Share

Bab 228

Author: Helena Ayu
Miana tertegun. Setelah mengatur pikirannya, dia tersenyum sambil menjawab, "Kenapa kamu nggak bilang pembantu di Kompleks Gaillardia? Selain itu, bukan hal sulit bagi peretas zaman sekarang untuk mengubah alamat IP, 'kan? Kamu malah ingin menggunakan hal ini untuk menuduhku?"

Henry membicarakan hal ini pagi tadi, tetapi dia tidak menganggapnya serius.

Dia merasa tenang karena memang bukan dia yang melakukannya.

Namun, melihat situasi sekarang, sepertinya ada yang ingin menjebaknya.

Sama seperti beberapa kali sebelumnya.

Tampaknya, dia harus menunjukkan bukti yang ditemukan sebelumnya kepada Henry.

"Pembantu di rumah semuanya sudah paruh baya, mereka nggak mungkin mengerti hal-hal seperti ini!"

Miana tertawa kecil.

'Sudah paruh baya nggak mengerti hal seperti ini? Dia ingin merendahkan kecerdasan siapa?'

"Kakek bilang, kita harus segera melangsungkan pesta pernikahan. Kakek juga bilang, dia akan mengadakan konferensi pers besok untuk mengumumkan hubungan kita." Saat mengatakan ini, Hen
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Wita Cayangannam
autor kenapa ceritanya muter2 sih
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 229

    Di tengah perasaan yang kacau, Miana mendengar suara Sherry, "Mia, ayo kita pergi makan!"Miana lekas menarik pikirannya, berbalik menghadap ke Sherry dan berkata, "Sher, maaf ya, aku harus pergi ke rumah sakit sekarang, jadi nggak bisa makan siang bersama. Aku akan traktir kamu lain hari!"Dia berusaha menjaga emosinya tetap stabil dan berbicara senatural mungkin.Namun, Sherry tetap menyadari ada yang tidak beres dengan Miana."Mia, apakah Henry ...."Miana langsung menyela ucapannya, "Aku baru dapat kabar, jadi harus pergi melihat kondisi nenekku."Dia tidak ingin Sherry tahu bahwa dirinya bagaikan boneka yang dikendalikan oleh Henry, sama sekali tidak ada kebebasan."Kalau begitu cepat pergilah. Kita makan bersama besok saja!" Sherry tahu bahwa Miana tidak akan menggunakan neneknya sebagai alasan. Jika Miana mengatakan harus melihat neneknya, itu berarti memang benar terjadi sesuatu dengan neneknya.Miana sangat peduli pada neneknya, Sherry tahu itu."Kalau begitu aku pergi dulu!"

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 230

    "Kalau kamu, aku, dan Janice nggak bilang, siapa yang tahu kamu adalah Nyonya Jirgan?" Henry mendengus dingin, lalu lanjut berkata, "Miana, jangan menguji kesabaranku, cepat naik dan jaga Janice!"Miana sangat enggan, mencoba menolak untuk terakhir kalinya, "Henry, bisakah aku nggak pergi?"Jika dia menjaga Janice, Janice akan makin arogan. Di masa depan, Janice pasti akan lebih menganggapnya remeh."Kamu boleh nggak pergi, tapi nenekmu akan segera berhenti mendapatkan perawatan!" Henry tumbuh besar di lingkungan yang membuatnya menjadi seperti robot, tidak ada perasaan. Dia tidak bisa mencintai orang dan juga tidak mengerti arti mencintai.Di pandangannya, menggunakan nenek Miana untuk mengendalikan Miana bukanlah hal yang salah!Bukankah orang-orang akan melakukan apa saja untuk mencapai tujuan mereka? Begitulah pikirnya.Mendengar itu, sekujur tubuh Miana gemetar.Miana seketika merasa marah.Henry demi Janice, terus-menerus menggunakan neneknya untuk mengancamnya, terlalu kejam!"K

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 231

    Kini, Miana tidak menyukainya lagi, dia juga merasa kesal.Dia sama sekali tidak tahu apa yang salah dengan dirinya sendiri.Dering ponsel menarik Henry kembali dari pikirannya. Dia pun menjawab telepon itu."Henry, dua tentara bayaran lainnya sudah ditemukan, tapi ... lidah mereka dicabut paksa, tangan dan kaki mereka sudah dipotong. Sekarang mereka seperti mayat hidup! Nggak bisa berbicara dan nggak bisa menulis, jadi nggak ada yang bisa ditanyakan! Orang itu, benar-benar kejam!" Suara orang yang mengatakan ini terdengar arogan. "Oh ya, Henry, kamu sudah tanya istrimu mengenai gurunya? Jangan bilang kalian masih belum berbaikan?"Di akhir kalimat, nada bicaranya terdengar agak senang melihat kesulitan orang lain.Henry mendengus dingin dan berkata, "Hubunganku dengan istriku sangat baik, kapan kami pernah nggak akur?"Namun, di dalam hati dia mulai berpikir, sejak kapan hubungan antara dia dan Miana mulai memburuk?Apakah sejak pertama kali Miana mengajukan perceraian?"Ya, ya, hubun

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 232

    "Aku nggak punya alasan untuk hadir, jadi nggak akan ke sana." Suara pria itu terdengar sedikit kesepian."Kamu nggak ingin kembali melihat ibumu?""Dia hidup dengan baik di keluarga Ferno, aku tahu itu.""Kenapa kamu nggak membawanya pergi? Bukankah kamu punya kemampuan untuk menghidupinya?""Di keluarga Ferno, dia memiliki orang yang dicintainya, sedangkan di sisiku nggak ada. Kalau aku memaksanya hidup bersamaku, dia hanya akan hidup seperti bunga yang layu." Pria ini tahu bahwa ibunya tidak menyesali jalan yang telah dipilihnya sendiri. Namun, Jika dia memaksa ibunya pergi, ibunya tidak akan bahagia dan tidak akan hidup lama. Karena alasan inilah, dia tidak memaksa ibunya.Henry terdiam.Dia tidak pernah memikirkan tentang mencintai dan dicintai.Karena sejak kecil dia hanya tahu bagaimana bertahan hidup dan merampas sesuatu, tidak ada yang mengajarinya tentang mencintai dan dicintai.'Apa rasanya mencintai seseorang?'"Sudahlah, kamu nggak akan mengerti juga tentang topik ini. Nan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 233

    Miana ragu-ragu, tetapi dia tidak punya pilihan selain keluar dari lift. Dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon Henry.Namun, hanya terdengar suara operator mengatakan nomor yang dituju sedang sibuk.Dia menduga Henry sedang menelepon Janice, jadi dia pergi ke meja resepsionis untuk bertanya.Setelah bertanya dan membalikkan badan, dia melihat Janice menggandeng lengan Henry dengan wajah manis. Mereka berdua berjalan menuju lift.Pada saat itu, dia merasa dadanya sedikit sesak, sangat tidak nyaman. Setelah menarik napas panjang, dia berbalik dan berjalan menuju tangga darurat.Segera, dia tiba di lantai atas. Dia berdiri di depan pintu kamar neneknya, menstabilkan emosinya sebelum membuka pintu kamar itu.Begitu masuk, dia langsung melihat neneknya terbaring di ranjang rumah sakit dengan selang pernapasan. Selain itu, ada instrumen medis yang sedang bekerja di sampingnya. Suara yang keluar dari mesin itu seperti mengetuk-ngetuk hati Miana, membuatnya agak gelisah.Dia menarik napas d

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 234

    Pandangan Henry tertuju pada wajah Miana, dan dia tertawa dingin sebelum berkata, "Kamu benar-benar istri yang baik dan bertanggung jawab, apakah aku harus memberimu hadiah?"Miana tersenyum, menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Aku nggak ingin apa-apa."Dia tidak bisa menerima hadiah dari Henry."Heh ..." Raut wajah Henry tampak muram. "Kamu tetap di sini dan jaga Janice. Aku akan kembali ke kantor!"Sikap dingin Miana terhadapnya, membuat hatinya terasa tidak nyaman."Pergilah," ujar Miana sambil melambaikan tangan dan tersenyum cerah.Henry mendengus dingin, lalu berbalik dan pergi.Dulu, sikap Miana terhadapnya tidak seperti ini!Setiap kali dia akan pergi, Miana selalu mengantarnya sampai ke pintu dan meminta ciuman perpisahan.Sekarang, saat dia akan pergi, Miana hanya mengucapkan "pergilah".Perbedaan sikap antara dulu dan sekarang terlalu besar.Henry masuk ke mobil dengan suasana hati yang buruk.Pada saat ini, Eddy tiba-tiba meneleponnya. Meskipun suasana hatinya buruk, dia

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 235

    "Ada sebuah proyek yang membutuhkan desainer taman. Sepertinya sahabat Nyonya Jirgan membuka studio desain taman yang memiliki reputasi baik. Bagaimana kalau kita mencoba kerja sama dengan studionya?" tanya Wiley dengan hati-hati. Dia tidak bisa menebak apa yang dipikirkan Henry saat ini."Apakah hanya ada satu studio desain taman di Kota Jirya?" balik tanya Henry dengan nada ketus."Aku sudah mengerti." Wiley langsung paham, pertanyaan itu mengartikan Henry tidak setuju.'Kalau begitu, lupakan saja.'Henry memijat keningnya dan berkata, "Kamu cukup sebarkan berita mencari studio desain taman untuk bekerja sama, sisanya nggak perlu kamu yang urus. Sekarang, bawa dokumen yang mendesak untuk aku tanda tangani."Mengingat kedekatan Miana dengan Sherry, Henry berpikir bahwa setelah Miana mendengar berita ini, pasti akan datang mencarinya dan memohon agar bisa mendapatkan kerja sama itu. Pada saat itu, dia bisa mengajukan syarat kepada Miana.Wiley tentu tidak tahu tujuan Henry sebenarnya,

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 236

    "Henry, aku sekarang ada urusan, jadi harus pergi sebentar. Aku menelepon hanya untuk memberitahumu." Jika dia tidak mengabari Henry terlebih dahulu, Janice bisa saja mengarang cerita untuk menjebaknya.Sebelumnya, dia tidak masalah bagaimana Henry memperlakukannya. Namun, sekarang dia sedang mengandung anak kembar, dia tidak bisa membiarkan Henry menimbulkan masalah.Oleh karena itu, kecerdasan yang biasanya dia gunakan di tempat kerja, sekarang dia gunakan untuk menghadapi Henry dan Janice.Bukan hanya demi dirinya sendiri, tetapi juga demi bayi di dalam perutnya."Baru datang sudah mau pergi? Sekarang mau ke mana lagi?" Nada bicara Henry terdengar jelas dia tidak senang.'Sekarang wanita ini sebentar-bentar pergi keluar.''Sungguh menyebalkan!'"Aku mengirimkan lamaran kerja, dan barusan ada perusahaan yang meneleponku, memintaku untuk datang wawancara sekarang." Miana tentu tidak akan mengatakan yang sebenarnya. Lagi pula, siapa sih yang tidak bisa berbohong?"Belum resign tapi sud

Latest chapter

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 550

    Amanda tidak pernah meragukan Miana.Dia hanya meragukan dirinya sendiri."Duduklah, kita diskusikan lagi," ujar Miana dengan suara lembut, sambil mengangkat cangkir kopinya dan mengaduknya perlahan."Oke!" Amanda menarik kursi dan duduk di depannya, kemudian mereka mulai berdiskusi.Diskusi mereka selesai tepat sebelum waktu yang ditentukan.Amanda segera mengemas dokumen-dokumen dengan rapi, lalu dia dan Miana meninggalkan kantor bersama-sama.Kendati sudah empat tahun meninggalkan Kota Jirya, Miana tetap menjadi sosok yang dihormati dan diingat.Setibanya di pengadilan, banyak wajah akrab yang menyapanya dengan antusias.Pemandangan itu membuat Amanda teringat pertama kali dia berada di pengadilan.Saat itu, tubuhnya gemetar karena gugup, tetapi Miana segera membantunya duduk dan menenangkan dirinya.Setelah beberapa saat, sidang hari ini pun dimulai.Sidang berlangsung penuh ketegangan, kedua belah pihak saling beradu argumentasi dalam perdebatan sengit, masing-masing mengupayakan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 549

    Menurut Miana, reaksi Ariz terasa sedikit berlebihan.Sepertinya Ariz juga menyadari hal itu, lalu mencoba untuk tenang sebelum bertanya, "Apa yang terjadi dengan Bu Sherry? Kenapa dia dirawat di rumah sakit?"Dalam beberapa hari terakhir, dia menganggap Sherry sedang dalam perjalanan bisnis karena tidak bisa dihubungi.Namun, dia tidak pernah menduga bahwa Sherry sebenarnya berada di rumah sakit.Miana memandangnya, mempertimbangkan ucapan sebelum mengungkapkan berita berat itu. Dengan suara pelan, dia berkata, "Dia mengalami kecelakaan mobil, kehilangan salah satu kakinya, dan kini dirawat di rumah sakit."Wajah Ariz memucat, seolah sulit mencerna informasi itu, sebelum akhirnya bertanya, "Bagaimana ... keadaannya sekarang?'"'Kehilangan salah satu kaki, dia pasti sangat terpukul.''Aku bahkan sama sekali nggak menyadari apa yang sebenarnya terjadi.'"Dia memang terlihat biasa saja, tapi aku yakin hatinya nggak sepenuhnya tenang," ujar Miana, sorot matanya tajam memperhatikan Ariz, m

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 548

    Selesai berbicara dengan kepala sekolah, Miana menuju tempat parkir dan sebuah mobil Maybach sengaja menghalangi mobilnya.Dia berjalan mendekat dan mengetuk kaca mobil ituBegitu kaca jendela mobil diturunkan, wajah dingin Henry terlihat."Tolong pindahkan mobilmu," ujar Miana yang masih dengan nada sopan."Masuklah, aku akan mengantarmu," ujar Henry dengan nada tegas.Miana mengernyit dan nada bicaranya berubah ketus, "Aku bawa mobil sendiri, nggak perlu kamu antar. Kalau ada yang ingin kamu bicarakan, langsung saja!"Dia pikir, setelah kejadian semalam, Henry tidak akan mengusiknya untuk sementara waktu.Dia sungguh tidak menyangka, pagi ini, Henry muncul lagi.Benar-benar pria tidak tahu malu!"Kapan kamu akan membawa putra kita dan tinggal bersamaku?" Henry memandang wajah Miana yang begitu dekat, dan perasaan yang lama terpendam dalam dirinya mengalir kembali dengan kuat.Dia mencintai Miana.Namun, Miana tidak mencintainya lagi."Henry, bisakah kamu bertindak normal?" Miana mera

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 547

    Sherry dan Miana bertukar pandang, lalu dia melambaikan tangan kepada Nevan sambil berkata, "Baiklah, kamu pergilah ke taman kanak-kanak. Jangan lupa dengarkan gurumu dengan baik, ya. Ibu angkat pasti akan merindukanmu!"Miana tertawa mendengar perkataan Sherry.Nevan menggembungkan pipinya, memberungut marah. Matanya memerah menahan amarah, lalu dia mengentakkan kakinya beberapa kali dengan keras sebelum bergegas keluar."Dia benaran marah?" tanya Sherry kepada Miana.Miana tersenyum sambil menjawab, "Tentu saja dia marah. Baginya, Kamu itu adalah harapannya, dan ternyata kamu membuatnya kecewa. Jangan khawatir, dia anak yang mudah dibujuk. Sebentar lagi dia akan kembali ceria.""Baguslah kalau begitu. Jangan buang waktu lagi, kamu cepat pergi bujuk dia." Sherry akhirnya merasa lega."Setelah selesai sarapan, kamu kembali istirahat saja. Nanti aku akan mengirim Ariz ke sini," ujar Miana sambil melambaikan tangan kepada Sherry, sebelum dia berbalik dan pergi.Di pos suster, Nevan sedan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 546

    Pada hari itu, Sherry keluar dari kantor dekan dengan tergesa-gesa, lalu tertabrak sepeda Ariz dan terjatuh ke tanah.Ariz segera memarkir sepedanya dengan baik, lalu mengendong Sherry ke klinik kampus.Setelah itu, Ariz tetap bersikeras mengantar Sherry kembali ke perusahaan, meskipun Sherry terus meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja.Hari pertama Ariz bergabung di perusahaan, barulah Sherry sadar bahwa Ariz adalah orang yang menabraknya waktu itu.Sejak saat itu, Ariz tetap berada di sisinya hingga kini.Dalam beberapa tahun kebersamaan mereka, Sherry merasa sangat bersyukur atas keputusan yang dia buat pada hari itu."Kalau begitu, minta Ariz ke Universitas Jirya dan carikan orang berbakat seperti dirinya untuk membantu perkembangan perusahaan kita ke depannya." Miana sangat puas dengan kemampuan Ariz. Dia percaya, dengan Ariz bertanggung jawab atas perekrutan, hasilnya akan sangat memuaskan. Selain itu, dia memang sudah berencana merekrut orang baru untuk belajar darinya."Baikl

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 545

    "Begitu aku bangun pagi ini, aku langsung menyadari kalau informasi lokasi adikmu nggak lagi dapat dilacak. Aku mencoba beberapa cara untuk menemukannya, tetapi hasilnya nihil. Akhirnya, aku meretas ponselnya dan memeriksa riwayat panggilan. Panggilan terakhirnya adalah kepada Nyonya Besar keluarga Jirgan."Miana menyipitkan matanya, sementara otaknya bekerja keras menyusun setiap petunjuk yang telah dia dapatkan.'Untuk apa Celine mencari Felica?''Hubungan mereka sangat dekat?'"Bos, apa masih perlu mencari keberadaannya?""Tetap cari!" Miana merasa ada sesuatu yang tidak beres.'Ke mana Celine pergi?'"Oke, aku akan segera mencarinya! Lalu, bagaimana dengan penyelidikan kecelakaan Sherry?""Begitu urusanku selesai, aku akan langsung mengecek ulang informasi tentang orang itu untuk memastikan identitas aslinya.""Baiklah."Setelah menutup telepon, Miana bersandar di dinding. Kekhawatiran membanjiri pikirannya.Tiba-tiba, terdengar suara Nevan dari kamar perawatan. "Ibu, cepat masuk!"

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 544

    Perawat sibuk bekerja, menyeka tangan Sherry dengan lembut.Ketika Nevan masuk ke kamar perawatan, suaranya yang ceria memecah keheningan."Ibu angkat, aku datang!" serunya sambil berlari kecil menuju ranjang.Mendengar suara ceria Nevan, senyum langsung menghiasi wajah Sherry. Dia menoleh kepada perawat dan berkata dengan lembut, "Kamu siapkan sarapan dulu."Perawat mengangguk dan berjalan keluar ruangan.Dengan langkah-langkah kecil yang penuh semangat, Nevan tiba di sisi ranjang. Sepasang mata jernihnya menatap Sherry yang sedang berbaring, dan dia bertanya dengan suara manis, "Apakah Ibu merindukan?"Sherry merasa hatinya terisi kebahagiaan, dia tertawa sambil meraih tangan Nevan. "Tentu saja sangat merindukanmu!"Nevan berjinjit, berusaha memanjat ke ranjang, tetapi tinggi tubuhnya membuatnya kesulitan. Dengan senyum kecil, dia menundukkan kepala dan memberikan ciuman hangat di punggung tangan Sherry. "Aku juga merindukan Ibu angkat!"Miana menyaksikan interaksi hangat antara Neva

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 543

    Miana tertegun.Dia pernah memikirkan kemungkinan menikah dengan Giyan suatu hari nanti.Namun, tidak terlintas dalam benaknya bahwa Giyan akan menyatakannya pada waktu seperti sekarang.Ekspresi tertegun Miana membuat Giyan merasa sedikit kecewa, tetapi dia tetap mempertahankan senyumnya. "Aku hanya bercanda! Aku nggak bermaksud memaksamu untuk menikah! Sore nanti, kalau kamu punya waktu, aku bisa membawamu melihat rumah itu. Kalau kamu merasa cocok, kita bisa langsung pindah besok, bagaimana?"Dia tidak yakin apakah Henry masih memiliki tempat di hati Miana, tetapi dia sangat menyadari bahwa perasaan Miana terhadapnya belum cukup kuat untuk membangun masa depan bersama.Tentu saja, ini membuat hatinya terasa perih.Namun, dia tahu bahwa memaksakan sesuatu bukanlah jawabannya.Yang bisa dia lakukan hanyalah menunggu Miana siap."Giyan ...." Miana menyadari bahwa senyum di wajah Giyan terlihat dipaksakan, membuat hatinya diliputi rasa bersalah. Namun, dia tahu bahwa dia harus jujur. "M

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 542

    Miana dengan penuh hati-hati menggeser Nevan ke samping dan bangkit dari ranjang.Setelah mencuci muka dan bersiap-siap, dia turun ke lantai bawah.Giyan sudah menyiapkan sarapan dan sedang membersihkan ruang tamu."Kenapa bangun sepagi ini? Tidur lagi saja sebentar," ujar Giyan, sembari menghentikan penyedot debu. Tatapan lembutnya tertuju pada Miana, dan suaranya tetap penuh kehangatan."Nggak deh, terlalu banyak yang harus aku kerjakan hari ini," ujar Miana dengan lembut, sambil mendekat dan merangkul pinggang Giyan."Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Aku akan pergi membangunkan Nevan," ujar Giyan dengan suara yang agak serak, lalu mencium kening Miana."Oke, kamu pergi bangunkan dia," ujar Miana sambil menyandarkan wajahnya ke dada Giyan.Dengan Giyan di sisinya, semuanya tampak begitu damai dan hangat.Hidup dalam momen ini terasa begitu menyenangkan."Kamu makanlah, aku naik ke atas sekarang." Giyan mencubit pipi Miana dengan lembut.Miana menyadari telinga Giyan yang agak merah,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status