanapun, kehilangan orang yang dicintai sangatlah menyakitkan.Farel mencibir, "Teman tidur? Jadi begitu kamu mendefinisikan hubungan kita? Kalau hanya teman tidur, kenapa aku harus bersikap sopan padamu!"Setelah mengatakan itu, dia melemparkan Sherry yang digendongnya ke sofa, lalu membuka tali pinggangnya ....Sherry berteriak kesakitan.Farel seakan-akan tidak mendengar teriakan itu dan terus menghukum Sherry.Hingga terakhir, Farel menggigit bahu putih Sherry.Rasanya sangat sakit hingga keringat dingin muncul di dahi Sherry.Suaranya juga menjadi serak, bahka

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 241

    "Terima kasih!"Sherry berterima kasih, mengambil kantong itu dan menutup pintu.Setelah mengganti pakaian dan keluar dari hotel, dia ke rumah sakit dengan taksi.Meskipun terasa canggung, dia tetap harus segera mengobati luka di bahunya agar tidak meninggalkan bekas.Saat diobati, dokter menatapnya dengan tatapan agak aneh.Hanya dengan melihat posisi lukanya, orang lain pasti akan langsung tahu apa penyebabnya.Sherry tidak memedulikan tatapan aneh itu dan tetap tenang sepanjang waktu.Lagi pula, dokter itu bukanlah orang yang dia kenal, jadi dia tidak masalah jika dokter ini tahu bahwa lukanya ini karena digigit pria.Setelah selesai mengobati luka dan keluar, Sherry bertemu dengan Yosef.Sudut mulut Yosef berdarah dan pipinya juga memar. Tampaknya, dia habis berkelahi dengan seseorang.Sherry tahu bahwa Yosef bermusuhan dengan Miana, jadi tidak ingin mengganggunya. Dia segera menunduk, pura-pura tidak mengenal Yosef, dan berjalan melewatinya.Akan tetapi, Yosef tiba-tiba meraih dan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 242

    "Ya, kembar!" jawab Miana. Sherry langsung berteriak gembira, "Wah, bagus sekali! Sekarang aku punya anak angkat laki-laki dan perempuan! Besok aku akan membeli pakaian bayi!"Dia sangat bahagia untuk Miana."Bagaimana dengan kondisimu?" Karena mengkhawatirkan Sherry dan tidak ada kabar darinya, Miana menelepon terlebih dahulu.Setelah mendengar suara Sherry dan tahu dia baik-baik saja, Miana pun merasa lega."Aku nggak apa-apa. Aku baru saja ingin meneleponmu sebelum tidur." Sherry tidak ingin mengatakan yang sebenarnya, dia takut Miana akan khawatir."Kalau begitu cepat tidurlah. Kita bertemu di studio besok pagi.""Mia, selamat ulang tahun!""Hasil USG hari ini adalah hadiah ulang tahun terbaik untukku. Aku sangat bahagia!" Miana sedang berada di rumah lama keluarga Jirgan dan hari ini Eddy memanggil semua anggota keluarga Jirgan pulang. Oleh karena itu, dia tidak berani berbicara terlalu keras, takut didengar oleh orang lain."Baiklah, aku tidur dulu." Sherry sebenarnya ingin berta

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 243

    Janice berpikir bahwa jika orang-orang ini melihat kedekatannya dengan Henry, begitu dia benar-benar bersama Henry, dia tidak perlu lagi memberi tahu mereka satu per satu."Aku juga nggak tahu." Henry benar-benar tidak tahu. Kakek tidak memberitahunya siapa yang berulang tahun ketika menyuruhnya membeli kue dan hadiah.Sekarang, melihat semua anggota keluarga Jirgan hadir, dia makin bingung."Kalau begitu, kita masuk saja dulu!" Mengingat ada begitu banyak orang yang melihat, Janice sengaja membusungkan dada dan berjalan dengan anggun.Pak Surdin menghampiri mereka dengan tergesa-gesa, lalu berkata kepada Henry, "Biarkan saya yang bawa barang-barang ini!"Janice segera menyerahkan barang-barang itu kepadanya, "Terima kasih, Pak Surdin!"Pak Surdin segera menjawab, "Nona Janice, ini sudah tugas saya!"Dia adalah pembantu di rumah ini, jadi sudah tugasnya membantu majikannya.Miana perlahan menaiki tangga, lalu berdiri di sana dengan tenang.Jika dulu dia melihat Henry dan Janice begitu

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 244

    Perkataan Felica membuat Janice terkejut.Dia tidak menyangka Felica menyuruhnya kembali tinggal di rumah.Setelah tinggal di rumah, dia tidak akan bisa lagi berpura-pura sakit dan memanggil Henry untuk menemaninya.Dia tidak akan bisa hidup jika tidak bisa bertemu dengan Henry!Selain itu, rahasianya pasti akan terungkap jika tinggal bersama Felica."Turuti kata Ibu," ujar Henry dengan suara pelan.Janice merasa putus asa. Padahal Henry sudah berjanji padanya tidak akan memaksanya pulang ke rumah dan akan membelikannya rumah. Sekarang, Henry tiba-tiba berubah pikiran dan tidak peduli padanya. Perubahan situasi yang mendadak ini membuat Janice bertanya-tanya, apakah karena dia tadi sengaja menggandeng tangan Henry, jadi Henry menggunakan cara ini untuk memberinya peringatan?'Apa yang harus kulakukan sekarang?'Felica berkata kepada pembantu di sampingnya, "Cepat bantu Janice jalan! Jangan biarkan Henry kelelahan!"Pembantu itu segera maju untuk membantu Janice. "Nona Janice, pelan-pel

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 245

    Miana mengabaikan Henry, seakan-akan Henry tidak ada di sana.Hanya untuk menjemput Janice seorang, Henry telah membuat lebih dari dua puluh orang menunggunya berjam-jam. Perilaku seperti itu pada dasarnya akan membuat orang merasa jengkel. Sekalipun hubungan mereka sekarang hanya mitra kerja, Miana sama sekali tidak ada niat memainkan sandiwara dengan Henry.Raut wajah Henry seketika menjadi masam. "Miana, apa maksud sikapmu ini!"'Wanita ini sengaja ingin membuatku malu di depan begitu banyak orang.'"Henry, cukup!" Eddy tiba-tiba membentak, "Sebagai suami Mia, kamu bahkan nggak tahu hari ini adalah ulang tahunnya! Ini sudah sangat keterlaluan! Padahal aku sudah mengingatkanmu untuk membeli kue dan hadiah ulang tahun! Hasilnya? Kue yang kamu beli ini krimnya sudah nggak berbentuk! Hadiahnya lebih parah, sebuah boneka murahan yang dibeli dari Shopee! Kamu nggak punya uang atau nggak punya waktu? Kenapa begitu pelit! Sekarang, apa hakmu menyalahkan Mia!"Eddy benar-benar sangat marah.

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 246

    Janice menggigit bibirnya sebelum berkata, "Bu, aku hanya mencintai Zeno. Sedari kecil aku hanya mencintainya! Aku tetap ingin berada di keluarga Jirgan, sepenuh hati tetap mencintai Zeno hingga aku menjadi tua!"Apa yang dipikirkannya berbeda dengan yang diucapkannya. Jika dia tahu sejak awal bahwa Zeno adalah seorang pecundang, dia pasti sudah mengarahkan perhatiannya ke Henry.Dengan begitu, dia dan Henry pasti sudah bersama sejak lama, dan Miana sama sekali tidak ada kesempatan menjadi istri Henry!"Aku akan percaya kata-katamu untuk sementara! Tapi, kalau kamu berbohong, aku nggak akan ragu-ragu memberi pelajaran!" Dia memberi Janice dua pilihan, karena Janice sudah membuat pilihan, Janice harus mematuhi perjanjian di antara mereka.Janice menarik napas dalam-dalam, tersenyum dan mengangguk, "Bu, aku pasti bisa menepati kata-kataku! Kamu tunggu dan lihat saja!"Pembantu di samping melirik Janice secara diam-diam, lalu berpikir di dalam hatinya, 'Hanya melihat tingkahnya saat bersa

Latest chapter

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 550

    Amanda tidak pernah meragukan Miana.Dia hanya meragukan dirinya sendiri."Duduklah, kita diskusikan lagi," ujar Miana dengan suara lembut, sambil mengangkat cangkir kopinya dan mengaduknya perlahan."Oke!" Amanda menarik kursi dan duduk di depannya, kemudian mereka mulai berdiskusi.Diskusi mereka selesai tepat sebelum waktu yang ditentukan.Amanda segera mengemas dokumen-dokumen dengan rapi, lalu dia dan Miana meninggalkan kantor bersama-sama.Kendati sudah empat tahun meninggalkan Kota Jirya, Miana tetap menjadi sosok yang dihormati dan diingat.Setibanya di pengadilan, banyak wajah akrab yang menyapanya dengan antusias.Pemandangan itu membuat Amanda teringat pertama kali dia berada di pengadilan.Saat itu, tubuhnya gemetar karena gugup, tetapi Miana segera membantunya duduk dan menenangkan dirinya.Setelah beberapa saat, sidang hari ini pun dimulai.Sidang berlangsung penuh ketegangan, kedua belah pihak saling beradu argumentasi dalam perdebatan sengit, masing-masing mengupayakan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 549

    Menurut Miana, reaksi Ariz terasa sedikit berlebihan.Sepertinya Ariz juga menyadari hal itu, lalu mencoba untuk tenang sebelum bertanya, "Apa yang terjadi dengan Bu Sherry? Kenapa dia dirawat di rumah sakit?"Dalam beberapa hari terakhir, dia menganggap Sherry sedang dalam perjalanan bisnis karena tidak bisa dihubungi.Namun, dia tidak pernah menduga bahwa Sherry sebenarnya berada di rumah sakit.Miana memandangnya, mempertimbangkan ucapan sebelum mengungkapkan berita berat itu. Dengan suara pelan, dia berkata, "Dia mengalami kecelakaan mobil, kehilangan salah satu kakinya, dan kini dirawat di rumah sakit."Wajah Ariz memucat, seolah sulit mencerna informasi itu, sebelum akhirnya bertanya, "Bagaimana ... keadaannya sekarang?'"'Kehilangan salah satu kaki, dia pasti sangat terpukul.''Aku bahkan sama sekali nggak menyadari apa yang sebenarnya terjadi.'"Dia memang terlihat biasa saja, tapi aku yakin hatinya nggak sepenuhnya tenang," ujar Miana, sorot matanya tajam memperhatikan Ariz, m

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 548

    Selesai berbicara dengan kepala sekolah, Miana menuju tempat parkir dan sebuah mobil Maybach sengaja menghalangi mobilnya.Dia berjalan mendekat dan mengetuk kaca mobil ituBegitu kaca jendela mobil diturunkan, wajah dingin Henry terlihat."Tolong pindahkan mobilmu," ujar Miana yang masih dengan nada sopan."Masuklah, aku akan mengantarmu," ujar Henry dengan nada tegas.Miana mengernyit dan nada bicaranya berubah ketus, "Aku bawa mobil sendiri, nggak perlu kamu antar. Kalau ada yang ingin kamu bicarakan, langsung saja!"Dia pikir, setelah kejadian semalam, Henry tidak akan mengusiknya untuk sementara waktu.Dia sungguh tidak menyangka, pagi ini, Henry muncul lagi.Benar-benar pria tidak tahu malu!"Kapan kamu akan membawa putra kita dan tinggal bersamaku?" Henry memandang wajah Miana yang begitu dekat, dan perasaan yang lama terpendam dalam dirinya mengalir kembali dengan kuat.Dia mencintai Miana.Namun, Miana tidak mencintainya lagi."Henry, bisakah kamu bertindak normal?" Miana mera

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 547

    Sherry dan Miana bertukar pandang, lalu dia melambaikan tangan kepada Nevan sambil berkata, "Baiklah, kamu pergilah ke taman kanak-kanak. Jangan lupa dengarkan gurumu dengan baik, ya. Ibu angkat pasti akan merindukanmu!"Miana tertawa mendengar perkataan Sherry.Nevan menggembungkan pipinya, memberungut marah. Matanya memerah menahan amarah, lalu dia mengentakkan kakinya beberapa kali dengan keras sebelum bergegas keluar."Dia benaran marah?" tanya Sherry kepada Miana.Miana tersenyum sambil menjawab, "Tentu saja dia marah. Baginya, Kamu itu adalah harapannya, dan ternyata kamu membuatnya kecewa. Jangan khawatir, dia anak yang mudah dibujuk. Sebentar lagi dia akan kembali ceria.""Baguslah kalau begitu. Jangan buang waktu lagi, kamu cepat pergi bujuk dia." Sherry akhirnya merasa lega."Setelah selesai sarapan, kamu kembali istirahat saja. Nanti aku akan mengirim Ariz ke sini," ujar Miana sambil melambaikan tangan kepada Sherry, sebelum dia berbalik dan pergi.Di pos suster, Nevan sedan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 546

    Pada hari itu, Sherry keluar dari kantor dekan dengan tergesa-gesa, lalu tertabrak sepeda Ariz dan terjatuh ke tanah.Ariz segera memarkir sepedanya dengan baik, lalu mengendong Sherry ke klinik kampus.Setelah itu, Ariz tetap bersikeras mengantar Sherry kembali ke perusahaan, meskipun Sherry terus meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja.Hari pertama Ariz bergabung di perusahaan, barulah Sherry sadar bahwa Ariz adalah orang yang menabraknya waktu itu.Sejak saat itu, Ariz tetap berada di sisinya hingga kini.Dalam beberapa tahun kebersamaan mereka, Sherry merasa sangat bersyukur atas keputusan yang dia buat pada hari itu."Kalau begitu, minta Ariz ke Universitas Jirya dan carikan orang berbakat seperti dirinya untuk membantu perkembangan perusahaan kita ke depannya." Miana sangat puas dengan kemampuan Ariz. Dia percaya, dengan Ariz bertanggung jawab atas perekrutan, hasilnya akan sangat memuaskan. Selain itu, dia memang sudah berencana merekrut orang baru untuk belajar darinya."Baikl

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 545

    "Begitu aku bangun pagi ini, aku langsung menyadari kalau informasi lokasi adikmu nggak lagi dapat dilacak. Aku mencoba beberapa cara untuk menemukannya, tetapi hasilnya nihil. Akhirnya, aku meretas ponselnya dan memeriksa riwayat panggilan. Panggilan terakhirnya adalah kepada Nyonya Besar keluarga Jirgan."Miana menyipitkan matanya, sementara otaknya bekerja keras menyusun setiap petunjuk yang telah dia dapatkan.'Untuk apa Celine mencari Felica?''Hubungan mereka sangat dekat?'"Bos, apa masih perlu mencari keberadaannya?""Tetap cari!" Miana merasa ada sesuatu yang tidak beres.'Ke mana Celine pergi?'"Oke, aku akan segera mencarinya! Lalu, bagaimana dengan penyelidikan kecelakaan Sherry?""Begitu urusanku selesai, aku akan langsung mengecek ulang informasi tentang orang itu untuk memastikan identitas aslinya.""Baiklah."Setelah menutup telepon, Miana bersandar di dinding. Kekhawatiran membanjiri pikirannya.Tiba-tiba, terdengar suara Nevan dari kamar perawatan. "Ibu, cepat masuk!"

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 544

    Perawat sibuk bekerja, menyeka tangan Sherry dengan lembut.Ketika Nevan masuk ke kamar perawatan, suaranya yang ceria memecah keheningan."Ibu angkat, aku datang!" serunya sambil berlari kecil menuju ranjang.Mendengar suara ceria Nevan, senyum langsung menghiasi wajah Sherry. Dia menoleh kepada perawat dan berkata dengan lembut, "Kamu siapkan sarapan dulu."Perawat mengangguk dan berjalan keluar ruangan.Dengan langkah-langkah kecil yang penuh semangat, Nevan tiba di sisi ranjang. Sepasang mata jernihnya menatap Sherry yang sedang berbaring, dan dia bertanya dengan suara manis, "Apakah Ibu merindukan?"Sherry merasa hatinya terisi kebahagiaan, dia tertawa sambil meraih tangan Nevan. "Tentu saja sangat merindukanmu!"Nevan berjinjit, berusaha memanjat ke ranjang, tetapi tinggi tubuhnya membuatnya kesulitan. Dengan senyum kecil, dia menundukkan kepala dan memberikan ciuman hangat di punggung tangan Sherry. "Aku juga merindukan Ibu angkat!"Miana menyaksikan interaksi hangat antara Neva

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 543

    Miana tertegun.Dia pernah memikirkan kemungkinan menikah dengan Giyan suatu hari nanti.Namun, tidak terlintas dalam benaknya bahwa Giyan akan menyatakannya pada waktu seperti sekarang.Ekspresi tertegun Miana membuat Giyan merasa sedikit kecewa, tetapi dia tetap mempertahankan senyumnya. "Aku hanya bercanda! Aku nggak bermaksud memaksamu untuk menikah! Sore nanti, kalau kamu punya waktu, aku bisa membawamu melihat rumah itu. Kalau kamu merasa cocok, kita bisa langsung pindah besok, bagaimana?"Dia tidak yakin apakah Henry masih memiliki tempat di hati Miana, tetapi dia sangat menyadari bahwa perasaan Miana terhadapnya belum cukup kuat untuk membangun masa depan bersama.Tentu saja, ini membuat hatinya terasa perih.Namun, dia tahu bahwa memaksakan sesuatu bukanlah jawabannya.Yang bisa dia lakukan hanyalah menunggu Miana siap."Giyan ...." Miana menyadari bahwa senyum di wajah Giyan terlihat dipaksakan, membuat hatinya diliputi rasa bersalah. Namun, dia tahu bahwa dia harus jujur. "M

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 542

    Miana dengan penuh hati-hati menggeser Nevan ke samping dan bangkit dari ranjang.Setelah mencuci muka dan bersiap-siap, dia turun ke lantai bawah.Giyan sudah menyiapkan sarapan dan sedang membersihkan ruang tamu."Kenapa bangun sepagi ini? Tidur lagi saja sebentar," ujar Giyan, sembari menghentikan penyedot debu. Tatapan lembutnya tertuju pada Miana, dan suaranya tetap penuh kehangatan."Nggak deh, terlalu banyak yang harus aku kerjakan hari ini," ujar Miana dengan lembut, sambil mendekat dan merangkul pinggang Giyan."Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Aku akan pergi membangunkan Nevan," ujar Giyan dengan suara yang agak serak, lalu mencium kening Miana."Oke, kamu pergi bangunkan dia," ujar Miana sambil menyandarkan wajahnya ke dada Giyan.Dengan Giyan di sisinya, semuanya tampak begitu damai dan hangat.Hidup dalam momen ini terasa begitu menyenangkan."Kamu makanlah, aku naik ke atas sekarang." Giyan mencubit pipi Miana dengan lembut.Miana menyadari telinga Giyan yang agak merah,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status