Share

Bab 2

Author: Pena Emas
last update Last Updated: 2025-01-12 16:19:51

Seluruh bagian tajam pisau sempurna masuk ke dalam tubuh Axel. Ketika Axel melihat wajah Aileen yang terlihat tanpa penyesalan, Aileen merasa cukup dan mencabut kembali pisau itu.

Pisau yang awalnya bersih mengkilap, kini di lumuri dengan darah segar yang kemudian Mengalir di sepanjang garis tajamnya. Menetes dan mengotori lantai marmer.

"Kau ... Kau ...!" Axel jelas tidak percaya dengan apa yang terjadi. Ia memandang wajah Aileen sambil memegang dadanya, "cepat, panggil ambulans!"

Aileen menjatuhkan pisau itu hingga menimbulkan efek suara logam bertemu dinginnya lantai. Wajahnya ketakutan tapi tiada rasa penyesalan. "Saat kau memasuki kamar ini, tidakkah kau mencium bau bensin?" Ia tertawa hambar, "oh, bukan hanya di ruangan ini. Tapi seluruh rumah ini!"

Hari masih sangat pagi, kedua penghuni azure hills estate lainnya masih tertidur di bawah selimut tebal.

Axel masih tak percaya. Tubuh tinggi tegapnya ambruk begitu saja, dan untuk pertama kalinya dalam hidup, ia 'tergeletak' tak berdaya di atas lantai, tepat di bawah kaki Aileen.

"Lihatlah wajah pucatmu! Kau benar, setelah kau menandatangani surat cerai ini, di antara kita tak akan ada lagi hubungan!" Aileen semakin tertawa tak terkendali. "Dan bukan hanya kita, bahkan ibumu dan istri tercintamu itu juga akan ikut menghilangkan hubungan!"

Dengan sisa kesadaran yang dimilikinya, Axel berkata, "dengar, Aileen. Ini bukanlah solusi yang tepat. Setelah kau hancurkan keluarga ku, bukankah kau akan menderita di penjara?!" Ia sangat marah hingga ingin mencabik-cabik tubuh ramping Aileen hingga berdarah-darah.

Aileen menyeringai kecil, "itu sebabnya aku juga telah mempersiapkan rencana untuk diriku sendiri." Ia berdiri, menyalakan korek api dan membuangnya ke lantai dalam keadaan menyala begitu saja.

Seluruh bagian rumah itu telah di siram bensin. Api menyambar dengan begitu cepat.

Di tengah kobaran api itu, Aileen mengeluarkan sebotol kecil racun dan menelannya tanpa berfikir. "Lihatlah! Aku bahkan akan mati lebih dulu di banding kamu!"

Ia telah mempersiapkan semua dengan matang. Dalam pikirannya, ia tidak mau harus berlama-lama merasa sakit di kobaran api yang mengganas.

Ia telah mempersiapkan racun itu agar dirinya lebih cepat mati daripada mengalami bnayak derita.

"Ah!"

Aileen telah merasakan berbagai derita dalam hidup. Ia telah di perbudak oleh keluarganya sejak ia masih kecil. Seolah semua itu belum cukup, saat akhirnya ia bisa meninggalkan keluarganya dalam keadaan memalukan, ia harus kembali di perbudak oleh keluarga baru.

Jika ada kesempatan kedua, ia tak ingin kembali menjadi orang bodoh yang hanya bisa menerima semua kejadian dengan lapang dada. Ia tidak ingin kembali mengenali keluarganya dan tidak menikah dengan Axel.

Sata itu juga, tubuh Aileen ambruk tepat di pelukan Axel. Pernafasannya tersumbat dan ia merasa sangat kesakitan. Selain itu, nyala api juga mulai merambat ke seluruh bagian tubuh keduanya.

Dan ia benar-benar tak bisa keluar dari maut!

Alangkah baiknya, bila ia tak pernah menikah dengan Axel.

****

Kening Aileen berkerut, bulu matanya bergetar hebat, ia tiba-tiba membuka matanya lebar. Rasa sakit yang tajam akibar racun yang masuk ke dalam perutnya masih terasa nyata.

Tidak! Apa yang terjadi? Bukankah dia sudah meninggal? Bukankah baru saja ia telah berhasil membakar seluruh bagian azura hills estate?

Tapi, kenapa dia membuka mata sekarang?

Tok! Tok! Tok!

"Nona, tolong katakan sesuatu jika kau benar-benar di dalam?"

Aileen mencoba mengingat kembali apa yang terjadi. Ia menatap sekelilingnya dan menemukan bahwa dirinya sedang duduk di atas kloset!

Apa ini?

"Nona!!!"

Dor! Dor! Dor!

Ketukan di pintu semakin menggila, tapi Aileen benar-benar tidak mengenali suara siapa itu?

"Nona, jika kau bisa mendengar suaraku, ku harap kau jangan panik. Aku akan segera membuka pintu ini untukmu!"

Setelah itu ruangan kembali sunyi. Aileen mendengar suara langkah kaki tergesa-gesa pergi.

Pikiran Aileen berputar tak karuan. Melihat ke bawah, ia menemukan dirinya di balut dalam baju yang ia kenakan saat dinikahkan paksa dengan Axel tiga tahun yang lalu!

Apa?!

Apakah ia benar-benar kembali ke masa tiga tahun silam?!

Tak berapa lam kemudian, seseorang yang tadi terus memanggilnya berhasil membuka pintu. Di belakang orang itu, terlihat seorang wanita berpakaian mewah terlihat sangat marah.

"Apa yang kau lakukan disini?!" Wanita itu, yang apalah daya adalah ibu kandungnya sendiri, berkacak pinggang. "Jangan berfikir untuk kabur atau bunuh diri! Kau seharusnya bersyukur, Tuan Muda Axel mau bertanggung jawab dan menikahi gadis kotor sepertimu!"

Aileen ingat kejadian ini. Saat itu, tiga tahun lalu, ia berpamitan sebentar karena merasa sangat mual. Ia berpikir apakah ia hamil dan segera pergi ke kamar mandi untuk memuntahkan semua yang ada di dalam perutnya.

Tak di sangka, ternyata ia yang pingsan karena terlalu lemas di kamar mandi di sangka akan kabur oleh ibunya.

"Maaf, Ibu. Aku tadi terlalu mual ...."

"Jangan banyak alasan! Kau tidak mungkin hamil dalam waktu singkat! Lagi pula apakah kau yakin Axel mau menyentuh gadis sepertimu walau dalam keadaan tidak sadar?!"

Lihat! Dari perkataan ibunya saja ia sadar bahwa ibunya pasti sudah tahu jika dirinya masih perawan. Bagaimana ia bisa begitu bodoh dan tidak menyadari hal itu tiga tahun yang lalu?!

"Dengar, apapun yang terjadi, bahkan jika suatu saat Axel membawa wanita lain, kau harus tetap tunduk dan taat. Jangan pernah berfikir untuk bercerai sekalipun. Karena kalau kau sampai bercerai dengan Axel, sudah tidak ada lagi tempat bagimu di rumah!"

Oiya, dulu ia menganggap pernikahan ini adalah satu-satunya jalan pelarian dari neraka rumahnya.

Siapa sangka, pernikahan ini justru membuatnya merasakan neraka kedua?

Karena belum ingat sepenuhnya apa yang sedang terjadi saat ini, Aileen hanya mengikuti alur dan keluar bersama ibunya. Setelah melihat situasi dengan lebih jelas, ia akan membuat rencana agar tak perlu menikah dengan Axel hari ini.

Bukankah langit telah memberikan kesempatan kedua untuknya? Kali ini ia tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

"Nyonya Ferdian, baru saja Aileen merasa kurang enak badan sehingga berlama-lama di kamar mandi. Saya meminta maaf atas nama anak saya ini."

Mata tajam Nyonya Ferdian menatap Aileen seolah sedang mengulitinya hidup-hidup. "Berapa kali kalian melakukannya? Tidak mungkin kan kamu sudah hamil dalam waktu begitu cepat?!"

Tuan Dakota ~ayahnya Aileen~ segera mengklarifikasi. "Sepertinya anda salah faham, Nyonya. Anakku tidak hamil. Dia hanya merasa kurang enak badan setelah terus-menerus memikirkan masalah ini."

Nyonya Ferdian menjawab dengan cibiran, "seolah menikah dengan anakku yang kaya dan tampan ini adalah beban bagimu! Seharusnya kau lebih menunjukkan rasa sopanmu dan bertingkah jujur bahwa dalam hati kau sangat bersyukur telah berhasil menjebak anakku ke dalam jurang pernikahan ini!"

Aileen tak ingin menimpali barang sepatah kata pun. Dalam hatinya, ia terus berhitung dan mengingat apa saja yang telah terjadi di waktu ini.

Di sebelahnya, Axel masih memasang wajah dingin dan berkata, "sudahlah, Ma. Semuanya sudah terjadi. Ayo pulang!"

Aileen, "...."

Saat mendengar itu, kedua mata Aileen membelalak kaget. Mau tak mau ia mendengus kasar dalam hatinya.

Rupanya pernikahan busuk itu telah terjadi.

Lalu, kalau pernikahan itu telah terjadi, buat apa ia di beri kesempatan kehidupan kedua?!

Related chapters

  • Terjerat Racun Cinta CEO Dingin    Bab 3

    Hari itu Aileen tidak langsung kembali bersama Axel ke azura hills estate. Besok adalah jadwal mereka berziarah ke makam Tuan Ferdian untuk meminta restu. Setelah itu, barulah Axel akan membawa Aileen ke rumahnya di tepi danau.Sekepergian keluarga Axel, ruangan itu menjadi berisik oleh bisikan-bisikan sinis dari beberapa sanak saudara yang hadir. Acara pernikahan itu memang tidak besar, namun cukup untuk mengundang setidaknya lima puluh sanak saudara dari kedua mempelai.Ketika ruangan menjadi lebih sepi, Tuan Dakota datang ke arah Aileen dengan kedua tangan terlipat. "Besok setelah ziarah ke makam Tuan Ferdian, jangan pernah sekalipun berfikir untuk kembali ke rumah kecuali bersama Axel atau atas seijin nya."Bahkan Bima, adiknya sendiri, juga ikut menatapnya sinis, "pokoknya kakak harus langgeng sama Kak Axel. Jangan lupa bicarakan tentang aku padanya."Aileen hampir memutar bola matanya di depan mereka. Tapi untungnya ia bisa menahan itu dan masih berdiri dengan wajah menekuk dala

    Last Updated : 2025-01-16
  • Terjerat Racun Cinta CEO Dingin    Bab 4

    "Iya, Pak." Orang itu menjeda ucapannya sesaat, kemudian melanjutkan, "hanya saja, setiap orang yang membesarkan ulat ini akan menjadi pasangan hidup dan mati anda. Artinya adalah, jika salah satu di antara kalian meninggal, maka satu yang lainnya juga akan meninggal di waktu yang sama.""Jadi aku akan terikat dengan orang itu?""Iya, Pak." Karena terlalu serius dalam menjelaskan, orang itu, Profesor Johan, sampai tidak memperhatikan sebuah apel yang berada tepat di bawah kakinya. Profesor Johan terus berjalan dan tanpa sengaja menginjak apel itu. Setengah detik kemudian, tubuh gempal Profesor Johan terjatuh dengan bunyi 'gedebuk' tepat di depan wajah Aileen.Kedua mata Aileen membelalak besar sekali. Ia menutup mulutnya, jantungnya berdebar hingga rasanya akan keluar dari tempatnya. Saat ia hendak mengarahkan jari telunjuknya ke bibirnya, bermaksud mengisyaratkan agar Profesor Johan diam akan keberadaannya, ia merasakan sesuatu menggigit jari itu. Tanpa sadar ia berteriak kencan

    Last Updated : 2025-01-17
  • Terjerat Racun Cinta CEO Dingin    Bab 5

    Pria berwajah tampan itu, Zayn, segera membalikkan badannya. Belum sempat Profesor Johan mengatakan kenapa ia memanggilnya, Zayn telah berkata, "bagaimana menetapkan tanggal pemberian makan itu?"Tadi Profesor Johan hanya mengatakan bahwa Aileen harus memberikan makan anak ulat cinta itu setiap sebulan dua kali, tapi tidak memberi tahu apakah waktunya bisa di atur sesuka hati atau harus menurut tanggal ketika anak ulat cinta itu menggigitnya.Secara kebetulan, itulah yang akan di sampaikan Profesor Johan."Karena hari ini tepat tanggal satu ulat itu menggigit Nona Aileen, maka bisa di pilih antara tanggal satu hingga sepuluh untuk memulai. Jika anda ingin memulai dari tanggal ini, maka hari pertama akan di hitung tanggal lima belas."Itu artinya, mulai tanggal lima belas bulan ini, Aileen harus siap memberi makan anak ulat cinta itu selama sebulan dua kali setiap tanggal satu dan lima belas.Zayn mengangguk faham. Wajah muramnya menatap Aileen penuh peringatan. Sebelah tangannya ia u

    Last Updated : 2025-01-17
  • Terjerat Racun Cinta CEO Dingin    Bab 1

    "Nyonya Muda, Tuan telah kembali." Aileen menghembuskan nafasnya pelan, ia tersenyum ke arah Bi Surti, "Bi, bisakah kau belikan saya body lotion seperti ini di supermarket?" Apapun yang terjadi, bahkan ketika ia telah merelakan nyawanya sendiri, ia tak akan melibatkan Bi Surti dalam keadaan apapun. Di villa azure hills estate yang besar ini, hanya Bi Surti yang bisa ia anggap sebagai 'keluarga'. Bi Surti menjawab dengan sepenuh hati, "tentu saja bisa. Nyonya Muda ingin wangi yang lain atau yang persis seperti itu?" "Belikan yang sama saja." "Baik ...." Saat Bi Surti hendak melangkahkan kakinya keluar, Aileen segera menghentikannya. "Bi Surti." Ia melepas kalungnya. Itu adalah satu-satunya benda berharga yang ia punya. "Selama ini Bibi telah merawatku dengan sangat baik. Semoga ini bisa bermanfaat untuk Bibi di masa depan." Aileen merasa perlu memberikan penghargaan untuk Bi Surti. Bi Surti hendak menolak dengan sopan. Namun, dari ekor matanya ia melihat sepasang kaki yang t

    Last Updated : 2025-01-12

Latest chapter

  • Terjerat Racun Cinta CEO Dingin    Bab 5

    Pria berwajah tampan itu, Zayn, segera membalikkan badannya. Belum sempat Profesor Johan mengatakan kenapa ia memanggilnya, Zayn telah berkata, "bagaimana menetapkan tanggal pemberian makan itu?"Tadi Profesor Johan hanya mengatakan bahwa Aileen harus memberikan makan anak ulat cinta itu setiap sebulan dua kali, tapi tidak memberi tahu apakah waktunya bisa di atur sesuka hati atau harus menurut tanggal ketika anak ulat cinta itu menggigitnya.Secara kebetulan, itulah yang akan di sampaikan Profesor Johan."Karena hari ini tepat tanggal satu ulat itu menggigit Nona Aileen, maka bisa di pilih antara tanggal satu hingga sepuluh untuk memulai. Jika anda ingin memulai dari tanggal ini, maka hari pertama akan di hitung tanggal lima belas."Itu artinya, mulai tanggal lima belas bulan ini, Aileen harus siap memberi makan anak ulat cinta itu selama sebulan dua kali setiap tanggal satu dan lima belas.Zayn mengangguk faham. Wajah muramnya menatap Aileen penuh peringatan. Sebelah tangannya ia u

  • Terjerat Racun Cinta CEO Dingin    Bab 4

    "Iya, Pak." Orang itu menjeda ucapannya sesaat, kemudian melanjutkan, "hanya saja, setiap orang yang membesarkan ulat ini akan menjadi pasangan hidup dan mati anda. Artinya adalah, jika salah satu di antara kalian meninggal, maka satu yang lainnya juga akan meninggal di waktu yang sama.""Jadi aku akan terikat dengan orang itu?""Iya, Pak." Karena terlalu serius dalam menjelaskan, orang itu, Profesor Johan, sampai tidak memperhatikan sebuah apel yang berada tepat di bawah kakinya. Profesor Johan terus berjalan dan tanpa sengaja menginjak apel itu. Setengah detik kemudian, tubuh gempal Profesor Johan terjatuh dengan bunyi 'gedebuk' tepat di depan wajah Aileen.Kedua mata Aileen membelalak besar sekali. Ia menutup mulutnya, jantungnya berdebar hingga rasanya akan keluar dari tempatnya. Saat ia hendak mengarahkan jari telunjuknya ke bibirnya, bermaksud mengisyaratkan agar Profesor Johan diam akan keberadaannya, ia merasakan sesuatu menggigit jari itu. Tanpa sadar ia berteriak kencan

  • Terjerat Racun Cinta CEO Dingin    Bab 3

    Hari itu Aileen tidak langsung kembali bersama Axel ke azura hills estate. Besok adalah jadwal mereka berziarah ke makam Tuan Ferdian untuk meminta restu. Setelah itu, barulah Axel akan membawa Aileen ke rumahnya di tepi danau.Sekepergian keluarga Axel, ruangan itu menjadi berisik oleh bisikan-bisikan sinis dari beberapa sanak saudara yang hadir. Acara pernikahan itu memang tidak besar, namun cukup untuk mengundang setidaknya lima puluh sanak saudara dari kedua mempelai.Ketika ruangan menjadi lebih sepi, Tuan Dakota datang ke arah Aileen dengan kedua tangan terlipat. "Besok setelah ziarah ke makam Tuan Ferdian, jangan pernah sekalipun berfikir untuk kembali ke rumah kecuali bersama Axel atau atas seijin nya."Bahkan Bima, adiknya sendiri, juga ikut menatapnya sinis, "pokoknya kakak harus langgeng sama Kak Axel. Jangan lupa bicarakan tentang aku padanya."Aileen hampir memutar bola matanya di depan mereka. Tapi untungnya ia bisa menahan itu dan masih berdiri dengan wajah menekuk dala

  • Terjerat Racun Cinta CEO Dingin    Bab 2

    Seluruh bagian tajam pisau sempurna masuk ke dalam tubuh Axel. Ketika Axel melihat wajah Aileen yang terlihat tanpa penyesalan, Aileen merasa cukup dan mencabut kembali pisau itu.Pisau yang awalnya bersih mengkilap, kini di lumuri dengan darah segar yang kemudian Mengalir di sepanjang garis tajamnya. Menetes dan mengotori lantai marmer."Kau ... Kau ...!" Axel jelas tidak percaya dengan apa yang terjadi. Ia memandang wajah Aileen sambil memegang dadanya, "cepat, panggil ambulans!"Aileen menjatuhkan pisau itu hingga menimbulkan efek suara logam bertemu dinginnya lantai. Wajahnya ketakutan tapi tiada rasa penyesalan. "Saat kau memasuki kamar ini, tidakkah kau mencium bau bensin?" Ia tertawa hambar, "oh, bukan hanya di ruangan ini. Tapi seluruh rumah ini!"Hari masih sangat pagi, kedua penghuni azure hills estate lainnya masih tertidur di bawah selimut tebal.Axel masih tak percaya. Tubuh tinggi tegapnya ambruk begitu saja, dan untuk pertama kalinya dalam hidup, ia 'tergeletak' tak ber

  • Terjerat Racun Cinta CEO Dingin    Bab 1

    "Nyonya Muda, Tuan telah kembali." Aileen menghembuskan nafasnya pelan, ia tersenyum ke arah Bi Surti, "Bi, bisakah kau belikan saya body lotion seperti ini di supermarket?" Apapun yang terjadi, bahkan ketika ia telah merelakan nyawanya sendiri, ia tak akan melibatkan Bi Surti dalam keadaan apapun. Di villa azure hills estate yang besar ini, hanya Bi Surti yang bisa ia anggap sebagai 'keluarga'. Bi Surti menjawab dengan sepenuh hati, "tentu saja bisa. Nyonya Muda ingin wangi yang lain atau yang persis seperti itu?" "Belikan yang sama saja." "Baik ...." Saat Bi Surti hendak melangkahkan kakinya keluar, Aileen segera menghentikannya. "Bi Surti." Ia melepas kalungnya. Itu adalah satu-satunya benda berharga yang ia punya. "Selama ini Bibi telah merawatku dengan sangat baik. Semoga ini bisa bermanfaat untuk Bibi di masa depan." Aileen merasa perlu memberikan penghargaan untuk Bi Surti. Bi Surti hendak menolak dengan sopan. Namun, dari ekor matanya ia melihat sepasang kaki yang t

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status