Share

53. Keluarga Elliot

Penulis: Glory Bella
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Demian termangu. Melihat Shada duduk di bangku depan, ia lantas segera membuang muka. Sebenarnya Demian tak ingin melakukan itu. Tetapi otaknya selalu bereaksi lebih cepat. Demian sedang bingung harus menyapa wanita tersebut atau berpura-pura tidak mengenalinya saja.

Demian tidak berekspektasi bakal bertemu Shada di sini. Pasalnya, Demian hanya ada janji dengan Ruth. Bahkan Ruth sendiri yang bilang bahwa ia tak mengajak teman, apalagi Shada. Ternyata wanita itu menjebaknya.

"Demian!" Shada berteriak memanggilnya. Ia menoleh lagi, menatap Shada yang menepuk kursi di sampingnya. "Kemarilah!"

Begitu juga dengan Shada. Ia sangat terlewat kaget. Wilayah Toronto yang luasnya 630,2 kilometer persegi, kenapa pula ia harus bertemu Demian di sini? Ada banyak tempat yang seharusnya membuat mereka tidak bisa bertemu.

Tadi saat pertama kali melihat pria tersebut, ada rasa terkejut juga bahagia dapat bertemu dengan Demian. Lalu, akhirnya Shada memutuskan untuk menyapanya.

Demian menurut. Ia berjala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   54. Demian dan Ruth

    Ruth berhenti. Rasanya waktu berlalu begitu cepat saat itu. Ia mengingat bagaimana dirinya tersiksa dan penuh kepura-puraan. Ruth sangat menyukai kebebasan. Kebebasan adalah jati dirinya."Lama-kelamaan hidupku terasa membosankan. Banyak aturan ketat yang dibuat oleh Darwin demi keamanan rumahnya. Darwin tidak ingin keluarganya diganggu oleh siapapun, termasuk manusia."Ruth menekuk wajah, lantas melanjutkan. "Selain itu, aku juga sadar. Darwin dan Ellene mengambilku sebagai anaknya cuma karena kasihan. Berbeda saat mereka mengadopsi Demian yang waktu itu memang menginginkan anak.""Beberapa tahun kemudian, lahirlah anak kandung Darwin dan Ellene. Namanya Mike. Nah selang lima tahun sejak kelahiran anak itu, aku pergi dari rumah sampai sekarang," tutur Ruth akhirnya. Ia menghela napas."Kau tahu, Shada. Setiap pilihan yang kita ambil akan selalu mengorbankan sesuatu juga." Ruth mendesah halus.Beberapa detik kemudian, baik Demian maupun Ruth sama-sama menerawang—sibuk dengan pikiran d

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   55. Anjing Peliharaan Shada?

    Max menghunjamkan tatapan seriusnya kepada Tonny. Menilik bagaimana jawaban Tonny juga harus dapat dipertanggungjawabkan.Max lantas fokus terhadap data-data di dokumennya lagi. Ia membacanya ulang, kali ini lebih teliti. Sesekali Max mengusap dagunya.Pria brengsek itu jelas bukan manusia. Tapi.. vampir? Max bergumam di dalam hati.Benar. Mungkin data ini seratus persen valid mengingat pria tersebut berkelakuan seperti monster. Vampir adalah monster. Max masih berpikir dengan logikanya.Setelah itu, ia menyunggingkan senyum tipisnya. Tak pelak lagi, Shada hanya memiliki masa depan dengan dirinya. Nantinya Shada tidak mungkin bersama vampir, bukan? Wajah Max memerah—penuh kegirangan.Sepertinya mulai hari ini Max bisa tidur nyenyak. Pria bernama Demian itu tak akan bisa merecoki hubungannya dengan Shada. Kalau Shada pintar, wanita tersebut akan lebih memilihnya. Kini senyuman Max berubah pongah.Tapi itu pun belum cukup. Kenyataan bahwa dirinya harus membasmi pria tersebut adalah suat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   56. Kericuhan di Kantor

    Jennifer mengepalkan tangan erat di sisi tubuhnya. Tetap waspada, ia menjawab dengan mengatupkan rahangnya."Kau siapa beraninya mengurusi hidupku, hah?! Mau aku melakukan apapun dengan Max, itu bukan urusanmu!" Jennifer mendekat, suaranya nyaris berdengking.Sontak Ruth memundurkan tubuhnya satu langkah. Jennifer kembali menyerangnya dengan beberapa lontaran kalimat lagi."Dan kau tanya apa barusan? Apa hubungannya dengan Shada?! Banyak! Kau tidak tahu bagaimana usahaku sampai di titik ini!" nyalaknya semakin keras.Ruth menautkan kedua alisnya. "Aku tidak mengerti."Jennifer tergelak. Kini nyalinya semakin berani menghadapi Ruth. Sekarang ia sedang berada di atas kartu. "Tentu saja kau tidak mengerti. Hubunganku dan Shada tidak akan dimengerti oleh siapapun! Lagian apa kau indigo? Sok tahu, mengurusi hidup orang lain! Urus saja urusanmu!" tuding keras Jennifer.Ruth tertawa—sama sekali tak habis pikir dengan sikap Jennifer yang begitu bebal. Ia lantas maju mendekati Jennifer untuk k

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   57. Dua Mobil Hitam

    "Lanjutkan," perintah Leo tatkala melihat Jennifer.Jennifer mengulum senyum kemenangannya singkat, kemudian berkata. "Ini semua karena Shada."Ruth melebarkan kedua matanya. Ia menoleh ke arah Jennifer seraya melipat wajahnya tidak terima. Ruth hendak protes namun ia menyadari bahwa Leo akan membentaknya lagi."Shada sudah mengadu domba antara saya dengan Ruth, Pak. Itu yang membuat Ruth melabrak saya tadi," lanjut Jennifer. Wajahnya terlihat tenang."Oh.. ternyata cuma masalah pribadi," tanggap Leo enteng. Matanya beralih menuju Ruth yang sedang menahan emosinya.Setelah itu, Leo menghela napas saat memandang Ruth. Ia berdeham lagi. "Sekarang giliranmu menjelaskan."Ruth menarik napas. Ia melihat Leo yang sedang memandangnya. Tak sengaja kedua tatapan mereka beradu, membuat Leo menyadari betapa ia menyukai kedua netra itu."Maaf, Pak. Tapi saya hanya ingin meluruskan agar Jennifer tidak mengganggu Shada lagi," aku Ruth terpaksa. Masa bodoh dengan Leo yang menganggapnya terlalu ikut

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   58. Siapa yang Menyuruhmu?!

    Ckiiit!Shada memejamkan kedua mata saat bunyi rem keras mendesak telinganya. Sial, mau menjalankan mobilnya pun tak bisa. Kendaraan besar di depannya masih penuh, bahkan belum bergerak sama sekali.Saat mata Shada terpejam rapat, ia masih bisa mendengar suara benturan keras di belakangnya. Tetapi... tidak terjadi apapun.Dengan rasa takut, Shada lantas membuka mata perlahan. Kedua netranya segera menjelajahi tubuhnya juga badan mobilnya. Tidak ada apa-apa.Shada segera memutar tubuhnya. Rasa terkejut cepat menyambarnya. Orang-orang sudah banyak berkumpul di belakang mobil yang sekarang ia tumpangi. Napas Shada tercekat ketika melihat sebuah mobil hitam dalam posisi melintang di jalan lantas tertutupi kumpulan massa.Shada lekas keluar, membaur dengan kerumunan manusia yang memiliki rasa penasaran yang sama. Shada membekap mulutnya sendiri tatkala melihat pria yang keluar dari mobil berposisi melintang. Mobil itu mungkin saja telah menghadangnya dari tabrakan mobil pertama yang melaju

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   59. Kesalahan Shada

    Jantung Shada terlonjak. Dunianya seakan berputar kencang lalu berhenti saat itu juga. Kepala Shada mendadak pusing.Apa yang barusan ditangkap oleh indera pendengarnya salah kan?Tubuh Shada lemas, meskipun ia sendiri tak yakin. Shada menoleh. Menatap Jennifer dengan pandangan yang terkunci dan membisu.Jennifer memandangnya dengan tatapan remeh. Setelah menyunggingkan senyum miringnya, wanita itu segera mematikan sambungan teleponnya."Ada apa, Shada? Ada yang perlu kau tanyakan?"Shada membeku. Segala emosi langsung saja menyergapnya. Marah, benci, sakit hati, ingin menangis. Shada sampai bingung harus melampiaskan mana yang lebih dulu."Kau telepon siapa?" Hanya pertanyaan singkat nan dingin yang dapat keluar dari bibirnya."Oh, ini tadi ya? Temanku, kau kenal?" Jennifer mengangkat kedua alisnya, sengaja mempermainkan emosi Shada. Ekspresi mengejek terlihat jelas di guratan wajahnya."Bukan Max?"Jujur Shada membenci Jennifer yang sengaja mengulur-ulur waktunya. Shada sedang tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   60. Niat Busuk Jennifer

    "Besok aku akan ambil cutiku sehari."Ruth yang sedang meneguk air mineral di gelas ketiga nyaris tersedak. Ia segera meletakkan gelas di atas meja, menyeka bibirnya yang basah lantas membelalakkan mata tak percaya."Kenapa tiba-tiba?""Aku penasaran dengan Demian. Katanya ia akan menunjukkan sesuatu," gumam Shada. Matanya tak bisa lepas dari pesan yang dikirim Demian. Ia bahkan bingung mau membalas apa."Apa kau tahu?" Shada mendongak tiba-tiba, menatap Ruth penuh harap.Ruth segera mengibaskan sebelah tangannya. "Eh, jangan tanya aku. Demian itu vampir yang sulit dimengerti. Aku tidak bisa menebaknya.""Bukannya harusnya kau bisa membaca pikiran orang lain?"Ruth menelan ludah. Padahal dulu ia sempat membohongi Shada. Tetapi justru dibahas lagi dengan temannya itu."S-siapa yang bilang? Kan aku dulu pernah menjelaskan kalau aku hanya peka dengan sifat dan karakter manusia," protes Ruth tak terima jika kebohongannya sampai terbongkar. Wajahnya sudah merah karena memanas."Oh iya.. ak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   61. Misteri Cahaya Merah

    Shada berdiri saking terkejutnya. Kedua matanya mengerjap cepat. Cahaya merah itu dari beberapa hari lalu sudah menakutinya. Dari mana asal sinar tersebut?Sontak Shada berlari memasuki kamarnya. Ia mencari Ruth. Setelah menuruni beberapa anak tangga dan melihat Ruth sedang memasak, Shada memberitahunya dengan wajah yang sudah pucat pasi."Ruth, aku melihat cahaya itu lagi!"Ruth menghentikan kegiatannya. Ia memutar tubuh sambil memasang wajah heran. "Cahaya apa?" tanyanya masih kebingungan.Shada tergegau, ia belum menceritakan hal itu sama sekali kepada Ruth. Dengan panik, Shada langsung menarik tangan Ruth."Sini aku tunjukkan kepadamu," ujarnya masih erat memegang tangan Ruth."Eh, tunggu. Aku sedang memasak, nanti gosong." Ruth melepas pegangan Shada, lantas menuruni tangga demi mematikan kompor.Setelahnya, ia berlari menyusul Shada yang masih menunggunya di tangga. Mereka berjalan beriringan menuju balkon. Seketika angin kencang menyambut mereka.Cahaya itu masih ada. Berpendar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   106. EXTRA PART ( ꈍᴗꈍ)

    "Aku akan menamakannya Zendaya," ungkap Jennifer sembari memandangi bayi perempuan mungil bermata biru di rengkuhannya. "Zendaya yang berarti bersyukur. Aku sangat bersyukur punya kau, Sayang." Jennifer mencolek puncak hidung kecil sang bayi yang kemudian tertawa. Ariana yang berada di samping Jennifer hanya menghela napas. Hatinya agak nyeri mendapati bayi itu lebih mirip dengan si ayah. Apalagi kenyataan bahwa bayi itu lahir tanpa dampingan sosok ayah. Karena tak ada respon dari bibir Ariana lantas membuat Jennifer mendongak. Senyum di bibirnya hilang seketika tatkala mengerti arti guratan di wajah ibunya. Bagaimanapun, Jennifer berusaha tegar juga selama ini. Terutama saat mendengar berita tentang kematian Max tepat satu tahun yang lalu. "Pokoknya, aku akan menamainya Zendaya, Mom. Zendaya Painter," putusnya kemudian. "White," celetuk tiba-tiba sosok pria yang berderap masuk. "Kau harus memakai nama belakang White mulai sekarang." Baik Jennifer maupun Ariana sama-sama mendonga

  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   105. Menjadi Bintang Terbaik (TAMAT)

    "Apa yang terjadi?" Darwin berlari membantu memapah tubuh Demian.Begitu juga Ellene, Shada dan Ruth yang akhirnya mendekat. Mimik mereka tampak khawatir."Kita harus segera merawat Demian sebelum keadaannya semakin parah," cetus Ellene."Apa maksudmu?" Darwin mengerutkan keningnya."Darwin terkena virus manusia setengah vampir di tangannya." Ada kegugupan di dalam suaranya.Sontak wajah Darwin menegang. "Kenapa kau tidak bilang dari tadi?!" bentaknya dengan nada tinggi. "Kita bawa ke ruanganku sekarang juga! Ellene tolong segera siapkan ruanganku."Ellene meneguk ludah, kemudian buru-buru berlari mendahului langkah Darwin dan Mike. Shada dan Ruth saling bertukar pandang sekilas, lantas ikut menggiring kaki cepat mengikuti jejak mereka.Ruth lekas mengusap air mata yang sempat menggenang tadi. Sementara kecemasan melingkupi seluruh pikiran Shada saat ini.Sebenarnya apa efek yang ditimbulkan dari virus Leo terhadap tubuh Demian?Tatkala isi kepala Shada sibuk mempertanyakannya, tak te

  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   104. Manusia Setengah Vampir Terakhir

    Tonny melangkah turun, lantas menutup pintu mobilnya. Ia melihat sekeliling sambil memasang kacamata hitam di kedua telinganya. Perumahan dengan gang sempit itu lumayan sepi. Biasanya ia menyaksikan satu atau dua anak kecil bersepeda di jalan di perumahan lain. Tetapi ia tak menemukan satu orang pun di sini.Lalu Tonny mulai menggiring kaki menuju suatu rumah yang telah didiktekan kemaren sore. Setelah menemukan rumah tersebut, ia memencet bel.Tak lama kemudian seorang pria muda dengan jaket berleher tinggi warna abu tua keluar. Rambut pria itu tampak tak rapi. Apalagi baju yang sedang dikenakan. Tonny hanya menelan pikirannya heran mengenai anak muda di depannya yang cukup berantakan dan sepertinya introvert. Tak seperti sebagian remaja yang bersenang-senang di usia mudanya.Tanpa basa-basi, pria muda tersebut langsung menyodorkan sebuah map cokelat. Mungkin ia kesal karena pandangan yang menginterogasi dari mata Tonny."Ini. Data yang kau butuhkan semua ada di sini," ucapnya dengan

  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   103. Ternyata Sebuah Legenda

    Sosok yang ada di dalam ruang itu termangu sesaat, kemudian melepas sebuah seringaian yang menyebalkan. Sebelah tangan sisi kanannya langsung bergerak menyembunyikan sesuatu.Namun hal tersebut tak lepas dari pantauan kedua mata awas milik Demian. "Cepat jawab! Apa yang kau rencanakan di sini?!" murkanya.Demian marah memergoki orang lain yang bukan keluarganya masuk ke dalam ruang paling rahasia di rumah ini. Dan sadarlah ia bahwa orang itu pasti sengaja mendekati Ruth untuk tujuan hari ini. Sialnya, Demian tak bisa membaca apapun dari pria di hadapannya sekarang. Bagai sebuah kotak hitam yang tertutup rapat."Kau benar-benar akan mati di sini!" geram Demian tersulut emosi.Mula-mula Leo mengangkat kedua tangannya yang sudah kosong ke atas kepala. "Eitsss, santai dulu. Kita bisa bicarakan ini secara baik-baik, bukan?" Salah satu alisnya terangkat, membuat Demian semakin kesal."Langsung bicara intinya. Apa yang sudah kau curi dari ruang ini? Cepat kembalikan atau nyawamu akan melayan

  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   102. Siapa di Sana?!

    Shada mengerjap cepat. Kedua matanya bergerak bingung dengan kehadiran Ruth di sana. Bukan hanya itu saja, Ruth juga membawa serta Leo di rumah keluarga Elliot.Bukannya Shada lupa jika Ruth juga merupakan anggota keluarga itu. Tetapi Ruth bahkan belum bercerita kalau wanita tersebut juga kemari.Tidak, Ruth tidak salah. Shada sendiri tidak cerita bahwa dirinya akan pergi ke rumah keluarga Elliot pagi ini.Dengan mulut yang masih ternganga, Shada menunjuk Ruth dan Leo secara bergantian. "Kalian…"Ruth tergelak, kemudian maju selangkah mendekati Shada yang masih mematung. Mula-mula ia melebarkan kedua tangannya riang."Ya, kami di sini! Hahaha, maaf telah mengejutkanmu, Shada!" kikik Ruth dengan mendaratkan sebuah tepukan di bahu Shada.Shada masih terpegun. Kemaren Ruth memang mengutarakan jika Leo dan wanita itu akhirnya resmi menjalin hubungan. Namun menyaksikan mereka berada di rumah Elliot pagi ini sangat mengejutkannya.Jangan bilang jika Ruth membawa Leo kemari karena akan melanj

  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   101. Surprise!

    "Kenapa kau ada di sini?!" Ruth menggeser tubuh menjauh, meski sekarang kedua kakinya hanya menapak pada lonjor besi yang melintang di pembatas balkon. Matanya melotot tak percaya."Sudah kubilang kan, aku mencintaimu." Ada getaran di suara pria tersebut.Buru-buru Ruth menggelengkan kepala. "Tidak! Tidak mungkin! Sekarang kau sudah tahu siapa aku sebenarnya! Menjauhlah dariku!"Leo yang ada di hadapannya justru mendesah berat. Ia menunduk singkat dan memperbaiki posisi kacamata, lantas mendongak menatap Ruth demi meyakinkan wanita itu."Lalu kenapa kalau kau vampir? Aku bahkan tidak peduli," lirihnya kemudian."Kau harusnya peduli! Aku tidak mungkin bisa bersama manusia, apalagi kau!" balas Ruth agak histeris. Maklum, ia masih terpukul dan terlewat sedih."Tidak. Kau juga belum mengenal baik aku. Mari kita hidup bersama, Ruth." Mula-mula Leo mengulurkan tangannya kepada Ruth.Ruth mengerjapkan kedua matanya cepat. Napasnya tiba-tiba sesak dan berat. Tidak, tidak mungkin semudah ini.

  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   100. Jangan Mendekat!

    Max berjalan cepat menuju kantin. Lebih tepatnya ia sedang mencari seseorang di sana. Barusan ia mendatangi Leo di ruangan pria tersebut, namun hasilnya nihil. Max tak mendapati Leo.Setelah beberapa karyawan memberitahu jika Leo pergi bersama Ruth, amarah Max tersulut begitu saja. Ia yang tadinya fokus mencari Leo jadi terganggu setelah mendengar nama Ruth masuk ke dalam gendang telinganya. Kenyataan bahwa Ruth menghalangi rencananya dengan mengambil CCTV, apalagi wanita itu bukan manusia. Melainkan sosok monster seperti Demian yang paling ia benci.Sesudah kedua mata birunya berhasil menangkap orang yang ia cari, maka Max bertekad kuat melangkah menghampiri mereka.Lalu tiba-tiba netranya terganggu dengan adegan Ruth yang mencium sebelah pipi Leo. Langkah Max sempat terhenti karena terkejut.Apa mereka memiliki hubungan khusus? Batinnya bertanya-tanya.Max semakin mengeratkan kepalan tangan di sisi tubuhnya. Selama ini kinerja Leo baik dan ia sangat menyukai pekerjaan pegawainya itu

  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   99. Ruth Menarik Dendam

    Shada mendongak, lalu berusaha menahan sikap ibunya tersebut. "Aku rasa apa yang dikatakan Demian pasti ada benarnya.""Mari kita dengarkan penjelasan Demian sampai akhir," imbuhnya sambil terisak.Malta sedikit mendengus kesal. Perkataannya dipotong seenaknya oleh anaknya sendiri. Shada dan Malta kemudian menatap Demian lagi. Memberi kesempatan pada pria itu untuk melanjutkan ceritanya.Sejenak Demian menyelisik mimik wajah dua wanita di hadapannya. Ia sedang mencari tahu apakah Shada dan Malta bisa percaya padanya."Aku dan nenek sempat mengalami perdebatan panjang. Aku menolak, sementara nenek bersikukuh dan selalu membujukku. Apalagi waktu itu aku adalah vampir baru, jadi butuh niat serta keyakinan yang kuat untuk menolaknya. Meskipun secara batin dan mental sangat menyiksa."Demian menggeleng, lantas meraup oksigen sebanyak-banyaknya dari sekitar. Kedua matanya sudah panas akibat air mata yang mendesak keluar lagi."Kemudian, tiba-tiba hatiku merasa iba melihat kesakitan yang ter

  • Terjerat Pesona Vampir Tampan   98. Dasar Pembunuh!

    Demian melangkah mendekat. Dengan tatapan nanar, ia memandang Shada melalui kaca jendela dengan sedih."Shada, aku mau bicara," ucapnya.Meskipun keduanya sama-sama tak bisa mendengar dengan jelas akibat terhalang oleh kaca jendela yang membuatnya kedap suara, tetapi baik Shada maupun Demian dapat mengerti melalui membaca gerak mulut mereka masing-masing.Shada menggeleng kuat-kuat. Ia meyakinkan diri sendiri bahwa ia tak mau bertemu dengan si pembunuh neneknya. Shada masih kecewa dengan sikap Demian yang tidak terus terang kepadanya. Apalagi, pikirannya mengatakan bahwa Demian selama ini mendekatinya hanya karena rasa bersalah yang dipikul oleh pria itu.Padahal teh chamomile buatan Ruth telah sukses membuatnya lebih rileks. Namun, suara serta kemunculan Demian kembali membuat sekujur tubuhnya kaku dan membeku."Shada, please… kumohon. Sepertinya ada yang salah. Kenapa kau pergi dariku?" paparnya memelas.Shada hanya membisu, menggeleng dan menatap tajam ke arah Demian. Setelahnya wa

DMCA.com Protection Status