Pria berwajah tampan itu, Zayn, segera membalikkan badannya.
Belum sempat Profesor Johan mengatakan kenapa ia memanggilnya, Zayn telah berkata, "bagaimana menetapkan tanggal pemberian makan itu?" Tadi Profesor Johan hanya mengatakan bahwa Aileen harus memberikan makan anak ulat cinta itu setiap sebulan dua kali, tapi tidak memberi tahu apakah waktunya bisa di atur sesuka hati atau harus menurut tanggal ketika anak ulat cinta itu menggigitnya. Secara kebetulan, itulah yang akan di sampaikan Profesor Johan. "Karena hari ini tepat tanggal satu ulat itu menggigit Nona Aileen, maka bisa di pilih antara tanggal satu hingga sepuluh untuk memulai. Jika anda ingin memulai dari tanggal ini, maka hari pertama akan di hitung tanggal lima belas." Itu artinya, mulai tanggal lima belas bulan ini, Aileen harus siap memberi makan anak ulat cinta itu selama sebulan dua kali setiap tanggal satu dan lima belas. Zayn mengangguk faham. Wajah muramnya menatap Aileen penuh peringatan. Sebelah tangannya ia ulurkan ke depan, ke arah Profesor Johan, "biar aku saja yang pegang ulat itu." Ia lalu mengalihkan pandangannya ke arah beberapa anak buahnya yang berseragam hitam, "ingatlah untuk menutup matanya saat keluar dari sini. Antarkan dia sampai jalan depan dan jangan lupa peringatkan dia apa yang akan terjadi bila ia buka mulut!" Semua pria berseragam hitam menjawab serempak, "baik, Pak!" Kali ini Zayn benar-benar keluar dengan langkah kaki tegaknya. Aileen memandang bahu lebar yang semakin menjauh dengan putus asa. Ada apa pula dengan kisahnya ini? Kenapa ia selalu di takdirkan untuk menjadi budak seseorang? Pertama oleh keluarganya sendiri, lalu keluarga suaminya. Dan saat ia di beri kesempatan kedua untuk memilih jalan hidupnya, rupanya ia tetap tenggelam di telapak kaki orang lain. Kali ini malah lebih mentereng. Dengan racun yang berada di luar nalarnya menempel di tubuhnya! Aduhaii, hidup oh hidup. Saat tubuh Zayn tak lagi terlihat oleh siapapun di ruangan itu, salah satu dari beberapa pria berseragam hitam segera memberi peringatan, "dengar, Nona. Anda hanya perlu menuruti perkataan Tuan kami, dengan begitu anda akan tetap mendapatkan kehidupan normal anda. Ingatlah setiap malam tanggal satu dan malam tanggal lima belas untuk berada di sebuah ruangan sendirian, sama sekali tak boleh ada orang! Dan ingatlah bahwa ruangan itu harus berjendela." Aileen hanya meringis. "Selagi kalian menjamin keselamatan aku, aku akan menuruti kemauan kalian." Ia lalu memandang pria bertubuh gempal berpakaian putih di hadapannya, "Prof, boleh saya bertanya sesuatu?" Profesor Johan menjawab, "kau boleh bertanya apapun." Aileen merasa senang. "Begini, kau bilang siapapun yang tergigit ulat tadi akan menjadi pasangan hidup dan mati pria tadi. Kalau aku mati, maka orang itu juga akan mati. Lalu, jika aku terluka, apakah pria tadi juga akan terluka?" Sebenarnya, ia sudah memikirkan hal ini sejak tadi. Kalau hanya di sebut pasangan dalam hal kematian, maka orang itu tentu masih bisa mengintimidasinya dengan pisau atau senjata lain yang bisa menimbulkan luka. Tapi jika di sebut pasangan dalam hal apapun, maka ia tak perlu takut terluka. Bukankah jika ia terluka, orang itu juga akan merasakannya? Profesor Johan menjawab dengan tenang, "tidak." Aileen, "..." Benar-benar simbiosis parasitisme! Dalam hal ini, hanya dia yang di rugikan! "Nona, sebaiknya anda tak perlu mengetahui banyak hal. Ada beberapa hal di dunia yang ketika kita tahu, kita akan berada dalam bahaya dalam sekejap!" Inilah ancamannya, bagaimana mungkin Aileen tidak tahu?! Saat Aileen hendak kembali bertanya, salah seorang dari pria berseragam hitam merasa bahwa semua ini telah selesai. Biarpun gadis di depannya ini memiliki IQ sekecil ayam, juga akan paham maksud dari bahaya itu dengan sendirinya. Pria itu lalu menyuntikkan sesuatu ke leher Aileen tanpa ampun. Sesaat kemudian, penglihatan Aileen mengabur dan gelap. Sementara itu, di sisi gelap ruangan, seseorang pergi dengan mulus setelah memastikan semua orang yang ada di dalma ruangan terus berkonsentrasi dengan Aileen. Saat Aileen berhasil membuka mata untuk pertama kalinya. Hal pertama yang ia lihat adalah beberapa wajah yang mengerumuninya. Ia melihat ke sekeliling. Rupanya ia di tinggalkan seorang diri di pinggir trotoar!! Ia di sandarkan pada dinding dan kini semakin banyak orang berkerumun mengelilinginya. Mereka adalah kumpulan orang yang di undang keluarga untuk mengikuti acara ziarah Tuan Ferdian. Salah satu di antara orang itu, terselip Axel yang menatapnya dengan khawatir. "Apa yang terjadi? Kenapa kau pingsan di sini?" Aileen mengerjapkan kedua matanya. Lihatlah, orang ini sangat pandai berakting di depan banyak orang! Nyonya Ferdian membukakan air mineral dan menyuruhnya minum, "kau pasti merasa pusing. Minumlah dulu!" Axel kembali bertanya, "kenapa dengan tangan dan kakimu? Kenapa bisa berdarah begini?" Tadi, saat mereka makan bersama, salah satu pelayan Nyonya Ferdian menemukan bahwa air yang mereka bawa mungkin kurang untuk semua orang yang hadir. Ia lalu berpisah dengan rombongan untuk membeli air untuk berjaga-jaga kalau benar-benar kurang. Siapa yang tahu, ternyata sata ia kembali dengan dua kardus air di tangan, ia mendapati Aileen tertidur di trotoar seperti orang terbuang? Aileen menerima air mineral itu. Meminumnya langsung dari tangan Nyonya Ferdian. Samar-samar Aileen mendengar beberapa suara berbisik, "lihatlah Nyonya Ferdian! Dia masih sangat baik pada orang yang telah menjebak anaknya sendiri." "Nyonya Ferdian sungguh baik, dia tetap menganggap orang yang telah berbuat hal menjijikkan sebagai menantu." "Kalau aku jadi Nyonya Ferdian, akan aku seret menantu busuk itu hingga tak perlu melihatnya di masa depan!" "Lihatlah dia! Bahkan dengan tak tahu malu minum dari tangan Nyonya Ferdian!" "Sungguh, Axel adalah pria baik yang bernasib malang!" Dan banyak lagi bisikan yang terdengar terlalu jelas di telinga Aileen. Lina juga mendengar bisikan-bisikan itu, tapi ia memutuskan untuk menulikan telinganya. Lagi pula yang mereka gunjing hanyalah Aileen, bukan keluarganya. "Aileen, tadi kau bilang ingin pergi ke kamar mandi bersama Grace. Lalu sekarang dimana dia?" "Kau pergi bersama Grace?" ucap Nyonya Ratna (ibunya Grace) terkejut. Melihat kondisi Aileen yang sangat tidak bagus, lalu bagaimana dengan anaknya? Lihatlah! Bahkan beberapa bagian tubuh Aileen menderita lebam yang sangat kentara! Nyonya Ferdian juga terkejut, bagaimana pun, Grace adalah keponakannya. Tapi ia segera menguasai diri dan berkata menenangkan, "Ratna, kau tenang dulu, biarkan menantuku ambil nafas terlebih dahulu." Lina membenarkan, "iya, Aileen ku masih syok!" Nyonya Ratna telah berfikir kalut. Kedua kepak bulu matanya bergetar hebat, "justru karena kondisi Aileen seperti ini kita harus segera menemukan Grace!""Semua orang, mohon bantuannya untuk segera berpencar dan menemukan Grace!" Nyonya Ratna benar-benar berteriak histeris.Beberapa orang mengangguk setuju, tapi ada seorang dengan kening berkerut justru masih berdiri di tempat dan berkata, "menurutku, akan lebih baik jika kita tanyakan dulu pada Aileen apa yang terjadi. Setidaknya kita bisa tahu apa langkah selanjutnya, dan tentu akan mempermudah pencarian."Axel membenarkan, "kau benar. Biarkan yang telah pergi mencari lebih dulu, kita dengarkan cerita Aileen dengan baik."Kini, semua mata orang yang tersisa menatap Aileen. Untungnya, setelah memiliki pengalaman di tindas selama bertahun-tahun, kali ini Aileen telah memikirkan jawaban karangan dengan sangat cepat.Tentunya yang tidak akan merugikan dirinya."Tadi Grace mengajak saya ke kamar mandi. Setelah tiba di sana, Grace menyuruh saya untuk menunggunya di dalam.""Saat saya ingin keluar, entah bagaimana pintu itu t
Siapa suruh tadi Aileen sudah menawarkan diri untuk turun Axel tidak mau? Sekarang tiba-tiba memaksanya turun begitu saja? Tidak semudah itu, kawan. Setidaknya, tidak dengan cara meremehkan seperti ini.Mendengarkan pembelaan Aileen yang sangat tidak sopan. Wajah Nyonya Ferdian tiba-tiba menjadi sangat merah, hingga kedua telinganya hampir mengeluarkan asap.'Ini baru hari pertama dia menjadi menantuku. Lihatlah sikapnya yang kurang ajar ini!'"Kalau begitu silahkan potong kakimu dulu. Setelah itu saya selanjutnya!"Suara arogan ini, benar-benar khas Nyonya Ferdian."Baiklah, kalau begitu harus merepotkan suamiku untuk mencarikan golok." Saat mengatakannya, tak lupa Aileen menekan kata 'suamiku' lebih dalam.Nyonya Ferdian ingin membalas perkataan Aileen lebih jauh, tapi suara Axel telah menyela."Mungkin ini bukan saatnya bagi kalian untuk berdebat. Dan untukmu, jika memang tak mau turun, maka bersikap patuh lah!""Aku bukannya tidak patuh, juga bukan tidak mau turun! Bukankah tadi
Saat mengucapkan hal itu, suara Aileen terdengar biasa saja. Tapi hatinya telah bergetar hebat hingga ia merasa jantungnya akan keluar dari tempat saat itu juga."Jangan membuat alasan, aku tidak mau menjadi suami malang, kalau kakimu sampai di amputasi di hari pertama pernikahan.""Kau menyumpahi aku jadi cacat?"Kedua petugas, "....""Sebaiknya kau turunkan aku sekarang juga, atau aku benar-benar akan membuat masalah!"Aileen tidak ingin terus melakukan hal yang akan membuat dirinya malu. Hanya saja, jika rasa malu itu berhasil membuatnya jauh dari ambulans, juga tetap akan ia lakukan."Berhentilah terus mendebatku!""Aku tidak mendebatmu! Aku hanya tidak mau di antar dengan ambulans!"Tiba-tiba Axel menghentikan langkahnya, menatap Aileen dengan serius. "Bukan sudah ku bilang akan menemanimu masuk?""Menurutmu aku langsung bisa menerima?"Dalam hal ini, Aileen sangat menghargai niat baik Axel walau mungkin niat itu hanya akting belaka. Tapi yang Aileen takutkan bukanlah ia yang ak
Di sisi lain, seorang pria bertubuh gempal dengan tinggi badan kira-kira seratus sembilan puluh lima centi meter, menyaksikan semua yang di lakukan Aileen drai jarak jauh.Setelah Aileen dan Axel benar-benar telah memasuki ambulans itu, dia mengeluarkan ponsel pintarnya dan mulai mengetik.[Tuan Muda, Nona Aileen telah memasuki ambulans.]Tak perlu menunggu lama, pesan itu langsung di jawab oleh sang penerima. [Kau terus awasi dia. Jangan sampai lukanya di tangani sembarang dokter.][Baik.][Juga ingat untuk menghalangi ambulans yang mereka panggil. Jangan sampai ada kekliruan. Kau tahu apa yang kau lakukan setelahnya][Baik.]Pria itu, Kopong, adalah pemimpin dari penjaga bayangan yang ada di sisi Zayn.Ia sangat cocok dengan posisi itu. Bukan semata hanya tubuhnya yang tinggi gempal, melainkan skill bertarungnya yang hampir tak tertandingi.Di wajahnya terdapat bekas luka yang melintang dari telinga hingga bawah hidung, juga dari bawah mata hingga bibir. Alisnya tipis meruncing, da
Di kegelapan, Kopong menyaksikan semua itu dengan wajah datar.'sepertinya kali ini Tuan Muda memang agak berlebihan.'Sementara di lain tempat, Zayn masih berusaha menghubungi Profesor Johan.Ini sudah ketiga kalinya Zayn menekan nomor Profesor Johan, tapi belum juga mendapat jawaban setelah dering ke lima.Ketika panggilan ketiga itu kembali tak mendapatkan jawaban, Zayn hendak kembali menelepon, ketika nomor Profesor Johan telah masuk lebih dulu.[Maaf, Tuan Muda. Baru saja saya kembali menguji kemampuan anak ulat racun cinta itu agar tak menimbulkan masalah di kemudian hari.]Zayn menjawab langsung pada alasan mengapa ia terus menelepon Profesor Johan. [Kau bilang orang yang tergigit anak ulat itu akan menjadikannya sehidup semati denganku. Sekarang orang itu menderita sakit, kenapa aku tidak merasakannya?]Profesor Johan, [Baru saja setelah saya uji kembali, rupanya anak ulat itu berkembang sesuai keinginan saya. Dulu saya tidak mengatakan hal itu karena masih belum pasti, takutn
Merasa tak suka dengan tindakan anaknya, Nyonya Ferdian berkata dengan tak suka, "Axel, kau tidak akan melawan keluargamu demi istri tak tahu diri utu, kan?!"Axel ingin membisikkan sesuatu di telinga ibunya. Tapi dalam kondisi ini, sepertinya hal itu sulit di lakukan."Aku tidak bermaksud melawan kalian, tapi kita perlu mencari pokok drai permasalahan lebih dulu."Dengan Nyonya Ratna yang masih terus meronta di dalam genggamannya, Axel mencoba memberi isyarat kedipan mata pada ibunya.Di atas brankar, Aileen masih berjuang kembali memenuhi paru-parunya. Sebelah tangannya memegang lehernya yang terasa sakit dan kaku.'Rupanya nenek sihir memiliki adik yang sama gilanya.'"Maaf, Bibi. Saya tidak tahu di mana letak kesalahan saya."Setelah tadi dia meninggalkan kamar mandi, tentu dia tak lagi tahu apa yang terjadi selanjutnya.Walau dalam pikiran telah berhasil menebak apa yang terjadi dengan sangat tepat, dia tentu perlu mempertanyakan apa yang terjadi dengan jelas lebih dulu."Kau ber
Nyonya Ratna hendak kembali menyerang Aileen, ketika seorang suster dan seorang dokter datang."Maaf, tiba-tiba datang mengganggu. Kami mendengar teriakan dan makian dari ruangan ini. Meski ruangan ini di desai dengan sound proofing yang bagus, tapi kita juga harus memperhatikan keadaan pasien."Dengan sopan, Nyonya Ferdian meminta maaf pada dokter itu. "Terjadi sedikit kesalah pahaman pada kami. Itu membuat kami kehilangan kendali dan mengabaikan peraturan rumah sakit."Dokter itu tersenyum, "kesalah pahaman apapun, tidak baik jika membuat kalian bertengkar di depan pasien. Apa lagi tadi dokter Celestia juga sempat mengatakan, di takutkan pasien ini mengalami gangguan pasca trauma setelah mendapatkan serangan mendadak."Di name tag dokter itu tertulis kata prof. Itu artinya, dia adalah salah satu petugas ruang VVIP. Wajar baginya untuk mengetahui penyakit pasien."Oiya, saya kemari untuk mencari seseorang bernama Axel." Dokter
Orang itu mengirimkan dua video dengan durasi lumayan panjang. Di bawah video itu, dia menuliskan, [suamimu dan dua Nyonya itu tengah melihatnya.] Aileen membuka video itu, yang ternyata berisikan apa saja yang ia lakukan di pemakaman tadi. Video itu tidak terlalu jelas. Seperti hasil pengambilan dari CCTV. Tapi cukup membuktikan Aileen tidak bersalah. Di menit pertama, terlihat Grace yang mengajak Aileen ke kamar mandi. Di dalam video memang tak berisikan suara, tapi dari gerak geriknya juga sudah cukup membuktikan, bahwa memang Grace yang mengajaknya ke kamar mandi, bukan sebaliknya. Setelah itu, di lihat dari CCTV berbeda, Grace mendorong Aileen kedalam kamar mandi. Di situ jelas terlihat kemudian Grace sendiri yang mengunci pintunya. "Aku tidak tahu mereka bahkan memasang begitu banyak CCTV di pemakaman?" Dari k
Orang itu mengirimkan dua video dengan durasi lumayan panjang. Di bawah video itu, dia menuliskan, [suamimu dan dua Nyonya itu tengah melihatnya.] Aileen membuka video itu, yang ternyata berisikan apa saja yang ia lakukan di pemakaman tadi. Video itu tidak terlalu jelas. Seperti hasil pengambilan dari CCTV. Tapi cukup membuktikan Aileen tidak bersalah. Di menit pertama, terlihat Grace yang mengajak Aileen ke kamar mandi. Di dalam video memang tak berisikan suara, tapi dari gerak geriknya juga sudah cukup membuktikan, bahwa memang Grace yang mengajaknya ke kamar mandi, bukan sebaliknya. Setelah itu, di lihat dari CCTV berbeda, Grace mendorong Aileen kedalam kamar mandi. Di situ jelas terlihat kemudian Grace sendiri yang mengunci pintunya. "Aku tidak tahu mereka bahkan memasang begitu banyak CCTV di pemakaman?" Dari k
Nyonya Ratna hendak kembali menyerang Aileen, ketika seorang suster dan seorang dokter datang."Maaf, tiba-tiba datang mengganggu. Kami mendengar teriakan dan makian dari ruangan ini. Meski ruangan ini di desai dengan sound proofing yang bagus, tapi kita juga harus memperhatikan keadaan pasien."Dengan sopan, Nyonya Ferdian meminta maaf pada dokter itu. "Terjadi sedikit kesalah pahaman pada kami. Itu membuat kami kehilangan kendali dan mengabaikan peraturan rumah sakit."Dokter itu tersenyum, "kesalah pahaman apapun, tidak baik jika membuat kalian bertengkar di depan pasien. Apa lagi tadi dokter Celestia juga sempat mengatakan, di takutkan pasien ini mengalami gangguan pasca trauma setelah mendapatkan serangan mendadak."Di name tag dokter itu tertulis kata prof. Itu artinya, dia adalah salah satu petugas ruang VVIP. Wajar baginya untuk mengetahui penyakit pasien."Oiya, saya kemari untuk mencari seseorang bernama Axel." Dokter
Merasa tak suka dengan tindakan anaknya, Nyonya Ferdian berkata dengan tak suka, "Axel, kau tidak akan melawan keluargamu demi istri tak tahu diri utu, kan?!"Axel ingin membisikkan sesuatu di telinga ibunya. Tapi dalam kondisi ini, sepertinya hal itu sulit di lakukan."Aku tidak bermaksud melawan kalian, tapi kita perlu mencari pokok drai permasalahan lebih dulu."Dengan Nyonya Ratna yang masih terus meronta di dalam genggamannya, Axel mencoba memberi isyarat kedipan mata pada ibunya.Di atas brankar, Aileen masih berjuang kembali memenuhi paru-parunya. Sebelah tangannya memegang lehernya yang terasa sakit dan kaku.'Rupanya nenek sihir memiliki adik yang sama gilanya.'"Maaf, Bibi. Saya tidak tahu di mana letak kesalahan saya."Setelah tadi dia meninggalkan kamar mandi, tentu dia tak lagi tahu apa yang terjadi selanjutnya.Walau dalam pikiran telah berhasil menebak apa yang terjadi dengan sangat tepat, dia tentu perlu mempertanyakan apa yang terjadi dengan jelas lebih dulu."Kau ber
Di kegelapan, Kopong menyaksikan semua itu dengan wajah datar.'sepertinya kali ini Tuan Muda memang agak berlebihan.'Sementara di lain tempat, Zayn masih berusaha menghubungi Profesor Johan.Ini sudah ketiga kalinya Zayn menekan nomor Profesor Johan, tapi belum juga mendapat jawaban setelah dering ke lima.Ketika panggilan ketiga itu kembali tak mendapatkan jawaban, Zayn hendak kembali menelepon, ketika nomor Profesor Johan telah masuk lebih dulu.[Maaf, Tuan Muda. Baru saja saya kembali menguji kemampuan anak ulat racun cinta itu agar tak menimbulkan masalah di kemudian hari.]Zayn menjawab langsung pada alasan mengapa ia terus menelepon Profesor Johan. [Kau bilang orang yang tergigit anak ulat itu akan menjadikannya sehidup semati denganku. Sekarang orang itu menderita sakit, kenapa aku tidak merasakannya?]Profesor Johan, [Baru saja setelah saya uji kembali, rupanya anak ulat itu berkembang sesuai keinginan saya. Dulu saya tidak mengatakan hal itu karena masih belum pasti, takutn
Di sisi lain, seorang pria bertubuh gempal dengan tinggi badan kira-kira seratus sembilan puluh lima centi meter, menyaksikan semua yang di lakukan Aileen drai jarak jauh.Setelah Aileen dan Axel benar-benar telah memasuki ambulans itu, dia mengeluarkan ponsel pintarnya dan mulai mengetik.[Tuan Muda, Nona Aileen telah memasuki ambulans.]Tak perlu menunggu lama, pesan itu langsung di jawab oleh sang penerima. [Kau terus awasi dia. Jangan sampai lukanya di tangani sembarang dokter.][Baik.][Juga ingat untuk menghalangi ambulans yang mereka panggil. Jangan sampai ada kekliruan. Kau tahu apa yang kau lakukan setelahnya][Baik.]Pria itu, Kopong, adalah pemimpin dari penjaga bayangan yang ada di sisi Zayn.Ia sangat cocok dengan posisi itu. Bukan semata hanya tubuhnya yang tinggi gempal, melainkan skill bertarungnya yang hampir tak tertandingi.Di wajahnya terdapat bekas luka yang melintang dari telinga hingga bawah hidung, juga dari bawah mata hingga bibir. Alisnya tipis meruncing, da
Saat mengucapkan hal itu, suara Aileen terdengar biasa saja. Tapi hatinya telah bergetar hebat hingga ia merasa jantungnya akan keluar dari tempat saat itu juga."Jangan membuat alasan, aku tidak mau menjadi suami malang, kalau kakimu sampai di amputasi di hari pertama pernikahan.""Kau menyumpahi aku jadi cacat?"Kedua petugas, "....""Sebaiknya kau turunkan aku sekarang juga, atau aku benar-benar akan membuat masalah!"Aileen tidak ingin terus melakukan hal yang akan membuat dirinya malu. Hanya saja, jika rasa malu itu berhasil membuatnya jauh dari ambulans, juga tetap akan ia lakukan."Berhentilah terus mendebatku!""Aku tidak mendebatmu! Aku hanya tidak mau di antar dengan ambulans!"Tiba-tiba Axel menghentikan langkahnya, menatap Aileen dengan serius. "Bukan sudah ku bilang akan menemanimu masuk?""Menurutmu aku langsung bisa menerima?"Dalam hal ini, Aileen sangat menghargai niat baik Axel walau mungkin niat itu hanya akting belaka. Tapi yang Aileen takutkan bukanlah ia yang ak
Siapa suruh tadi Aileen sudah menawarkan diri untuk turun Axel tidak mau? Sekarang tiba-tiba memaksanya turun begitu saja? Tidak semudah itu, kawan. Setidaknya, tidak dengan cara meremehkan seperti ini.Mendengarkan pembelaan Aileen yang sangat tidak sopan. Wajah Nyonya Ferdian tiba-tiba menjadi sangat merah, hingga kedua telinganya hampir mengeluarkan asap.'Ini baru hari pertama dia menjadi menantuku. Lihatlah sikapnya yang kurang ajar ini!'"Kalau begitu silahkan potong kakimu dulu. Setelah itu saya selanjutnya!"Suara arogan ini, benar-benar khas Nyonya Ferdian."Baiklah, kalau begitu harus merepotkan suamiku untuk mencarikan golok." Saat mengatakannya, tak lupa Aileen menekan kata 'suamiku' lebih dalam.Nyonya Ferdian ingin membalas perkataan Aileen lebih jauh, tapi suara Axel telah menyela."Mungkin ini bukan saatnya bagi kalian untuk berdebat. Dan untukmu, jika memang tak mau turun, maka bersikap patuh lah!""Aku bukannya tidak patuh, juga bukan tidak mau turun! Bukankah tadi
"Semua orang, mohon bantuannya untuk segera berpencar dan menemukan Grace!" Nyonya Ratna benar-benar berteriak histeris.Beberapa orang mengangguk setuju, tapi ada seorang dengan kening berkerut justru masih berdiri di tempat dan berkata, "menurutku, akan lebih baik jika kita tanyakan dulu pada Aileen apa yang terjadi. Setidaknya kita bisa tahu apa langkah selanjutnya, dan tentu akan mempermudah pencarian."Axel membenarkan, "kau benar. Biarkan yang telah pergi mencari lebih dulu, kita dengarkan cerita Aileen dengan baik."Kini, semua mata orang yang tersisa menatap Aileen. Untungnya, setelah memiliki pengalaman di tindas selama bertahun-tahun, kali ini Aileen telah memikirkan jawaban karangan dengan sangat cepat.Tentunya yang tidak akan merugikan dirinya."Tadi Grace mengajak saya ke kamar mandi. Setelah tiba di sana, Grace menyuruh saya untuk menunggunya di dalam.""Saat saya ingin keluar, entah bagaimana pintu itu t
Pria berwajah tampan itu, Zayn, segera membalikkan badannya. Belum sempat Profesor Johan mengatakan kenapa ia memanggilnya, Zayn telah berkata, "bagaimana menetapkan tanggal pemberian makan itu?"Tadi Profesor Johan hanya mengatakan bahwa Aileen harus memberikan makan anak ulat cinta itu setiap sebulan dua kali, tapi tidak memberi tahu apakah waktunya bisa di atur sesuka hati atau harus menurut tanggal ketika anak ulat cinta itu menggigitnya.Secara kebetulan, itulah yang akan di sampaikan Profesor Johan."Karena hari ini tepat tanggal satu ulat itu menggigit Nona Aileen, maka bisa di pilih antara tanggal satu hingga sepuluh untuk memulai. Jika anda ingin memulai dari tanggal ini, maka hari pertama akan di hitung tanggal lima belas."Itu artinya, mulai tanggal lima belas bulan ini, Aileen harus siap memberi makan anak ulat cinta itu selama sebulan dua kali setiap tanggal satu dan lima belas.Zayn mengangguk faham. Wajah muramnya menatap Aileen penuh peringatan. Sebelah tangannya ia u