Share

3. Kesepakatan

last update Last Updated: 2023-11-10 11:26:58

"Aku bisa membantumu menyelesaikan masalahmu, tetapi kamu juga harus membantuku." Charlotte menatap ke arah Malvin, ia tampak mengatakan itu dengan serius.

"Apa rencanamu?" tanya Malvin yang menanggapi dengan serius.

"Bantu aku memalsukan identitasku. Aku ingin dianggap mati dari kehidupanku sebelumnya. Dan aku ingin hidup sebagai orang lain." Charlotte berkata sambil menatap lurus ke depan.

"Lalu? Apa untungnya buatku jika aku membantumu?" Malvin masih belum mengerti dengan rencana Charlotte.

"Kamu bilang tadi didesak untuk segera menikah oleh orang tuamu," ucap Charlotte sambil menatap Malvin.

"Lalu?" tanya Malvin lagi.

"Kalau boleh tahu apa sebenarnya alasan kamu tidak ingin menikah?" tanya Charlotte berusaha mencari informasi.

"Aku ini sudah terlalu sibuk dengan pekerjaan, jadi menurutku terlalu rumit jika harus memikirkan pernikahan. Apalagi jika harus memulai hubungan dari awal yaitu mulai mengenal dan lanjut hubungan lainnya. Aku tidak mau memikirkan itu," jawab Malvin.

"Bagaimana kalau kita menikah kontrak. Jadi aku akan membantumu dengan berpura-pura menjadi pasanganmu, dengan begitu kamu tidak akan pernah didesak untuk menikah lagi oleh orang tuamu."

Malvin diam mendengar apa yang dikatakan Charlotte. Ia tampak berpikir cukup serius. Lalu, ia menatap ke arah Charlotte dan memandangnya dengan tatapan serius.

"Kenapa kamu melihatku seperti itu?" tanya Charlotte yang penasaran dengan tatapan Malvin.

"Tidak apa-apa. Aku hanya sedang mempertimbangkan tawaran mu," jawab Malvin.

"Lalu bagaimana, apa kamu setuju?"

"Apa kamu benar-benar yakin akan menikah denganku?"

"Kita tidak benar-benar menikah. Kita hanya pura-pura saja. Aku melakukannya untuk menghilangkan jejak dari kehidupanku sebelumnya dan kamu bisa memanfaatkanku agar orang tuamu tidak menyuruhmu menikah lagi."

"Kamu benar, aku memang sudah muak dengan permintaan orang tuaku."

"Jadi, kamu setuju?" tanya Charlotte.

"Tetapi aku punya syarat."

"Apa itu?"

"Kita menikah kontrak, jadi sebelum pernikahan aku akan membuat perjanjian yang berisi beberapa hal yang akan kita lakukan sesudah menikah. Aku akan mengabulkan permintaanmu untuk membuat identitas baru, tetapi aku ingin kamu mematuhi beberapa hal yang aku pinta nantinya." Malvin berusaha menjelaskan apa yang dia inginkan pada Charlotte.

"Baiklah, aku setuju," jawab Charlotte dengan mantap.

Malvin mengangguk sambil tersenyum mendengar jawaban Charlotte.

"By the way, apa tadi kamu melihat tas yang kubawa?" tanya Charlotte yang ingat bahwa dirinya tadi membawa tas.

"Aku menaruhnya di sana," jawab Malvin sambil menunjuk ke tas yang ada di atas nakas.

"Oh, baiklah. Terima kasih," ucap Charlotte.

Charlotte mengambil tas yang ditunjukkan Malvin, ia tampak mencari sesuatu di dalamnya.

"Silakan lanjut istirahat, aku juga akan lanjut istirahat," ucap Malvin yang beranjak keluar dari kamarnya.

"Eh, maaf ini kamarmu. Apa tidak sebaiknya aku saja yang keluar?"

"Tidak, kamu yang lebih membutuhkan kamar ini karena kondisi fisikmu masih lemah."

Malvin melangkah menuju keluar kamar meninggalkan Charlotte sendirian.

"Kalau begitu terima kasih," ucap Charlotte saat Malvin sudah membuka pintu kamar.

Malvin lanjut keluar kamar tanpa menjawab ucapan Charlotte. Sementara Charlotte tampak mengeluarkan benda pipih canggih miliknya dari dalam tas.

"Ah, baterainya habis."

Charlotte beranjak dari tempat tidur, ia berjalan menuju pintu kamar. Ia membuka pintu kamar dan keluar menuju sofa ruang tengah untuk menghampiri Malvin.

"Maaf mengganggu, apakah kamu sudah tidur?" tanya Charlotte saat dirinya sudah berada di dekat Malvin.

Malvin membuka matanya dan mengganti posisinya menjadi duduk.

"Ada apa?" Malvin balik bertanya.

"Apa aku boleh meminjam charger ponselmu? Kebetulan baterai ponselku habis."

Malvin beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju laci yang ada di ruang tengah. Ia mengambil charger miliknya dan menyerahkan pada Charlotte sambil berkata, "Ini."

"Terima kasih," ucap Charlotte sambil berlalu menuju ke dalam kamar lagi.

"Semoga saja charger ini cocok dengan ponselku," ucap Charlotte yang membawa charger di tangannya.

Charlotte segera mencolokkan charger ke ponselnya. Dan ternyata, "Syukurlah, charger ini cocok." Charlotte mengatakan itu saat telah mencobanya.

Untungnya di atas nakas ada colokan listrik sehingga Charlotte bisa segera mengecharge ponselnya. Sambil menunggu baterai ponselnya terisi penuh, Charlotte memilih merebahkan tubuhnya di tempat tidur.

Setelah merebahkan tubuhnya, ternyata Charlotte tidak tertidur. Pikiran Charlotte kembali mengingat tentang kejadian demi kejadian yang ia alami semalam. Bagaimana ia keluar rumah, mengetahui mobil suaminya hingga mengikutinya sampai ke hotel.

Charlotte ingat betul bagaimana saat suaminya bermesraan dengan wanita lain.

"Kamu benar-benar tega!" ucap Charlotte dengan kesalnya.

"Bisa-bisanya kamu menghianatiku!" lanjut Charlotte masih dengan emosi yang membara.

"Selama ini aku sudah sabar menerima perlakuan keluargamu, tapi ini justru kamu juga menghianatiku! Aku benar-benar tidak bisa memaafkanmu Hugo!"

Sambil berkata begitu Charlotte duduk dan meraih ponselnya. Ia mencoba menghidupkan ponselnya yang baterainya sudah terisi sedikit.

Usai menghidupkan benda canggih itu Charlotte meletakkannya kembali di atas nakas. Beberapa saat kemudian, benda pipih pintar milik Charlotte itu tampak sibuk dengan beberapa notifikasi.

Charlotte melirik ke ponsel yang terus bergetar dan berkedip di atas nakas tanpa menyentuhnya. Ia membiarkan semua notifikasi masuk tanpa melihatnya dahulu. Hingga akhirnya ia tertidur di atas kasur empuk yang ada di kamar Malvin.

tok … tok … tok …

Suara ketukan pintu membuat Charlotte terbangun dari tidur pulasnya.

“Apa kamu sudah bangun?” tanya Malvin dari balik pintu kamarnya.

“Ah, iya aku sudah bangun,” jawab Charlotte setengah tergagap karena terkejut baru terbangun.

“Aku sudah menyiapkan sarapan, kamu bisa sarapan dahulu. Sekarang aku pamit berangkat ke kantor dulu. Nanti aku akan menyiapkan dokumen identitas baru yang kamu inginkan,” ucap Malvin.

Charlotte beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju ke arah pintu lalu membukanya. ia melihat Malvin yang tengah berdiri di depan pintu kamar itu.

“Baiklah, terima kasih banyak.” Charlotte menanggapi apa yang dikatakan Malvin tadi.

“Nanti aku juga akan menyiapkan dokumen perjanjian kontrak pernikahan kita sehingga kamu tinggal menandatanganinya.”

“Baik.”

“Kalau begitu aku berangkat ke kantor dulu, nanti kalau kamu butuh minuman atau makanan ringan semuanya sudah ada di dalam lemari pendingin. Kamu tidak berencana akan keluar kan?”

“Tidak, aku akan tetap di dalam sini dan tidak akan keluar sebelum identitas baruku jadi.”

“Baiklah kalau begitu, jaga dirimu baik-baik” ucap Malvin sambil beranjak meninggalkan Charlotte.

Charlotte mengangguk menanggapi ucapan Malvin lalu kembali masuk ke dalam kamar. Saat telah berada di dalam kamar, mata Charlotte tertuju ke benda pipih canggih di atas nakas yang masih tersambung dengan charger. Benda pipih itu tampak menyala dari kejauhan sehingga Charlotte mendekat untuk melihatnya.

Saat melihat layar ponselnya Charlotte tampak terkejut karena melihat nama kontak di ponselnya, "Astaga, aku lupa belum memblokir nomornya!”

Related chapters

  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    4. Identitas Baru

    “Kamu sudah pulang?”Malvin terkejut mendengar pertanyaan Charlotte. Ia lupa bahwa sekarang ada orang lain yang tinggal di tempat tinggalnya. “Ah, iya.Kamu sudah makan malam?” tanya Malvin.“Sudah, kebetulan aku tadi masak sayuran yang ada di dalam lemari pendingin. Kalau kamu belum makan itu masih ada makanan yang aku masak tadi.”“Kebetulan aku tadi belum sempat makan malam. Kalau begitu aku makan ya. Terima kasih sudah menyisakan untukku.”Charlotte tersenyum dan berlalu meninggalkan Malvin.“Tunggu,” cegah Malvin.Charlotte menghentikan langkahnya yang hendak menuju kamar.“Ada apa?” tanya Charlotte yang telah berbalik badan menghadap ke arah Malvin.“Besok kamu harus siap-siap karena akan ada pertemuan bisnis di rumah orang tuaku. Aku ingin mengenalkanmu sebagai calon istriku.”DegCharlotte terkejut dan hanya bisa terdiam mendengar ucapan Malvin.“Secepat ini ya,” gumam Charlotte lirih, tetapi Malvin dapat mendengarnya.“Iya, lebih cepat lebih baik. Aku sudah risih dengan desak

    Last Updated : 2023-11-10
  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    5. Pengumuman

    “Ya, Bapak Lroris adalah ayah mertuaku,” jawab Charlotte sambil tertunduk.Malvin terkejut mendengarnya, tetapi ia berusaha tetap tenang.“Tenang saja, sekarang kamu adalah orang lain. Nanti bersikaplah seolah kamu tidak mengenalnya. OK!”Charlotte mengangkat kepalanya lalu menghadap ke arah Malvin sambil tersenyum.“Sekarang, ayo kita keluar!” ajak Malvin.Malvin turun dari mobil dan berjalan menuju pintu di sebelah Charlotte. Ia membukakan pintu untuk Charlotte dan mengulurkan tangannya untuk membantu Charlotte keluar dari mobil.“Gandeng tanganku, tunjukkan bahwa kita adalah pasangan yang bahagia,” pinta Malvin saat Charlotte sudah berdiri di sampingnya.Charlotte mengangguk dan mematuhi permintaan Malvin. Mereka berdua berjalan menuju pintu masuk rumah keluarga Malvin sambil bergandengan tangan layaknya pasangan.Saat telah sampai ke dalam rumah, di sana telah banyak partner bisnis keluarga Malvin yang datang. Ini adalah acara rutin yang diadakan oleh keluarga Malvin untuk memperer

    Last Updated : 2023-11-10
  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    6. Perjanjian

    "Apa ini tidak terlalu cepat?" tanya Charlotte pada Malvin. "Justru lebih cepat lebih baik.""Benar, lebih cepat lebih baik. Tetapi aku l tidak menyangka jika akan secepat ini. Aku kira kita perlu meyakinkan orang tuamu dan tidak akan secepatnya mendapatkan restu mereka.""Aku juga tidak menyangka respons orang tuaku cukup baik menyambutmu. Waktu kita tinggal 1 bulan lagi menuju hari pernikahan. Sekarang tugasku adalah membuat dokumen pernikahan kita, jangan sampai ada yang tahu identitasmu sebenarnya." Malvin tampak serius dengan ucapannya. "Aku yakin kamu bisa mengurus itu dengan baik. Lalu apa tugasku?" tanya Charlotte. "Kamu harus ikut ibuku untuk mempersiapkan acara pernikahan kita nanti. Ikuti saja apa yang ibuku inginkan," jawab Malvin. "Baiklah," ujar Charlotte. Malvin mengambil sesuatu dari dalam tas kerjanya dan memberikannya kepada Charlotte. Sebuah amplop berwarna cokelat tampak berisi dokumen. "Apa ini?" Charlotte penasaran dan bertanya kepada Malvin. "Buka dan bac

    Last Updated : 2024-01-18
  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    7. Kembali ke Sisi Gelap

    "Apa kamu bilang? Charlotte pergi dan kamu tidak tahu kemana Dia?" Ayah Hugo terkejut mendengar bahwa Charlotte pergi dari rumah. Sementara itu, Hugo hanya bisa diam melihat tanggapan ayahnya yang tampak marah. "Apa sebenarnya yang kamu lakukan sehingga Charlotte pergi meninggalkanmu?" Ayah Hugo bertanya sambil berteriak karena marah. Rose, Jessie dan Marrie keluar dari kamar karena mendengar suara ayah mereka yang keras. Sedangkan Hugo masih tetap terdiam karena tidak tahu harus menjawab apa. "Cepat jawab!" bentak ayah Hugo yang semakin marah. "Tenanglah Ayah, biarkan Hugo menjelaskan terlebih dahulu." Ibu Hugo menghampiri suaminya untuk menenangkan. "Ah! Ini karena putramu itu sering kamu bela! Jadinya begini!" Tuan James Lloris semakin marah mendengar Nyonya Rose membela putranya. "Ayah tidak mau tahu, kamu harus mencari Charlotte. Jangan sampai membuat keluarga ini malu dengan hancurnya rumah tanggamu!" tambah

    Last Updated : 2024-01-19
  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    8. Kelaparan Dini Hari

    “Hah … hah …hah … “ Nafas memburu keluar dari mulut Charlotte.Mata Charlotte kembali terjaga setelah terpejam beberapa saat. Ia tersentak kaget saat tiba-tiba terbangun dan tersadar dari mimpi buruknya. “Jam berapa ini?” ucap Charlotte sambil tangannya berusaha meraih ponsel yang sejak tadi berada di atas nakas.Waktu menunjukkan pukul 02.35 pagi, Charlotte berusaha merubah posisinya dari yang semula berbaring menjadi duduk.“Untungnya cuma mimpi. Tetapi, mengapa hatiku rasanya sangat sakit sekali,” gumam Charlotte.Charlotte beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu kamar untuk keluar. Saat telah sampai d luar kamar, ternyata Malvin juga masih terjaga.“Kamu belum tidur?” tanya Charlotte.Malvin tampak terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan Charlotte karena sejak tadi Malvin fokus menatap layar laptop.“Ya, masih ada beberapa pekerjaan penting yang harus aku selesaikan. Kamu sendiri?”

    Last Updated : 2024-01-20
  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    9. Teringat Kenangan

    "Selamat pagi, ini ayam pesanan Anda Tuan," ucap kurir di luar pintu apartemen Malvin. "Baik, terima kasih. Ini buatmu," jawab Malvin sambil memberikan selembar uang sebagai tips. "Terima kasih." Kurir itu berlalu meninggalkan tempat tinggal Malvin. Sementara Malvin menutup pintu dan masuk ke dalam. Malvin pergi ke dapur dan mengambil piring, lalu ia menaruh ayam goreng pesananannya ke dalam piring tersebut. Malvin mengambil satu potong ayam goreng dan ditaruhnya ke dalam piring lain. Lalu ia juga mengambil dua centong nasi hangat dari dalam magic com dimasukkan ke dalam piring.Setiap pagi ada asisten rumah tangga yang datang membersihkan rumah dan menanak nasi untuk Malvin. Tugas asisten rumah tangga itu hanya pagi hari sampai membangunkan Malvin dari tidurnya. Asisten rumah tangga itu sengaja diberi tahu password kunci rumah Malvin agar mudah saat datang di pagi hari sebelum Malvin bangun. Ia datang pukul 05.00 pagi dan

    Last Updated : 2024-01-21
  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    10. Panggilan yang Tidak Diharapkan

    Pagi itu, Hugo keluar dari kamar hotel dengan meninggalkan sejumlah uang untuk wanita yang telah bermalam dengannya. Semalam usai balapan ia pergi ke club malam dan mabuk berat hingga tergoda dengan wanita malam. Saat keluar dari hotel Hugo bertekad untuk menemukan Charlotte dan membawanya pulang. Ia ingat dengan jelas bagaimana kemarahan ayahnya semalam saat tahu bahwa Charlotte tidak pulang. Charlotte adalah menantu kesayangan Tuan James Lloris karena keluarga Charlotte telah banyak membantu kesuksesan Tuan James Lloris. Ayah Charlotte meninggal karena kecelakaan saat pulang dari mengantar dokumen penting milik ayah Hugo. Sementara ibu Charlotte juga telah meninggal karena sakit jantungnya kambuh saat mendengar ayah Charlotte kecelakaan. Ayah Charlotte bekerja keras untuk membiayai hidup Charlotte dan menyembuhkan ibunya ibunya, tetapi takdir Tuhan berkata lain, sehingga menyisakan Charlotte hidup sebatang kara saat itu. Tuan James menjodohk

    Last Updated : 2024-01-22
  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    11. Calon Ibu Mertua

    "Hugo!" Charlotte terkejut saat melihat ada Hugo di tepi jalan. "Ada apa Nona?" Sopir bertanya pada Charlotte karena terkejut mendengar Charlotte tiba-tiba mengatakan sesuatu. "Ah, maaf. Tidak ada apa-apa. Lanjutkan perjalanan saja Pak," ujar Charlotte. "Baik Nona." Sopir itu melanjutkan perjalanan. Sementara itu, Charlotte berusaha menutup wajahnya menggunakan tas agar Hugo tidak melihatnya saat mobil lewat tepat di samping Hugo. Mobil melintas tepat di tepi Hugo dan tatapan Hugo melihat ke arah mobil itu. Namun, ia tidak menyadari bahwa yang sedang berada di dalam mobil tersebut adalah istrinya sendiri. Saat sudah melewati Hugo kurang lebih 500 meter Charlotte bergumam, "Untung saja Dia tidak melihatku." Charlotte mengatakan itu sambil mengelus dadanya dan menghembuskan nafas tanda lega. Ia kembali merapikan duduknya dan meletakkan tasnya di sampingnya. Mobil melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota yang lumayan sibuk, tetapi tidak sampai menyebabkan kemacetan. S

    Last Updated : 2024-01-24

Latest chapter

  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    31. Kabar Mengejutkan

    "Kamu mau pulang?" tanya Charlotte pada Malvin yang telah memutus sambungan telepon. "Iya, aku harus segera pulang. Ada masalah di pekerjaan," jawab Malvin."Apa tidak bisa diselesaikan asistenmu?" tanya Charlotte lagi. "Tidak, ini sudah masalah yang sangat fatal. Pihak klien meminta aku sendiri yang datang.""Lalu aku bagaimana?" tanya Charlotte dengan nada sedih. "Maaf, kamu boleh disini dulu atau mau jalan-jalan sebelum aku pulang?" tanya Malvin berusaha menghibur Charlotte. "Kalau kamu pulang mendingan aku ikut pulang juga. Aku bosan kalau tidak ada temannya disini," jawab Charlotte. "Baiklah, aku minta asistenku memesan dua tiket untuk pulang.Malvin mengambil handuk yang ada di ujung ranjang dan melingkarkan ke tempat tubuhnya bagian bawah, lalu ia berjalan menuju kamar mandi. Sementara itu, saat Malvin sudah masuk ke kamar mandi Charlotte mengambil handuk kimono yang ada di ujung ranjang.Ch

  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    30. Malam Tak Terduga

    "Aaah …" teriak Charlotte.Bersamaan dengan itu Malvin berusaha menarik badan Charlotte ke dalam pelukannya. Namun, keseimbangan Malvin juga tidak kuat akhirnya mereka tercebur sama-sama ke dalam kolam renang yang penuh dengan kelopak mawar merah dan pink. Charlotte melingkarkan tangannya di leher Malvin untuk berpegangan. Sementara Malvin memegang pinggang Charlotte. Mereka saling berhadapan dan berpandangan satu sama lain. Malvin menatap wajah Charlotte lekat-lekat dalam jarak yang sangat dekat. Wajah Charlotte yang basah oleh air tampak begitu menarik bagi Malvin. Malvin memandang Charlotte sambil diam, Charlotte juga diam karena masih terkejut dengan kejadian yang baru saja menimpa mereka ia juga merasa salah tingkah karena dipandangi Malvin dalam jarak yang sangat dekat. Entah mengapa suasana berubah menjadi tegang. Detak jantung Malvin maupun Charlotte menjadi sangat cepat sampai-sampai mereka merasa detak jantung itu terdengar

  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    29. Dipaksa Ibu

    "Sarapan sudah siap, sekarang kalian sarapan dulu lalu nanti segera siap-siap," ujar Nyonya Diana sambil tersenyum. "Tapi Bu, kita tidak butuh bulan madu," ujar Malvin. "Gak ada tapi-tapi, ini wajib. Ibu sudah membelikan tiketnya jadi kalian tinggal berangkat. Ok!" seru Nyonya Diana lagi sambil tersenyum bahagia. Malvin berjalan di belakang ibunya menuju ke ruang makan. Dia masih terus membujuk ibunya agar tidak jadi bulan madu. Namun, Nyonya Diana sudah bertekad bulat untuk meminta mereka bulan madu. Nyonya Diana telah membeli dua tiket menuju ke negara Italia sebagai tujuan bulan madu Malvin dan Chintya. Italia dipilih sebagai destinasi bulan madu karena menurut Nyonya Diana di sana banyak destinasi wisata romantis. Nyonya Diana berharap bisa segera menimang cucu dari Malvin dan Chintya. Tiga sandwich telah terhidang di meja makan sebagai menu sarapan pagi ini. Nyonya Diana sengaja menyiapkan sendiri dan mengunci anak d

  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    28. Permintaan Ibu

    “Aku tidur dulu ya,” ujar Nyonya Diana sambil melangkahkan kakinya menuju ke kamar yang biasa ditempati Malvin.“Iya Bu, selamat tidur. Semoga Ibu mimpi indah,” ucap Malvin sambil mendorong tubuh ibunya menuju kamar itu dengan perlahan.“Kamu juga lekas tidur, jangan gila kerja!” teriak Nyonya Diana, beliau menghentikan langkahnya.“Iya Bu, Malvin juga mau tidur ini,” ujar Malvin sambil menatap ibunya.“Sebentar, aku harus memastikan kamu masuk ke dalam kamar dulu.”“Bu!” teriak Malvin merajuk.“Sekarang juga kamu harus masuk ke kamar. Kamu juga Chyntia, kalian harus lekas tidur,” pinta Nyonya Diana.“Baik Bu,” jawab Malvin sambil melangkahkan kakinya menuju ke kamar.Sementara itu, Malvin mulai merebahkan dirinya di sofa ruang tengah. “Kamu mau tidur di sini? Kenapa tidak di dalam saja?” ujar Nyonya Diana dengan bersedekap dada.“Malvin ingin tidur di sini Bu, di dalam panas,” jawab Malvin, i

  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    27. Permintaan Nyonya Diana

    "Dari mana saja kamu? Istri baru ditinggalkan sendirian sampai larut malam!" ujar Nyonya Diana saat Malvin baru saja masuk ke dalam apartemennya. "Ibu! Kenapa disini?" tanya Malvin yang terkejut dengan keberadaan ibunya di rumah. "Jawab dulu, kamu darimana?""Maaf, tadi ada keperluan mendesak Bu, Malvin tadi lembur.""Lembur apanya, Ibu melihat di cctv kantor kamu tidak ada di sana!" "Hah, Ibu sampai mengecek?" tanya Malvin semakin terkejut dengan yang dilakukan ibunya. "Ya, karena aku mencarimu!" teriak Nyonya Diana."Tadi aku ke rumah sakit Bu, aku tidak sengaja menyerempet karyawanku," jawab Malvin jujur. "Siapa?""Bianca."Mendengar nama Bianca, Charlotte terkejut dan bergumam, "Jadi dia pulang larut malam karena mengantar Bianca.""Kenapa kamu tidak mengabari istrimu?"Mendengar pertanyaan itu Malvin menjadi semakin terkejut. Malvin menoleh ke arah Charlotte dan Char

  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    26. Kelicikan Bianca

    “Bagaimana Dokter, apa dia tidak apa-apa?” tanya Malvin pada dokter yang baru saja memeriksa Bianca.“Dia tidak apa-apa Tuan, kakinya hanya tergores sedikit mungkin terkena bagian mobil,” ucap dokter menjelaskan.“Syukurlah kalau begitu. Sudah bisa langsung pulang kan Dok?” tanya Malvin lagi.“Tentu saja, tadi lukanya sudah diobati dan nanti akan saya berikan obat pereda nyeri.”Malvin menghembuskan napas lega dan tidak lupa mengucapkan terima kasih pada dokter tersebut.“Baiklah, terima kasih Dok.”“Sama-sama Tuan, saya lanjut memeriksa pasien yang lain ya,” pamit dokter itu.Malvin mengangguk, dan dokter itu berlalu. Malvin menuju ke ruangan dimana Bianca tadi diperiksa.“Kamu sudah diperbolehkan pulang. Untuk obatnya nanti akan diberikan,” ucap Malvin pada Bianca yang duduk di atas ranjang dengan kaki diperban.“Terima kasih Tuan,” jawab Bianca.“Sama-sama, dan maaf karena tadi mobilku menye

  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    25. Perpisahan

    "Ayo, Mama antar ke Papa!" ajak Charlotte pada putrinya sambil menuntunnya menuju ke lift. Mereka berdua baru saja melepas pelukan erat sebagai pelepas rindu. Nathalie menggangguk dan menuruti permintaan mamanya itu. Lift yang mereka naiki mengantar sampai ke lantai dasar. Bunyi denting lift mempersilakan Mama dan anak itu untuk keluar.Langkah kaki Charlotte membawanya sampai ke tempat parkir bersama Nathalie. Sampai di parkiran, ternyata Hugo telah menunggu dengan bersandar pada mobil BMWnya. Hugo segera berdiri tegap saat menyadari Charlotte dan Nathalie menghampirinya. Ia bersiap menyambutnya. "Sayang," ucap Hugo. "Papa," ucap Nathalie sambil berlari menghampiri papanya. Charlotte berhenti agak jauh dari mereka berdua dan memperhatikan kedekatan papa dan anaknya. "Pa, apa aku boleh ikut Mama?" tanya Nathalie pada papanya.Hugo menoleh ke arah Charlotte karena terkejut dengan pernyataan putrin

  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    24. Pertemuan dengan Nathalie

    "Halo, Malvin sudah sampai di kantor," ucap Bianca yang berbicara dengan lawan bicaranya lewat sambungan telepon.Lalu, Bianca mendengarkan lawan bicaranya dari telepon yang tersambung dan diletakkan di telinganya itu. "Ok," jawab Bianca dilanjutkan dengan memutuskan sambungan telepon. Ponsel itu ia letakkan di atas meja kerjanya. Lalu, Bianca melihat ke arah ruangan Malvin yang di ruangan itu Malvin tampak sedang sibuk membaca dokumen. Di rumah Hugo, ia sedang bersiap-siap. Nathalie juga tengah bersiap-siap dibantu suster yang merawatnya. "Sudah siap?" tanya Hugo pada Nathalie saat ia telah keluar dari kamarnya dan masuk ke kamar Nathalie. "Sudah Papa," jawab Nathalie dengan senyuman bahagia. "Let's go!" ajak Hugo sambil menggendong putri semata wayangnya itu. "Kamu senang?" tanya Hugo pada Nathalie yang sedang berada di gendongannya. "Tentu Papa, aku sangat senang karena akan diajak jalan-jala

  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    23. Makan Malam

    "Aku lapar, apa kamu sudah makan malam?" tanya Malvin pada Charlotte."Belum sempat. Tadi aku beres-beres batangku di kamar," jawab Charlotte."Mau makan malam di luar?" tanya Malvin lagi."Boleh juga," jawab Charlotte."Ayo!" ajak Malvin."Sebentar, aku ambil cardigan dulu."Charlotte ke kamar mengambil cardigan yang tergantung di belakang pintu. Tidak lupa ia juga mengambil ponselnya yang tergeletak di atas kasur. Setelah itu, ia kembali keluar kamar dan berkata, "Ayo, aku sudah siap!"Malvin yang tengah asyik mengoperasikan ponselnya mendongak melihat Charlotte. "Ok!" seru Malvin sambil memasukkan ponsel ke sakunya. Malvin telah melepas jas dan dasinya, saat ini ia mengenakan kemeja biru muda dan celana navy. Sementara Charlotte memakai dress selutut tanpa lengan ditambah cardigan lengan panjang untuk menutupi lengan dan tangannya, rambutnya yang bergelombang dibiarkan terurai rapi.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status